DI SUSUN OLEH :
2121050010
Daftar Isi...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan .........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Alam Semesta...............................................................................................4
2.2 Teori Mengenai Alam semesta.....................................................................5
2.3 Asal Mula Kejadian Alam Menurut Ilmu Pengatahuan …………………..7
Daftar Pustaka
i
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia berusaha memahami alam semesta ini dari zaman dahulu bahkan
sampai sekarang. Pada jaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi
merupakan pusat dari alam semesta ini ( Geosentrisme ). Namun, berkat
pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah sejak Zaman
abad pertengahan yang dipelopori oleh Copernicus menjadi Heliosentrik, yaitu
matahari menjadi pusat beredarnya bumi dan planet-planet lain.
Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang Mikrokosmos dan
Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
1
sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan sebagainya.Sedangkan
makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar,
misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Dengan diperolehnya berbagai pesan
dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi. Alam
semesta mungkin mempunyai 1011 galaksi dimana tiap-tiap galaksi mempunyai
1011 bintang yang tersebar dengan masing-masing bintang memiliki 1057 atom
hidrogen.
Manusia dengan tekun mencari-cari bagaimana caranya alam raya tercipta
sering terhalang karena keterbatasan pandangannya, oleh sebab itu kita tidak
boleh heran bahwa sejak zaman purbakalah hingga sekarang manusia dari
berbagai peradaban mencoba menemukanmodel terbentuknya bumi sesuai dengan
tingkat perkembangan pengetahuan dan kepintarannya. Perkembangan citra
manusia mengenai alam raya seringkali terikat sangat erat pada pengetahuan yang
diturunkan kepadanya. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan tentang alamraya
sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah pendidikan agama tentang alam
semesta ini antara lain :
1. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen.
2. Agar mahasiswa/mahasiswi mengetahui apa alam semesta itu.
3. Supaya mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui teori mencari alam semesta.
4. Dapat membantu mahasiswa/mahasiswi kejadian alam semesta menurut ilmu
pengetahuan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Alam semesta ini sangat besar, sehingga kita sulit mengetahui seberapa
besar dan luasnya. Alam semesta terdiri dari miliaran galaksi dan benda-benda
langit yang tidak terhitung banyaknya, ini adalah kebesaran Allah SWT. Hanya
sekitar 10% benda langit dari hasil penelitian di ruang angkasa yang bisa dikenali,
sedangkan sisanya belum bisa dikenali. Alam semesta atau jagat raya adalah suatu
ruangan yang maha besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan
abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang tidak dapat diungkapakan. Seabad yang lalu,
penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli
astronomi. Alasannya adalah penerimaan umum atas gagasan bahwa alam semesta
telah ada sejak waktu tak terbatas. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuwan
beranggapan bahwa jagat raya hanyalah akumulasi materi dan tidak mempunyai
awal. Tidak ada momen "penciptaan", yakni momen ketika alam semesta dan
segala isinya muncul. Gagasan "keberadaan abadi" ini sesuai dengan pandangan
orang Eropa yang berasal dari filsafat materialisme. Filsafat ini, yang awalnya
dikembangkan di dunia Yunani kuno, menyatakan bahwa materi adalah satu-
satunya yang ada di jagat raya dan jagat raya ada sejak waktu tak terbatas dan
akan ada selamanya. Filsafat ini bertahan dalam bentuk-bentuk berbeda selama
zaman Romawi, namun pada akhir kekaisaran Romawi dan Abad Pertengahan,
materialisme mulai mengalami kemunduran karena pengaruh filsafat gereja
Katolik dan Kristen. Setelah Renaisans, materialisme kembali mendapatkan
penerimaan luas di antara pelajar dan ilmuwan Eropa, sebagian besar karena
kesetiaan mereka terhadap filsafat Yunani kuno. Immanuel Kant-lah yang pada
masa Pencerahan Eropa, menyatakan dan mendukung kembali materialisme. Kant
menyatakan bahwa alam semesta ada selamanya dan bahwa setiap probabilitas,
betapapun mustahil, harus dianggap mungkin. Pengikut Kant terus
4
mempertahankan gagasannya tentang alam semesta tanpa batas beserta
materialisme. Pada awal abad ke-19, gagasan bahwa alam semesta tidak
mempunyai awal- bahwa tidak pernah ada momen ketika jagat raya diciptakan-
secara luas diterima. Pandangan ini dibawa ke abad ke-20 melalui karya-karya
materialis dialektik seperti Karl Marx dan Friedrich Engels. Pandangan tentang
alam semesta tanpa batas sangat sesuai dengan ateisme. Tidak sulit melihat
alasannya. Untuk meyakini bahwa alam semesta mempunyai permulaan, bisa
berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti, tentu saja, memerlukan pencipta, yaitu
Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk menghindari isu ini dengan mengajukan
gagasan bahwa "alam semesta ada selamanya", meskipun tidak ada dasar ilmiah
sekecil apa pun untuk membuat klaim seperti itu. Georges Politzer, yang
mendukung dan mempertahankan gagasan ini dalam buku-bukunya yang
diterbitkan pada awal abad ke-20, adalah pendukung setia Marxisme dan
Materialisme. Dengan mempercayai kebenaran model "jagat raya tanpa batas",
Politzer menolak gagasan penciptaan dalam bukunya Principes Fondamentaux de
Philosophie ketika dia menulis: Alam semesta bukanlah objek yang diciptakan,
jika memang demikian, maka jagat raya harus diciptakan secara seketika oleh
Tuhan dan muncul dari ketiadaan. Untuk mengakui penciptaan, orang harus
mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika alam semesta tidak ada, dan
bahwa sesuatu muncul dari ketiadaan. Ini pandangan yang tidak bisa diterima
sains. Politzer menganggap sains berada di pihaknya dalam pembelaannya
terhadap gagasan alam semesta tanpa batas. Kenyataannya, sains merupakan bukti
bahwa jagat raya sungguh-sungguh mempunyai permulaan. Dan seperti yang
dinyatakan Politzer sendiri, jika ada penciptaan maka harus ada penciptanya.
