PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kejadian alam menurut sains ?
2. Bagaimana kejadian alam menurut islam ?
3. Apa asal-usul manusia menurut Teori Darwin ?
4. Apa asal-usul manusia menurut islam ?
5. Apa fungsi dan peran Manusia ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui kejadian alam menurut sains.
2. Untuk mengetahui kejadian alam menurut islam.
3. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut teori Darwin.
4. Untuk mengetahui asal-usul manusia menurut islam.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peran manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
http://yrhilma.blogspot.com/2015/03/makalah-iasbd-tentang-proses-penciptaan.html
3
2. Kejadian Alam Semesta Menurut Islam
Di dalam Alquran dikatakan bahwa alam semesta diciptakan dalam enam masa
yaitu meliputi penciptaan langit dalam dua masa dan bumi dalam dua masa serta
semua isi bumi dalam dua masa.
Allah mengabadikan penciptaan alam semesta dalam enam masa dalam firman-
Nya :
1. Fase I ( Masa Penciptaan Langit Pertama Kali )
QS. An-Nazi’at 79 (27)
: Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah
membangunnya. (27)
: dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang. (29)
4
: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (30)
5
benar-benar ahli dalam masalah ini menyadari bahwa tidak ada landasan ilmiah
bagi pernyataan evolusi manusia. David Pilbeam, ahli paleoanthropologi
dari Harvard University, mengatakan: “Jika Anda mengundang seorang ilmuwan
dari bidang ilmu yang lain dan menunjukkan padanya sedikitnya bukti yang kita
miliki ia tentu akan mengatakan, "Lupakan saja; itu tidak cukup untuk
diteruskan.”
Dan William Fix, seorang penulis sebuah buku penting dalam bidang
paleoanthropologi, berkomentar: “Seperti yang telah kita lihat, ada banyak
ilmuwan dan orang-orang populer saat ini yang memiliki nyali untuk
mengatakan bahwa ‘tidak ada keraguan’ tentang bagaimana manusia berasal.
Jika saja mereka memiliki bukti.”
Tetapi apakah landasan gagasan evolusi manusia yang diajukan oleh para
evolusionis? Ialah adanya banyak fosil yang dengannya para evolusionis bisa
membangun tafsiran-tafsiran khayalan. Sepanjang sejarah, telah hidup lebih dari
6.000 spesies kera, dan kebanyakan dari mereka telah punah. Saat ini, hanya 120
spesies yang hidup di bumi. Enam ribu atau lebih spesies kera ini, di mana
sebagian besar telah punah, merupakan sumber yang melimpah bagi
evolusionis.Pernyataan evolusi ini, yang "miskin akan bukti," memulai pohon
kekerabatan manusia dengan satu kelompok kera yang telah dinyatakan
membentuk satu genus tersendiri, Australopithecus. Menurut pernyataan
ini, Australopithecus secara bertahap mulai berjalan tegak, otaknya membesat,
dan ia melewati serangkaian tahapan hingga mencapai tahapan manusia
sekarang (Homo sapiens). Tetapi rekaman fosil tidak mendukung skenario ini.
Meskipun dinyatakan bahwa semua bentuk peralihan ada, terdapat rintangan
yang tidak dapat dilalui antara jejak fosil manusia dan kera. Lebih jauh lagi,
telah terungkap bahwa spesies yang digambarkan sebagai nenek moyang satu
sama lain sebenarnya adalah spesies masa itu yang hidup pada periode yang
sama. Ernst Mayr, salah satu pendukung utama teori evolusi abad ke-20,
berpendapat dalam bukunya One Long Argument bahwa "khususnya [teka-teki]
bersejarah seperti asal usul kehidupan atau Homo sapiens, adalah sangat sulit
6
dan bahkan mungkin tidak akan pernah menerima penjelasan akhir yang
memuaskan."
Di lain pihak, terdapat perbedaan yang berarti dalam susunan anatomi berbagai
ras manusia. Terlebih lagi, perbedaannya semakin besar antara ras prasejarah,
karena seiring dengan waktu ras manusia setidaknya telah bercampur satu sama
lain dan terasimilasi. Meskipun demikian, perbedaan penting masih terlihat
antara berbagai kelompok populasi yang hidup di dunia saat ini, seperti, sebagai
contoh, ras Scandinavia, suku pigmi Afrika, Inuits, penduduk asli Australia, dan
masih banyak lagi yang lain.
Tidak terdapat bukti untuk menunjukkan bahwa fosil yang disebuthominid oleh
ahli paleontologi evolusi sebenarnya bukanlah milik spesies kera yang berbeda
atau ras manusia yang telah punah. Dengan kata lain, tidak ada contoh bagi satu
bentuk peralihan antara manusia dan kera yang telah ditemukan. 3
Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat
di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi
akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-
Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun
demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah
(makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah. Karena ilmunya itulah
manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah
menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat (51) : 56).
