Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mengingat semakin banyaknya cabang ilmu dikancah dunia yang
mengalami berbagai kemajuan baik dibidang politik, budaya, sosial, ekonomi,
maupun teknologi dan informasi, terdapat suatu kajian ilmu yang didalamnya
membahas tentang asal-usul dan sejarah terbentuknya semesta ala mini, baik
dari berbagai teori keilmuan, para tokoh, dan menurut pandangan islam
berdasar kitab sucinya yaitu al-Qur’an. Adapun ilmu yang membahas kajian ini
disebut sebagai disiplin Ilmu Alamiah Dasar.
Ilmu Alamiah Dasar yang didalamnya membahas tentang unsur-unsur
kehidupan seperti air, udara, gas, dan lain-lain. Serta asal-usul pola pemikiran
manusia terbentuk sehingga dapat menciptakan penemuan-penemuan yang
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Dalam disiplin ilmu ini juga membahas
pelajaran sains yang dulunya sudah pernah dipelajari di bangku SD, SMP, dan
SMA. Sehingga pada kesempatan kali ini dari pihak penyusun sendiri hanya
akan mengulas kembali sedikit tentang teori-teori pembentukan alam semesta
dari pandangan barat meliputi para pakar dan ilmuan dan pandangan islam
terkait teori pemebntukan alam semesta.
Pada kesempatan ini, penyusun bermaksud membahas teori-teori
terbentuknya alam semesta dari awal sampai sekarang hingga ditempati oleh
makhluk hidup maupun makhluk mati. Yang dapat diperbarui maupun tidak
dapat diperbarui. Hasil penulisan ini berangkat dari tugas yang diamanahkan
oleh dosen pengampu terkait dengan materi pembahasan yang sudah menjadi
tanggungan untuk nantinya dipresentasikan dan setidaknya dapat memeberi
pemahaman secara umum kepada teman-teman dalam metode diskusi
kelompok.

1
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, dapat diperoleh beberapa
rumusan masalah yang nantinya akan dibahas pada bab pembahasan. Adapun
rumusan masalah yang muncul yaitu:
1. Bagaimana pandangan teori barat atau modern terkait dengan pembentukan
alam semesta?
2. Bagaimana pandangan Islam tentang pembentukan alam semesta berdasar
pada kitab suci al-Qur’an?

C. Tujuan Penulisan
Adapun dari beberapa rumusan masalah diatas, dapat diperoleh
beberapa tujuan penulisan, yang dimaksudkan untuk mengetahui berbagai
jawaban dari rumusan masalah tersebut diatas. Diantara tujuan penulisan
makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang bagaimana pandangan teori barat atau modern
terkait dengan pembentukan alam semesta
2. Untuk menganalisis tentang bagaimana pandangan Islam tentang
pembentukan alam semesta berdasar pada kitab suci al-Qur’an.

D. Manfaat Penulisan
Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan ini adalah
mencakup aspek teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Aspek teoritis
a. Hasil penulisan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan yang
bermanfaat untuk mengisi waktu kosong dan sebagai penambah
wawasan serta ilmu pengetahuan.
b. Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan dalam
pengambilan sebuah referensi untuk dijadikan bukti yang nyata dalam
sebuah pengutipan.

2
2. Aspek praktis
a. Hasil penulisan ini dapat dijaikan sebagai media pembelajaran dalam
matakuliah Ilmu Alamiah Dasar sesuai dengan materi yang akan
dibahas.
b. Hasil penulisan ini dapat dijadikan bahan ajar dan menjadi salah satu
media penunjang perkuliahan materi terkait.
c. Hasil penulisan ini dapat dijadikan materi presentasi dalam sebuah
diskusi terkait.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kelahiran Alam Semesta Menurut Teori Barat Atau Modern


Pengertian alam semesta mencakup tentang mikroskosmos dan
makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran
yang sangat kecil, misalnya atom, electron, sel, amoeba, dan sebagainya.
Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat
besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam
pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di
dalamnya. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai
penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari
penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya
beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi timbullah
beberapa teori yanmg mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta.
Teori tersebut dikelompokkan menjadi:

1. Teori Keadaan Tetap (Steady-State Theory)1


Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan
bahwa alam semesta dimana pun dan bagaimana pun selalu sama.
Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu
yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama
walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini
ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang
sebanding dengan galaksi yang lama. Dengan demikian teori ini secara
ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh,
menjadi tua dan akhirnya mati.

