Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik.Oleh karena itu, manusia


dan berbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai
kalangan.Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya
dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan
tempat tinggalnya.Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman asal usul manusia
yang dikaitkan dengan primata.
Penciptaan manusia pada awal kehidupan dari evolusi awal terciptanya
manusia yang rumit ini ada hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam
semesta.
Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala, namun
sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang
sebenarnya.Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia, misalnya
homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang
kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.
Manusia hidup dalam lingkungan yang disebut dengan alam.Berbicara tentang
alam sendiri, pandangan manusia terbagi menjadi dua.Yaitu, terjadi secara
kebetulan dan ada yang menciptakan.Lalu, bagaimanakah konsep Islam tentang
manusia dan alam?

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kejadian alam menurut sains ?
2. Bagaimana kejadian alam menurut islam ?
3. Apa asal-usul manusia menurut Teori Darwin ?
4. Apa asal-usul manusia menurut islam ?
5. Apa fungsi dan peran Manusia ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui kejadian alam menurut sains.
2. Untuk mengetahui kejadian alam menurut islam.
3. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut teori Darwin.
4. Untuk mengetahui asal-usul manusia menurut islam.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peran manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kejadian Alam Semesta Menurut Sains

Alquran menyebutkan alam semesta diciptakan dalam enam masa. Untuk


membuktikannya, banyak ilmuan melakukan penelitian akan hal itu dengan
pendekatan sains. Diantaranya ialah ilmuan Achmad Marconi menjelaskan
tentang pengertian enam masa kejadian alam semesta dengan singkat:
1. Masa pertama, terjadinya dentuman besar Big Bang, pada saat ini
kontinum ruang waktu yang lahir masih berujud samar-samar, dimana
energy dan ruang waktu tidak jelas beda
2. Masa kedua, pada masa ini alam semesta mengalami proses inflasi.
Grafitasi muncul sebagai pernyataan adanya materi, dan gaya inti-kuat
memisahkan diri dari gaya inti-lemah dan gaya elektromagnetis
3. Masa ketiga, pada masa ini dimulailah sintesa atau pembentukan inti atom.
4. Masa keempat, dalam tahap ini ada kemungkinan terjadinya
pengeompokan-pengelompokan materi fundamental, electron mulai
terbentuk namun masih dalam keadaan bebas, dan belum terikat oleh inti
atom.
5. Masa kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil. Artinya electron-
elektron mulai terikat oleh inti atom, dan terjadilah atom-atom yang stabil
di jagat raya ini. Terjadi pemisahan materi dan radiasi, sehuingga alam
semesta menjadi tembus cahaya. Proton galaksi mulai terbentuk.
6. Masa keenam, terbentuknya galaksi bintang, tata-surya dan planet

Demikian proses penciptaan dalam perspektif sains ternyata sejalan dengan


Alquran bahwa penciptaan alam semesta itu terjadi talam enam masa. (1)

1
http://yrhilma.blogspot.com/2015/03/makalah-iasbd-tentang-proses-penciptaan.html

3
2. Kejadian Alam Semesta Menurut Islam

Di dalam Alquran dikatakan bahwa alam semesta diciptakan dalam enam masa
yaitu meliputi penciptaan langit dalam dua masa dan bumi dalam dua masa serta
semua isi bumi dalam dua masa.
Allah mengabadikan penciptaan alam semesta dalam enam masa dalam firman-
Nya :
1. Fase I ( Masa Penciptaan Langit Pertama Kali )
QS. An-Nazi’at 79 (27)

: Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah
membangunnya. (27)

2. Fase II ( Masa Pengembangan dan Penyempurnaan )


QS. An-Nazi’at 79 (28)

: Dia meninggikan bengunannya lalu menyempurnakannya (28)

3. Fase III ( Masa Pembentukan Tata Surya termasuk Bumi )


QS. An-Naziat 79 (29)

: dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang. (29)

4. Fase IV ( Masa Awal mula Daratan di Bumi )


QS. An-Nazi’at 79 (30)

4
: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (30)