3
http://danasetyapratama.blogspot.com/2016/04/asal-usulmanusia-menurut-teori-darwin.html
7
1. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal
ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah". (QS. As-Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) :
26)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
8
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan
daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Dalam suatu riwayat yang lain Ibnu Abas ra. Berkata : Allah Ta’ala menciptakan
nabi Adam as. Kepalanya (terbuat) dari tanah baitul Maqdis, wajahnya dari tanah
surga, kedua telinganya dari tanah Thurisaina, dahinya dari tanah Iraq, giginya
dari tanah telaga kautsar, tanganya yang kanan beserta jari-jarinya dari tanah
ka’bah, tanganya yang kiri dari tanah Paris, kedua kakinya beserta kedua betisnya
dari tanah india, tulangya dari tanah gunung, auratnya dari tanah Babilon,
punggungnya dari tanah Iraq, perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah
surga firdaus, lisanya dari tanah Thaif, dan kedua matanya dari tanah telaga
Kautsar.
Tatkala kepalanya (terbikin) dari tanah Baitul Maqdis, maka jadilah kepala itu
tempat akal, kepintaran, dan ucapan. Tatkala kedua telinganya (terbuat) dari tanah
Thurisaina, maka jadilah telinga itu tempat menerima nasehat. Dan tatkala
dahinya itu dari tanah Iraq, maka jadilah dahi itu tempat bersujud kepada Allah
Ta’ala . Tatkala wajah itu (terbuat) dari tanah surga, maka jadilah wajah itu
menjadi tempat kebagusan dan berias. Dan tatkala giginya itu (terbuat) dari tanah
telaga Kautsar, maka menjadilah gigi kitu menjadi tempat manis. Tatkala tangan
9
kananya ( terbuat) dari tanah ka’bah, maka menjadilah tangan kanan itu tempat
berkah dan menolong dalam kehidupan, serta bermurah.
Dan tatkala tangan kirinya dari tanah Faris, maka menjadilah tangan kiri itu
menjadi tempat bersuci & istinja’ (bercebok). Tatkala perutnya (terbikin) dari
tanah khurasan, maka jadilah perut itu menjadi tempat lapar, dan tatkal auratnya
terbuat dari tanah babilon, maka menjadilah aurat itu menjadi tempat syahwat,
berkhianat dan tipuan. Tatkala tulangnya (terbuat) dari tanah gunung, maka
jadilah tulang itu menjadi tulang yang keras, dan tatkala hati itu terbuat dari surga
firdaus, maka menjadilah hati itu tempat iman. Tatkala lisanya terbikin dari tanah
Thaif, maka jadilah lisan itu menjadi tempat melafadhkan syahadat, merendahkan
diri dan berdo’a kepada Allah SWT.
10
menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya),
amalnya, dan buruk baik (nasibnya). (HR. Bukhari-Muslim). 4
5. FUNGSI MANUSIA
Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berpikir.(QS.Al-Jaathiya.45:13)
4
Memahami Alam Semesta dan Fenomenanya, Mashyari Fatawi, Mulawarman University Press,
Samarinda, 2015, 43-49
11
manusia dipercayakan untuk menanggung fungsi Khalifah (penguasa, pengelola,
dan pemakmur bumi) untuk kesejahteraan hidupnya.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman,
"Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.Al-Baqara.2:30)
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (QS.Al-Baqara.2:31)
Dari ungkapan AL Qur’an di atas dapat dipahami bahwa salah satu syarat
mutlak dalam rangka mengemban tugas khalifah adalah ilmu pengetahuan. Dari
ayat itu dapat kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan mestilah diperoleh melalui
proses belajar,malaikat mengakui tidak memperoleh pengetahuan kecuali apa
yang telah diajarkan Allah kepada mereka. Apabila ilmu pengetahuan telah
diperoleh pada tempatnyalah manusia dapat menjalankan
tugasnya,mengelola,memanfaatkan segala kekayaan alam semesta ini untuk
kemakmuran dan kesejahteraan manusia.
Bekal hidup tersebut bukan saja yang ada di bumi melainkan juga apa yang
terkandung diluar bumi (langit) seperti udara,air hujan,matahari dan benda-benda
12
lain yang ditundukkan Allah bagi kemudahaan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
َّ من
ََِالشاكِ ِرين ْ ب َِِلللَّ َه َف
ِ اع ُب ْدو َُك ْن
13
Karena itu, hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaklah
engkau termasuk orang yang bersyukur." (QS.Az-Zumar.39:66)
Kata dunia tidak kurang dari 122 kali disebutkan dalam Al Qur’an.
Menikmati kehidupan dunia tidak dilarang,bahkan kita dianjurkan untuk merebut
akhirat dengan tanpa melupakan dunia.
77. Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
14
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang
yang berbuat kerusakan.(QS.Al-Qasas.28:77)
5
ISLAM DAN ASPEK-ASPEK KEMASYARAKATAN, Drs. Kaelang HD, M.A., PT.Bumi
Aksara, Jakarta, 2000, 9-16
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa aspek dalam penciptaan alam, yakni bentuk gas sebagai bentuk
pertama dari bahan samawi serta pembatasan secara simbolis bilangan langit
sampai tujuh. Hal ini menunjukkan adanya proses fondamental dari
pembentukan kosmos dan kesudahannya dengan penyusunan alam
B. SARAN
16
DAFTAR PUSAKA
http://yrhilma.blogspot.com/2015/03/makalah-iasbd-tentang-proses-
penciptaan.html
http://danasetyapratama.blogspot.com/2016/04/asal-usulmanusia-menurut-teori-
darwin.html
17