Anda di halaman 1dari 130

ARTIKEL

SEJARAH KEHIDUPAN BUMI


Di Susun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Evolusi
Dosen Pengampu : Didi Nur Jamaluddi, M.Pd

Di Susun Oleh :
Kelompok 1
1. Arinal Haque (1710810046)
2. Eva Muzdalifah (1710810056)
3. Umi Kulsum (1710810064)
4. Ahmad Junaidi (1710810065)
5. Umi Salamah (1710810071)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020
A. Pendahuluan

Kehidupan merupakan suatu hal yang penting dalam hidup ini. Awal
mula kehidupan ini hanya sebatas planet kosong dan lama kelamaan dunia ini
dipenuhi makhluk-makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi
kehidupan di dunia ini. Sejarah mengenai kehidupan di bumi ini jelas adanya.
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya. Sejarah Bumi
berkaitan dengan perkembangan planet Bumi sejak terbentuk sampai
sekarang. Hampir semua cabang ilmu alam telah berkontribusi pada
pemahaman peristiwa-peristiwa utama di bumi yang sudah lampau. Usia Bumi
ditaksir sepertiganya usia alam semesta. Sejumlah perubahan biologis dan
geologis besar telah terjadi sepanjang rentang waktu tersebut. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara bumi dengan matahari adalah
149,6 juta kilometer. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindungi permukaan bumi dari
angin surya. Pada awalnya bumi hanyalah berupa bola yang terbentuk dari
batuan yang melebur. Secara bertahap, batu-batuan di permukaan mendingin
membentuk lapisan luar yang keras atau kerak bumi. 1Alam bukanlah sesuatu
terjadi dengan sendirinya, namun dia melewati jutaan tahun dengan melallui
hukum evolusi dan sebagai aksioma yang permulaan adalah benda (materi
atau zat)2. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk kerak padat dan
memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan pertama
muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis
muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, nan memperkaya oksigen di atmosfer.
Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan mikroskopis,
sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai lahir sekitar
580 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami
diversifikasi filum besar-besaran yang sangat cepat.
1
Marshal, Mini, Intisari Ilmu Planet Bumi, (Jakarta: Erlangga2005), Hal 10
2
Safrizal, Rambe, Pemikiran politik Tan Malaka: kajian terhadap perjuangan "Sang kiri
Nasionalis" jalan penghubung memahami Madilog, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal 117
Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak
terbentuk. Organisme terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau
punah seiring perubahan Bumi. Proses tektonik lempeng memainkan peran
penting dalam pembentukan lautan dan benua di Bumi, termasuk kehidupan di
dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan kondisi
abiotik lainnya di planet ini, seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi
oksigen, dan penciptaan tanah.

B. Asal Usul Alam Semesta


1. Teori Nebula atau teori Kant-Laplace (Kabut)
Teori ini dikemukaan oleh dua ilmuwan besar, yaitu Immanuel
Kant (1753) dan Petere de Laplace (1796). Teori nebula (kabut) biasa
disebut juga dengan teori Kant-Laplace. Teori ini memaparkan bahwa
langit dan tata surya berawal dari kabut. Kabut tersebut mengandung gas
hidrogen. Gumpalan kabut berputar bergumpal perlahan-lahan. Lama
kelamaan bagian tengahnya berubah gas yang kemudia menjadi matahari.
3
Dalam model teori ini juga, mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari
awan antar bintang-bintang, himpunan debu dan gas yang berputar, yang
disebut nebula surya. Nebula surya ini terdiri dari hidrogen dan helium
yang tercipta sesaat setelah peristiwa dentuman besar 13,8  miliar tahun
yang lalu serta elemen yang lebih berat yang terlontar dari supernova.

(Gambar Teori Nebula)

Muh, Husni Falah, Iqra: Pemahaman Imtek dan Iptek Agama Islam, (Jakarta: Mitra
3

Gama Widya, 2001), Hal 29


Karena gas-gas ini masing-masing memiliki besaran daya tarik
yang sama, gas membentuk kumpulan kabut yang sebesar dan
dilemparkan ke arah khatulistiwa membentuk planet termasuk bumi. Bumi
terbentuk dengan cara ini sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu (dengan
ketidakpastian 1%) dan proses ini selesai dalam 10–20 juta tahun.
Ekstrapolasi dari pengamatan ini memperkirakan bahwa inti terbentuk
pada masa 24 miliar tahun yang lalu. Jika ini benar maka berarti bahwa
inti bumi bukanlah fitur primodial yang berasal selama pembentukan
planet.4