1
Heri Purnama, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm 130.

4
Jadi teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga
besarnya dan tak terhingga tuanya. (tanpa awal dan tanpa akhir).
Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi
bumi yang dihubungkan dengan jarak antara galaksi-galaksi dengan bumi
dari hasil pemotretan satelit maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak
galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi
bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju kepanjang
gelombang yang lebih besar yaitu menuju merah, yang hal ini sering dikenal
dengan pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini, menguatkan bahwa
alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi).
Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai
adanya pengembangan.

2. Teori Dentuman Besar (Big-Bang Theory)2


Teori ini berdasarkan dari asumsi massa yang sangat besar dan
massa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak
dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat
menjauhi pusat ledakan.
Menurut teori ini ada beberapa massa yang penting selama terjadinya
alam semesta yaitu:
- Masa batas dinding planck, yaitu masa pada saat alam semesta
berumur 10−43detik berdasarkan hasil perhitungan planck.
- Masa Jiffy, yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10−23 detik,
dengan jari-jari alam semesta 10−13 cm dengan kerapatannya 1055 kali
kerapatan air.
- Masa Quark, yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10−4 detik.
Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak
berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai
kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.

2
Ibid

5
- Masa pembentukan Lipton, yaitu masa pada saat alam semesta
berumur setelah 10−4 detik.
- Masa Radiasi, yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu
juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hydrogen menjadi helium
mempunyai suhu 109 derajat kelvin. Pada saat usia alam semesta
berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu 3000 derajat kelvin.
- Masa pembentukan galaksi, yaitu pada usia alam semesta 108 -109
tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut pilin yang
berputar membentuk piring raksasa.
- Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,4 X 109 tahun.
Pada tahun 1543 Copernicus mengemukakan pendapatnya bahwa
matahari sebagai pusat dari sistem tata surya yang terkenal dengan
heliosentris.
Namun ada pendapat lain terkait pengertian teori Big Bang ini. Teori
Big Bang atau ledakan besar adalah teori terbentuknya alam semesta yang
paling terkenal dan paling masuk akal. Teori menyatakan bahwa alam
semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian
meledak dan mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Big Bang
adalah teori yang paling banyak didukung oleh sederetan bukti ilmiah
sehingga dapat diterima oleh semua kalangan baik para ilmuan maupun
orang awam. Uniknya, teori ini juga dapat menentukan akhir dari alam
semesta.3

B. Kelahiran Alam Semesta Ditinjau Dari Sudut Islam Berupa Kitab Suci
Al-Quran
Al-Qur’an tidak hanya ditujukan kepada manusia, tetapi juga ditujukan
kepada seluruh ciptaan Allah SWT. Dalam banyak ayat, Allah sendiri bersumpah
atas nama beragai ciptaan-Nya, seperti matahari, bulan, berbagai jenis buah-
buahan, dan dalam banyak ayat al-Qur’an menyuruh manusia agar memperhatikan
3
https://kompasiana.com/regitacahyamhrn/59ad235982386a04970e5784/big-bang-teori-yang-
menjelaskan-terbentuknya-alam-semesta-dan-memprediksi-akhir-alam-semesta, diakses pada hari Senin, 8
April 2019, pkl 20:27

6
kebijaksanaan luar biasa yang terdapat dalam ciptaan-Nya. Dengan cara serupa,
Islam memperuntukkan dirinya bagi alam primordial manusia yang ada dalam
pancaran pesan kosmis yang tertulis diatas dedaunan, gunung-gunung dan
bintang-bintang. Itulah sebabnya baik ayat-ayat Al-Qur’an maupun fenomena
alam disebutkan dalam ayat, dan Al-Qur’an menyebut kedua ayat ini, yang ada
dalam jiwa manusia Maupun dalam ciptaan-Nya yang lain sebagai tanda-tanda
atau isyarat Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam ayat terkenal, yang
artinya:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi
mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar” (QS. 41: 53)4
Menurut sudut pandang Islam, dunia diciptakan Allah, dipelihara oleh-Nya
serta kembali kepada-Nya. Salah satu makna ayat, “Allah adalah yang awal dan
yang akhir, yang zahir dan yang batil” (QS, 57: 3), yakni Allah awal dan akhir
alam semesta. Dia juga makna gaib segala sesuatu dan bahkan tanda-tanda nyata
atau aspek luar segala sesuatu yang merefleksikan nama-nama dan sifat-Nya.
Seluruh dunia yang kita ketahui dan mampu kita jelajahi adalah ciptaan Allah
SWT. Dunia ini tidak abadi walaupun aksi penciptaan yang dilakukan Allah
SWT, tentu saja abadi; dengan kata lain, Islam tidak mengakui terjadinya
perubahan dalam sifat Tuhan. Seluruh tata kosmis seperti kita tahu dan kita lihat,
mempunyai awal dan akhirnya. Pernyataan awal perintah Ilahi ‘kun fa yakun’,
‘jadi, maka jadilah’, (QS. 36: 82), dan semua kembali kepada-Nya. Lebih dari itu,
Allah SWT mempunyai kekuasaan untuk menciptakan kembali, untuk
menghadirkan ciptaan lain yang Al-Qur’an katakan sebagai ciptaan baru
(Khalqun Jadid). Karena itu, kaum muslim harus senantiasa menyadari sifat
pencipta-Nya tentang dunia. Alam semesta bukanlah realitas yang berdiri sendiri.
Alam semesta menyandarkan eksistensinya sepenuhnya pada pemeliharaan
Tuhan. Lebih dari itu, seluruh keteraturan, keselarasan dan hukumnya berasal dari
Allah SWT. Keselarasan yang mengagumkan dalam alam ciptaan adalah refleksi
tauhid, perwujudan Yang Maha Esa di dunia yang serba beragam ini.