5. Fase V ( Masa Pengiriman Air ke Bumi melalui Komet )


QS. An-Nazi’at 79 (31)

: Dia mengeluarkan darinya mata airnya dan tumbuh-tumbuhannya. (31)

6. Fase VI ( Masa Proses Geologis serta Munculnya Tumbuh-tumbuhan,


Hewan dan Manusia )
QS. An-Nazi’at 79 (32-33)

: Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh (32) untuk


kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (33) 2

3. Asal Usul Manusia Menurut Teori Darwin


Darwin mengajukan penyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu
nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man, terbitan tahun
1871. Sejak saat itu hingga sekarang, para pengikut jalanDarwin telah mencoba
mendukung pernyataannya. Tatapi meskpun berbagai penelitian telah dilakukan,
pernyataan mengenai "evolusi manusia" tidak didukung oleh penemuan ilmiah
yang nyata, khususnya dalam hal fosil.
Kebanyakan masyarakat awam tidak menyadari kenyataan ini, dan berfikir
bahwa pernyataan evolusi manusia didukung oleh banyak bukti yang kuat.
Penyebab adanya opini yang keliru ini adalah bahwa permasalahan ini sering
dibahas dalam media dan dihadirkan sebagai fakta yang terbukti. Tetapi yang
2
Memahami Alam Semesta dan Fenomenanya, Mashyari Fatawi, Mulawarman University Press,
Samarinda, 2015, 27-34

5
benar-benar ahli dalam masalah ini menyadari bahwa tidak ada landasan ilmiah
bagi pernyataan evolusi manusia. David Pilbeam, ahli paleoanthropologi
dari Harvard University, mengatakan: “Jika Anda mengundang seorang ilmuwan
dari bidang ilmu yang lain dan menunjukkan padanya sedikitnya bukti yang kita
miliki ia tentu akan mengatakan, "Lupakan saja; itu tidak cukup untuk
diteruskan.”
Dan William Fix, seorang penulis sebuah buku penting dalam bidang
paleoanthropologi, berkomentar: “Seperti yang telah kita lihat, ada banyak
ilmuwan dan orang-orang populer saat ini yang memiliki nyali untuk
mengatakan bahwa ‘tidak ada keraguan’ tentang bagaimana manusia berasal.
Jika saja mereka memiliki bukti.”
Tetapi apakah landasan gagasan evolusi manusia yang diajukan oleh para
evolusionis? Ialah adanya banyak fosil yang dengannya para evolusionis bisa
membangun tafsiran-tafsiran khayalan. Sepanjang sejarah, telah hidup lebih dari
6.000 spesies kera, dan kebanyakan dari mereka telah punah. Saat ini, hanya 120
spesies yang hidup di bumi. Enam ribu atau lebih spesies kera ini, di mana
sebagian besar telah punah, merupakan sumber yang melimpah bagi
evolusionis.Pernyataan evolusi ini, yang "miskin akan bukti," memulai pohon
kekerabatan manusia dengan satu kelompok kera yang telah dinyatakan
membentuk satu genus tersendiri, Australopithecus. Menurut pernyataan
ini, Australopithecus secara bertahap mulai berjalan tegak, otaknya membesat,
dan ia melewati serangkaian tahapan hingga mencapai tahapan manusia
sekarang (Homo sapiens). Tetapi rekaman fosil tidak mendukung skenario ini.
Meskipun dinyatakan bahwa semua bentuk peralihan ada, terdapat rintangan
yang tidak dapat dilalui antara jejak fosil manusia dan kera. Lebih jauh lagi,
telah terungkap bahwa spesies yang digambarkan sebagai nenek moyang satu
sama lain sebenarnya adalah spesies masa itu yang hidup pada periode yang
sama. Ernst Mayr, salah satu pendukung utama teori evolusi abad ke-20,
berpendapat dalam bukunya One Long Argument bahwa "khususnya [teka-teki]
bersejarah seperti asal usul kehidupan atau Homo sapiens, adalah sangat sulit