(Gambar Teori Kabut Nebula)


Teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Teori ini memiliki
kelebihan tertentu dan bahkan sangat berdampak pada ilmu pengetahuan.
Adapun kelebihan dari teori Nebula yaitu berhasilnya dalam
mengemukakan bahwa tata surya itu datar dan orbit yang berbentuk ellips
planet mengelilingi matahari. Dibalik kelebihan teori ini, nyatanya
terdapat pula beberapa kelemahan. Menurut James Clerk Maxwell dan Sir
James Jeans, planet yang memadat diakibatkan dari belum cukupnya
massa bahan dalam gelang-gelang untuk menghasilkan tarikan gravitasi.
Sedangkan menurut F. R. Moulton, teori kabut tidaklah memenuhi syarat,
karena momentum sudut paling besar haruslah pada planet, bukannya pada
matahari.
2. Teori Bigbang
4
Rolly, Maulana Awangga, Pengantar Sistem Informasi Geografis, (Bandung: Kreatif
Industri Nusantara, 2019), Hal 30.
Bigbang atau ledakan dahsyat atau dentuman besar adalah
peristiwa yang menyebabkan terjadinya suatu dentukan alam semesta
berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan
alam semesta. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1927. Berdasarkan
pemodelan ledakan tersebut pada mulanya alam semesta dalam keadaan
sangat panas dan padat yang mengembang pesat secara terus menerus
hingga hari ini. Orang yang pertama kali mengenalkan teori Big Bang
adalah Georges Lemaitre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, meski
ia menyebutnya sebagai “hipotesis atom purba” Kerangka model teori
BigBang bergantung pada teori relativitas. Teori BigBang menunjukkan
bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya satu wujud kemudian
terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui
BigBang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal dan membentuk alam
semesta yang sekarang dengan cara pemisahan satu dengan yang lain.
Bigbang atau ledakan ini adalah dasar peletakkan bagi alam semesta. Teori
ini dapat dilihat sebuah model kosmologi yang berbicara tentang periode
awal dan perkembangannya.5

(Gambar Teori Bigbang)


Pada tahun 1948, George gamiv mengembangkan perhitungan-
perhitungan yang dibuat oleh Georges Lemaitre, kemudian ia

5
Weghi Ruslan, Terjadinya Alam Semesta Perspektif Teori BigBang, (Jakarta: Unika Atma
Jaya, 2019), Hal 9
mengemukakan sebuah teori baru yang sesuai dengan teori bigbang.
menurutnya, jika alam semesta terjadi karena ledakan besar maka dialam
semesta ini seharusnya terdapat sisa radiasi dari ledakan. apalagi jika
radiasi ini tersebar kesemua arah dialam semesta, dengan perbandingan
yang sama (proposional). Adapun bukti penting adanya teori bigbang yaitu
adanya Gas Hydrogen dan Helium diangkasa.dengan pengukuran-
pengukuran yang dilakukan, telah diketahhui bahwa perbandingan Gas
Hydrogen dan Helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan-
perhitumgan teori perbandingan Hydrogen dan Helium yang tersisa dari
bigbang. Padahal, jika alam semesta ini berlangsung dari hukum
kekekalan atau permulaan, maka hydrogen yang ada di alam semesta akan
terbakar hingga habis dan mengubahnya menjadi helium. setelah
dikemukakan bukti ini makna teori bigbang diterima secara pasti dalam
dunia pengetahuan. dan menurut majalah scientific American pada 1994,
dikatakan bahwa model bigbang merupakan satu-satunya model yang
diterima pada abad ini.6
C. Asal Usul Makhluk Hidup
1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis di pelopori oleh ilmuan filsafat yunani yaitu
Aristoteles (384-322 SM). Menurut teori ini makhluk hidup berasal dari
benda mati atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya.
Karena itulah teori ini juga dikenal dengan teori Generatio spontanea yang
berarti penciptaan secara spontan. Artinya bahwa makhluk hidup berasal
dari benda mati yang terjadi secara spontan. Teori ini dikemukakan oleh
Aristoteles berdasarkan pengamatan adanya larva lalat yang muncul secara
tiba-tiba pada daging yang busuk. Sehingga, Aristoteles berkesimpulan
bahwa larva lalat tersebut berasal dari daging yang busuk. 7 Ada Tokoh

