Di Susun Oleh :
Kelompok 1
1. Arinal Haque (1710810046)
2. Eva Muzdalifah (1710810056)
3. Umi Kulsum (1710810064)
4. Ahmad Junaidi (1710810065)
5. Umi Salamah (1710810071)
Kehidupan merupakan suatu hal yang penting dalam hidup ini. Awal
mula kehidupan ini hanya sebatas planet kosong dan lama kelamaan dunia ini
dipenuhi makhluk-makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi
kehidupan di dunia ini. Sejarah mengenai kehidupan di bumi ini jelas adanya.
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya. Sejarah Bumi
berkaitan dengan perkembangan planet Bumi sejak terbentuk sampai
sekarang. Hampir semua cabang ilmu alam telah berkontribusi pada
pemahaman peristiwa-peristiwa utama di bumi yang sudah lampau. Usia Bumi
ditaksir sepertiganya usia alam semesta. Sejumlah perubahan biologis dan
geologis besar telah terjadi sepanjang rentang waktu tersebut. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara bumi dengan matahari adalah
149,6 juta kilometer. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindungi permukaan bumi dari
angin surya. Pada awalnya bumi hanyalah berupa bola yang terbentuk dari
batuan yang melebur. Secara bertahap, batu-batuan di permukaan mendingin
membentuk lapisan luar yang keras atau kerak bumi. 1Alam bukanlah sesuatu
terjadi dengan sendirinya, namun dia melewati jutaan tahun dengan melallui
hukum evolusi dan sebagai aksioma yang permulaan adalah benda (materi
atau zat)2. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk kerak padat dan
memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan pertama
muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis
muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, nan memperkaya oksigen di atmosfer.
Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan mikroskopis,
sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai lahir sekitar
580 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami
diversifikasi filum besar-besaran yang sangat cepat.
1
Marshal, Mini, Intisari Ilmu Planet Bumi, (Jakarta: Erlangga2005), Hal 10
2
Safrizal, Rambe, Pemikiran politik Tan Malaka: kajian terhadap perjuangan "Sang kiri
Nasionalis" jalan penghubung memahami Madilog, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal 117
Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak
terbentuk. Organisme terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau
punah seiring perubahan Bumi. Proses tektonik lempeng memainkan peran
penting dalam pembentukan lautan dan benua di Bumi, termasuk kehidupan di
dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan kondisi
abiotik lainnya di planet ini, seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi
oksigen, dan penciptaan tanah.
Muh, Husni Falah, Iqra: Pemahaman Imtek dan Iptek Agama Islam, (Jakarta: Mitra
3
5
Weghi Ruslan, Terjadinya Alam Semesta Perspektif Teori BigBang, (Jakarta: Unika Atma
Jaya, 2019), Hal 9
mengemukakan sebuah teori baru yang sesuai dengan teori bigbang.
menurutnya, jika alam semesta terjadi karena ledakan besar maka dialam
semesta ini seharusnya terdapat sisa radiasi dari ledakan. apalagi jika
radiasi ini tersebar kesemua arah dialam semesta, dengan perbandingan
yang sama (proposional). Adapun bukti penting adanya teori bigbang yaitu
adanya Gas Hydrogen dan Helium diangkasa.dengan pengukuran-
pengukuran yang dilakukan, telah diketahhui bahwa perbandingan Gas
Hydrogen dan Helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan-
perhitumgan teori perbandingan Hydrogen dan Helium yang tersisa dari
bigbang. Padahal, jika alam semesta ini berlangsung dari hukum
kekekalan atau permulaan, maka hydrogen yang ada di alam semesta akan
terbakar hingga habis dan mengubahnya menjadi helium. setelah
dikemukakan bukti ini makna teori bigbang diterima secara pasti dalam
dunia pengetahuan. dan menurut majalah scientific American pada 1994,
dikatakan bahwa model bigbang merupakan satu-satunya model yang
diterima pada abad ini.6
C. Asal Usul Makhluk Hidup
1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis di pelopori oleh ilmuan filsafat yunani yaitu
Aristoteles (384-322 SM). Menurut teori ini makhluk hidup berasal dari
benda mati atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya.
Karena itulah teori ini juga dikenal dengan teori Generatio spontanea yang
berarti penciptaan secara spontan. Artinya bahwa makhluk hidup berasal
dari benda mati yang terjadi secara spontan. Teori ini dikemukakan oleh
Aristoteles berdasarkan pengamatan adanya larva lalat yang muncul secara
tiba-tiba pada daging yang busuk. Sehingga, Aristoteles berkesimpulan
bahwa larva lalat tersebut berasal dari daging yang busuk. 7 Ada Tokoh
6
Sema gui, pembentukan alam semesta dan bigbang, (jakarta: penerbit yudhistira:
2007) hlm 15-16.
7
Rasyidin, Evolusi (Asal-usul Kehidupan), FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji,
2018. Diakses melalui httpss://www.academia.edu. pada tanggal 14 Februari 2020 pukul 10.00
WIB.
pendukung dari teori abiogenesis, yaitu John Nedham dan Antonie Van
Leewenhoek.
a. John Nedham
Merupakan seorang ilmuan yang berasal dari inggris. Pada
tahun 1713-1781 SM, John Nedham melakukan percobaan
dengan mengisi beberapa labu tertutup dengan kaldu daging,
kemudian dipanaskan tetapi tidak sampai mendidih.
Selanjutnya labu ditutup dan disimpan. Setelah beberapa hari,
ternyata semua labu menjadi keruh yang menandakan bahwa
dalam labu berisi mikroba. Berdasarkan percobaan ini, Nedham
menyimpulkan bahwa mikroba yang menyebabkan kekeruhan
berasal berasal dari kaldu daging.
8
Chaidar Warianto, Asal usul Makhluk Hidup, diakses melalui repository.unair.ac.id.
pada tanggal 14 Februari pukul 10.15 WIB.
9
Amin Setyo Leksono, Sejarah Kehidupan: Perspektif dan Kreasi. (Malang: UB Press.
2012). Hlm 54
tersebut berasal dari lalat-lalat yang masuk ke dalam toples dan
bertelur disana. Tidak berhenti sampai disitu, Redi kembali
membuat percobaan untuk meyakinkan kesimpulannya. Hal ini
dia lakukan agar udara dari luar bisa masuk dan terjadi
pembusukan daging, tetapi lalat tiak dapat masuk sehingga
mencegah munculnya telur lalat. Dan hasilnya daging tersebut
busuk tapi tiak terapat larva didagingnya.
Kesimpulan
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya.
Teori terbentuknya bumi ada 5, yaitu teori nebula, teori bigbang,
biogenesis, abiogenesis, dan teori biokimia modern. Teori nebula yaitu
teori awal tentang terbentuknya bumi. Setelah itu ada teori selanjutnya
yaitu teori bigbang. Teori ini merupakan ledakan dahsyat atau dentuman
besar adalah peristiwa yang menyebabkan terjadinya suatu dentukan alam
semesta berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan
perkembangan alam semesta. Selanjutnya teori abiogenesis, teori ini
mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi
secara spontan. Teori keempat yaitu teori biogenesis. Teori ini
menghasilkan teori baru, yaitu Omne vivum ex ovo: Semua makhluk hidup
berasal dari telur, Omne ovum ex vivo: semua telur berasal dari makhluk
hidup dan Omne vivum ex vivo: semua makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup. Sedangkan teori biokimia modern ini merupakan teori
makhluk hidup yang terbentuk hukum fisika kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Gui, Sema. 2007. (Pembentukan Alam Semesta dan Bigbang). Jakarta: penerbit
yudhistira.
Maulana, Rolly Awangga. 2019. (Pengantar Sistem Informasi Geografis).
Bandung: Kreatif Industri Nusantara.
Muh, Husni, Muh Falah. 2001. (Iqra: Pemahaman Imtek dan Iptek Agama Islam).
Jakarta: Mitra Gama Widya.
Yahya, Harun. 2001. (Mengenal Allah Lewat Akal). Jakarta: Robbani Press.
ARTIKEL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Evolusi
Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin, M.Pd
Oleh Kelompok 2:
Nayla Maghfiroh (1710810040)
Hidayatussholichah (1710810044)
Qorin Ferdiana Sa’adah (1710810054)
Fieky Hikmah Wafiyah (1710810063)
Eva Ainun Najikhah (1710810074)
PENDAHULUAN
Dahulu telah ada pemikiran mengenai evolusi bahwa spesies dapat
berubah dari waktu ke waktu. Pemikiran tersebut dapat terlihat dari ilmu
pengetahuan peradaban kuno sperti Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun,
sampai dengan abad ke-18, pandangan biologis barat masih didominasi adanya
pandangan esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak
berubah. Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan
filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam.10 Evolusi sendiri
merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan dari makhluk hidup
secara perlahan-lahan. Perubahan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang
cukup lamadalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang baru.
Teori evolusi menjadi sebuah satu teori yang tenar ketika dipopulerkan
oleh seorang ilmuwan Inggris yaitu Charles Darwin (1809-1882). Teori evolusi
Darwin dihasilkan dari sebuah ekspedisi yang Darwin lakukan pada saat
pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan Amerika Selatan. 11Ia
mengumpulkan data yang menunjukkan teorinya yang mengatakan bahwa
terdapat variasi dalam suatu spesies dan hal ini disebabkan oleh faktor genetik dan
lingkungan, ada seleksi alam, pergolakan hidup, variasi yang menguntungkan
akan bertahan dan berkembang, sedangkan variasi yang merugikan akan susut dan
musbah.
Buku Darwin terbit setelah diolah selama 25 tahun. Sementara itu ada
sarjana Inggris yang lain bernama Alfred R. Wallace, yang bjuga mengadakan
ekspedisi, tetapi ke Asia Tenggara. Wallace menulis karya ilmiahnya sebagai hasil
ekspedisi tersebut, dan mendapat kesimpulan yangsama seperti yang ditulis oleh
Darwin, bahwa ada pembentukan spesies menurut seleksi alam. Darwin bukanlah
orang pertama yang mencetuskan evolusi, akan tetapi karena dalam
mengemukakan pendapatnya disertai dengan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
dunia ilmiah. Maka Darwin mendapat sebuatan sebagai bapak Evolusi.
Para ahli yang mengemukakan teori evolusi sebelum Darwin yaitu Jean
Baptis Lamarck, Heraclitus, Thales, Malthy, Georege Cuvier dan lain
10
Wikipedia, “Sejarah Pemikiran Evolusi”, diakses melaui
https://id.m.wikipedia.org/wikiSejarah_pemikiran_evolusi Pada 19 Februari 2020 Pukul 20:05
WIB.
11
Anonim, “Bab I Pendahuluan”, diakses pada http://eprinys.ums.ac.id/37112/7/BAB
%20I.pdf pada 19 Februari 2020 Pukul 20:29 WIB.
sebagainya.12 Kita perlu mempelajari perkembangan teori evolusi. Teori evolusi
bisa menjeklaskan tentang keadaan alam raya, tuhan, agama, manusia, tumbuhan,
hewan, hingga bakteri. Teori evolusi berguna dalam menjelaskan hal-hal
makroskomis yang besar hingga hal-hal mikroskomis terkecil yang tak tampak
oleh mata.13 Adapun dalam penulisan artikel ini jenis penelitian yang digunakan
adalah studi literatur dimana para penulis mencari referensi teori baik dari buku,
artikel, maupun jurnal yang relevan dengan kasus atau permasalahan. Dalam
artikel perkembangan teori evolusi hal-hal yang akan dibahas adalah teori pra
Darwin (George Cuvier Lamarck), masa Darwin, dan Post Darwin (Neo-
Darwinisme).
PEMBAHASAN
A. Masa Pra-Darwin
Pada masa Pra-Darwin, teori evolusi organik memperkirakan bahwa
sejak kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan.
Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi
yang besar adalah sebagai hasil respon makhluk hidup terhadap perubahan
lingkungan. Respon ini berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk
individu yang kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya melalui
suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu.
Masa Pra-Darwin dapat digoonkan menjadi dua tahapan, yaitu:
12
Parta Setawan, 2019, “Teori Evolusi Menurut Para Ahli dan Perbedaan Beserta
bantahannya”, diakses melalui https://www.gurupendidikan.co.id/teori-evolusi/Pada 19 Februari
2019 Pukul 20:51 WIB.
13
Luthfi Asysyaukani, 2016, “Pentingnya Memahami Teori Evolusi”, diakses melalui
https://www.qureta.com/post/pentingnya-memahami-teori-evolusi Pada 19 Februari 2020 Pukul
20:14 WIB.
1. Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek, Curvier, Linnaeus,
Buffon, Hooke, dll.), yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan
mitos, sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah.
Konsep-konsep utama yang berkembang pada masa itu diantaranya:
a) Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa
organisme sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam bahasan biologi
tentang “Asal-usul Kehidupan” disebut sebagai Teori Ciptaan Khusus
(The Special Creation). Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen
yang menemukan paraemecium dari potongan jemari yang direndam
air selama 7 hari (sesuai dengan kitab kejadian, saat Tuhan
menciptakan dunia dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari benda tak hidup, yang disebutnya dengan konsep
generation spontanea.
b) Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi
bukanlah sebagai perubahan makhluk hidup yang dilatarbelakangi
oleh seleksi alam maupun perubahan genetik (mutasi) makhluk hidup.
Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori ciptaan khusus kemudian
mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti:
1) Linnaeus mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan alat
reproduksinya, dan manusia dimasukkan ke dalam kelompok
kera.
2) Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis. Variasi-
variasi kecil yang dihasilkan lingkungan akan berakumulasi
membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih besar. Setiap hewan
pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang
keadaannya lebih sederhana.
3) Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah
ada bencana. Setiap spesies tercipta secara terpisah. Georges
Curvier percaya bahwa bencana dan malapetaka yang terjadi di
muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam setiap
peristiwa bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari
bencana. Kehidupan yang tersisa akan menyebar ke wilayah-
wilayah lainnya. Cuvier meyakini bahwa ada kehidupan yang
telah mengalami kepunahan.14
2. Masa Adaptasi dan Transformasi (Hutton, Lamarck, Lyell, dll.)
Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan ini adalah:
a) Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini didasarkan atas
adanya perbedaan antara makhluk satu dengan lainnya. Erasmus
Darwin, yang tiada lain kakek Charles Robert Darwin, dalam bukunya
“Zoonomia” menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari asal mula
yang sama. Respons fungsional yang dimiliki oleh individu makhluk
hidup akan diwariskan kepada keturunanya.
b) Lamarck
Lamarck, adalah biologiwan perancis yang dikenal karena
pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Dia menyatakan
bahwa perbedaan antara individu terjadi karena kebiasaan atau
latihan-latihan yang dilakukan individu tersebut. Hal yang diperoleh
melalui latihan dapat diturunkan kepada anaknya. Contoh yang
dikemukakan adalah leher jerapah. Hewan ini memiliki leher yang
panjang karena mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-
daun pakannya yang semakin tinggi.
