Anda di halaman 1dari 18

Islam dan Ilmu Pengetahuan

Islam dan Alam Semesta

Dosen Pengampu : Amany Burhanuddin

Disusun Oleh :

Mujadid Al-Rabi (11150970000017)

Aditya Darmawan (

Jurusan : Fisika (2A)

Fakultas : Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Dan tiada rasa yang pantas
penulis ungkapkan, selain rasa syukur kepada Allah SWT. Karena dengan kasih
sayang, hidayah, dan pertolongannya, penulisan makalah ini dapat penulis
selesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan atas keharibaanNabi
Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah kebenaran, sehingga dapat
menyelamatkan umatnya dari alam kegelapan menuju alam kebenaran dan
keselamatan. Juga semoga tercurah kepada para keluarga, sahabat dan semua
pengikutnya yang setia.

Makalah Islam dan Alam Semesta ini ditulis untuk memenuhi tugas
matakuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan. Selain itu, penulis juga ingin berbagi
ilmu kepada para pembaca, khususnya mengenai Islam dan Alam Semesta.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna, karena


kekurangan bahan buku bacaan yang penulis temukan. Jadi, penulis
mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca dan pengguna buku ini,
guna perbaikan dan kelengkapannya.

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................

1.1 Latarbelakang ......................................................................................................


1.2 RumusanMasalah ................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang
sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh
manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan
bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta, akan tetapi
menjadikannya sebagai fasilitas dan sarana ilmu pengetahuan yang dapat
dikembangkan dari potensi manusia yang sudah ada saat ajali. Terdapat
penciptaan, proses ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Diantara
penciptaan makhluk hidup berlangsung ribuan bahkan jutaan proses fisika,
kimia, biologi, dan proses-proses lainnya.
Di dalam perspektif Islam, alam semesta merupakan sesuatu selain
Allah Swt. Oleh sebab itu, alam semesta bukan hanya langit dan bumi, namun
meliputi seluruh yang ada dan berada di antara keduanya. Bukan hanya itu, di
dalam perspektif Islam alam semesta tidak saja mencakup hal-hal yang
konkrit yang dapat diamati melalui panca indera manusia, tetapi alam semesta
juga merupakan segala sesuatu yang keberadaaannya tidak dapat diamati oleh
panca indera manusia. Alam semesta merupakan ciptaaan Allah Swt yang
diperuntukkan kepada manusia yang kemudian diamanahkan sebagai khalifah
untuk menjaga dan memeliharaan alam semesta ini, selain itu alam semesta
juga merupakan mediasi bagi manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan
yang terproses melalui pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Islam mengenai penciptaan alam semesta ?
2. Bagaimana pandangan Islam mengenai perbintangan ?
3. Bagaimana pandangan Islam mengenai Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pandangan Islam mengenai penciptaan alam semesta.
2. Mengetahui pandangan Islam mengenai Perbintangan.

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


3. Mengetahui pandangan Islam mengenai Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


BAB II

ISI

A. Penciptaan Alam Semesta

1. Teori Bigbang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu.
Tidak seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini
terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu
yang lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta. Pada
abad ke 19, banyak orang mempercayai teori alam semesta yang tetap.
Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan,
dengan kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak
berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan materialis yang tidak
percaya tentang penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang
penciptaan alam semesta, yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan
bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada teori ini, dikatakan bahwa
alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang disebut Big
Bang. Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta yang
tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh
suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat
permulaan pada alam semesta. Banyak orang yang menganut paham
materialis yang tidak percaya dan menyanggah teori ini.
Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -
bukti yang ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-
sisa gema radiasi dentuman dari ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan
karena sisa-sisa gema dentuman tersebut masih ada meskipun proses-
proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah berlangsung
selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat ditemukan
pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai
kalangan di seluruh dunia.