6
dan bahkan mungkin tidak akan pernah menerima penjelasan akhir yang
memuaskan."
Di lain pihak, terdapat perbedaan yang berarti dalam susunan anatomi berbagai
ras manusia. Terlebih lagi, perbedaannya semakin besar antara ras prasejarah,
karena seiring dengan waktu ras manusia setidaknya telah bercampur satu sama
lain dan terasimilasi. Meskipun demikian, perbedaan penting masih terlihat
antara berbagai kelompok populasi yang hidup di dunia saat ini, seperti, sebagai
contoh, ras Scandinavia, suku pigmi Afrika, Inuits, penduduk asli Australia, dan
masih banyak lagi yang lain.
Tidak terdapat bukti untuk menunjukkan bahwa fosil yang disebuthominid oleh
ahli paleontologi evolusi sebenarnya bukanlah milik spesies kera yang berbeda
atau ras manusia yang telah punah. Dengan kata lain, tidak ada contoh bagi satu
bentuk peralihan antara manusia dan kera yang telah ditemukan. 3

4. Asal-usul Manusia Menurut Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat
di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi
akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-
Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun
demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah
(makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah. Karena ilmunya itulah
manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah
menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56.

: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat (51) : 56).
3
http://danasetyapratama.blogspot.com/2016/04/asal-usulmanusia-menurut-teori-darwin.html

7
1. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal
ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :

"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah". (QS. As-Sajdah (32) : 7)

Dan Allah juga berfirman dalam Qur’an Surat Al-Hijr :26

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) :
26)

2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik


dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :

8
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan
daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)

Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.

Dalam suatu riwayat yang lain Ibnu Abas ra. Berkata : Allah Ta’ala menciptakan
nabi Adam as. Kepalanya (terbuat) dari tanah baitul Maqdis, wajahnya dari tanah
surga, kedua telinganya dari tanah Thurisaina, dahinya dari tanah Iraq, giginya
dari tanah telaga kautsar, tanganya yang kanan beserta jari-jarinya dari tanah
ka’bah, tanganya yang kiri dari tanah Paris, kedua kakinya beserta kedua betisnya
dari tanah india, tulangya dari tanah gunung, auratnya dari tanah Babilon,
punggungnya dari tanah Iraq, perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah
surga firdaus, lisanya dari tanah Thaif, dan kedua matanya dari tanah telaga
Kautsar.

Tatkala kepalanya (terbikin) dari tanah Baitul Maqdis, maka jadilah kepala itu
tempat akal, kepintaran, dan ucapan. Tatkala kedua telinganya (terbuat) dari tanah
Thurisaina, maka jadilah telinga itu tempat menerima nasehat. Dan tatkala
dahinya itu dari tanah Iraq, maka jadilah dahi itu tempat bersujud kepada Allah
Ta’ala . Tatkala wajah itu (terbuat) dari tanah surga, maka jadilah wajah itu
menjadi tempat kebagusan dan berias. Dan tatkala giginya itu (terbuat) dari tanah
telaga Kautsar, maka menjadilah gigi kitu menjadi tempat manis. Tatkala tangan

9
kananya ( terbuat) dari tanah ka’bah, maka menjadilah tangan kanan itu tempat
berkah dan menolong dalam kehidupan, serta bermurah.

Dan tatkala tangan kirinya dari tanah Faris, maka menjadilah tangan kiri itu
menjadi tempat bersuci & istinja’ (bercebok). Tatkala perutnya (terbikin) dari
tanah khurasan, maka jadilah perut itu menjadi tempat lapar, dan tatkal auratnya
terbuat dari tanah babilon, maka menjadilah aurat itu menjadi tempat syahwat,
berkhianat dan tipuan. Tatkala tulangnya (terbuat) dari tanah gunung, maka
jadilah tulang itu menjadi tulang yang keras, dan tatkala hati itu terbuat dari surga
firdaus, maka menjadilah hati itu tempat iman. Tatkala lisanya terbikin dari tanah
Thaif, maka jadilah lisan itu menjadi tempat melafadhkan syahadat, merendahkan
diri dan berdo’a kepada Allah SWT.