Ada beberapa teori mengani alam semesta antara lain adalah sebagai
berikut :
5
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat besar
yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar,
karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan hebatnya.
Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat
cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah berjuta-juta
tahun massa yang berserakan membentuk kelompok-kelompok dengan berat
jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula. Kelompok-kelompok tersebut
akhirnya menjadi galaksi yang bergerak menjauhi titik intinya. Teori ini
didukung oleh adanya kenyataan bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu
bergerak menjauhi intinya.
Teori Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori ini
pada mulanya alam semesta berupa sebuah primeval atom yang berisi materi
dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh
materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul dua gaya saling
bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya dinamakan
gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih dominan sehingga
alam semesta masih akan ekspansi terusmenerus.
6
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai
titik batas kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun,
akan dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta
adalah hidrogen dan hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat
lainnya.
Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu massa
ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam jangka
waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi
serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga-
tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan
membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi terjadi
galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur
yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang
sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa
partikel-partikel yang ada pada saat ini berasal dari partikel-partikel yang ada
pada zaman dahulu. Selain itu, ada pula teori-teori lain seperti “Stady State
Theory” yaitu anggapan orang yang mengatakan bahwa alam semesta ini
sudah ada selamnya seperti susunan sekarang ini. Dan zatzat terus menerus
terbentul. Kemudian “Occilating Theory” yaitu pendapat yang mengatakan
bahwa alam semesta ini tetap dalam keadaan melar dan menciut dalam jangka
waktu ribuan juta tahun.
7
menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Hal ini yang disebut
meledak dengan berkeping-keping, keping-kepingan itu akhirnya menjadi
bintang-bintang, matahri kita, planet-planet, sateli-sateli, galaxy-galaxy, nabula,
benda-benda semesta lainya bertaburan memenuhi ruang kosong. Ilmu
pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan
maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa pada suatu saat seluruh
alam semesta masih berupa 'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat
rapat dan tak tembus pandang, The First Three Minutes, a Modern View of the
Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah
prinsip yang tak diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para
ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-bintang baru dari
peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa alam semesta mencakup
keseluruhan benda-benda alam yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari,
planet-planet, nabula dan satelit-satelit. Yang dimana asal muasal benda alam itu
sudah dinyatakan kebenarannya melalui penelitian para ahli. Alam semesta adalah
suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik
dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang tidak. Terdapat beberapa teori asal mula
penciptaan alam semesta, yaitu ; Teori Dentuman atau Teori Ledakan, Teori Big
Bang,Teori Creatio Continua (Teori Keadaan Tetap), Teori Ekspansi dan
Kontraksi
3.2. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Minio1.123dok.com
https://minio1.123dok.com/dt03pdf/123dok/pdf/2018/08_21/
hsbuhl1593427690.pdf?X-Amz-Content-Sha256=UNSIGNED-PAYLOAD&X-
Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=HBT28R878GBP52A279VA%2F20210925%2F
%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20210925T091554Z&X-Amz-
SignedHeaders=host&X-Amz-Expires=600&X-Amz-
Signature=f84ad56fbce359f43afd63e9b8ce373b6587ea544dc1ccd1699c70a6f64
763ca
Alimirwansyah.blogspot.com/2016/04/makalah-teori-dan-terbentuknya-alam
http://alimirwansyah.blogspot.com/2016/04/makalah-teori-dan-terbentuknya-
alam.html
10