2. Menurut Al-Qur’an
Al Qur’an telah menjelaskan bahwa sebenarnya seluruh kejadian di
alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana
dan konsep yang sudah tertera di dalamnya. Gambaran jelasnya, bahwa

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


semua proses alam semesta ini mengikuti dan merujuk pada segala yang
tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya
oleh manusia.
Mengenai proses penciptaan alam semesta, Al-Qur'an telah
menyebutkan secara gamblang mengenai hal tersebut, dan dapat dipahami
bahwa proses penciptaan alam semesta menurut al-Qur`an adalah secara
bertahap. Hal ini dapat diketahui melalui firman Allah Swt dalam Surat
Al Anbiya ayat 30, yang artinya “Dan apakah orang-orang yang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan
dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”(QS Al Anbiya : 30).Sangat jelas sekali
bahwasannya Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi
dahulunya merupakan satu kesatuan yang padu seperti apa yang
dikemukakan oleh Edwin Powell Hubble dalam teori big bang.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu
keduanya menuruti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.
Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati”, “ Maka Dia
menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-
tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-
baiknya`” (QS Fushshilat : 11-12). Surat ini menerangkan bahwa yang
pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi,
adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject
utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah
ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti
diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan
selama 6 masa. “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di
atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-
bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam.”(QS Al A’raf : 54).
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah
menghidupkannya dengan menu-runkan air dari langit. “ Dan Allah
menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS An Nahl : 65). Pertanyaannya adalah darimana air
ini berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya
kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah. “ Dan Kami turunkan
air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap
di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa
menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun : 18 ) “ …. Maka Kami
tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-
macam “ (QS Tha Ha : 53) “ Dan Allah telah menciptakan semua jenis
hewan dari air …” (QS An Nur : 45). Ketiga ayat tersebut makin
menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka
sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah
cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan.
Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk
hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan
darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari
hewan air.

B. Sumber Daya Alam

1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam


Manusia sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang sangat
banyak pasti memerlukan yang namanya sumber daya alam , khususnya
sumber daya alam hayati. Sumber daya alam hayati yang terdiri dari
binatang dan tumbuhan lebih dominan di manfaatkan oleh manusia di
bandingkan dengan sumber daya alam jenis lain , dengan sumber daya
alam hayati yang terdiri dari binatang dan tumbuhan manusia dapat
melangsungkan kehidupannya dengan cara memanfaatkannya.
Dari tumbuhan dan binatang manusia bisa memenuhi kebutuhan
hidup nya baik dari segi sandang , pangan dan papan. Dari segi sandang ,
manusia dapat memanfaatkan binatang utnuk di jadikan barang – barang
olahan lain dengan contoh kulit dari binatang dapat di jadikan jaket ,
sepatu dan sebagainya. Dari segi pangan , manusia dapat memanfaatkan
tumbuhan – tumbuhan dan binatang untuk kebutuhan pokok nya sebagai
makanan dan minuman. Dari segi papan , manusia juga dapat
memanfaatkan tumbuhan dan binatang untuk di olah dan di jadikan
sebagai bahan – bahan pembuatan tempat tinggal dengan contoh di daerah
– daerah pedalaman manusia menggunakan daun – daun tumbuhan yang
sudah kering untuk di jadikan sebagai atap rumah , batang – batang dari
tumbuhan di jadikan sebagai pondasi dan masih banyak lagi contohnya.

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al – Mu’minun
ayat 19 - 21 yang menjelaskan bahwa sumber daya alam yang masuk
dalam golongan hayati yaitu binatang dan tumbuhan diciptakan untuk
dimanfaatkan, “Maka Kami timbulkan di dalamnya kebun-kebun untuk
kamu, dari korma dan anggur-anggur. Dan untuk kamu pula buah -
buahan bermacam-macam banyaknya, dan dari padanyalah kamu
makan”. “Dan pohon kayu yang keluar dari bukit Thursina, tumbuh
dengan minyak dan bumbu campuran untuk orang-orang makan”. “Dan
sesungguhnya pada bina tang-binatang ternak adalah se suatu yang patut
kamu ambil ibarat; Kami beri minum kamu daripada apa yang keluar
dari dalam perutnya dan ada pula yang manfaatnya banyak sekali untuk
kamu, daripadanya pula kamu semua makan”.

2. Larangan Pemanfaatan SDA secara Berlebihan


Allah SWT menciptakan sumber daya alam yang sangat berlimpah
adalah untuk di manfaatkan oleh manusia , akan tetapi di zaman sekarang
ini manusia yang terkenal dengan hawa nafsu nya yang besar tidak lagi
memanfaatkan sumber daya alam secara semestinya , kebanyakan kini
manusia memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan atau biasa di
sebut boros , sikap inilah yang paling tidak di sukai oleh Allah SWT
karena mengapa , sikap berlebih lebihan itu adalah perilaku setan dan
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata , sebagaimana dalam
firman Allah SWT dalam Q.S Al- Isra’ ayat 27 :“Ssesungguhnya orang –
orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat
ingkar kepada tuhan nya.”
Akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan ini ,
manusia lah yang kembali di bingungkan , karena akibat hawa nafsu nya
yang berlebihan alam tak lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup
manusia yang di bilang sangat banyak dan tidak terbatas. Hutan tak
mampu lagi menyediakan sumber daya alam yang biasa manusia
konsumsi seperti kayu , dedaunan dan lain sebagainya , dan juga sumber
daya alam yang lain nya pun turut susah dalam memenuhi kebutuhan
hidup manusia.
Al – Qur’an menegaskan tentang prinsip larangan pemanfaatan
sumber daya alam secara berlebihan atau yang biasa kita sebut boros dan
juga melampaui batas. Selain menyalahi karakter dasar sumber daya alam
yang seimbang dan terukur , tetapi lebih dari itu juga menyalahi prinsip
hakekat keberadaan manusia dengan fungsi dan tugas utama manusia
sebagai pemakmur dan pengelola lingkungan.

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


Karena seperti yang telah diketahui akibat prilaku boros tersebut
juga akan berakibat fatal bagi orang yang melakukan nya tersebut seperti
tidak aknan terpenuhi nya lagi kebutuhan kebutuhan manusia yang amat
sangat banyak dan tidak terbatas.Sesungguhnya Allah SWT telah
berfirman dalam Q.S Al – An’am ayat 141 : “Dan dialah yang
menjadikan tanaman – tanaman yang merambat dan yang tidak
merambat , pohon korma , tanaman yang beraneka ragam rasanya ,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa
rasanya. Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah hak nya
(zakatnya) pada waktu memetik hasilnya , tapi jangan lah berlebih –
lebihan. Sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang – orang yang
berlebih – lebihan.”

C. Lingkungan Hidup

1. Tanggung Jawab Manusia terhadap Lingkungan


Dalam konteks mensyukuri nikmat Allah atas segala sesuatu yang
ada di alam ini untuk manusia, menjaga kelestarian alam bagi umat Islam
merupakan upaya untuk menjaga limpahan nikmat Allah secara
berksinambungan. Sebaliknya, membuat keruskan di muka bumi,akan
mengakibatkan timbulnya bencana terhadap manusia. Allah sendiri
membenci orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. “Dan
carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah
kepadamu(kebahagiaan)negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari ( kenikmatan ) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S Al-Qashas
:77).
Tanggung jawab manusia menjaga kelangsungan makhluk itulah
kiranya yang mendasari Nabi Muhammad SAW untuk mencadangkan
lahan-lahan yang masih asli. Rasulullah SAW pernah mengumumkan
kapada pengikutnya tentang suatu daerah sebagai suatu kawasan yang
tidak boleh digarap. Kawasan lindung itu, dalam syariat dikenal dengan
istilah hima1. Rasululloh mencadangkan hima semata-mata untuk

1
Hima’ adalah suatu kawasan yang khusus dilindungi oleh pemerintah (Imam Negara atau
Khalifah) atas dasar syariat guna melestarikan kehidupan liar serta hutan. Nabi pernah
mencagarkan kawasan sekitar Madinah sebagai Hima’ guna melindungi lembah, padang rumput
dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Lih Fachrudin, Konservasi Alam dalam Islam, Hal 53

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


menjaga ekosistem suatu tempat agar dapat terpenuhi kelestarian makhluk
yang hidup di dalamnya. Oleh karena itu kita hendaknya mencontoh
Rasulullah SAW dalam menjaga kelestarian lingkungan. Melihat
banyaknya kandungan Al-Qur’an yang membahas perintah menjaga
lingkungan, hendaknya kita sebagi umat Islam mau menyadari dan
merenungkan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an. Semoga dengan
tumbuhnya kesadaran umat Islam dalam beragama khusunya tentang
perintah menjaga keseimbangan alam dapat mengontrol pengolahan
sumber daya alam yang ada dengan bijak.

2. Larangan Membuat Kerusakan di Bumi


Timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidup merupakan
akibat perbuatan manusia. Karena manusia yang diberi tanggungjawab
sebagai khalifah di bumi telah menyallahgunakan amanah. Manusia
mempunyai daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk
lainnya tidak memilikinya. Kelebihan manusia yang disalahgunakan
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang semakin bertambah parah.
Kelalaian dan dominasi manusia terhadap alam dan pengolahan
lingkungan yang tidak beraturan membuat segala unsur harmoni dan
sesuatu yang tumbuh alami berubah menjadi kacau dan sering berakhir
dengan bencana.
Dalam firman Allah Q.S Ar-Ruum ayat 41. Sesungguhnya Allah
telah menetapkan dan menggambarkan akibat dari kedurhakaan manusia
terhadap syariat. Manusia hanya bisa menguras dan menggali isi bumi
saja tanpa memperhatikan dampaknya. Maka terjadilah bencana dan
kerusakan di atas muka bumi. Padahal semua itu, menurut Yang Maha
Kuasa, adalah akibat dari tangan-tangan manusia itu sendiri: “Telah
tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”( QS.Ar-Rum : 41 ).
Sesungguhnya Allah telah melarang manusia membuat kerusakan
di muka bumi ini. Seperti yang terdapat dalam Firman Allah : “......... Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Tuhan
memperbaikinya” (Q.S Al-A’raf:85).
Kerusakan yang terjadi selama ini tidak lain karena manusia telah
diperbudak oleh sistem yang kapital dan juga tumbuhnya sifat materalistik
hedonistik, sehingga berusaha sebisa mungkin mengeksploitsi alam secara
maksimal dengan tidak mengindahkan prinsip pembangunan
berkelanjutan. Hal ini karena manusia terlalu berorientasi pada
keuntungan semata. Dalam ayat lain, Allah memberi tuntunan agar

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


manusia tidak menuruti orang yang membuat kerusakan. “Dan janganlah
kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat
kerusakan di muka bumi bumi dan tidak mengadakan perbaikan”.( Q.S.
Asy-Syu’ara 151-152).

D. Perbintangan

1. Tentang Bintang-Bintang di Langit


Di dalam Surat Al-Hijr ayat 16 disebutkan :

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di


langit dan Kami jadikan dia kelihatan indah bagi orang-orang yang
memandang(nya).”

(Surat Al- Hijr : 16)

Kita sudah mengetahui, bahwa ahli-ahli astronomi terdahulu membagi


bintang-bintang angkasa dalam 90 kelompok atau konstelasi. Termasuk dalam
kelompok besar ini suatu lingkaran khayali (mintaqul buruj) yang terdiri dari
zodiak-zodiak (zodiac, buruj) yang melintasi bumi secara berturut-turut dalam
satu tahun penuh. Gejala ini terlihat, di semua planet dalam lingkungan tata surya
(solar system), karena planet-planet itu pun bergerak dari satu zodiak ke zodiak
lain. Zodiak-zodiak itu ialah Aries (Burjulhamal), Taurus (Berjuljadi),
Gemini/Betelguese (Burjuljauza-i), Cancer (Burjul’agrab), Leo (Burjul-asad),
Virgo (Burjussumbulat), Libra (Burjulmizah), Scorpio (Burjussaratan), Sagitarius
(Burjulgaus), Capricornus (Burjutstsauri), Aquarius (Burjuddalwi), dan pisces
(Burjulhut).

Singkatnya, kita dapat melihat bahwa cara pembagian yang dikarang oleh
manusia ini lebih mirip dengan pelukisan atau tanda, yang lebih tepat dikatakan
sebagai hasil khayalan dan tidak berdasarkan prosedur ilmiah yang cermat.
Pembagian bintang-bintang angkasa ke dalam kelompok-kelompok, yang
mempunyai bentuk tertentu dan mudah dikenal, adalah suatu penggambaran atau
pelukisan rasa kagum yang telah membangkitkan berbagai cerita dan
kepercayaan. Akan tetapi, karena ia dilukiskan dengan cara tertentu, maka orang
menyukai bentuknya yang karakteristik itu. Berbicara secara ilmiah, tidaklah
diragukan lagi, bahwa bentuk-bentuk ini akan tetap melekat untuk selama-
lamanya di dalam pikiran para pengamat dari bumi. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan, bahwa bintang-bintang itu berada terlalu jauh dari tempat kita, yang
jaraknya adalah diluar batas khayalan dan kemampuan manusia untuk
menjelaskannya. Rupa-rupanya seluruh pengertian ini secara kolektif tertera

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


dalam ayat tersebut dengan gaya yang tak dapat ditiru dan dilahirkan secara murni
ilmiah.