3. Proses kejadian manusia ketiga

Allah telah menyatakan bahwa manusia terjadi daripada percampuran Nutfah.


Nutfah ialah air mani. Air mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan.
Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an melalui ( Surah Al-Insan (76) : 2 ).

Mafhumnya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setetes air


mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan).

Kemudian dalam salah satu hadist Rasulullah SAW bersabda :

Telah bersabda Rasulullah AW dan dialah yang benar dan dibenarkan.


Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkan pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian
selama itu pula (Empat puluh hari) dijadiakan sepotong dagimg. Kemudian
diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk

10
menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya),
amalnya, dan buruk baik (nasibnya). (HR. Bukhari-Muslim). 4

5. FUNGSI MANUSIA

Manusia dilahirkan ke dunia di tengah eksistensi alam semesta (makhluk) yang


menyandang tugas dankewajiban yang berat dalam fungsinya yang ganda ,yaitu
sebagai berikut.

1.selaku khalifah allah

khalihah berarti pengganti, penguasa, pengelola, atau pemakmur. Selaku


khalifah manusia tidak boleh mengabaikan keserasian hidupnya berdampingan
dengan alam semesta sebagai ekosistem. Manusia memang tidak dapat hidup
sendirian, ia memerlukan bekal hidup yang disumbangkan oleh makhluk lain
karena memang eksistensi segala makhluk itu diperuntukkan bagi kehidupan
manusia, Al Qur’an 45:13 menyatakan:

ِِ‫مي ًعا ِم ْن ُۚ ُه ِإنَّ ِفي َٰ َذلِ َك ََليَاتٍل‬ ِ ‫ياْلَ ْر‬


َ ‫ض‬
ِ ‫ج‬ ْ ِ‫يالسمَاوَاتِ َومَاف‬
َّ ِ‫ممَاف‬ْ ‫خ َرلَ ُك‬ َّ ‫َس‬َ ‫و‬
َِ ‫ك ُر‬
‫ون‬ َّ ‫َق ْو ٍميَ َت َف‬

Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berpikir.(QS.Al-Jaathiya.45:13)

Manusia meskipun ia sama-sama mekhluk tetapi ia memiliki keunggulan


dari makhluk lain .keunggulan tersebut kecuali karena manusia memang
diciptakan sebagai makhluk yang baik dan sempurna (ahsani taqwim) dengan
bentuk tubuh yang elastis dan dinamis dapat dikembangkan secara fleksibel
menurut kehendak manusia, juga karena anugrah yang tiada taranya,yaitu akal.
Dengan berbekal alam semesta (lingkungan), tubuh yang sempurna, serta akal<

4
Memahami Alam Semesta dan Fenomenanya, Mashyari Fatawi, Mulawarman University Press,
Samarinda, 2015, 43-49

11
manusia dipercayakan untuk menanggung fungsi Khalifah (penguasa, pengelola,
dan pemakmur bumi) untuk kesejahteraan hidupnya.

Bagaimana seyogianya manusia bertindak dalam posisnya sebagai


khalifah itu.mari kita perhatikan keterangan AL Qur’an berikut:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman,
"Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.Al-Baqara.2:30)

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (QS.Al-Baqara.2:31)

Dari ungkapan AL Qur’an di atas dapat dipahami bahwa salah satu syarat
mutlak dalam rangka mengemban tugas khalifah adalah ilmu pengetahuan. Dari
ayat itu dapat kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan mestilah diperoleh melalui
proses belajar,malaikat mengakui tidak memperoleh pengetahuan kecuali apa
yang telah diajarkan Allah kepada mereka. Apabila ilmu pengetahuan telah
diperoleh pada tempatnyalah manusia dapat menjalankan
tugasnya,mengelola,memanfaatkan segala kekayaan alam semesta ini untuk
kemakmuran dan kesejahteraan manusia.

Bekal hidup tersebut bukan saja yang ada di bumi melainkan juga apa yang
terkandung diluar bumi (langit) seperti udara,air hujan,matahari dan benda-benda

12
lain yang ditundukkan Allah bagi kemudahaan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.