15
Henuhili, dkk. Evolusi. Diktat Kuliah. Yogyakarta. victoria@uny.ac.id. 2012. Hal 6-8.
a) Charles Robert Darwin
Pada tahun 1842, Darwin telah menyusun kerangka teorinya
dan esai setebal 250 halaman yang selesai tahun 1844, kemudian
baru diterbitkan bukunya berjudul The Origin of Species dan On the
Origin of by Means of Natural Selection tahun 1859 dan The Origin
Man tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan teori evolusi
Darwin.
Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat
menghasilkan perubahan besar pada organism setelah waktu yang
lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies
baru. Dia melihat perubahan kecil dalam ukuran, warna, bentuk dan
sifat-sifatlain diantara individu dalam suatu spesies. Ia menyebutnya
sebagai fluctuating variability. Teori evolusi mengatakan bahwa
semua organism yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang
ada dan pernah ada, berkembang dari beberapa atau bahkan satu
bentuk yang sangat sederhana melalui prosespenurunan dengan
modifikasi melalui seleksi alam.
Spesies yang sudah tidak sesuai dengan perubahan alam atau
geologi akan diganti oleh spesies baru yang mampu beradaptasi
(pengaruh pikiran Charles Yell). Charles Lyell mengakui adanya
perjuangan untuk bertahan hidup (biologi) bahwa semua
penyimpangan dan bentuk (yang dirancang oleh Sang Pencipta)
akibat perubahan geologi (lingkungan), makhluk tersebut punah.
Darwin menggunakan argument Leyll tersebut bahwa perjuangan
untuk bertahan hidup dalam dunia biologi akan mengalami
transformasi fisik dan Darwin berahasil mengidentifikasi prinsip
yang mengarahkan evolusi ke bentuk yang menguntungkan. Menurut
Darwin tentang kemunculan spesies baru ada dua kemungkinan,
yaitu:
1) Secara khusus diciptakan spesies baru pengganti spesies punah
2) Spesies-spesies tersebut berevolusi dari pendahulunya yang
tidak tersingkir bahwa spesies yang hidupsekarang iniberasal
dari spesies-spesies yang hidup di masa silam yang mengalami
evolusi melalui seleksi alam.
Berdasarkan pemikirannya tentang seleksi alam dalam
evolusi spesies, prinsip-prinsip yang ditemukan Darwin yang
dianggap dapat memberikan peetunjuk adanya evolusi itu antara lain
sebagai berikut:
1) Adanya variasi diantara individu-individu dalam satu
keturunan.
2) Adanya pengaruh penyebaran goegrafis.
3) Ditemukannya fosil-fosil di berbagai lapisan batuan bumi yang
menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur.
4) Adanya homologi antara organ system pada makhluk hidup.
5) Adanya data sebagai hasil studi mengenai komperatif
perkembangan embrio.16
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada
abad ke-18 pemikiran evolusi Darwin mulai menelusuri kembali
pemikiran beberapa filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745) dan
Erasmus Darwin (1796). Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste
Lamarck tentang transmutasi spesies juga memiliki pengaruh yang
kuat. Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada
tahun 1838 dan masih mengembangkan teorinya pada tahun 1858
ketika Alfred Russel Wallace mengirimkannya teori yang mirip,
melalui suratnya "Surat dari Ternate". Keduanya diajukan ke
Linnean Society of London sebagai dua karya yang terpisah. Pada
akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of Species,
menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang
mendorong penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.
16
Rosman Yunus, Bambang Haryanto, Choirul Abadi, Teori Darwin Dalam Pandangan
Sains dan Islam, (Jakarta:Prestasi, 2006) hlm. 21-22.
b) Sir Alfred Russel Wallace
Dari hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan
Maluku, diamelihat perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat dan
Timur, yang dibatasi dengan garis imajiner membentang dari utara
laut antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi, membentang
ke selatan membelah selat Lombok. Laut yang disebut sebagai
pembatas ini merupakan laut yang dalam. Fauna Kalimantan dan
Bali ke barat bersubtipe Malesia yang merupakan tipe flora Asia,
sedangkan fauna Sulawesi dan Lombok ke timur bersubtipe
Australasia, mirip fauna Australia. Wallace juga menyatakan
persetujuannya pada konsep survival of the fittest (siapa yang kuat
dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh Darwin.
2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov, Bateson,
Weismann, dll)
a) Gregor Johan Mendel: Hukum Pewarisan Sifat
Pengkajian kembali kembali karya Gregor Johan Mendel
mengenai genetika yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace,
dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk menjelaskan tentang
pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
b) De Vries dan Tschernov: menguatkan kembali hukum Mendel
melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin
teori Genetika dan teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang
berkembang bersama dan terpisah satu dengan lainnya tanpa ada
sangkut pautnya. Mereka berdualah yang menghubungkan antara
dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi mampu memberikan
penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang terjadi itu
dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan kemudian diwariskan
kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi dapat
berlangsung berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat
(yang dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin jauh. Hasilnya adalah
makhluk hidup yang makin beragam hingga kini.
c) Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara warna tubuh makhluk
hidup dengan lingkungannya, atau disebut mimikri, merupakan
adaptasi dalam bentuk warna penyamaran, sehingga tidak tampak
mencolok. Contoh yang diambil olehnya adalah warna sayap
berbagai kupu-kupu. Penyamaran warna ini sebagai perlindungan
makhluk, baik terhadap hewan lain sebagai pemangsa (predator)
alaminya maupun bagi predator ketika mencari korban (prey).
d) Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup
pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena
adanya seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang diwariskan
dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya
tetapi perubahan yang diatur oleh factor genetik atau gen. Dalam
percobaannya Weismann memotong ekor tikus sampai 20 generasi,
tetapi anaknya tetap saja berekor. Percobaan ini menyanggah teori
evolusi Lamarck.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang telah disebut di
atas, perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut. Ketika
Darwin mencetuskan teori evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan sumber
variasi terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti Lamarck, ia
beranggapan bahwa orangtua (parental) mewariskan adaptasi yang
diperolehnya selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai
Lamarckisme. Pada tahun 1880an, August Weismann mengindikasikan
bahwa perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarckisme berangsur-
angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak dapat menjelaskan
bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-
sifat dapat diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada
tahun 1900-an, ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh
genetikawan dan biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi
Mendel dan Darwin.17
C. Pasca Darwin
Teori evolusi Darwin merupakan hipotesis atau dugaan yang harus
dibuktikan kebenarannya dengan didukung penelitian atau penemuan ilmiah
oleh karenanya banyak ilmuwan yang melakukan penelitian pasca evolusi
Darwin, seperti Hugo de Vries yang meneliti tentang mutasi, Wilhem
Johannsen yang meneliti tentang seleksi alam, Gregor Johann Mendel yang
meneliti tentang genetika dan Weismann yang meneliti tentang perubahan
sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada
keturunannya.
Setelah Teori evolusi Darwin dikemukakan, terdapat beberapa teori
lain yang muncul untuk menjelaskan evolusi. Salah satunya adalah Lynn
Margulis pada tahun 1960-an mengemukakan teori evolusi yang dikenal
dengan Endosimbiotik. Teori tersebut terfokus pada tingkatan sel dan
berdasar pada sebuah ide bahwa kehidupan berevolusi melalui kerja sama
mutualisme dan bukan melalui kelangsungan hidup yang paling layak dengan
mekanisme seleksi alam. Teori ini menjelaskan bahwa proses evaluasi
dimulai dari makhluk hidup pertama yang merupakan organisme bersel satu
tanpa nukleus. Penggabungan antara beberapa sel sederhana atau bagian sel
yang bekerja bersama untuk membentuk jenis sel baru membawa evolusi ke
tingkatan berikutnya yaitu sel yang memiliki nukleus.18
Perkembangan ilmu genetika memperlihatkan bahwa ilmu evolusi
klasik tidak memadai untuk menjelaskan fenomena evolusi dari sisi
ilmiahnya. Karena itu, muncullah teori baru pada 1930-an yang dinamakan
Neo-Darwinisme, karena menggabungkan teori evolusi Darwin dan
menyelaraskan dengan ilmu genetika. Teori ini berpendapat bahwa spesies
17
Victoria Henuhili, dkk, Evolusi. Diktat Kuliah, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2012) hlm. 10-12, diakses melalui victoria@uny.ac.id pada tanggal 16 Februari 2020
pukul 09.27 WIB
18
Bayu Rosadi dan Hurip Pratomo, “Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi Secara
Umum”, hlm. 1.21-1.22.
berevolusi sebagai hasil dari mutasi pada gen, dan individu terkuat bertahan
hidup melalui seleksi alam.19
Kemudian, pada 1940-an, teori Neo-darwinisme ditempa dan sering
disebut dengan Sintesis Evolusi Modern. Teori ini disebut sintesis karena
memadukan penemuan-penemuan dan ide-ide dari berbagai bidang yang
berbeda, meliputi paleontologi, taksonomi, biografi, serta genetika populasi.
Teori ini menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi, peranan
pusat dari seleksi alam sebagai mekanisme terpenting dalam evolusi.20
Pada tahun 1970-an, teori Niles Eldredge dan Stephen Jay Gould yang
dinamakan Punctuated Equilibrium dikembangkan untuk mengatasi
minimnya fosil yang dapat mendukung hipotesis proses evolusi suatu spesies.
Dalam catatan fosil, transisi antara satu spesies dengan spesies lain biasanya
berlangsung tiba-tiba pada sebagian besar lokasi geografi. Dalam teori ini
dijelaskan bahwa spesies tidak berubah dalam jangka lama dan dengan cepat
digantikan oleh spesies baru.21
Hardy-Weinberg juga menyumbangkan teori baru pada tahun 1908,22
yang menjelaskan bahwa populasi tidak berevolusi apabila terpenuhi syarat-
syarat berikut;
1. Ukuran populasi yang sangat besar. Dalam populasi yang kecil, hanyutan
genetic (genetic drift), yang merupakan fluktuasi acak dalam kumpulan
gen dapat mengubah frekuensi alel.
2. Terisolasi dari populasi lain. Aliran gen (gene flow), pemindahan alel
antarpopulasi akibat perpindahan individu atau gamet, dapat mengubah
bentuk gen.
3. Tidak ada mutasi netto. Dengan cara mengubah satu alel menjadi alel
yang lain, mutasi akan mengubah kumpulan gen.
19
Bayu Rosadi dan Hurip Pratomo, “Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi Secara
Umum”, hlm. 1.22.
20
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi Edisi 8 Jilid 2, terj. Damaring Tyas
Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm. 22.
21
Bayu Rosadi dan Hurip Pratomo, “Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi Secara
Umum”, hlm. 1.22.
22
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi Edisi 8 Jilid 2, terj. Damaring Tyas
Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm. 23-25..
4. Perkawinan acak. Jika individu memilih pasangan kawinnya yang
memiliki sifat tertentu yang dapat diwariskan, maka pencampuran acak
gamet yang diperlukan untuk kesetimbangan hardy-weiberg tidak akan
terjadi.
5. Tidak ada seleksi alam. Kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi
yang berbeda mengubah suatu kumpulan gen dengan cara
menguntungkan penyebaran beberapa alel dengan menekan alel yang
lain.
Namun, saat ini teori evolusi biologi tidak lagi identik dengan
prototype darwinisme, neo-darwinisme ataupun yang lainnya karena adanya
tambahan beberapa petunjuk. Selain itu, terdapat pula bukti-bukti tidak
langsung atau penjelasan yang berasal dari beberapa cabang biologi seperti
genetika, sistematika, morfologi perbandingan, paleontologi, embriologi,
ekologi dan sebagainya.23 Tak dapat dipungkiri apabila teori evolusi Darwin
merupakan landasan bagi teori evolusi modern, termasuk rekayasa genetika
dengan bantuan perkembangan teknologi saat ini sehingga evolusi
berlangsung lebih cepat. Fenomena dewasa ini, pada evolusi mikroorganisme
dapat terjadi hanya dalam jangka waktu satu tahun, misalnya pada virus
H5N124 atau yang baru-baru ini terjadi adalah COVID-19.
Ketertarikan pada evolusi molekuler dapat disebabkan salah satu dari
dua faktor, yaitu karakterisasi variasi dasar molekul dalam sistem genetik
tertentu atau aplikasi data genetik untuk dipertanyakan dalam sejarah alam
dan evolusi organisme. Sifat-sifat molekuler seperti mode transmisi genetik
dan sifat perbedaan mutasi yang mendasari polimorfisme sangat penting
diketahui untuk ketepatan interpretasi dari penanda molekuler dalam
populasi. Pola variasi dan juga perbedaan penanda molekuler akan dapat
23
Sritopia, “Ini Teori Evolusi Biologi yang Mudah Dipahami”, Quipper Blog, 2017,
diakses dari https://www.quipper.com/id/blog/un/biologi-un-sma/ini-teori-evolusi-yang-mudah-
dipahami/ pada Rabu, 19 Februari 2020 pukul 21.39 WIB.
24
Leo Muhammad Taufiq, “Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini, dan Nanti”, Jurnal Filsafat
Indonesia, Vol. 2 No. 3, 2019, hlm. 99-101, diakses dari
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/22150 pada Rabu, 19 Februari 2020
pukul 11.12 WIB.
memberi banyak informasi mengenai kekuatan evolusi yang mempengaruhi
dalam evolusi molekuler.