6
Sema gui, pembentukan alam semesta dan bigbang, (jakarta: penerbit yudhistira:
2007) hlm 15-16.
7
Rasyidin, Evolusi (Asal-usul Kehidupan), FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji,
2018. Diakses melalui httpss://www.academia.edu. pada tanggal 14 Februari 2020 pukul 10.00
WIB.
pendukung dari teori abiogenesis, yaitu John Nedham dan Antonie Van
Leewenhoek.
a. John Nedham
Merupakan seorang ilmuan yang berasal dari inggris. Pada
tahun 1713-1781 SM, John Nedham melakukan percobaan
dengan mengisi beberapa labu tertutup dengan kaldu daging,
kemudian dipanaskan tetapi tidak sampai mendidih.
Selanjutnya labu ditutup dan disimpan. Setelah beberapa hari,
ternyata semua labu menjadi keruh yang menandakan bahwa
dalam labu berisi mikroba. Berdasarkan percobaan ini, Nedham
menyimpulkan bahwa mikroba yang menyebabkan kekeruhan
berasal berasal dari kaldu daging.

(Gambar Percobaan Needham)


b. Antonie Van Leewenhoek.
Pada abad ke-17 Antonie Van Leewenhoek berhasil
menemukan mikroskop. Ia melihat adanya mikroorganisme
dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah
menguatkan teori abiogenesis. Namun Leewenhoek menolak
pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme
itu berasal dari udara. Para penganut teori abiogenesis menarik
kesimpulan bahwa terdapat kelemahan pada teori tersebut. Hal
ini dikarenakan mereka belum mampu melihat benda yang
sangat kecil (bakteri, kista, atau telur cacing). Alasannya karena
pada zaman Aristoteles belum ditemukan mikroskop.
Walaupun demikian, cara berpikir dalam mencari jawaban
tentang asal usul kehidupan di bumi sudah mengacu pada pola
metode ilmiah.8
2. Biogenesis
Teori Biogenesis merupakan pembenaran dari teori abiogenesis.
Teori ini muncul sebab banyak yang ragu dengan teori abiogenesis.
Sehingga para peneliti melakukan penelitian untuk membenarkan teori
sebelumnya. Orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis
antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), Lazarro Spallanzani (Italia,
1729-1799) dan Louis Pasteus (Prancis, 1822-1895).9 Berdasarkan hasil
percobaan para ilmuan ini mengakibatkan teori abiogenesis menjadi pudar
karena paham tersebut tidak didukung oleh fakta ilmiah yang ada. Teori
Biogenesis merupakan teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup yang
ada saat ini berasal dari makhluk hidup pada masa sebelumnya. Dari
ketiga tokoh pencetus teori ini telah mengadakan percobaan yang berbeda-
beda untuk mengungkap asal-usul kehidupan di bumi. Percobaan-
percobaan tersebut antara lain:
a. Francesco Redi (Italia, 1626-1799),
Merupakan orang pertama yang melakukan percobaan
pertama untuk menyanggah teori abiogenesis. Redi membuat
percobaan dengan memasukkan daging ke dalam dua buah
toples. Yaitu toples tanpa penutup dan toples dengan penutup.
Dia memodifikasi toples yang digunakan dengan membuat
tutup yang terbuat dari kain kassa. Setelah beberapa hari
diamati, muncul larva daging dalam toples yang terbuka.
Sementara daging toples yang tertutup bersih. Redipun
memberikan kesimpulan pada percobaannya bahwa belatung

8
Chaidar Warianto, Asal usul Makhluk Hidup, diakses melalui repository.unair.ac.id.
pada tanggal 14 Februari pukul 10.15 WIB.
9
Amin Setyo Leksono, Sejarah Kehidupan: Perspektif dan Kreasi. (Malang: UB Press.
2012). Hlm 54
tersebut berasal dari lalat-lalat yang masuk ke dalam toples dan
bertelur disana. Tidak berhenti sampai disitu, Redi kembali
membuat percobaan untuk meyakinkan kesimpulannya. Hal ini
dia lakukan agar udara dari luar bisa masuk dan terjadi
pembusukan daging, tetapi lalat tiak dapat masuk sehingga
mencegah munculnya telur lalat. Dan hasilnya daging tersebut
busuk tapi tiak terapat larva didagingnya.

(Gambar Percobaan Franscesco Redi)


b. Lazarro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Sama halnya dengan Redi, Spallanzani juga melakukan
percobaan untuk mematahkan teori abiogenesis. Ia melakukan
percobaan dengan cara memanaskan air kaldu (rebusan daging)
di dua tempat yang berbeda. Setelah dipanaskan, masing-
masing wadah diberikan perlakuan yang berbeda. Wadah
pertama dikasih penutup, sedangkan wadah satunya dibiarkan
terbuka. Setelah didiamkan beberapa hari, wadah yang terbuka
kondisi airnya keruh dan aromanya busuk. Disisi lain, kondisi
air kaldu pada wadah yang tertutup tetap jernih. Hal ini terjadi
karena adanya aktivitas mikroorganisme yang berasal dari
udara bebas.
(Gambar Teori Lazarro Spallanzi)

c. Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895).


Ilmuan yang ketiga asal perancis, Louis Pasteur untuk
menyempurnakan percobaan Spallanzani dengan wadah labu
berleher panjang. Labu ini digunakan untuk indicator yang
memberitahukan bahwa masih ada udara di luar (masih ada
oksigen untuk mikroorganisme hidup). Setelah dipanaskan dan
didiamkan beberapa hari, ternyata air kaldu yang ditempatkan
di labu berleher panjang tetap jernih. Tetapi diujung lehernya
muncul banyak debu dan kotoran. Sementara diwadah terbuka
mengandung mikroorganisme. Dari percobaan Louis Pasteur
dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang muncul dari
air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan
berasal dari mikroorganisme yang ada di luar.

(Gambar percobaan Louis Pasteur)


Dari ketiga percobaan ini akhirnya bias mematahkan teori
abiogenesis dan menghasilkan teori baru dengan tiga isi sebagai berikut:

1. Omne vivum ex ovo: Semua makhluk hidup berasal dari telur


2. Omne ovum ex vivo: semua telur berasal dari makhluk hidup
3. Omne vivum ex vivo: semua makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup.
3. Teori Biokimia Modern (Teori Evolusi Biokimia)
Teori ini merupakan teori makhluk hidup terbentuk hukum fisika
kimia yang dilanjutkan dengan evolusi biologi. Ada beberapa tokoh yang
mendukung teori ini, diantaranya adalah:
a. Alexander Ivanovich Oparin (Rusia)
Ilmuan ini berpendapat bahwa kehidupan berasal dari
benda abiotik yang mengalami evolusi membentuk makhluk hidup.
Mula-mula bumi penuh dengan metana (CH4), uap air (H2O),
Amonia (NH2), dan karbondioksida (CO2). Gas-gas tersebut
bereaksi karena energi listrik membentuk zat organik, seperti asam
amino dan gula sederhana. Asam amino merupakan zat yang
penting untuk menyusun protein dan protein merupakan zat yang
penting dalam kehidupan.
b. Harold Urey dan Stenly Miller (Amerika Serikat)
Suatu atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti metana
(CH4), Uap air (H2O), Amonia (NH2), dan karbondioksida (CO2)
yang semuanya berbentuk uap, karena adanya pengaruh energi
radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar dan terjadilah
reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai
susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama
berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai
jenis mahkluk hidup.
(Gambar Percobaan Harold Urey dan Stenly Miller)

Kesimpulan

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya.
Teori terbentuknya bumi ada 5, yaitu teori nebula, teori bigbang,
biogenesis, abiogenesis, dan teori biokimia modern. Teori nebula yaitu
teori awal tentang terbentuknya bumi. Setelah itu ada teori selanjutnya
yaitu teori bigbang. Teori ini merupakan ledakan dahsyat atau dentuman
besar adalah peristiwa yang menyebabkan terjadinya suatu dentukan alam
semesta berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan
perkembangan alam semesta. Selanjutnya teori abiogenesis, teori ini
mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi
secara spontan. Teori keempat yaitu teori biogenesis. Teori ini
menghasilkan teori baru, yaitu Omne vivum ex ovo: Semua makhluk hidup
berasal dari telur, Omne ovum ex vivo: semua telur berasal dari makhluk
hidup dan Omne vivum ex vivo: semua makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup. Sedangkan teori biokimia modern ini merupakan teori
makhluk hidup yang terbentuk hukum fisika kimia.

DAFTAR PUSTAKA
Gui, Sema. 2007. (Pembentukan Alam Semesta dan Bigbang). Jakarta: penerbit
yudhistira.
Maulana, Rolly Awangga. 2019. (Pengantar Sistem Informasi Geografis).
Bandung: Kreatif Industri Nusantara.