2. selaku hamba Allah

َ ‫س ِإ ََّّللِي َْع ُب ُدونِ َومَا‬


ُ ‫خلَ ْق‬
ِ‫ت‬ ِ ْ ‫ْالجِ َّنو‬
َ ‫َاْل ْن‬
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku. (QS.Adh-Dhaariyat.51:56)

Menyembah Allah semata: artinya hanya kepada-Nyalah segala


pengabdian ditunjukan.Allah ialah tuhan yang maha esa, pencipta segala makhluk,
tiada sekutu bagi-Nya baik ia sebagai tuhan yang disembah maupun sebagai tuhan
pemelihara alam semesta ini.Menyembah, memohon perlindungan atau apa saja
perbuatan yang menyerupakan Tuhan dengan makhluk,atau mengangkat makhluk
berkedudukan sebagai Tuhan disebut syirik,dan orang yang berbuat demikian
dinamakan musyrik. Perbuatan syirik adalah kezaliman terbesar di sisi Allah.
Perbuatan baik amal saleh yang terwujud dalam fungsi manusia selaku Khalifah
akan berarti di sisi Allah apabila dilakukan dalam rangka pengabdian kepada-Nya.
Maksudnya ialah bahwa seringkali ada perbuatan yang tampaknya dilakukan
dalam urusan dunia,seperti berdagang,bertani,menjadi pegawai,sekolah(dalam
rangka pengelolaan bumi untuk memakmurkan manusia) apabila dilakukan
dengan niat dan maksud ibadah kepada Allah maka ia telah melakukan dua fungsi
(khalifah dan ibadah) sekaligus. Ganjaranya di dunia ia peroleh,dan di akhirat
akan memperoleh pahala berlipat ganda.

Sebaliknya sesuatu pekerjaan besar yang telah banyak manfaatnya bagi


manusia akan sia-sia di sisi Allah jika tidak disertai niat ibadah kepada Allah,dan
ini lebih tidak berarti kalau dilakukan bersamaan dengan perbuatan syirik
(mempersekutukan Allah)

َّ ‫من‬
َِ‫َالشاكِ ِرين‬ ْ ‫ب َِِلللَّ َه َف‬
ِ ‫اع ُب ْدو َُك ْن‬

13
Karena itu, hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaklah
engkau termasuk orang yang bersyukur." (QS.Az-Zumar.39:66)

Lebih lanjut Allah menyatakan bahwa ada kemungkinan dosa hamba-


Nya akan diampuni dengan rahmat keampunan-Nya.Tapi dosa syirik yang
dilakukan seseorang sampai matinya tiada tobat,Allah tidak akan
mengampuninya,karena perbuatan demikian itu sesungguhnya telah menyeleweng
dari fitrah manusia yang semestinya hanya kepada Allah sematalah ia
menyembah.

PERAN HIDUP MANUSIA

Hidup menurut konsep islam bukan hanya kehidupan duniawi ini


saja,tetapi berkelanjutan sampai kehidupan ukhrawi (di alam akhirat nanti). Hidup
di dunia merupakan masa bakti, dan kehidupan di akhirat erat sekali hubunganya
dengan kualitas hidup di dunia ini.

Padangan dan prinsip ini menampilkan perilaku sebagai “akhlak


muslim”. Manusia muslim sadar benar bahwa hidup di dunia merupakan terminal
dari perjalanan hidup manusia yang panjang ; mulai dari alam arwah, alam arham,
alam dunia,alam barzakh, dan berakhir di alam akhirat. Di alam dunia ini manusia
mengemban tugasnya dan di sini pula ia menentukan pilihannya, apakah ingin
menjadi penghuni surga atau menjadi penghuni neraka.

Kata dunia tidak kurang dari 122 kali disebutkan dalam Al Qur’an.
Menikmati kehidupan dunia tidak dilarang,bahkan kita dianjurkan untuk merebut
akhirat dengan tanpa melupakan dunia.

77. Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan

14
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang
yang berbuat kerusakan.(QS.Al-Qasas.28:77)

‫خالِ ِدي َن ِفيهَاأَبَ ًدِا‬


َ ‫َااْلَ ْنهَا ُر‬
ْ ‫َحتِه‬ ْ ‫م ْنت‬ ْ ‫ج َّناتُ َع ْدنٍت‬
ِ ‫َج ِري‬ َ ‫م‬ْ ‫م ِع ْن َد َربِ ِه‬
ْ ‫ه‬ ُ ‫جز‬
ُ ‫َاؤ‬ َ
ُِ َّ‫شيَ َرب‬
‫ه‬ ِ ‫خ‬ َ ِ‫واع ْن ُۚ ُه َٰ َذلِ َكل‬
َ ‫م ْن‬ َ ‫ض‬ ْ ‫ضيَاللَّ ُه َع ْن ُه‬
ُ ‫م َو َر‬ ِ ‫َر‬
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida
terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagiorang yang takut kepada Tuhannya. (QS.Al-Bayyina.98:8)

Memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an di atas dapat disimpulkan bahwa


tujuan akhir dari kehidupan manusia (muslim dan mukmin) ialah mencapai rida
Allah.surga memang dambaan setiap mukmin muslim, karena negeri itu sebaik-
baik kediaman di akhirat.Akan tetapi Allah tidak memasukkan ke sana orang-
orang yang tidak diridai-Nya,karena surga memang hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang mendapat rida-Nya. Oleh sebab itu tepatlah apabila tujuan akhir
hidup manusia muslim mukmin semata menuntut rida Allah SWT yang
direalisasikan dalam bentuk perjuangan menjalankan tugas dan fungsi gandanya,
khalifah dan beribadat. Tujuan hidup ini senantiasa diucapkan dalam pernyataan
yang ikhlas tiap kali melakukan shalat, yakni:

َِ‫مين‬ ْ ِ‫َحيَايَ َو َممَاتِيلِلَّه َرِب‬


ِ َ‫ال َعال‬ ِ ْ ‫ُق‬
ُ ُ‫ْلنَّص ََِلتِي َون‬
ْ ‫سكِي َوم‬
ِ
Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,(QS.Al-An’aam.6:162). 5

5
ISLAM DAN ASPEK-ASPEK KEMASYARAKATAN, Drs. Kaelang HD, M.A., PT.Bumi
Aksara, Jakarta, 2000, 9-16

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tentang asal-usul manusia, alquran menjelaskan bahwa manusia diciptakan


dari tanah liat. Menurut islam manusia sekarang ini adalah keturunan Adam
berbeda dari pada teori evolusi Darwin yang hanya memperlihatkan aspek
jasmaniyah sehingga segala sesuatunya adalah sama dengan kejadian Adam,
yakni fisiknya dari saripati tanah dan ruhnya dari Tuhan. Hakikat manusia
dalam pandangan islam yaitu : Manusia sebagai hamba Allah, Manusia
sebagai makhluk yang mulia, Manusia sebagai pemelihara dan pemanfaat
kelestarian alam.

Beberapa aspek dalam penciptaan alam, yakni bentuk gas sebagai bentuk
pertama dari bahan samawi serta pembatasan secara simbolis bilangan langit
sampai tujuh. Hal ini menunjukkan adanya proses fondamental dari
pembentukan kosmos dan kesudahannya dengan penyusunan alam

B. SARAN

Sebagai pemula di bangku perkuliahan, kami menyadari bahwa makalah ini


masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat
bagi kami untuk lebih memperbaiki atau memperdalam kajian ini.

16
DAFTAR PUSAKA

Mashyari Fatawi. 2015. Memahami Alam Semesta dan Fenomenanya.


Samarinda : Mulawarman University Press

Drs. Kaelang HD, M.A. 2000. ISLAM DAN ASPEK-ASPEK


KEMASYARAKATAN. Jakarta : PT. Bumi Aksara

http://yrhilma.blogspot.com/2015/03/makalah-iasbd-tentang-proses-
penciptaan.html

http://danasetyapratama.blogspot.com/2016/04/asal-usulmanusia-menurut-teori-
darwin.html

17

Anda mungkin juga menyukai