KESIMPULAN
Perkembangan teori evolusi merupakan suatu tahap perubahan yang terjadi
dalam sejarah asal usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik anatara suatu
makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya. Tahap perkembangan teori evolusi
terbagi menjadi tiga masa yakni pada George Curvier Lamarck (pra Darwin),
masa Darwin, dan pasca Darwin. Teori evolusi muncul karena terdapat adanya
suatu pemikiran bahwa spesies bisa berubah dari waktu ke waktu sejak zaman
kuno. Teori evolusi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Masing-masing para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan
yang berbeda-beda mengenai teori evolusi sesuai dengan eksperimen-eksperimen
yang telah dilakukannya. Masing-masing pendapat tersebut didasarkan oleh
percobaan yang telah dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut dan berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan tersebut masing-masing memiliki kelemahan-
kelemahan, sehingga masing-masing teori yang dipaparkan saling melengkapi
satu sama lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Bab I Pendahuluan. diakses pada http://eprinys.ums.ac.id/37112/7/BAB
%20I.pdf pada 19 Februari 2020 Pukul 20:29 WIB.
Asysyaukani, Luthfi. 2016. Pentingnya Memahami Teori Evolusi. diakses melalui
https://www.qureta.com/post/pentingnya-memahami-teori-evolusi Pada
19 Februari 2020 Pukul 20:14 WIB.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece. 2017. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Terj. Damaring
Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Henuhili, Victoria dkk. 2012. Evolusi. Diktat Kuliah. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakartadiakses melalui victoria@uny.ac.id pada tanggal 16
Februari 2020 pukul 09.27 WIB
Rosadi, Bayu dan Pratomo, Hurip. Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi
Secara Umum.
Setawan, Parta. 2019. Teori Evolusi Menurut Para Ahli dan Perbedaan Beserta
bantahannya. diakses melalui https://www.gurupendidikan.co.id/teori-
evolusi/ Pada 19 Februari 2019 Pukul 20:51 WIB.
Sritopia. 2017. “Ini Teori Evolusi Biologi yang Mudah Dipahami”, Quipper
Blog. diakses dari https://www.quipper.com/id/blog/un/biologi-un-
sma/ini-teori-evolusi-yang-mudah-dipahami/ pada Rabu, 19 Februari
2020 pukul 21.39 WIB.
Taufiq, Leo Muhammad. 2019. “Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini, dan Nanti”,
Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 2 No. 3, , diakses dari
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/22150
pada Rabu, 19 Februari 2020 pukul 11.12 WIB.
Wikipedia. Sejarah Pemikiran Evolusi. diakses melaui
https://id.m.wikipedia.org/wikiSejarah_pemikiran_evolusi Pada 19
Februari 2020 Pukul 20:05 WIB.
Yunus, Rosman Bambang Haryanto, Choirul Abadi. 2006. Teori Darwin Dalam
Pandangan Sains dan Islam. Jakarta:Prestasi.
PETUNJUK EVOLUSI
Tadris Biologi B
PETUNJUK EVOLUSI
A. PENDAHULUAN
Dari perkembangan pemikiran, sejak lama evolusi menjadi bahasan yang
menarik untuk dipelajari.Pemikiran para ilmuwan tentang adanya perubahan
yang berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat
yang dikenal dengan evolusi menghasilkan teori-teori tentang evolusi.
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme gen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi variasi dalam suatu populasi.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih
umum atau langka dalam suatu populasi. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan
genetik. Meskipun berada dalam satu spesies, tidak ada satu individu pun di
muka bumi ini yang sama persis dengan individu lain. Hal ini disebabkan
karena adanya variasi.Variasi individu dalam suatu populasi umumnya terjadi
pada seluruh organisme yang bereproduksi secara seksual. Adanya variasi
memberikan keuntungan bagi makhluk hidup untuk dapat bertahan hidup.
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara
bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi itu telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan
oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat
dipastikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan
suatu kenyataan yang telah terjadi.
Perkembangan pemikiran atau teori evolusi tersebut diatas diperoleh dari
adanya pembuktian secara teoritis yang mendukung pendapatnya, bukti yang
disampaikan itu menggunakan beberapa pendekatan dan diperlukan
pembuktian lebih lanjut untuk kebenarannya.Petunjuk yang digunakan
merupakan fakta yang ada disekitar kita dan mengarah bahwa evolusi
memang terjadi. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai ruang lingkup
catatan materi fosil, homologi, filogeni dan molekuler/dan cara membaca
filogeni, evolusi HIV-obat, evolusi predasi dan warna ikan gupi.
B. Petunjuk Evolusi
1. Fosil
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah
replika atau peningkatan bersejarah organisme dari masa lalu, yang
mengalami mineralisasi di dalam batuan (Campbell, 2003). Fosil (dalam
bahasa Latin: fossa yang berarti “menggali keluar dari dalam tanah”)
adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral. Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk
hidup yang tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur, dan akhirnya membatu,
atau kadang-kadang hanya bekas-bekas organisme. Pada umumnya fosil
yang telah ditemukan terdapat dalam keadaan yang tidak utuh, yaitu hanya
merupakan suatu bagian atau beberapa bagian dari tubuh makhluk hidup.
Hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah mati disebabkan
karena pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan
bangkai dan lain-lain. Fosil dapat ditemukan diberbagai macam lapisan
bumi, sehingga penentuan umumnya didasarkan atas umur lapisan yang
paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang
ditemukan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda. Dengan
membandingkan fosil-fosil yang ditemukan diberbagai lapisan bumi yaitu
mulai dari sederatan fosil-fosil yang telah ditemukan dalam lapisan batuan
bumi dari yang tua sampai ke yang muda menunjukkan ada perubahan
yang terjadi secara berangsur-angsur maka dapat disimpulkan bahwa fosil
merupakan petunjuk adanya evolusi (Widodo, Lestari, U., dan Amin, M.,
2003).
Tokoh yang mempelajari fosil dan hubungannya dengan evolusi
adalah:
a) Leonardo da Vinci (Italia 1452-1519). Orang yang pertama kali
berpendapat fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa
lampau.
b) George Cuvier (Perancis 1769-1832) merupakan ahli anatomi
perbandingan. Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah
diciptakan makhluk-makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa.
Setiap masa diakhiri kehancuran alam.
c) Darwin mengatakan bahwa makhluk hidup pada lapisan bumi tua
mengadakan perubahan bentuk untuk menyesuaikan diri dengan
lapisan bumi yang lebih muda. Oleh karena itu, fosil pada lapisan bumi
muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi tua (Restu Rizqi, 2015).
Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan
dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang
ditemukan oleh Marsh dan Osbom. Dari studi yang dilakukan dapat dicatat
beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang hidup 58
juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus),
yaitu:
Tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar
kuda sekarang
Leher semakin panjang, kepala semakin besar, jarak antara
ujung mulut hingga bagian mata menjadi makin jauh
Perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang
sesuai untuk makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk
makan rumput
Bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai
untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan
rotasi tubuh menurun
Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari
tengah (jari ketiga), dengan bentuk makin panjang dan ditutup
oleh kuku (Santoso Catur, 2012).
a) Fosil Tumbuhan
4. Evolusi HIV-obat
Salah satu contoh seleksi alam yang masih berlanjut dan
mempengaruhi kehidupan kita sendiri secara dramatis adalah evolusi
patogen (organisme dan virus penyebab penyakit) yang resisten atau
kebal terhadap obat. Sebagai contoh HIV (Human lmmunodeficiency
Virus), yaitu virus yang menyebabkan AIDS. Para peneliti telah
mengembangkan berbagai obat untuk melawan patogen ini, namun
penggunakan obat-obat ini menyeleksi virus yang resisten terhadap obat.
Sejumlah virus yang resisten-obat mungkin ada secara kebetulan pada
awal pengobatan. Virus yang sintas terhadap dosis awal pengobatan akan
bereproduksi, meneruskan alel-alel yang memungkinkan mereka resisten
terhadap obat. Dengan cara ini, frekuensi virus yang resisten pun akan
meningkat cepat pada populasi (Champbell, 2008).
Para saintis merancang 3TC untuk mengacaukan enzim
transkriptase-balik. HIV menggunakan enzim ini untuk membuat versi
DNA dari genom RNA-nya, yang kemudian diselipkan ke DNA sel inang
manusia. Karena bentuk molekul 3TC mirip dengan nukleotida DNA
pembawa sitosin, transkritase-balik HIV mengambil satu molekul 3TC,
bukan nukleotida pembawa-C, dan menyelipkan 3TC tersebut ke dalam
rantai DNA yang sedang tumbuh. Kesalahan ini memutuskan
pemanjangan DNA sehingga menghalangi reproduksi HIV.
Varietas HIV yang resisten -3TC memiliki versi transkriptase-balik
yang mampu membedakan antara obat tersebut dan nukleotida pembawa-
C normal. Virus-virus ini tidak diuntungkan dengan ketiadaan 3TC,
bahkan mereka bereplikasi lebih lambat dari pada virus yang membawa
versi transkiptase-balik yang biasa. Namun, ketika 3TC ditambahakn ke
lingkungan virus, obat tersebut menjadi kekuatan seleksi yang besar, dan
menguntungkan bagi kesintasan virus yang resisten. HIV menyoroti dua
point kunci tentang seleksi alam. Pertama, seleksi alam merupakan proses
penyuntingan, bukan mekanisme kreatif (penciptaan). Suatu obat tidak
menciptakan patogen yang resisten, obat tersebut menyeleksi individu
resisten yang sudah ada dalam populasi (Champbell, 2008).
5. Evolusi Predasi
Predasi telah memungkinkan banyak spesies untuk
mengembangkan mekanisme adaptasi dan bertahan hidup yang canggih,
baik untuk berburu dan menyarang dengan lebih baik, serta untuk
menghindari, menyembunyikan dan mempertahankan diri mereka dengan
lebih baik. Sebagian besar spesies heterotrofik mendapatkan makanan
denga memangsa organisme yang lain. Walaupun dapat terdapat
pengecualian, sebagian besar pemangsa (predator) lebih besar dari
mangsa biasanya bersifat sementara, yaitu hanya jangka waktu yang
diperlukan untuk memakannya atau sebagian daripadanya (Champbell,
2006).Perilaku yang menyebabkan kematian suatu individu
bagaimanapun dapat terseleksi jika perilaku tersebut mengembangkan
kesejahteraan kerabat dekat dari si korban (seleksi kerabat). Seleksi
alamiah dapat mempengaruhi penyebaran fenotipe dalam suatu populasi
dengan dua cara, yaitu seleksi stabil (individu pada setiap ekstrem
disingkirkan) dan seleksi direksional (individu pada keadaan ekstrem
diseleksi, dan yang bertahan pada kedua keadaan ekstrem dan kondisi
normal akan bertahan) (Fried and Hademenos, 2006).
Dalam predator terdapat kemampuan:
a. Visi tajam pada elang, yang pada jarak yang jauh atau dari ketinggian
dapat melihat bahkan tikus terkecil bergerak di antara rumput.
b. Sistem ekolokasi kelelawar dan guácharos untuk mendeteksi serangga
terbang.
c. Sekelompok ikan paus membuat gelembung dari spirakelnya untuk
mengepung ikan.
d. Berbagai racun pada ular, arakhnida, dan serangga yang menyerang
mangsanya hanya dengan dosis kecil yang disuntikkan dari taring atau
penyengat.
e. Mengorganisir mangsa permainan besar dalam kelompok, seperti singa,
serigala, dan hyena.
f. Menyergap secara diam-diam dari pohon atau dari dedaunan, seperti
macan tutul atau harimau.
g. Toksisitas kulit beberapa amfibi seperti katak, kodok atau salamander.
Umumnya hewan ini menunjukkan warna yang sangat cerah dan
mencolok sebagai peringatan.
h. Pengusiran racun atau korosif ke indera seperti sigung, gurita dan cumi-
cumi, dan beberapa serangga.
i. Keterampilan memamerkan seperti melompat, meraung, memukul tanah
atau mengguncang debu dan kotoran saat mendeteksi pemangsa, seperti
beberapa rusa, kerbau dan jerapah.
j. Sistem kamuflase seperti mengubah warna dan tekstur kulit pada gurita
dan pada beberapa reptil seperti bunglon.
C. Kesimpulan
Petunjuk evolusi merupakan suatu rambu yang digunakan untuk
memperoleh bukti evolusi.Bukti ini dapat berupa melalui catatan-catatan
fosil yang ada. Petunjuk lain adanya evolusi ini juga dapat berupa adanya
perbandingn anatomi seperti pda homologi sedangkan pada petunjuk yang
lain seperti filogeni dan molekuler, evolusi predasi , evolusi HIV-obat,
evolusi ikan Gubby.Beberapa bukti pentunjuk evolusi yang ada, filogeni
dan molekuler diyakini merupakan salah satu bukti petunjuk evolusi yang
paling tepat. Hal ini disebabkan pada analisis filogenetika molekuler
merupakan proses bertahap untuk mengolah data sikuen DNA atau protein
sehingga diperoleh suatu hasil yang menggambarkan estimasi mengenai
hubungan evolusi suatu kelompok organisme.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane B.R., Lawrence G.M. 2003.Biologi. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece. 2008. Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Erlangga.
Catur, Santoso. 2012.Tugas Mata Kuliah Evolusi “Petunjuk dan Bukti Evolusi”.
Malang : Jurusan Pendidikan Biologi.Universitas Negeri Malang.
Champbell, N.A., J.B. Reece, M.R. Taylor and E.J. Simon. 2006. Biology
Consepts & Connection Fifth Edition. Pearson Education, Inc. Benjamin
Cummings. San Fransisco Fried,george H. & George J. Hademenos. 2000.
Scaum’s Outlines of Theory and Problems of BIOLOGY 2nd Edition. The
McGraw-Hall Companies.
Fried, George H. & G.J. Hademenos. 2006. Schaum’s Outlines BIOLOGI Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta.
Hidayat , Topik dan Adi Pancoro. Kajian Filogenetika Molekuler dan
Peranannya dalam Menyediakan Informasi Dasar untuk Meningkatkan
Kualitas Sumber Genetik Anggrek. Jurnal AgroBiogen. 4 (1). 36-37.
Nasronudin. 2013. “HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, klinis, dan
Sosial”. Jakarta: Airlangga.
Ristasa, Rusn. Modul 1 Sejarah Perkembangan Teori Evolusi Makhluk Hidup.
Diakses melalui http://repositori.ut.ac.id/4251/1/PEBI4204-M1.pdf pada
hari Senin tanggal 17 Februari 2020 pukul 22.00 WIB
Rizqi, Restu. 2015.Makalah Bukti Evolusi. Diakses dari
https://id.scribd.com/doc/283838804/Makalah-Bukti-Evolusi pada tanggal
19 Februari 2020 pukul 07:54 WIB
Widodo, Lestari, U., dan Amin, M. 2003.Panduan Belajar Evolusi. Malang:
Jurusan Biologi. Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang.
MEKANISME SPESIASI
ARTIKEL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Evolusi
Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 4
Naulin Nikmah (1710810039)
Ika Tamara Dewi (1710810051)
Mei Syaroh (1710810066)
Fara El Alfa Fauzia (1710810067)
Khoirun Nisa’ (1710810071)
TB/B/Smt’6
PENDAHULUAN
Evolusi merupakan perubahan struktur makhluk hidup yang berlangsung
sangat lambat, dalam jangka waktu sangat lama, dan dari bentuk sederhana ke
arah bentuk yang komplek. Teori evolusi menjadi penjelasan bagaimana evolusi
terjadi mengenai suatu fenomena. Pada abad ke-19 Lamarck memberikan
penjelasan bagaimana evolusi terjadi dan dikenal dengan teori evolusi
Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan Lamarck dianggap tidak benar karena
ada penjelasan lain yang lebih memuaskan, terutama penjelasan yang diberikan
Darwin atau teori evolusi Darwin atau teori Darwin. Faktor yang mempengaruhi
evolusi yaitu seleksi alam, mutasi, dan isolasi dalam pembentukan spesies baru.
Hambatan seperti isolasi habitat, dan isolasi temporal dapat memungkinkan
terjadinya pemisahan dua populasi (Allopatrik), dan memungkinkan terjadinya
isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu
lingkungan kembali (Sympatrik).
PEMBAHASAN
Definisi Mekanisme Spesiasi
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru yang berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam
kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan
proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, perlahan tetapi
pasti terjadi. Mekanisme Spesiasi yaitu proses pemisahan garis keturunan yang
menghasilkan dua atau lebih spesies terpisah. Ketika individu dalam suatu
populasi mengalami perubahan, mereka akan menjadi spesies baru dan berbeda.25
Isolasi Habitat
Isolasi habitat merupakan dua populasi simpatrik mendiami habitat yang
berbeda dari daerah tempat tinggal yang umum bagi mereka, individu dari setiap
25
Hendro Darmodjo. Filsafat IPA. (Jakarta: Penerbit Karunika, 1986), hlm
populasi akan lebih sering berjumpa dan mengadakan perkawinan dengan
individu dari populasi mereka sendiri daripada dengan individu dari populasi yang
lain. Jadi kegemaran akan suatu habitat yang ditentukan secara genetis telah
memisahkan kedua “gene pool”. Contohnya Bufo fowleri dan Bufo americanus,
keduanya adalah katak yang sangat berdekatan dan dapat mengadakan persilangan
yang menghasilkan keturunan-keturunan yang hidup. Tetapi di daerah tempat
penyebara kedua spesies tersebut saling bertemu, Bufo fowleri biasa hidup di
daerah air mengalir, sedangkan Bufo americanus berkembang biak di genangan
air hujan. Hal ini menyebabkan adanya barier yang disebabkan oleh adanya
perbedaan habitat.26
Isolasi Temporal
Isolasi temporal (musim) merupakan isolasi yang terjadi akibat perbedaan
waktu kematangan antara jantan dan betina. Hal ini menyebabkan fertilisasi tidak
akan terjadi. Contohnya, terjadi pada spesies Pinus radiata dan Pinus muricata.
Keduanya tidak akan pernah dapat melakukan fertilisasi silang karena kematangan
reproduksi Pinus radiata terjadi pada awal Februari dan Pinus muricata terjadi
pada akhir bulan April. Isolasi temporal merupakan isolasi yang terjadi apabila
dua spesies simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena masing-
masing spesies memiliki masa pematangan kelamin yang berbeda sehingga
mempengaruhi waktu kawin. Dua spesies yang kawin pada waktu yang berbeda
(hari, musim, atau tahun), gametnya tidak akan pernah mencampur.27
26
Lud Waluyo, Evolusi Organik, (Malang: UMM Press, 2005), hlm. 158-159
27
Asreti, Isolasi temporal, diakses dari https://brainly.co.id/tugas/21 pada 19 februari
2020
Wilayah geografis hewan sigung berbintik (Spilogale gracilis) di bagian
barat bertumpang tindih dengan wilayah geografis hewan sigung berbintik
(Spilogale putorius) dari bagian timur, tetapi dua spesies yang sangat mirip ini
tidak saling mengawini karena S. gracilis kawin pada akhir musim panas dan S.
putorius kawin pada akhir musim dingin. Tiga spesies dari genus anggrek
Dendrobium yang hidup di hutan tropis basah yang sama tidak berhidbridisasi,
karena ketiga jenis tumbuh-tumbuhan itu berbunga pada hari yang berbeda.
Penyerbukan masing-masing spesies hanya terbatas pada satu hari saja karena
bunga mekar pada pagi hari dan menjadi layu pada malam itu juga.28
28
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel. BIOLOGI. Jilid 2. Edisi 5.
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), hlm 42
29
Lud Waluyo, hlm. 159.
Gambar 5. Courlship bangsa bebek liar Amerika Serikat
2. Isolasi Mekanis
Bila perbedaan-perbedaan struktural diantara dua spesies yang sangat
berdekatan menyebabkan terhalangnya perkawinan antar individu (karena
sebab-sebab fisis), maka sudah barang tentu diantara kedua populasi tidak
akan terjadi “gene flow”. Misalnya suatu spesies binatang adalah jauh lebih
besar daripada spesies lainnya, perkawinan diantaranya kedua spesies
binatang ini sudah barang tentu tidak akan terjadi. Dapat juga terjadi bahwa
perbedaan alat kelamin mencegah terjadinya perkawinan. Isolasi mekanika
lebih penting artinya bagi tanaman daripada binatang, terutama pada tumbuh-
tumbuhan yang bergantung pada serangga untuk penyerbukan.30
30
Lud Waluyo, hlm 160
Spesiasi alopatrik dalam bahasa Yunani berasal dari kata “allos”
berarti “lain”, dan dari bahasa Latin “patria” berarti “tanah air”. Spesiasi
alopatrik yaitu spesiasi populasi yang terbagi menjadi dua. Populasi yang
terisolasi mengalami perbedaan genotipe dan fenotipe, mengalami tekanan
selektif yang berbeda atau secara independen mereka menjalani pergeseran
genetik.31 Spesiasi alopatrik merupakan spesiasi melalui isolasi geografik,
misalnya habitat dan migrasi. Penghalang fisik tersebut memisahkan populasi
dari populasi induknya, aliran gen antar populasi terputus, sehingga dapat
menghasilkan perubahan pada penampilan dan perilaku organisme.
Contoh spesiasi alopatrik yaitu spesies tupai antelope yang menempati
sisi tebing yang berlawanan di Grand Canyon. Tebing bagian selatan hidup
spesies tupai antelope Harris (Ammospermophilus harrisi). Sisi Tebing
bagian utara hidup spesies tupai antelope berekor putih yang berukuran lebih
kecil dan ekor lebih pendek dengan warna putih di bawah ekornya
(Ammospermophilus leucurus).32
31
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 46
32
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 47
33
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 46
34
David Burnie, Bengkel Ilmu Evolusi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005), hlm 131
aliran gen. Perubahan kromosom menjadi berlipat dua disebut poliploidi.35
Individu-individu yang berbeda spesies dapat kawin silang sehingga
menghasilkan hibrida, peristiwa tersebut dinamakan hibridisasi.
Hibridisasi banyak ditemukan pada spesies tumbuhan, biasanya terjadi
ketika beberapa individu dari spesies langka dikelilingi spesies yang memiliki
hubungan dekat dalam jumlah yang besar.36 Spesies poliploidi yang umum
ditemukan yaitu alopoliploid, dua spesies yang berbeda saling kawin dan
menyatukan kromosomnya. Contoh spesiasi sympatrik yaitu pada tumbuhan
gandum yang digunakan untuk roti (Triticum aestivum), suatu alopoliploid
sebagai suatu hasil hibridisasi antara gandum yang dibudidayakan dengan
rumput liar.37
Kesimpulan
Spesiasi merupakan pembentukan spesies baru dari suatu populasi.
Populasi suatu spesies tidak berhasil berkembangbiak jika kawin dengan populasi
spesies lain, sehingga terjadilah isolasi. Peranan isolasi dalam mekanisme spesies
yaitu terbentukya variasi-variasi pada spesies baru yang kemudian akan
meningkatkan keanekaragaman hayati.
DAFTAR PUSTAKA
35
Amien S. Leksono, Keanekaragaman Hayati: Teori dan Aplikasi, (Malang: Universitas
Brawijaya Press, 2011), hlm 5
36
Mochamad Indrawan, Richard B. Primack, dan Jatna Supriatna, Biologi Konservasi,
(Jakarta: Penerbit Yayasan obor indonesia, 2007), hlm 19
37
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 49
Asreti, Diakses dari https://brainly.co.id/tugas/21
Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu Evolusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, Neil A., Reece Jane B., dan Mitchel Lawrence G. 2003. BIOLOGI.
Jilid 2. Edisi 5. (diterjemahkan dari: biology Fifth Edition,
penerjemah: W. Manalu) Jakarta: Penerbit Erlangga.
Indrawan, Mochamad., Primack, Richard B. dan Supriatna, Jatna. 2007. Biologi
Konservasi. Jakarta: Penerbit Yayasan obor indonesia
Leksono, Amien S. 2011. Keanekaragaman Hayati: Teori dan Aplikasi. Malang:
Universitas Brawijaya Press
Waluyo, Lud. 2005. Evolusi Organik. Malang: UMM Press.
EVOLUSI POPULASI
Disusun Oleh:
1. Siti Zulfatul Wafiroh (1710810043)
2. Nur Afiatul Khosiyah (1710810044)
3. Adrik Roehana (1710810049)
4. Mita Aizzatul Maghfiroh (1710810052)
5. Saniatul Uzmah (1710810075)
JURUSAN TARBIYAH
2019/2020
EVOLUSI POPULASI
Siti Zulfatul Wafiroh1, Nur Afiatul Khosiyah1 Adrik Roehana1,Mita
Aizzatul Maghfiroh1, Saniatul Uzmah1
EVOLUSI POPULASI
1
Mahasiswa Program Study Tadris Biologi, Jurusan Tarbiyah, IAIN
Kudus.
PENDAHULUAN
Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli
Fisika Jerman W. Weinberg secara terpisah mengembangkan model matematika
yang dapat menerangkan proses pewarisan tanpa mengubah struktur genetika di
dalam populasi. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jumlah frekuensi
alel di dalam populasi akan tetap seperti frekuensi awal, dengan beberapa
persyaratan yaitu: populasi sangat besar, kawin acak, tidak ada perubahan di
dalam unggun gen akibat mutasi, tidak terjadi migrasi individu ke dalam dan ke
luar populasi, dan tidak ada seleksi alam (semua genotip mempunyai kesempatan
yang sama dalam keberhasilan reproduksi).
Hukum Hardy-Weinberg memberikan standar ideal untuk para ahli
genetika untuk membandingkan populasi yang sebenarnya dan mendeteksi
perubahan evolusi. Dua hal utama dalam hukum Hardy-Weinberg, yaitu (1) Jika
tidak ada gangguan maka frekuensi alel yang berbeda dalam populasi akan
cenderung tetap/tidak berubah sepanjang waktu. (2) Dengan tidak adanya faktor
pengganggu, maka frekuensi genotipe juga tidak akan berubah setelah generasi I.
PEMBAHASAN
a. Prinsip Hardy-Weinberg
Godfrey Harold Hardy seorang matematikawan Inggris dan
Wilhelm Weinberg seorang dokter dari Jerman. Tahun 1908 secara
terpisah menemukan dasar-dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu
populasi terpisah menemukan suatu hubungan matematik dari frekuensi
gen dalam populasi, yang kemudian dikenal dengan hukum Hardy-
Weinberg (prinsip kesetimbangan). Pernyataan itu menegaskan bahwa
frekuensi alel dan genotip suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari
generasi ke generasi dengan kondisi tertentu. Hukum ini digunakan
sebagai parameter untuk mengetahui apakah dalam suatu populasi sedang
berlangsung evolusi ataukah tidak.
Hukum Hardy –Weinberg menjelaskan bahwa populasi tidak
mengalami evolusi. Frekuensi alel dan genotip dalam gen pool tidak
mengalami perubahan selama beberapa generasi, Hukum Hardy –
Weinberg hanya dapat terjadi apabila :
1. Populasi sangat besar : pada populasi yang sangat besar terjadinya genetic
drifttidak menyebabkan perubahan frekuensi gen di dalam genpool. Tetapi
dalam populasi yang kecil, penyimpangan genetik bisa merubah frekuensi
gen.
2. Terisolasi dari populasi lain : terpisah dengan populasi yang lain sehingga
kemungkinan terjadinya gen flow(aliran gen) karena perkawinan antar
populasi tidak terjadi.
3. Tidak terjadimutasi : perubahan satu alel menjadi bentuk alel lain akan
merubah gen pool.
4. Perkawinan Acak : di dalam suatu populasi setiap anggota di dalam
populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk saling melakukan
perkawinan. Kalau ada faktor keinginan untuk memilih pasangan kawin,
maka hukum H-W tidak akan terjadi.
5. Tidak ada seleksi alam : apabila semua individu mempunyai kemampuan
hidup, tidak ada persaingan dalam mempertahankan hidup, maka dunia
akan penuh dengan makhluk hidup yang beraneka macam jenisnya.
Kenyataannya populasi makhluk hidup relatif stabil, berarti ada yang mati
karena tidak dapat mempertahankan hidup atau populasinya makin
menurun karena menurunnya kemampuan memperbanyak diri. (Victoria
Henuhili. 2008).
b. Rumus hukum Hardy-Weinberg
Persamaan hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu
populasi. Para ahli genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili
frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya.
Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan
simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai
berikut:
P + q = 1
( + q) = 1
P + 2pq + q2 = 1
Pp + 2pq + qq = 1
Dimana :
Jawab :
T + t = 1
TT = (0.4) 2 = o.16 = 16 %
Tt = (0.6) x 2 = 0.36 = 36 %
a = 0.02
A+a=1
A = 1- 0.02
= 0.98
Seleksi Terarah
1) Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung
memperkecil keekstreman atau penonjolan di dalam kelompok.