4
Ibid, hlm 138.

7
Kaum muslim memandang hukum alam bukan sebgai hukum independen
yang berjalan dengan sendirinya seoalah-olah dunia memiliki independensi
ontologis. Mereka melihat hukum-hukum ini sebagai refleksi kebijakan Allah dan
juga perwujudan kehendak-Nya. Allah-lah yang berkehendak bahwa matahari
terbit setiap pagi dari timur dan terbenam di barat, ciptaan tertentu terbang di
angkasa atau berenang di laut. Sangat mengagumkan begitu banyak ayat Al-
Qur’an menyebutkan hukum paling mendasar yang mengatur perputaran alam.
Tanpa maksud menentang pengetahua manusia untuk mempelajari hukum alam
dengan menerima pengetahuan yang selalu bersandar pada pengetahuan tentang
Allah SWT dan harus selalu mendasar pada kesadaran bahwa dunia tidak
independen total dengan sendirinya tetapi mengambil sumber keberadaannya,
hukumnya, keselarasan dan transformasinya dari sumber segala-galanya, yaitu
Allah SWT.
Dalam makna yang dalam seseorang mungkin berkata bahwa seluruh alam
dalam muslim, berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah
SWT. Seluruh ciptaan tunduk pada alam yang Allah SWT ciptakan untuk mereka.

BAB III

8
PENUTUP

A. Simpulan
Dari adanya pembahasan ini pada bab sebelumnya, tentang teori
pembentukan bumi dapat disimpulkan bahwa terdapat dua pandangan berbeda
yang memunculkan perspektif beraneka ragam dalam menyikapi dan
menerimanya. Ada yang memandang tentang pembentukan alam dari segi
religi dan ada yang berpandangan melalui segi ilmu pengetahuan.
Dari kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu adanya dua pandangan
terkait dengan teori pembentukan bumi, yaitu teori ilmu pengetahuan
barat/modern dan yang kedua adalah teori dari pandangan Islam berdasar pada
kitab sucinya yaitu Al-Qur’an.
B. Saran
Setelah melalui proses yang cukup, baik dalam pengumpulan data dan
referensi, penyusunan, dan penulisan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
tanpa adanya sebuah halangan yang berarti. Berbagai masukan yang datang
dari berbagai pihak terkait hasil penulisan ini, dari pihak penulis sendiri sangat
mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penulis sendiri sadar akan kurangnya hasil penulisan ini, baik dalam
segi ketatabahasaan, struktur kalimat dan susunan klausanya. Maka dari itu,
dari penulis sendiri sangat berharap akan kritik dan tanggapan yang baik dan
membangun untuk penyusunan dan pembuatan makalah kedepannya.
Selain itu, apabila ada mahasiswa atau dari pihak pembaca yang akan
melakukan penulisan dan riset terkait dengan materi yang sama, penulis
menyarankan agar menjadikan hasil penulisan ini sebagai salah satu sumber
pengambilan referensi dalam kepenulisannya.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://kompasiana.com/regitacahyamhrn/59ad235982386a04970e5784/big-bang-
teori-yang-menjelaskan-terbentuknya-alam-semesta-dan-memprediksi-
akhir-alam-semesta, diakses pada hari Senin, 8 April 2019, pkl 20:27
Purnama, Heri. 2003. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai