BAB I
PENDAHULUAN
1
2
alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya sampai
masa yang akan datang. Dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas
tentang sejarah pembentukan alam semesta beserta Bumi yang ada di
dalamnya.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui teori-teori pembentukan Alam Semesta.
2. Untuk mengetahui teori-teori pembentukan Bumi.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bumi.
4. Untuk mengetahui struktur dan lapisan bumi.
5. Untuk mengetahui materi-materi penyusun bumi.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
4
5
b. Teori Kabut oleh Imanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1755 dan
Piere Simon LaPlace (1749-1827) pada tahun 1796
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel
Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon
LaPlace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant
mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan LaPlace mengemukakan
pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes (Gombez, 2012).
5
6
Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin
membentuk bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan
pengkerutan sehingga bola mengecil membentuk cakram yang berputar
makin cepat. Selanjutnya sebagian massa gas pada bagian luar cakram
menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin ini
kemudian membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah planet-plenet
dan satelit, sedangkan bagianmassa gas yang ditinggalkan di bagian pusat
piringan pada inti membentuk matahari. Pada akhir abad ke-19 teori kabut
disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clerk-Maxwell yang
memberikan kesimpulan bahwa, bila bahan pembentuk planet terdistribusi
disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka
gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan
mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan
dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin LaPlace,
menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik matahari telah
merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat
untuk menyatakan bahwa cincin gas dapat membeku membentuk planet
(Gombez, 2012).
c. Teori Apungan oleh Alfred Lothar Wegener (1912)
Ia mengemukakan teori yang disebut “Apungan dan Pergeseran
Benua-Benua” pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di
Frankfurt Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam
bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Dje Ensfehung der
Konfjnenfe und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut
menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru
mereda pada tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari
Wegener ini semakin banyak mendapatkan dukungan (Geopustaka, 2012).
Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan
sebagai berikut (Geopustaka, 2012) :
(1) Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai
timur benua
6
7
Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan
Afrika. Kesamaan pola garis kontur pantai tersebut menunjukkan
bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan
Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta
bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu ini mempunyai
kesamaan (Geopustaka, 2012).
Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di
sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika
Selatan sama dengan formasi geologi yang ada di pantai Timur Afrika,
dari Peru sampai Bahia Blanca (Geopustaka, 2012).
(2) Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua
yang disebut Benua Pangea
Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar si seltan baik
ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah
Greeland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan
kecepatan 36 m/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi
Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun. Dengan peristiwa tersebut
maka terjadilah hal-hal sebagai berikut (Geopustaka, 2012):
Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung
sendiri-sendiri.
Samudra Antlantik menjadi semakin luas karena benua
Amerika masih terus bergerak ke arah barat, sehingga terjadi
lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan
utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara
dan Selatan.
Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Pahatan St.
Andreas, di dekat pantai barat Amerika Serikat.
Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua
India semakin menyempit dan semakin mendekati ke Benua
Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.
7
8
8
9
yang statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir (Gombez,
2012).
Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini
menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam
semesta ini adalah kumpulan materi yang kostan, stabil, dan tidak
berubah-ubah. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model-model
alam yang stasis (Gombez, 2012).
Pada awal abad ke-21 melalui sejumlah percobaan, pengamatan,
dan perhitungan, fisikamodern telah mencapai kesimpulan bahwa
keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul
menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam
sekejap (Gombez, 2012).
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu
ketika berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya
sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian
terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang
dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-
kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan terus bergerak, menjauhi
titik pusatnya (Gombez, 2012).
Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar
dengan kerapatan yangsangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari
volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis
dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan
pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian
sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan (Gombez, 2012).
Peristiwa ini dikenal dengan Ledakan Maha Dahsyat ”Big Bang”,
membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu.
Jagat raya tercipta dari suatuketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik
tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa maha padat.
Massa mahapadat ini dapat dianggap satu atom mahapadat dengan ukuran
9
10
10
11
bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada
yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi,
energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan
secara metafisik, terciptalah materi, energi dan waktu. Segala bukti
meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu
pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta
ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna
tanpa cacat (Gombez, 2012).
g. Teori Konveksi oleh Arthur Holmes dan Harry H
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes
dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut Robert Diez,
dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan
berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan lava sampai ke permukaan
bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan
membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggerser
dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua (Geopustaka, 2012).
Bukti dari adanya kebenaran teori ini ysitu terdapatnya mid
oceanic, seperti mid Atlantik Ridge, dan Pasific-Atlantik Ridge di
permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut
yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur
batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid
oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus
konveksi dari lapisandi bawah kulit bumi (Geopustaka, 2012).
h. Teori Planetisimal Hypothesis
Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi
Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada
suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan
kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat
matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas
11
12
matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang
yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada
yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar
mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas
berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin
dan terbentuklah cincin yang lama-kelamaan menjadi padat dan disebut
planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik -
menarik dan bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk
planet, termasuk Bumi (Wikipedia, 2015).
i. Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada
tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat
bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke
luar sehingga membentuk semacam [cerutu]. Bagian yang membentuk
cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet,
yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus (Wikipedia, 2015).
j. Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula
besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari,
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet. Dalam teorinya, dia juga memasukkan unsur - unsur ringan,
yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari
menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur
ringan tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet – planet
(Wikipedia, 2015).
k. Teori Whipple
Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan
pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang
mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk
semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya
12
13
13
14
tiranosaurus (30 meter), serta ada pula yang memiliki sayap dan mampu
terbang. Oleh karena itu, zaman mesozoikum disebut juga sebagai zaman
reptil. Pada akhir dari zaman mesozoikum, hewan berjenis mamalia sudah
ada.
d. Neozoikum (Zaman Kehidupan Baru)
Zaman neozoikum diperkirakan berusia sekitar 60 juta tahun. Pada
zaman neozoikum, keadaan bumi sudah semakin membaik serta perubahan
cuaca yang tidak begitu besar. Hal ini dapat membuat makhluk hidup
untuk berkembang lebih pesat.
Zaman neozoikum dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu zaman tersier
serta zaman kuarter.
1. Zaman Tersier
Zaman tersier sudah ditandai dengan munculnya tenaga
endogen yang dahsyat yang dapat melipat dan mematahkan lapisan
kulit bumi. Oleh karena akibat tenaga endogen tersebut,
mengakibatkan terbentuk suatu rangkaian pegunungan besar di seluruh
dunia. Zaman tersier dibagi menjadi beberapa masa, yaitu zaman
paleosen, eosen, oligosen, miosen, dan pliosen. Zaman ini sudah
berkembang binatang-binatang yang menyusui, reptil-reptil raksasa
lambat laun telah lenyap.
2. Zaman Kuarter
Zaman kuarter diperkirakan sejak 600.000 tahun yang lalu.
Zaman kuarter ini kemudian dibagi menjadi 2 lagi, yaitu kala
pleistosen dan kala holosen.
Kala Pleistosen (Zaman Diluvium)
Kala pleistosen telah berlangsung 600.000 tahun yang lalu.
Kala pleistosen sudah adanya manusia purba. Pada kala pleistosen,
keadaan alam masih liar dan labil. Hal tersebut disebabkan karena
silih bergantinya 2 zaman, yaitu zaman glasial dan interglasial.
Kala Holosen (Zaman Aluvium)
14
15
15
16
16
17
17
18
b. Batuan
Batuan adalah massa materi mineral, baik yang kompak keras
maupun yang tidak, yang membentuk kerak bumi. Batuan dapat terdiri
dari satu macam mineral atau kumpulan berbagai macam mineral (Whitten
dan Brooks, 1972:393 dikutip dari Lichwatin, 2012). Ditinjau dari teknik
sipil batuan (rock) adalah sesuatu yang keras, kompak, dan atau ber yang
untuk memisahkannya bila perlu harus dengan ledakan (Wesley, 1973
dikutip dari Lichwatin, 2012).
Bates dan Jackson (1990-573) mendefiniskan batuan yaitu agregat
mineral sejenis atau tidak sejenis seperti granit, marmer, serpih atau tubuh
materi mineral yang tidak dapat dipisah-pisahkan seperti: obsidian; atau
materi organic padat, seperti batubara. Dalam sudut pandang geologi,
batuan tidak harus keras dan kompak. Lumpur, pasir, dan tanah liat
(lempung) termasuk batuan. Batuan (rocks) harus dibedakan dari batu
(stone) (Lichwatin, 2012).
Berdasarkan proses terbentuknya, batuan dibagi menjadi 3 yaitu
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorfosis yang diuraikan
sebagai berikut (Raharjo, 2013) :
(1) Batuan Beku : Batuan beku merupakan batuan keras yang terbentuk
dari magma yang keluar dari perut bumi dan membeku karena
18
19
19
20
20
21
21
22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Terdapat berbagai macam teori pembentukan bumi di alam semesta yaitu
teori oleh Georges-Louis Leclerc; Teori Kabut oleh Imanuel Kant pada
tahun 1755 dan Piere Simon LaPlace pada tahun 1796; Teori Apungan
oleh Alfred Lothar Wegener; Teori Kontraksi oleh Descartes; Teori
Bintang Kembar oleh Fred Hoyle; Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big
Bang) George Gamow, Ralph Alpher dan Robert Herman; Teori
Planetisimal Hypothesis; Teori Tidal; teori Kuiper dan Teori Whipple.
b. Susunan dan lapisan bumi terdiri:
(1) Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi
lapisan-lapisan sebagai berikut :
Kerak Bumi (crust) : kerak benua dan kerak samudera
Selimut atau Selubung (mantle)
Inti Bumi
(2) Menurut sifat mekanik (sifat dari materialnya), bumi dapat dibagi
menjadi lapisan-lapisan yaitu : litosfer, astenosfer dan mesosfer .
(3) Menurut susunan kimianya :
Litosfer : yang terdiri dari tanah dan batuan,
Hidrosfer : yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem
perairan seperti laut, danau dan sungai,
Atmosfer : yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta
bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme
Biosfer :
c. Materi penyusun bumi yaitu mineral (terdapat di alam ada yang
merupakan unsur bebas, adapula yang merupakan senyawa) dan batuan
22
23
23
24
24