Dalam hal ini, hal tersebut mengurangi kemampuan menghasilkan
variasi dalam suatu populasi, dengan demikian mengurangi pula
kesempatan mengalami perubahan evolusi.
2) Seleksi Destruktif
Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini
penting dalam mencapai perubahan evolusi. Seleksi destruktif dapat terjadi
jika faktor-faktor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah.
Contoh Seleksi Alam
Jerapah dulu sekali tidak semua memiliki leher panjang, ada juga jerapah
berleher pendek. Namun karena seleksi alam akhirnya jerapah leher pendek
menjadi punah karena kesulitan mencari makanan yang berupa daun, karena
pohon-pohonnya sangat tinggi. Jerapah leher panjang hingga sekarang mampu
bertahan.
Ngengat biston betularia di inggris ada yang berwarna cerah (purih) dan
ada yang berwarna hitam. Sebelum revolusi industri ngengat berwarna putih
sangat banyak karena kualitas udaranya bagus. namun setelah revolusi industri,
polusi udara terjadi yang mengakibatkan udara jadi gelap oleh debu industri dan
asap serta pepohonan berubah jadi hitam, ngengat biston putih tidak mampu
beradaptasi dengan kondisi ini yang mengakibatkan mereka mudah ditemukan
mangsa, beda halnya dengan ngengat biston hitam. Ngengat biston hitam bisa
beradaptasi dan jumlahnya semakin banyak, sedangkan ngengat biston putih
populasinya jadi sedikit.
e. Mutasi
Mutasi dapat terjadi pada gen (mutasi gen) dan juga dapat terjadi pada
kromosom (mutasi kromosom). Individu hasil mutasi memiliki genotip
yang berbeda dengan induknya sehingga menyebabkan perubahan pada
pool gen. Kecepatan mutasi dapat diukur dengan membandingkan jumlah
gen yang mengalami mutasi dengan jumlah gamet. Kecepatan mutasi
relatif lambat disebabkan karena DNA sifatnya tidak mudah berubah.
Angka kecepatan mutasi pada umumnya sebesar 1 gen: 100.000 gen.
Meskipun angka kecepatan mutasi relatif rendah, namun tetap saja
menyebabkan terjadinya variasi yang akan mempengaruhi pool gen.
( Anony. Evolusi Populasi.2020) Hal ini dikarenakan:
1. Setiap kromosom mengandung ribuan gen
2. Setiap individu mampu menghasilkan ribuan gamet dalam satu
generasi
3. Banyaknya jumlah individu dalam setiap generasi.
Mutasi ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan. Mutasi
yang menguntungkan akan menghasilkan keturunan yang adaptif,
sedangkan mutasi yang merugikan merupakan mutasi letal dan akan
menghasilkan keturunan yang kurang adaptif. Mutasi letal biasanya terjadi
pada individu homozigot resesif. Contoh mutasi gen terjadi pada lalat buah
(Drosophilla melanogaster), yakni ditemukannya seekor lalat jantan yang
bermata putih diantara anggota populasi yang kesemuanya bermata merah.
Munculnya gen yang menyebabkan warna mata putih ini kemudian
dikenal sebagai mutasi gen. Pada pengamatan selanjutnya ditemukan
5.000 ekor lalat mutan (mata putih) diantara 20 juta ekor lalat yang
diamati. Hal ini menunjukkan bahwa munculnya gen baru tersebut
diwariskan kepada keturunannya. Contoh mutasi gen tersebut
menggambarkan terjadinya perubahan populasi organisme yang
merupakan bagian dari proses evolusi. Selain mutasi gen, terdapat pula
peristiwa mutasi kromosom yang perubahannya lebih mencolok
dibandingkan mutasi gen. Pada mutasi kromosom perubahan dapat berupa
perubahan jumlah kromosom ataupun struktur kromosom.( Anony.
Evolusi Populasi.2020)
F.Variasi Genetik
Gambar
Variasi pada
jengger ayam
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa :
7. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jumlah frekuensi alel di dalam
populasi akan tetap seperti frekuensi awal, dengan beberapa persyaratan yaitu:
populasi sangat besar, kawin acak, tidak ada perubahan di dalam unggun gen
akibat mutasi, tidak terjadi migrasi individu ke dalam dan ke luar populasi,
dan tidak ada seleksi alam.
8. Apabila lima syarat dalam kesetimbangan Hardy Weinberg dilanggar, maka
akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan menyebabkan
perubahan perbandingan alel dalam populasi tersebut.
9. Perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe
populasi lebih spesifik dikenal sebagai mikroevolusi.
Referensi
Victoria Henuhili. Genetika dan Evolusi. 2008. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/ir-victoria-henuhili-
msi/genetika-dan-evolusi.pdf pada tanggal 17 Februari 2020.
Anonymous. 2009. Variasi Genetik. http:// I:\blog-evolusi-dan-seleksi-
alam.php.htm.
Campbell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Corebima, tanpa tahun. Evolusi Makhluk Hidup. Ikip. Malang.
Hanyutan genetic merupakan akumulasi kejadian acak yang menggeser tampilan
lungkang gen secara perlahan dari keadaan setimbang, tetapi semakin
membesar seiring berjalannya waktu.
Gold, Stephen Jay (21-03-2002). Hal.7 The Structure of Evolutionary Theory.
http://id.m.wikipedia.org/the_structure_of evolution
Campbell, Neil A. Reece Jane B. Mitchell Lawrence G. 2002. BIOLOGI Edisi
kelima-Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Anony. Evolusi Populasi. Diakses dari
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/11451/mod_resource/conte
nt/3/uraian%20materi%20m4%20kb4.pdf pada tanggal 5 Maret 2020 pukul 01.04
WIB
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/mod/resource/view.php?id=10390 di
aksespada tanggal 6 maret 2020 puku 0.53 WIB
Kelompok 6
Ulva Nur Laila (1710810047)
Rusiana (1710810050)
Sri Muslihtun (1710810058)
Wanda Chamidah (1710810060)
Imam Mahmudi (1710810076)
A. Pendahuluan
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
oranisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Soat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada
keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secaa seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi
ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka
dalam suatu populasi.
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan
fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa
bakteri juga memiliki kapsul dan lapisan lendir yang membantu pelekatan
bakteri pada satu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki
kromosom, ribosom dan beberapa pesies lainnya memiliki granula makanan,
vakuola gas dan magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk
endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan
ekstrim.
C. Kemunculan Protista
Revolusi oksigen dianggap merupakan awal dari perubahan di bumi,
karena mengakibatkan tiga hal pokok bagi prokariot anaerob yaitu:
1. Musnah, karena tidak mampu beradaptasi dengan habitat yang aerob
2. Beradaptasi, tetap sebagai prokariot anaerob tetapi hidup di tempat yang
anaerob, seperti hidup di lumpur
3. Bersimbiosis dengan prokariot lain dan membentuk kehidupan baru
sebagai sel eukariot yang dikenal sebagai protista.
Protista mulai muncul di bumi sekitar 2 milyar tahun yang lalu dibuktikan
oleh fosil tertua pada lapisan prekambrian. Fosil ini disebut acritarch (bahasa
Yunani: tak jelas asal usulnya (Fransisca Sudargo). Kebanyakan protista
bersifat uniseluler, walaupun ada yang bersifat koloni atau multiseluler.
Protista bersel tunggal dianggap sebagai eukariot paling sederhana, namun
pada tingkat seluler banyak protista yang yang sangat kompleks, paling rumit
diantara semua sel.
Pada organisme multiseluler, fungsi-fungsi biologis yang penting
dilakukan oleh organ-organ. Sedangkan protista uniseluler melaksanakan
fungsi-fungsi penting yang sama, namun mereka melakukannya dengan
organel-organel subseluler, bukan organ-organ multiseluler. Organel yang
digunakan protista seperti nukleus, retikulum endoplasma, aparatus golgi, dan
lisosom.(Campbell, 2003).
Nutrisi protista lebih beraneka ragam daripada kelompok eukariota yang
lain. Beberapa protista adalah fotoautrotof dan memiliki kloroplas. Protista
yang lain adalah heterotrof, mengabsorpsi molekul organik atau mencerna
partikel makanan yang lebih besar. Protista yang lain yaitu miksotrof
(mixotroph), menggabungkan fotosintesis dan nutrisi heterotrofik (Campbell,
2003). Reproduksi dan siklus hidup juga sangat bervariasi pada protista.
Beberapa protista sepenuhnya aseksual, namun ada juga yang seksual.
E. Fungi
Asal usul fungi, sistematika filogenetik menunjukkan bahwa fungi
tampaknya berevolusi dari suatu nenek moyang yang berflagela. Meskipun
maoritas fungi tidak memiliki flagela. Beberapa garis keturunan fungi yang
berdivergensi paling awal memiliki flagela. Lebih anjut kebnyakan protista
yang memiliki nenek moyang bersama yang dekat dengan hwan dan juga
memiliki flagela. Data sekuens DNA juga mengindikasikan bahwa ketiga
kelompok eukriota isi-fungi, hewan, kerabat protistanya- membentuk sebuah
klad. Anggota-anggota klad ini disebut opisthokonta (opisthokont), nama yang
mengacu pada lokasi posterior flagela pada organisme-organisme ini.
Data sekuens DNA juga mengindikasikan bahwa fungi berkerabat dekat
dengan kelompok protista bersel tunggal dari pada dengan opithokonta lain,
sehingga hal ini menyatakan bahwa nenek moyang fungi ersifat uniseluler.
Salah sau kelompok protista unieluler semacam itu, nucleariid, terdiri dari
berbagi amoeba yang memakan alga dan bakteri. Lebih lanjut bukti DNA
mengindikasikan bahwa hewan berkerbat lebih dekat dengan kelompok protista
yang berbeda (choanoflagellata) dibandingkan engan fungi atau nucleariid.
Hasil-hasil ini secara bersamaan menunjukkan bahwa multiselularitas pasti
telah berevolusi pada hewan dan fungi secara independen, dari nenek moyang
bersel tunggal yang berbeda.
Para saintis memperkirakan bahwa nenek moyang hewan dan fungi
berdivergensi menjadi garis-garis keturunan yang terisah sekitar satu miliar
tahun yang lalu. Akan tetapi fungi tertua yang tak terbantahkan baru berumur
sekitar 460 juta tahun. Salah satu penjelasan yang mungkin bagi
ketidakcocokan ini adalah bahwa nenek moyang mikroskopik fungi terestrial
yang ada saat ini tidak terfosilisasi dengan baik.
F. Evolusi Hewan
1. Organisme Bersel Tunggal Pertama
Bukti paling awal dari kehidupan berasal dari 3,5 miliar tahun yang
lalu adalah stromatolit terfosilisasi. Stromatolit adalah bebatuan berlapis
yang terbentuk ketika prokariota tertentu mengikat lapisan-lapisan tipis
sedimen menjadi satu. Stromatolit pada masa sekarang ditemukn di
beberapa teluk yang dangkal. Hangat dan asin. Jika komunitas mikrob
cukup kompleks untuk membentuk stromatolit yang ada 3,5 miliar tahun
yang lalu. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa organisme bersel
tunggal berasal jauh lebih dahulu. Prokariota awal adalah penghuni bumi
satu-satunya, setidaknya sejak 3,5 miliar sampai 2,1 miliar tahun yang
lalu (Campbell, 2008: 73).
Eukariota Pertama
Fosil organisme eukariotik tertua yang diterima banyak ahli
berumur 2,1 miliar tahun. Sel –sel eukariotik memiliki susunan sel yang
lebih kompleks daripada sel prokariotik. Sel eukariotik mempunyai
membran inti, mitokondria, reticulum endoplasma dan struktur internal
lainnya. Serangkaian bukti evolusi yang mendukung model yang disebut
endosimbiosis (endosymbiosis) yang menyatakan bahwa mitokondria dan
plastida pada awalnya merupakan prokariota kecil yang mulai hidup di sel
inang. Nenek moyang prokariota dari mitokondria dan plastida masuk ke
dalam inang sebagai mangsa yang tidak terencana atau parasit sehingga
memiliki hubungan yang saling memberi keuntungan kurang lebih dalam
waktu 5 tahun. Seiring waktu inang dan endosimbion akan menjadi suatu
organisme tunggal dengan bagian-bagian yang tidak terpisahkan. Banyak
sekali bukti yang menyatakan bahwa mitokondria dan plastida sebagai
endosimbion. Membran dalam dari kedua organel ini memiliki enzim dan
sistem transpor yang homolog dengan ditemukan pada membran plasma
prokariota masa kini. Mitokondria dan plastida berreplikasi dengan proses
pemisahan yang mirip dengan proses replikasi prokariota tertentu.
Masing-masing organel ini memiliki satu molekul DNA tunggal yang
melingkar seperti kromosom bakteri, tidak berasosiasi dengan histon atau
protein lain dengan jumlah besar. Mitokondria dan plastida mempunyai
mekanisme selular (termasuk ribosom) yang dibutuhkan untuk
mentranskrip dan mentranslasi DNA menjadi protein. Terakhir dalam hal
ukuran sekuens nukleotida dan sensitivitas terhadap antibiotik-antibiotik
tertentu, ribosom mitokondria dan plastida lebih mirip dengan riboosom
prokariotik dibandingkan dengan ribosom sitoplasmik milik sel eukariota.
Ledakan Kambium
Banyak filum hewan yang masih ada saat ini muncul secara
mendadak pada fosil-fosil yang terbentuk diawal periode kambium
fenomena yang disebut ledakan kambium. Fosil-fosil tersebut terdiri dari
tiga filum yang masih ada sampai saat ini. Fosil tersebut antara lain,
Cnidaria (anemon laut), Porifera (spons) dan Mollusca (moluska).
Sebelum ledakan kambium semua hewan besar memiliki tubuh yang
lunak. Fosil-fosil hewan pra kambium yang bertubuh besar menunjukkan
sedikit bukti tentang predasi. Hewan tersebut seperti herbivor (pemakan
alga), penyaring makanan atau pemangsa bangkai, bukan pemburu.
Kolonisasi Daratan
Amniota Awal
Nenek moyang bersama terbaru dari amfibia dan amniota yang masih
ada mungkin hidup sekitar 370 juta tahun lalu. Tidak ada fosil telur
amniotik pada masa itu yang telah ditemukan. Hal tersebut tidak
mengejutkan karena telur-telur amniotik sangat rapuh, oleh karena itu
mustahil untuk menentukan kapan telur amniotik dievolusikan, walaupun
telur itu pasti telah ada pada nenek moyang bersama terakhir dari amniota
yang masih hidup. Fosil-fosil amniota awal dan kerabat-kerabat terdekatnya
adalah bahwa hewan-hewan tersebut dapat hidup dilingkungan yang lebih
kering daripada tetrapoda pertama. Contoh amniota awal adalah hebivor
yang dibuktikan dengan adanya gigi-gigi pelumat dan ciri-ciri lainnya,
sedangkan amniota yang lain jelas merupakan predator(Campbell, 2008:
288).
4. Mamalia
Evolusi Awal Mamalia
Mamalia merupakan amniota yang berambut dan menghasilkan susu.
Karakter yang menjadi sumber nama adalah kelenjar susu (mammary
gland) yang dapat menghasilkan susu. Mamalia tergolong ke dalam
sekelompok amniota yang dikenal sebagai sinapsida (synapsid). Sinapsida
nonmamalia awal tidak memiliki rambut, berjalan mengangkang dan
bertelur. Bukti fosil menunjukkan bahwa rahang dimodel ulang saat ciri-
ciri mamalia muncul secara bertahap pada garis keturunan sinapsida awal
yang mengikutinya. Sinapsida berevolusi menjadi herbivor dan karnivor
yang berukuan besar selama periode perm dan beberapa lama mereka
menjadi tetrapoda yang dominan. Akan tetapi kepunahan Perm-Trias
memakan banyak korban tetrapoda dan keanekaragamannya turun selama
periode Trias. Sinapsida yang semakin mirip mamalia muncul pada
pengujung periode Trias 200 juta tahun lalu. Sinapsida ini telah
memperoleh sejumlah karakter turunan yang membedakan mamalia dari
amniota lain. Mereka berukuran kecil dan mungkin berambut. Tulang-
tulangnya menunjukkan bahwa sinapsida tumbuh lebih cepat daripada
sinapsida lain dan hal ini menunjukkan mereka mempunyai laju metabolik
yang relatif tinggi akan tetapi mereka masih bertelur (Campbell, 2008:
295),.
Selama periode jura, mamalia sejati pertama munculdan
berdiversifikasi menjadi sejumlah garis keturunan. Namun selama Era
Mesozoikum sebagian besar mamalia tetap berukuran kira-kira sebesar
celurut masa kini. Pada awal periode kreta, ketiga garis keturunan utama
mamalia yang ada telah muncul, seperti monotreamata (mamalia bertelur),
marsupialia (mamalia berkantong) dan euteria (mamalia berplasenta.
Monotremata
Monotremata hanya ditemukan di Australia dan Papui Nugini dan
dipresentasikan oleh satu spesies platipus dan empat spesies ekidna
(pemakan semut berduri). Monotremata bertelur, suatu karakter nenek
moyang bagi amniota dan tetap dipertahankan pada sebagian besar reptil.
Monotremata memiliki rambut dan menghasilkan susu, namun mereka
tidak memiliki puting. Susu disekresikan oleh kelenjar-kelenjar di perut
induk betina.
Marsupialia
Contoh dari marsupialia adalah kangguru, oposum dan koala.
Marsupialia terlahir sangat dini dalam tahapan perkembangannya dan
menyelesaikan perkembangan embrionik sambil menyusu. Marsupialia
tersebar di seluruh dunia selama era Mesozoikum namun kini hanya
ditemukan di wilayah Australia dan Amerika Utara dan Selatan.
Biogeografi Marsupialia merupakan contoh hubungan yang saling
mempengaruhi antara evolusi biologi dan geologi. Di Australia evolusi
konvergen telah menghasilkan keanekaragaman marsupialia yang
menyerupai euteria dalam peran-peran ekologis yang serupa dibagian-
bagian dunia yang lain.
Euteria (Mamalia Berplasenta)
Euteria sering disebut mamalia berplasenta karena plasentanya jauh
lebih kompleks daripada marsupialia. Euteria memiliki masa kehamilan
yang lebih lama daripada marsupialia. Kelompok utama euteria yang
masih ada diduga berdivergensi satu sama lain dalam suatu ledakan
perubahan evolusi. Data molekular mengindikasikan bahwa peristiwa itu
terjadi 100 juta tahun lalu.
G. Kesimpulan
Bakteri dan archaea merupakan dua cabang utama evolusi prokariota.
Dalam sistem kalsifikasi tradisional lima kingdom, prokariota menyusun
kingdom monera, dan empat kingdom eukariotik adalah protista, plantae,
fungi dan animalia. Skema ini menekankan perbedaan struktural antara sel-sel
prokariota dan eukariota. Akan tetapi, selama satu dekade belakangan para
ahli sistematika menentukan bahwa sebuah kingdom tunggal yang
menggabungkan semua prokariota tidaklah sesuai dengan sejarah evolusi.
Protista mulai muncul di bumi sekitar 2 milyar tahun yang lalu dibuktikan
oleh fosil tertua pada lapisan prekambrian. Fosil ini disebut acritarch (bahasa
Yunani: tak jelas asal usulnya (Fransisca Sudargo). Kebanyakan protista
bersifat uniseluler, walaupun ada yang bersifat koloni atau multiseluler.
Para ahli paleobotani yang memcari asal usul evolusi tumbuhan telah lama
berdebat tentang apa yang menusun bukti fosil tertua dari tumbuhan darat.
Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan spora fosil yang berasal dari
periode ordovisium, berumur lebih dari 475 juta tahun. Walaupun spora fosil
mirip dengan spora tumbuhan yang masih ada, mereka juga memiliki
perbedaan yang mencolok. Misalnya, spora tumbuhan masa kini biasanya
disebarkan sebagai butiran tunggal, namun spora fosil berfusi bersama
kedalam kelompok yang terdiri dari dua atau empat butir.
Asal usul fungi, sistematika filogenetik menunjukkan bahwa fungi
tampaknya berevolusi dari suatu nenek moyang yang berflagela. Meskipun
maoritas fungi tidak memiliki flagela. Beberapa garis keturunan fungi yang
berdivergensi paling awal memiliki flagela. Lebih anjut kebnyakan protista
yang memiliki nenek moyang bersama yang dekat dengan hwan dan juga
memiliki flagela.
Bukti paling awal dari kehidupan berasal dari 3,5 miliar tahun yang lalu
adalah stromatolit terfosilisasi. Stromatolit adalah bebatuan berlapis yang
terbentuk ketika prokariota tertentu mengikat lapisan-lapisan tipis sedimen
menjadi satu. Stromatolit pada masa sekarang ditemukn di beberapa teluk
yang dangkal.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil, A., Reece, Jane, B., Miitchell, Lawrence, G. 2003. Biologi, Jilid
2 Edisi Ke Lima. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil, dkk. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Mahata Dira Gana. 2008. Rahasia Bakteri. Jakarta: Gramedia.
MENELUSURI JEJAK EVOLUSI SITUS PATI AYAM KUDUS
Disususn Oleh:
Tadris Biologi- B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2020
A. Latar Belakang
Kabupaten Kudus adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa
Tengah yang menjadi salah satu daerah yang berpotensi tinggi dalam hal
wisata. Pesona wisata yang ada di kabupaten Kudus ini memiliki macam-
macam bentuk mulai dari wisata alam, wisata budaya, dan juga wisata
religi. Fakta menarik yang ditawarkan dari wisata yang ada di Kudus
adalah ditemukannya situs purbakala di pegunungan pati ayam, Desa
Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Situs purbakala ini
ditemukan oleh salah seorang warga dan kemudian dilakukan penelitian
oleh balai Arkeologi dari Yogyakarta.
Situs Pati Ayam merupakan situs terlengkap karena ditemukan
banyak sekali fauna- fauna invertebrate hingga vertebrata. Pernah
ditemukan juga fosil manusia purba (Homo erectus). Penemuan terus
berlanjut sampai sekarang hingga koleksi yang berada di situs pati ayam
semakin lengkap.
Sekarang ini, situs Pati Ayam banyak dikunjungi oleh wisatawan
untuk sekedar melihat penemuan- penemuan zaman purba ataupun untuk
dijadikan sebagai penambah wawasan pengetahuan. Selain masyarakat
umum, banyak juga pengunjung dari kalangan pelajar sebagai pusat
penelitian ataupun tugas dari sekolah. Seperti halnya kami dari Program
Studi Tadris Biologi Semester 6 yang mendapat mata kuliah evolusi
mendapat tugas untuk mengunjungi situs purbakala Pati Ayam sebagai
pembelajaran awal agar kita membenarkan adanya evolusi kehidupan.
Gambar 1. Para mahasiswa tadris biologi semester 6
B. Situs Purba Pati Ayam
Jejak situs Pati Ayam sampai sekarang ini masih saja ditelusuri
oleh para ahli arkeolog, secara umum situs Pati Ayam terletak di kawasan
Pantai Utara Jawa Tengah, di perbatasan antara Kabupaten Kudus dan
Kabupaten Pati. Luas situs Pati Ayam berada dalam bentang sekitar ± 5 x
7 kilometer. Kondisi geomorfologis yang terdiri dari bukit- bukit dan
lembah merupakan bagian dari situs yang kaya akan peninggalan
paleontologis kala Pleistosen berupa fosil vertebrata dan jejak peninggalan
budaya paleolitik.38
38
Siswanto, Yahdi Zaim, Noerwidi Sofwan, Melacak Jejak Kehidupan Purba di Patiayam,
(Yogyakarta: Kepel Press, 2016), 1.
Gambar 3. Bangunan Situs purbakala Pati Ayam
Pati Ayam dulunya adalah daerah selat atau disebut daerah lautan
dangkal. Bukti dari hal tersebut adalah banyaknya temuan fosil hewan laut
seperti molusca, kura- kura dan masih banyak lagi. Penemuan yang
terkenal lagi adalah ditemukannya fragmen- fragmen gading gajah
stegodon sepanjang 4 m menurut balai arkeologi Yogyakarta.Hal tersebut
menandakan bahwa pernah ada kehidupan di daerah pati ayam sebelum
kita. Ukuran anatomi tinggi gajah stegodon tersebut diperkirakan adalah 7
M. Namun yang 3 M hilang atau telah hancur karena terkikis airdari atas
tebing.Fosil- fosil tersebut terjadi karena tertimbun oleh abu vulkanik saat
peletusan gunung muria purba. Menurut balai arkeologi Yogyakarta
terdapat 17 spesies yang pernah hidup didaerah patiayam termasuk
homospesiens.Spesies yang paling banyak adalah spesies govide, seperti
kerbau, banteng, dan sapi. Ditemukan juga Antelop yang melengkapi
penemuan situs Pati ayam. Banyak situs disana tidak ditemukan Antelop
karena Antelop hanya hidup di daerah jawa bagian utara.
Menurut cerita dari petugas penjaga situs patiayam yaitu ibu Siti
Ashma. Perintisan awal dia mulai bekerja menjadi penjaga situs pati ayam
yaitu pada tahun 2005, Situs pati ayam mulai berdiri pada tahun 2005
dansebelumnya telah mengalami 3 perpindahan yaitu dirumah warga, di
depan balai desa, dan baru dibangun musim ini. Dinamakan situs pati
ayam karena diambil dari namaperbukitan di daerah tersebut, salah
satunya bukit pati ayam. Dinamakan pati ayam karena pada zaman dulu,
yaitu zaman kerajaan danang dengan kabupaten pati ada seorang putera
raja yang mengadakan sayembara disebuah bukit untuk merebutkan puteri
raja, dan yang kalah harus membuat ayam jadi- jadian tersebut, maka
disebutlah daerah pati ayam.39
Penemuan Situs Pati Ayam tercatat telah berlangsung sejak jaman
kolonial, yaitu sejak adanya aktivitas awal pengumpulan fosil-fosil di situs
ini oleh pakar-pakar asing. Disebutkan bahwa ada seorang intelektual jawa
sekaligus pelukis naturalis yang terkenal bernama Raden Saleh dan
seorang naturalis Jerman bernama Frans Wilhelm Junghuhn yang
mengumpulkan fosil-fosil dari Pegunungan Patiayam bersamaan dengan
pengumpulan fosil-fosil di lereng Pegunungan Kendeng Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Penemuan fosil-fosil Vertebrata oleh Raden Saleh dan Frans
Wilhelm Junghuhn pada tahun 1857 tersebut tampaknya mengherankan
bagi masyarakat. Kemudian karena masyarakat belum terbiasa atau belum
pernah melihat benda-benda berupa tulang dalam ukuran besar maka
fosilfosil tersebut oleh masyarakat sekitar disebut “balung buto”.
Sekarang situs Pati Ayam sudah berada di bawah naungan Dinas
Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Kudus dan telah menugaskan beberapa
orang untuk terus menjaga dan merawat benda cagar budaya tersebut.
“Dulunya saya bersama suami saya tahun 2005 hingga 2008 harus ikhlas
hati untuk merawat penemuan tersebut karena belum ada perhatian dari
pemerintah, namun sekarang alhamdulillah pemerintah telah memberi
bagian setiap bulannya”jelas ibu Ashima. Karena banyaknya pengunjung
yang berdatangan mulai dari kalangan anak- anak PAUD hingga
mahasiswa bahkan dari orang umum, maka pemerintah kabupaten Kudus
telah menugaskan 10 orang untuk ikut dan merawat situs pati ayam
tersebut. Pengunjung yang datang kebanyakan adalah anak sekolah karena
situs pati ayam tersbut dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran.Didalam museum tersebut juga masih terdapat fragmen
gajah Stegodon yang besar- besar dan belum dapat dirangkai karena masih
39
Ashima, Wawancara oleh penulis, 13 Febuari, 2020, wawancara 1, transkrip.
menunggu balai arkeolog lagi untuk di display. Dilantai 2 museum
tersebut juga disimpan tengkorak manusia yaitu manusia modern
(homosapiens) namun belum dapat ditampilkan karena masih berantakan,
namun tengkorak ini diperkirakan belum benar- benar menjadi fosil karena
ditemukan setelah zaman pra- sejarah.
Situs Pati Ayam merupakan situs yang dapat dibilang lengkap.
Ribuan fragmen fosil Vertebrata ditemukan di daerah tersebut, beberapa
diantaranya dapat direkonstruksi dan beberapa bagiannya dapat
diidentifikasi jenisnya. Situs Pati Ayam memiliki beberapa fosil binatang
yang sudah diketahui jenisnya. Ada tiga kelompok fauna yang ditemukan
dan dikelompokkan berdasarkan habitatnya, antara lain:
1. Fauna yang bisa hidup pada daerah berhutan terbuka :
Bubalus paleokarabau (Kerbau purba)
Bos Paleosondaicus (BantengPurba)
Tragulus javanicus (Kancil jawa)
Muntiacus Muntjak (Kijang)
Panthera Tigris (Harimau)
2. Fauna yang hidup di hutan lebat dan basah (Tropivcal Rain Forest)
seperti :
Stegodon Trigonocephalus (Gajah Purba)
Elephas sp. (Gajah)
Rinocheros Sondaicus (Badak Jawa)
3. Fauna yang bisa hidup di dalam air seperti:
Croccodyllus Simensis ( (Buaya muara)
Croccodyllus Gavialus (Buaya sungai)
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Traguliae
Genus : Tragulus
Spesies : Tragulus javanicus
4) Muntiacus muntjak
40
Ashima, Wawancara oleh penulis, 13 Febuari, 2020, wawancara 1, transkrip.
41
Anonim, Pengertian Ekskavasi Dalam Kepurbakalaan, diakses melalui
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/pengertian-ekskavasi-dalam-kepurbakalaan, pada
tanggal 19 Febrauari 2019, pukul 21.08 WIB.
berada di dalam museum itu merupakan duplikat saja. Fosil gajah
stegodon yang asli tidak diletakkan di dalam museum karena untuk
dijadikan bukti bahwa pernah ada kehidupan sebelumnya serta untuk
menarik wisata alam.
Di bukit Slumprit juga terdapat goa buatan manusia yang dulu
katanya hasil dari penambangan pasir oleh warga setempat, tapi sekarang
penambangan itu sudah dihentikan tapi beberapa masyarakat masih
mendatangi goa tersebut hanya untuk mengambil kotoran kelelawar untuk
dijadikan pupuk.
42
Ashima, Wawancara oleh penulis, 13 Febuari, 2020, wawancara 1, transkrip.
Terdapat juga pengunjung yang baru pertama kali mendatangi situs
pati ayam seperti Eva Muzdalifah dan Kurnia Afrizal Zulkarnaen. Mereka
memaparkan bahwasannya terdapat pengalaman yang didapatkan setelah
mengunjungi situs pati ayam. Apalagi ini merupakan pengalaman pertama
bagi mereka mengunjungi situs pati ayam. Tentunya hal ini dapat
menambah wawasan serta pengetahuan bagi mereka terutama dapat
mengetahui berbagai fosil-fosil, situs purbakala, dan kehidupan sebelum
kita. Juga dapat mengetahui bentuk gading gajah, gigi hiu, gigi buaya,
yang hidup pada masa purbakala.
E. Kesimpulan
Situs Pati Ayam merupakan situs terlengkap karena ditemukan
banyak sekali fauna- fauna invertebrate hingga vertebrata. Pernah
ditemukan juga fosil manusia purba (Homo erectus). Penemuan terus
berlanjut sampai sekarang hingga koleksi yang berada di situs pati ayam
semakin lengkap. Situs Pati Ayam merupakan situs yang dapat dibilang
lengkap. Ribuan fragmen fosil Vertebrata ditemukan di daerah tersebut,
beberapa diantaranya dapat direkonstruksi dan beberapa bagiannya dapat
diidentifikasi jenisnya.
Terdapat juga tempat ekskavasi yang terdapat di situs pati ayam.
Ekskavasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui
penggalian tanah yang dilakukan secara sistematik untuk menemukan satu
atau himpunan tinggalan arkeologi dalam suatu insitu. Ada beberapa
teknik dalam melakukan ekskavasi yaitu sistem tespit dengancara
membuat titik-titik kotak galian secara acak, dimana sistem ini berbentuk
kotak-kotak yang berperncar sporadis di sekitar cagar budaya yang akan
diberi zona pelindungan. Teknik yang selanjutnya yaitu teknik lot, dimana
setiap lot ditentukan oleh perubahan data arkeologis. Dengan ekskavasi
diharapkanakan diperoleh sebaran temuan, hubungan antar temuan,
stratigafis tanah, lingkungan alam dan manusia setelah temuan mengalami
deposit.
Dengan adanya situs pati ayam ini, dapat bermanfaat bagi banyak
orang salah satunya dapat memberikan wawasan dan bukti bahwasannya
telah ada kehidupan terdahulu sebelum kita. Hal ini dibuktikan dengan
adanya banyak temuan di situs pati ayam tersebut. Tentunya hal ini dapat
menambah pengalaman bagi para pengunjung yang baru pertama kali
mengunjungi situs pati ayam.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
A. Pendahuluan
Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Sains merupakan
cara untuk dapat mengetahui teori-teori baru atau teori yang dapat dikaji ulang
mengenai kebenarannya. Sains berasumsi bahwa segala sesuatu dapat
dijelaskan secara materi. Teori evoulusi merupakan bagian dari biologi. Teori
ini membawa dampak yang positif bagi biologi karena memperluas cakupan
biologi dan menelusuri cakupan sampai pada mahluk hidup dan alam
semesta.43
Evolusi merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam
biologi. Prinsip teori evolusi mempersatukan sejarah suatu kehidupan. Teori
evolusi mengemukakan bagaimana asal mula alam semesta itu ada. Teori
evolusi juga menjelaskan bagaimana asal mula suatu organisme, dan mengapa
jutaan organisme tetap eksis sampai sekarang. Secara umum teori evolusi
mengatakan bahwa suatu keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai
hasil perubahan susunan genetiknya. Organisme modern merupakan keturunan
dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi.44
Sehingga studi evolusi biologi membutuhkan banyak pemahaman mengenai
cabang ilmu biologi yang lainnya seperti genetika, biokimia, embriologi,
biogeografi, geologi, biologi molekuler, dan yang lainnya.
Banyak para saintis mengemukakan mengenai teori evolusi. Teori
evolusi mengenai penciptaan alam semesta yang paling eksis yaitu Teori
Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang Theory) yang lahir dari ahli astrofisika
George Gamow, Ralp Alpher, Hans Bethe, dan Robert Herman pada akhir
tahun 1940-an. Sedangkan pencetus teori evolusi mengenai penciptaan
43
M.J Luthfi, A Khusnuryani, Agama dan Evolusi: Konflik atau Kompromi, Jurnal
Kaunia, Vol.1 No.1, April 2005, hlm. 1-2, Diakses melalui http://diglib.uin-suka.ac.id, Kamis 20
Februari 2020 Pukul 05.46 WIB.
44
M.J Luthfi, A Khusnuryani, Agama dan Evolusi: Konflik atau Kompromi, Jurnal
Kaunia, Vol.1 No.1, April 2005, hlm. 2, Diakses melalui http://diglib.uin-suka.ac.id, Kamis 20
Februari 2020 Pukul 05.46 WIB.
manusia yang paling eksis dalam masyarakat luas yaitu Darwin. Darwin
mengetengahkan berbagai topik yang populer dalam biologi seperti besarnya
keanekaragaman dalam organisme dan kekerabatan, kemiripan dan
perbedaannya, penyebaran geografisnya, dan adaptasi dengan lingkungan
sekitarnya.45
Teori evolusi sudah diterima oleh sebagian besar saintis, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa gagasan mengenai teori evolusi juga banyak ditentang
oleh masyarakat luas, karena kontra dengan bebcrapa aspek ajaran dari
beberapa agama, khususnya agama Islam. Hal yang paling kontroversial dari
teori evolusi sampai saat ini adalah upaya menjelaskan asal-usul manusia dari
proses alamiah. Teori ini dianggap dapat memberikan dampak negatif
terhadap keimanan peserta didik atau orang yang mempelajarinya. Teori
evolusi juga dikatakan jelas-jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip aqidah
Islam, sehingga umat Islam seakan-akan harus memilih salah satu dari dua hal
yaitu iman atau evolusi. Kontroversi semakin memanas setelah terbitnya buku
karangan Harun Yahya yang mempopulerkan kontradiksi Islam dengan
evolusi.
Upaya untuk menyelaraskan paradigma keterpaduan sains dan Islam
terus dilakukan. Evolusi merupakan konsep yang sangat penting bagi hubungan
sains dan agama. Teori proses penciptaan alam semesta dan awal mula suatu
organisme khususnya manusia sangat menarik untuk dikaji apabila
disandingkan dengan kajian Agama Islam yaitu Al-Qur’an, sehingga akan
menambah rasa syukur dan keimanan umat Islam yang mampu memahaminya
dengan baik dan benar. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan
tentang kaidah ajaran agama Islam yang tertuang dalam kitab suci yaitu Al-
Qur’an dan keterkaitannya dengan beberapa aspek penting dari teori evolusi
yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai asal mula penciptaan alam
semesta dan mahluk hidup. Penulis berharap akan pemahaman yang benar dari
para pembca khususnya dan pada masyarakat luas umumnya tentang teori
45
Neil A.Campbell, Jane B.Reece, Lawrence G.Mitchell, Biologi, Edisi kelima, Jilid II,
(Jakarta:Erlangga, 2003), hlm. 5.
evolusi dan dapat memberikan penilaian yang baik dan benar, tidak hanya
memandang dari satu aspek saja.
B. Dialog Evolusi dan Agama mengenai Penciptaan Alam Semesta
Beberapa teori tentang asal-usul terjadinya alam raya yaitu:46
1. Teori keadaan tetap (Steady-state theory), teori ini mengatakan bahwa
alam semesta ini, dimana pun dan kapan pun tetap (sama). Teori ini
didasarkan pada prinsip kosmologi sempurna dan mengartikan bahwa alam
semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Pendukung teori ini yaitu, Fred
Hoyle, Herman Bondi, dan Thimas Gold.
2. Teori dentuman besar atau ledakan maha dahsyat (Big bang theory), teori
ini berpendapat bahwa semua materi dan tenaga yang ada di alam semesta
ini tadinya terpadu menjadi satu bola neutron tenaga pancaran yang
dinamakan “Ylem” (ailem). Suatu ketika “Ylem” ini meledak dan seluruh
materinya terlempar keseluruh ruang alam semesta. Kemudian materi-
materi tersebut melakukan ekspansi selama beribu-ribu juta tahun dan
berlangsung jutaan tahun lagi. Hal ini menimbulkan gaya yang berlawanan
yakni gaya gravitasi dan gaya repulasi kosmik. Teori ini lahir dari ahli
astrofisika George Gamow, Ralp Alpher, Hans Bethe, dan Robert Herman
pada akhir tahun 1940-an.
3. Teori osilasi (teori alam semesta berayun), menyatakan bahwa semua
materi bergerak saling menjauhi dan bermula dari massa yang mampat.
Pergerakan materi ini akhirnya melambat dan suatu ketika semakin lambat
dari kecepatan lepas kritis, dan akhirnya berhenti kemudian kembali
mengkerut karena gravitasi. Setelah materi tersebut mampat lalu meledak
dan dilanjutkan dengan penuaian lagi. Selama proses ini tidak ada materi
yang rusak atau tercipta, melainkan hanya berubah tatanan atau mengalami
goyangan (osilasi). Dengan demikian, teori ini merupakan teori yang
mempertahankan pendapat bahwa alam semesta ini terhingga bukannya
tidak terhingga. Teori ini dikemukakan oleh Edwin Hubble.
46
Lud Waluyo, Evolusi Organik, (Malang: UMM Press, 2005), hlm. 229-230.
Konsep pembentukan alam semesta sangat menarik untuk dikaji apabila
membandingkan antara pandangan Agama Islam dengan para ahli kosmologi.
Terjadinya alam semesta telah diuraikan di dalam Al-Qur’an, seperti yang telah
difirfmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Fush-Shilat (41):11-12
yang berbunyi:47
ِِ ِ ِ السم ِاء و ِهي دخا ٌن َف َق َال هَل ا ولِأْل َر
اه َّن
ُض َ ) َف َق11( ني َ ض ائْتيَ ا طَْو ًع ا أ َْو َك ْر ًه ا قَالَتَ ا أََتْينَ ا طَائع ْ ََ َ ُ َ َ َ َّ اسَت َو ٰى إِىَل ْ َّمُث
ك َت ْق ِد ُير الْ َع ِزي ِز ِ
َ يح َو ِح ْفظًا ۚ ٰذَل ِ َ َ الد ْنيا مِب
َ صاب َ ُّ َالس َماء َّ ات يِف َي ْو َمنْي ِ َوأ َْو َح ٰى يِف ُك ِّل مَسَ ٍاء أ َْمَر َها ۚ َو َزيَّنَّا
ٍ سبع مَس او
َ َ َ َْ
)12(الْ َعلِي ِم
Artinya: “Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap,
lalu Dia berfirman kepadanya (langit) dan kepada bumi, “Datanglah kamu
berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya
menjawab, “Kami datang dengan patuh. Lalu diciptakan-Nya tujuh langit
dalam dua masa lalu pada setiap langit Dia mewahyukan urusan masing-
masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), Kami hiasi dengan
bintang-bintang , dan (Kami ciptakan itu) untuk memelihara. Demikianlah
ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS. Fush-Shilat
41:11-12)
47
Diakses melalui https://tafsirweb.com/8993-quran-surat-fussilat-ayat-11-12, Rabu 04
Maret 2020 Pukul 20.05 WIB.
disekeliling bumi dan lapisan ozon, uap air serta debu yang merupakan
pelindung untuk memungkinkan adanya kehidupan di bumi.48
Teori Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang) juga tergambarkan dalam
kalam Allah Al- Qur’an Surat Al-Anbiya (21):30 yang menyatakan bahwa
alam semesta ini dulunya adalah menyatu:49
ض َكا َنتَ ا َر ْت ًق ا َف َفَت ْقنَامُهَا ۖ َو َج َع ْلنَ ا ِم َن الْ َم ِاء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي ۖ أَفَاَل ِ
َ الس َم َاوات َواأْل َْر َّ ين َك َف ُروا أ
َّ َن ِ َّ
َ أ ََومَلْ َي َر الذ
و َن ُيُ ْؤِمن
Artinya: “Apakah mereka orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit-
langit (ruang alam) dan bumi (materi alam) itu asalnya berpadu, lalu Kami
pisahkan keduanya. Selanjutnya, Kami buat dari air semua mahluk hidup.
Mengapa mereka tidak beriman juga?(QS. Al-Anbiya 21:30)
Syaikh Imam Nawawi al-Bantani dalam tafsir Marah Labid Tafsir al-
Nawawi menyatakan bahwa alam semesta yang terdiri dari langit dan banyak
bintang bereredar dengan teratur, pada awalnya alam semesta adalah suatu
yang menyatu dan terikat satu sama lain dan tidak terpisahkan. Begitu pula
dengan Al-Mawardi dalam Tafsir An-Nukatu wa Al-Uyun menyatakan bahwa
alam semesta yang tadinya adalah satu kesatuan yang padu, kemudian Allah
jadikan beberapa ciptaan dengan cara Allah memisahkan membagi dari
kesatuan tersebut dengan udara. Setelah terjadinya pemisahan menurut Al-
Raziy maka bumi tetap tinggal pada tempatnya kemudian bagian-bagian langit
dinaikkan. Maka yang diciptakan Allah pertama yaitu bumi dan dilanjutkan
dengan penciptaan langit.50 Hal tersebut juga hampir selaras dengan Teori
Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang Theory).
Terjadinya ledakan maha dahsyat atau dentuman besar menurut
perkiraan para ahli, zat yang awal akan terpecah-pecah menjadi dzarroh yang
paling sederhana, yakni hidrogen yang merupakan unsur pembentuk air. lama-
kelamaan dari hidrogen ini melalui reaksi atau perpaduan akan terbentuk
senyawa-senyawa lainnya, diantaranya bila bereaksi dengan oksigen maka
51
Diakses melalui https://tafsirweb.com/8993-quran-surat-fussilat-ayat-11-12, Rabu 04
Maret 2020 Pukul 20.20 WIB.
52
Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 233.
kosmos yang berlekukan seperti itu tidak dapat dibenarkan secara
termodinamis. Usaha lain dengan menggunakan Teori Alam Keadaan Tetap
(Steady-state theory), yang mengatakan bahwa galaksi-galaksi boleh terbang
ke sebrang sana tetapi ruang yang ditinggalkan akan terisi lagi oleh materi
baru, namun teori ini menjadi tidak berlaku setelah pada tahun 1964, Wilson
dan Penzias dalam observasinya ke segenap penjuru alam menemukan sisa-sisa
kilatan dentuman besar yang terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.53 Hal
tersebut Allah jelaskan dalam Al-Qur’an Surat Fush-Shilat (41):53 yang
berbunyi:54
ك أَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْى ٍء َش ِهي ٌد ِ ى أَن ُف ِس ِهم حىَّت ٰ يتَبنَّي َ هَلُم أَنَّهُ ٱحْل ُّق أَومَل ي ْك
َ ِّف بَِرب َْ َ َ ْ ََ َ ْ
ِ ِ
ٓ َس نُ ِري ِه ْم ءَايَٰتنَ ا ىِف ٱاْل فَاق َوىِف
Artinya: “Akan Kami perlihatkan kepada mereka ayat-ayat Kami di segenap
penjuru dan dalam diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al-Qur’an itu yang benar”.
56
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), hlm. 2-3.
Al-Qur’an menjelaskan serangkaian evolusi kehidupan manusia yang
Allah jelaskan dalam beberapa ayat dengan penjelasan penciptaan manusia
mulai dari tanah, air dan sperma. Rangkaian evolusi dalam Al-Qur’an
menghadirkan Allah SWT sebagai Sang Pencipta manusia dan makhluk hidup
yang lainnya.57 Proses penciptaan manusia yang dapat dijadikan pendekatan
teori evolusi yaitu, Allah SWT mengisyaratkan dalam satu ayat secara lengkap
yaitu Al-Qur’an Surat al-Hajj (22): 5:58
ضغَ ٍة خُّمَلَّ َق ٍة
ْ اب مُثَّ ِمن نُّطَْف ٍة مُثَّ ِم ْن َعلَ َق ٍة مُثَّ ِمن ُّمٍ ث فَِإنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن تُر
َ
ِ ب ِّمن ٱلْبع
ْ َ َ ٍ َّْاس إِن ُكنتُ ْم ىِف َري ُ ي َٰٓأَيُّ َها ٱلن
ِ ِ
ۖ َش َّد ُك ْم ُ َج ٍل ُّم َس ًّمى مُثَّ خُنْ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل مُثَّ لتَْبلُغُ ٓو ۟ا أ ٓ ِ ِ ٍ
َ َو َغرْيِ خُمَلَّ َق ة لِّنَُبنِّي َ لَ ُك ْم ۚ َونُق ُّر ىِف ٱأْل َْر َح ام َم ا نَ َش ٓاءُ إىَل ٰى أ
ض َه ِام َد ًة ِ ِ ِ ِ ِ ٓ ِ ِ
َ َومن ُكم َّمن يَُت َوىَّفٰ َومن ُكم َّمن يُ َر ُّد إِىَل ٰى أ َْر َذل ٱلْعُ ُم ِر ل َكْياَل َي ْعلَ َم م ۢنَب ْع د ع ْل ٍم َشْئًٔـًا ۚ َوَت َرى ٱأْل َْر
ٍ ِت ِمن ُك ِّل َز ْو ٍج هَب
يج ْ َت َوأَ ۢنبَتْ َت َو َرب
ْ َنزلْنَا َعلَْي َها ٱلْ َمٓاءَ ْٱهَتَّز َ فَِإ َذٓا أ
ۭ
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan
kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. al-Hajj (22):5)
Aas Siti Solichah, Teori Evolusi Manusia dalam Persepektif Al-Qur’an, Jurnal
57
el-‘Umdah, Vol.2, No.2, 2019, hlm. 126, Diakses melalui https://journal.uinmataram.ac.id, Rabu
11 Maret 2020, Pukul 20.39 WIB.
58
Diakses melalui https://tafsirweb.com/5741-quran-surat-al-hajj-ayat-5, Rabu 11 maret
2020, Pukul 19.04 WIB.
mengalami pikun hingga akhirnya kembali ke tanah sebagaimana penciptaan
pertama manusia.
Tanah merupakan unsur terpenting yang melengkapi susunan tubuh
manusia. Dari unsur tanah ini, proses penciptaan berlanjut tahap demi tahap
dalam bentuk komposisi kimiawi yang sangat diperlukan untuk menyususn
tubuh manusia. Susunan tubuh manusia berdasarkan biokimia tersusun dari
karbohidrat, lemak dan protein. Dengan melalui proses kimia akan membentuk
gugusan atom (molekul) penyususn tubuh. Unsur-unsur tersebut yaitu
Karbonat (CO3, pen.), Oksigen (O2), Hidrogen (H2), Pospor (P), Kibrit, Azur,
Kalsium (Ca), Votasium, Sodium, Magnesium (Mg), Besi (Fe), Tembaga (Cu),
Yodium (Y), Florit, Kobait (Co), Seng (Zn), Silikon (Si), dan Alumunium (Al).
Unsur-unsur tersebut melalui proses rantai makanan terserap ke dalam tubuh
melalui tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air. Melalui proses kimiawi, unsur-
unsur dalam tubuh manusia tersebut berubah menjadi darah, daging, dan air
mani. Beragam kandungan unsur yang bermanfaat terdapat dalam tanah yang
menjadi unsur penting dalam penciptaan manusia. kandungan unsur tersebut
mengisyaratkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk istimewa dan
berguna.59
Kandungan selanjutnya adalah nuthfah (sperma). Sperma merupakan
bagian dari air mani yang tersusun juga dari campuran zat-zat lain, seperti zat
gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan
asam di pintu masuk rahim dan melicinkan sekitarnya agar memudahkan
perputaran sperma. Dari hasil penelitian terbaru dijelaskan bahwa pria akan
mengeluarkan sperma sekitar 200-500 juta dan dari sekian banyak jumlah
tersebut yang akan diterima indung telur hanya satu, karena ketika air mani
keluar jumlah sperma hanya 10%, selebihnya adalah zat enzim, vitamin c,
kalsium, protein, sodium, zat besi, dan fruktosa.60
59
Aas Siti Solichah, Teori Evolusi Manusia dalam Persepektif Al-Qur’an, Jurnal
el-‘Umdah, Vol.2, No.2, 2019, hlm. 128, Diakses melalui https://journal.uinmataram.ac.id, Rabu
11 Maret 2020, Pukul 20.39 WIB.
60
Muhammad Abdul Jawad, Menyingkap Fakta Baru dan MIsteri Kehidupan Manusia,
(Jakarta: AMP Press, 2014) hlm. 20-21.
Berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukti-bukti yang ada, transformasi
manusia secara umum melewati empat tahap yaitu:61
1. Australophitecus, hidup sekitar 3,5 juta tahun yang lalu, dan merupakan
nenek moyang tertua yang profil tubuhnya mirip dengan manusia modern.
Fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki tinggi
badan rata-rata 1,5 m, suatu ukuran yang lebih pendek daripada rata-rata
manusia modern. Kapasitas kranial, rongga di kepala yang menampung
otak, sekitar 500 cm³. Otak sebesar itu diduga sudah mampu memberi
mereka kreatifitas untuk mebuat peralatan-perlatan dalam aktivitas sehari-
hari, dan kemampuan seperti ini tidak dimiliki oleh kera.
61
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 25-26.
Gambar 2. Phitecantrophus
62
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 28-29.
“mempunyai perasaan atau emosi”. Sedangkan Bani Adam menunjukkan
bahwa Adam adalah nenek moyang umat manusia, dan karenanya Adam
merupakan manusia pertama. Adam adalah nama yang diberikan manusia
pertama yang diciptakan Allah, kemudian menurunkan semua umat manusia.
Adam adalah mahluk manusia yang mempunyai kemampuan untuk berfikir,
dan dapat dibebani pertanggungan moral dan spiritual, sehingga Adam dapat
menerima ajaran-ajaran Tuhan.63
Al-Qur’an menyebutkan bahwa Adam adalah manusia pertama.
Apabila kita cermati kembali dialog antara Allah dan malaikat sebelum
penciptaan Adam dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah (2): 30, mungkin saja
malaikat menduga bahwa mahluk yang akan diciptakan Allah itu adalah salah
satu mahluk yang sudah ada di bumi sebelumnya, mahluk yang oleh malaikat
dianggap tidak layak menjadi khalifah. Boleh jadi, mahluk yang dimaksud
malaikat ada hubungannya dengan penciptaan Adam. Dalam rahim mahluk
tersebut proses penciptaan Adam terjadi. Mungkin proses mutasi genetika
terjadi terhadap janin Adam sehingga ia memiliki sifat dan kecerdasan yang
jauh lebih sempurna dari induknya. Dan di dalam rahim itulah Allah
meniupkan ruh-Nya.64 Namun tidak dapat dipungkiri begitu banyak versi
mengenai penciptaan Nabi Adam.
Agama tidak mengenal istilah Homo sapiens dalam Kitab Sucinya.
Sebab istilah ini baru muncul pada abad 18, hasil pemikiran manusia untuk
diberikan pada kelompok manusia tertentu dalam pembicaraan ilmiah. Teori
evolosi biologis berusaha menjelaskan bahwa dalam perkembangan evolusi
mahluk-mahluk hidup pada suatu ketika tercapai tingkat mahluk hidup yang
mempunyai ciri-ciri seperti yang dimiliki Adam. Maka mahluk hidup yang
demikian oleh Ilmu Pengetahuan diberi nama Homo sapiens. Jadi dapat
diartikan bahwa Adam adalah Homo sapiens yang pertama, dan semua
63
Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 246-247.
64
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 23.
manusia di zaman ini dapat dikatakan keturunan Adam atau termasuk jenis
Homo sapiens. Dalam Al-Qur’an surat as-Sajadah (32):10:
Hal itu menjelaskan bahwa jika Allah menghendaki, Allah kuasa untuk
menjadikan jenis-jenis mahluk hidup secara penciptaan khusus. Akan tetapi
karena Allah Maha Kuasa dan kalau dikehendaki-Nya, maka kuasa pula Allah
untuk menciptakan jenis-jenis mahluk hidup secara evolusi.
Peneliti seperti yang masih sering diperdebatkan hingga saat ini yaitu
Darwin, seringkali dituduh tidak memberikan keterangan yang benar ketika
berbicara mengenai evolusi. Bahkan, konon seseorang tidak akan dapat
mendalami evolusi sekaligus menjadi pemeluk agama yang baik. Akan tetapi
apabila dipahami bahwa evolusi tidak lebih dari suatu proses yang berujung
pada terjadinya perubahan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya, maka akan aneh apabila ilmu dikesankan berlawanan dengan
agama.65
65
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 43.
66
Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 248.
dari itu teori evolusi biologis tidak harus dianggap menentang agama. Kita
harus mengetahui bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak harus sama dengan
cara-cara yang mesti dipikirkan oleh manusia. Jangan sekali-kali kita
membayangkan Allah dengan sifat-sifat yang sama dengan manusia. Sebab
Allah memiliki sifat jaiz tersendiri (Fi’lu Kulli Mumkinin Autarkuhu), dan
Allah Maha Esa dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil.A, dkk. (2003). Biologi. Edisi kelima. Jilid II. Jakarta:Erlangga.
Jawad, Muhammad Abdul. (2014). Menyingkap Fakta Baru dan MIsteri
Kehidupan Manusi. Jakarta: AMP Press.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk. (2012). Penciptaan Manusia dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Kementrian Agama RI.
Luthfi, M.J, A Khusnuryani. (April 2005). Agama dan Evolusi: Konflik atau
Kompromi. Jurnal Kaunia. Vol.1. No.1. Diakses melalui
http://diglib.uin-suka.ac.id, Kamis 20 Februari 2020 Pukul 05.46
WIB.
Ritonga, Muhammad Soleh. (Oktober 2018). Alam Semesta dalam Pandangan
Filosofi Islam dan Ahli Tafsir. Jurnal Ashriyyah. Vol.4 No.2. Diakses
melalui https://jurnal.nuruliman.or.id , Rabu 04 Maret 2017 Pukul
21.07 WIB.
Solichah, Aas Siti. (2019). Teori Evolusi Manusia dalam Persepektif Al-Qur’an.
Jurnal el-‘Umdah. Vol.2. No.2. Diakses melalui
https://journal.uinmataram.ac.id, Rabu 11 Maret 2020, Pukul 20.39
WIB.
Waluyo, Lud. (2005). Evolusi Organik. Malang: UMM Press.