Disusun Oleh :
Aditya Darmawan (
Makalah Islam dan Alam Semesta ini ditulis untuk memenuhi tugas
matakuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan. Selain itu, penulis juga ingin berbagi
ilmu kepada para pembaca, khususnya mengenai Islam dan Alam Semesta.
A. Latar Belakang
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang
sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh
manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan
bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta, akan tetapi
menjadikannya sebagai fasilitas dan sarana ilmu pengetahuan yang dapat
dikembangkan dari potensi manusia yang sudah ada saat ajali. Terdapat
penciptaan, proses ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Diantara
penciptaan makhluk hidup berlangsung ribuan bahkan jutaan proses fisika,
kimia, biologi, dan proses-proses lainnya.
Di dalam perspektif Islam, alam semesta merupakan sesuatu selain
Allah Swt. Oleh sebab itu, alam semesta bukan hanya langit dan bumi, namun
meliputi seluruh yang ada dan berada di antara keduanya. Bukan hanya itu, di
dalam perspektif Islam alam semesta tidak saja mencakup hal-hal yang
konkrit yang dapat diamati melalui panca indera manusia, tetapi alam semesta
juga merupakan segala sesuatu yang keberadaaannya tidak dapat diamati oleh
panca indera manusia. Alam semesta merupakan ciptaaan Allah Swt yang
diperuntukkan kepada manusia yang kemudian diamanahkan sebagai khalifah
untuk menjaga dan memeliharaan alam semesta ini, selain itu alam semesta
juga merupakan mediasi bagi manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan
yang terproses melalui pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Islam mengenai penciptaan alam semesta ?
2. Bagaimana pandangan Islam mengenai perbintangan ?
3. Bagaimana pandangan Islam mengenai Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pandangan Islam mengenai penciptaan alam semesta.
2. Mengetahui pandangan Islam mengenai Perbintangan.
ISI
1. Teori Bigbang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu.
Tidak seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini
terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu
yang lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta. Pada
abad ke 19, banyak orang mempercayai teori alam semesta yang tetap.
Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan,
dengan kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak
berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan materialis yang tidak
percaya tentang penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang
penciptaan alam semesta, yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan
bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada teori ini, dikatakan bahwa
alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang disebut Big
Bang. Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta yang
tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh
suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat
permulaan pada alam semesta. Banyak orang yang menganut paham
materialis yang tidak percaya dan menyanggah teori ini.
Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -
bukti yang ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-
sisa gema radiasi dentuman dari ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan
karena sisa-sisa gema dentuman tersebut masih ada meskipun proses-
proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah berlangsung
selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat ditemukan
pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai
kalangan di seluruh dunia.
2. Menurut Al-Qur’an
Al Qur’an telah menjelaskan bahwa sebenarnya seluruh kejadian di
alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana
dan konsep yang sudah tertera di dalamnya. Gambaran jelasnya, bahwa
C. Lingkungan Hidup
1
Hima’ adalah suatu kawasan yang khusus dilindungi oleh pemerintah (Imam Negara atau
Khalifah) atas dasar syariat guna melestarikan kehidupan liar serta hutan. Nabi pernah
mencagarkan kawasan sekitar Madinah sebagai Hima’ guna melindungi lembah, padang rumput
dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Lih Fachrudin, Konservasi Alam dalam Islam, Hal 53
D. Perbintangan
Singkatnya, kita dapat melihat bahwa cara pembagian yang dikarang oleh
manusia ini lebih mirip dengan pelukisan atau tanda, yang lebih tepat dikatakan
sebagai hasil khayalan dan tidak berdasarkan prosedur ilmiah yang cermat.
Pembagian bintang-bintang angkasa ke dalam kelompok-kelompok, yang
mempunyai bentuk tertentu dan mudah dikenal, adalah suatu penggambaran atau
pelukisan rasa kagum yang telah membangkitkan berbagai cerita dan
kepercayaan. Akan tetapi, karena ia dilukiskan dengan cara tertentu, maka orang
menyukai bentuknya yang karakteristik itu. Berbicara secara ilmiah, tidaklah
diragukan lagi, bahwa bentuk-bentuk ini akan tetap melekat untuk selama-
lamanya di dalam pikiran para pengamat dari bumi. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan, bahwa bintang-bintang itu berada terlalu jauh dari tempat kita, yang
jaraknya adalah diluar batas khayalan dan kemampuan manusia untuk
menjelaskannya. Rupa-rupanya seluruh pengertian ini secara kolektif tertera
2. Benda-Benda Langit
“Dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan
izin-Nya.”
(Surat Al-Hajj: 65)
Ribuan juta benda-benda demikian itu setiap harinya jatuh tanpa mengenal
ampun ke lapisan atmosfir bumi bagian atas, di saat lapisan atas atmosfer bertemu
lintasannya. Akan tetapi, meteorit-meteorit ini segera menguap atau terbakar. Ini
berlangsung pada jarak 80 sampai 100 kilometer dari permukaan bumi sebagai
akibat panas luar biasa yang ditimbulkan dari pergesekan dengan hambatan oleh
lapisan atmosfer paling atas. Tak perlu diterangkan bahwa kekuatab menarik
(traction) yang demikian cepat menimbulkan panas yang luar biasa, yang
selanjutnya menyebabkan penguapan meteorit dan memusnahkannya. Karena
itulah, benda-benda langit tersebut tidak sempat mencapai permukaan bumi.
Lapisan atas atmosfer melindungi kita dari bahaya yang ditimbulkannya. Kejadian
yang sama juga dialami oleh meteor, namun karena beberapa diantara meteor itu
ada yang berukuran besaar, maka adakalanya sampai juga di permukaan bumi. Di
antara meteor yang diketahui orang jatuh ke bumi ialah meteor raksasa Siberia
yang jatuh pada tahun 1908, menggocangkan permukaan bumi dan menyebabkan
kerusakan besaar di daerah itu dengan diameter 40 kilometer. Demikian pula
dengan meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat, mengakibatkan terjadinya
lubang seperti kepundan pada kerak bumi ia meledak, dan pecahannya terbang
berpencaran ke segala jurusan dalam bentuk meteor-meteor lain.
(Surat Al-Jin : 8, 9)
“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya
melainkan dengan kekuatan . . . Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan? . . . Kepada kamu (jin dan manusia) dilepaskan
nyala api dan percikan kuningan, maka kamu tidak dapat menyelamatkan
diri (daripadanya).”
(Surat Nuh : 16 )
(Surat Yasin : 38 )
DEPAG RI. 2001. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.
Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, DEPAG.