2. Benda-Benda Langit
“Dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan
izin-Nya.”
(Surat Al-Hajj: 65)

Benda-benda langit mempunyai ukuran dan bentuk bermacam-macam.


Diantaranya adalah matahari, bintang-bintang, planet maupun meteor dan
meteorit. Semua benda ini bergerak menurut garis edar (orbit, falak)-nya, dan
berada dibawah pengaruh gravitasi (gaya tarik) tertentu. Bumi dapat
mempengaruhi jalannya salah satu meteorit bila ia mengambang di sekeliling
matahari. Beberapa dari meteorit ini bergerak dengan kecepatan kurang lebih 45
mil per detik, dan karena kecepatannya itu orang memperkirakan, bahwa satu
pecahan meteorit yang beratnya hanya seperseribu gram dapat membawa akibat
penghancuran yang menyamai penghancuran yang diakibatkan oleh sebutir peluru
senapan. Sungguhpun ukuran meteorit sedemikian itu tak melebihi sama sekali
ukuran satu partikel pasir, ia dapat mengakibatkan kerusakan langsung bila
membentur tubuh manusia, luka yang diakibatkannya tak kurang dari luka akibat
tembakan langsung senjata api.

Ribuan juta benda-benda demikian itu setiap harinya jatuh tanpa mengenal
ampun ke lapisan atmosfir bumi bagian atas, di saat lapisan atas atmosfer bertemu
lintasannya. Akan tetapi, meteorit-meteorit ini segera menguap atau terbakar. Ini
berlangsung pada jarak 80 sampai 100 kilometer dari permukaan bumi sebagai
akibat panas luar biasa yang ditimbulkan dari pergesekan dengan hambatan oleh
lapisan atmosfer paling atas. Tak perlu diterangkan bahwa kekuatab menarik
(traction) yang demikian cepat menimbulkan panas yang luar biasa, yang
selanjutnya menyebabkan penguapan meteorit dan memusnahkannya. Karena
itulah, benda-benda langit tersebut tidak sempat mencapai permukaan bumi.
Lapisan atas atmosfer melindungi kita dari bahaya yang ditimbulkannya. Kejadian
yang sama juga dialami oleh meteor, namun karena beberapa diantara meteor itu
ada yang berukuran besaar, maka adakalanya sampai juga di permukaan bumi. Di
antara meteor yang diketahui orang jatuh ke bumi ialah meteor raksasa Siberia
yang jatuh pada tahun 1908, menggocangkan permukaan bumi dan menyebabkan
kerusakan besaar di daerah itu dengan diameter 40 kilometer. Demikian pula
dengan meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat, mengakibatkan terjadinya
lubang seperti kepundan pada kerak bumi ia meledak, dan pecahannya terbang
berpencaran ke segala jurusan dalam bentuk meteor-meteor lain.

3. Meteor, Meteorit, Sinar Kosmos: Ancaman bagi Penjelajah Angkasa

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


Sudah barang tentu meteor itu dianggap sebagai ancaman besar bagi para
penjelajah ruang angkasa. Cerita tentang meteor mengejar setan yang mencoba
naik ke angkasa bukanlah cerita baru. Al-Qur’an dalam Surat Al-Jin menceritakan
kepada kita tentang sesuatu yang terjadi di dunia gaib, sebagai berikut :

“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,


maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-
panah api . . . Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi
sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu)
tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).”

(Surat Al-Jin : 8, 9)

Dikatakan juga di dalam Surat Ar-Rahman:

“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya
melainkan dengan kekuatan . . . Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan? . . . Kepada kamu (jin dan manusia) dilepaskan
nyala api dan percikan kuningan, maka kamu tidak dapat menyelamatkan
diri (daripadanya).”

(Surat Ar-Rahman : 33, 34, 35)

Ayat-ayat suci ini mengungkapkan kepada kita sejumlah rahasia tentang


angkasa. Ia menjelaskan kepada kita, bahwa ruang alam semesta bukanlah sesuatu
yang mutlak hampa dalam arti sesungguhnya. Pada hakikatnya, ruang angkasa itu
penuh berisi elektron dan inti dari unsur-unsur yang tanpa itu kehidupa ini tidak
bisa terjadi sama sekali. Manusia tidak mungkin sama sekali melakukan
pengamatan dari ruang alam semesta, kecuali di dalam era ruang angkasa dan
satelit sekarang ini. Orang telah menemukan, bahwa di sekeliling bumi terdapa
lingkaran-lingkaran atau gelang-gelang sempurna yang berisi kumpulan-
kumpulan besar elektron. Elektron-elektron ini disemburkan dari matahari dengan
energi yang besar. Tak ada makhluk hidup yang dapat memperlihatkan diri pada
gelang-gelang itu maupun menembusnya tanpa tindakan-tindakan pencegahan
yang sangat cermat. Sampai sekarang tidak banyak yang diketahui tentang sukses
yang dicapai ole makhluk hidup dalam menembus gelang-gelang ini. Para
ilmuwan memberi nama pada sebagian besar gelang-gelang angkasa tersebut
dengan sebutan “sinar-sinar kosmos”. Boleh jadi nama ini diberikan karena
sebagian dari sinar dan elektron-elektron itu berasal dari jarak yang jauh sekali di

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


ruang angkasa. Di sini lagi-lagi lapisan luar dari atmosfer melindungi bumi,
mencegah sinar-sinar itu mencapai permukaan bumi.

4. Ruang Jagat Raya


Berkenaan dengan seluruh ruang jagat raya Al-Qur’an menyebutkan :

“Maha Suci Dia yang telah menciptakan bintang-bintang di langit dan


matahari di dalamnya.”

(Surat Al-Furqan : 61)

Zodiak-zodiak sebagaimana telah disebut sebelumnya, terdiri atas gugusan


bintang seperti terdahulu, terdiri atas gugusan bintang seperti terlihat dari bumi.
Matahari yang menjadi bagian kehidupan kita secara relatif tidak begitu jauh dari
bumi. Ia adalah sebuah bintang besar berdiameter lebih dari satu sepertiga juta
kilometer. Diameternya jauh lebih panjang dari diameter bumi, yakni kurang lebih
seratus ribu kali lebih panjang. Matahari itu seumpama pelita yang memancarkan
cahaya dan panas. Matahari sebagai pelita itu disebut kembali dalam surat Nuh
ayat 16 yang berbunyi sebagai berikut :

“Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan


matahari sebagai pelita.”

(Surat Nuh : 16 )

5. Matahari dan Benda Langit Lainnya Bergerak


“Dan matahari berjalan ke tempat yang ditentukan baginya, Demikianlah
ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.”

(Surat Yasin : 38 )

Di dalam Surat Luqman ayat 29 juga disebutkan:

“. . . Dia tundukan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai


kepada waktu yang ditentukan.”

(Surat Luqman : 29)

Sebenarnya masih banyak ayat Al-Qur’an yang menunjukkan gerakan


matahari dan planet-planet lainnya. Selain dari itu, ayat-ayat tersebut menunjukan
keadaan sebanding dan seimbang di antara kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhinya. Sebagai misal, Al-Qur’an dalam Surat Yasin ayat 40
mengatakan :

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


“. . . dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”

(Surat Yasin : 40)

Selain itu dalam Surat Ar-Rum ayat 25 dinyatakan :

“Dan diantaranya tanda-tanda (Kebesaran)-Nya itu ialah bahwa langit


dan bumi hidup atas perintah-Nya (iradat-Nya).”

(Surat Ar-Rum : 25)

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


DAFTAR PUSTAKA

Fachrudin, M. 2005. Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta : Buku Obor

Harahap, Adnan.1997. Islam dan Lingkungan . Jakarta : Fatma Press

DEPAG RI. 2001. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.
Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, DEPAG.

Jamaludin, El-Fandy M. 1995. Al-Qur’an Tentang Alam Semesta. Jakarta : BUMI


AKSARA

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Anda mungkin juga menyukai