Mini, Marshal. 2005. (Intisari Ilmu Planet Bumi). Jakarta: Erlangga

Muh, Husni, Muh Falah. 2001. (Iqra: Pemahaman Imtek dan Iptek Agama Islam).
Jakarta: Mitra Gama Widya.

Ruslan, Weghi. 2019. (Terjadinya Alam Semesta Perspektif Teori BigBang).


Jakarta: Unika Atma Jaya
Rasyidin, 2018. Evolusi (Asal-usul Kehidupan). FKIP Universitas Maritim Raja
Ali Haji Diakses melalui httpss://www.academia.edu. pada tanggal 14
Februari 2020 pukul 10.00 WIB.
Safrizal, Rambe, Safrizal. 2003. (Pemikiran politik Tan Malaka: kajian terhadap
perjuangan "Sang kiri Nasionalis" jalan penghubung memahami Madilog).
Jakarta: Pustaka Pelajar.

Setyo, Amin Leksono. 2012. (Sejarah Kehidupan: Perspektif dan Kreasi).


Malang: UB Press.

Tjasyono, Bayong. 2008. (Ilmu Kebumian dan Antariksa). Bandung: Rosda.

Warianto Chaidar. Asal usul Makhluk Hidup, diakses melalui


repository.unair.ac.id. pada tanggal 14 Februari pukul 10.15 WIB.

Yahya, Harun. 2001. (Mengenal Allah Lewat Akal). Jakarta: Robbani Press.

PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI

ARTIKEL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Evolusi
Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin, M.Pd
Oleh Kelompok 2:
Nayla Maghfiroh (1710810040)
Hidayatussholichah (1710810044)
Qorin Ferdiana Sa’adah (1710810054)
Fieky Hikmah Wafiyah (1710810063)
Eva Ainun Najikhah (1710810074)

Kelas/Semester: Tadris Biologi-B/VI

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020
PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI
Nayla Maghfiroh1, Hidayatussholichah1, Qorin Ferdiana Sa’adah1, Fieky
Hikmah Wafiyah1, Eva Ainun Najikhah1
1
Mahasiswa Program Studi Tadris Biologi, Jurusan Tarbiyah, IAIN Kudus

PENDAHULUAN
Dahulu telah ada pemikiran mengenai evolusi bahwa spesies dapat
berubah dari waktu ke waktu. Pemikiran tersebut dapat terlihat dari ilmu
pengetahuan peradaban kuno sperti Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun,
sampai dengan abad ke-18, pandangan biologis barat masih didominasi adanya
pandangan esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak
berubah. Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan
filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam.10 Evolusi sendiri
merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan dari makhluk hidup
secara perlahan-lahan. Perubahan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang
cukup lamadalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang baru.
Teori evolusi menjadi sebuah satu teori yang tenar ketika dipopulerkan
oleh seorang ilmuwan Inggris yaitu Charles Darwin (1809-1882). Teori evolusi
Darwin dihasilkan dari sebuah ekspedisi yang Darwin lakukan pada saat
pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan Amerika Selatan. 11Ia
mengumpulkan data yang menunjukkan teorinya yang mengatakan bahwa
terdapat variasi dalam suatu spesies dan hal ini disebabkan oleh faktor genetik dan
lingkungan, ada seleksi alam, pergolakan hidup, variasi yang menguntungkan
akan bertahan dan berkembang, sedangkan variasi yang merugikan akan susut dan
musbah.
Buku Darwin terbit setelah diolah selama 25 tahun. Sementara itu ada
sarjana Inggris yang lain bernama Alfred R. Wallace, yang bjuga mengadakan
ekspedisi, tetapi ke Asia Tenggara. Wallace menulis karya ilmiahnya sebagai hasil
ekspedisi tersebut, dan mendapat kesimpulan yangsama seperti yang ditulis oleh
Darwin, bahwa ada pembentukan spesies menurut seleksi alam. Darwin bukanlah
orang pertama yang mencetuskan evolusi, akan tetapi karena dalam
mengemukakan pendapatnya disertai dengan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
dunia ilmiah. Maka Darwin mendapat sebuatan sebagai bapak Evolusi.
Para ahli yang mengemukakan teori evolusi sebelum Darwin yaitu Jean
Baptis Lamarck, Heraclitus, Thales, Malthy, Georege Cuvier dan lain

10
Wikipedia, “Sejarah Pemikiran Evolusi”, diakses melaui
https://id.m.wikipedia.org/wikiSejarah_pemikiran_evolusi Pada 19 Februari 2020 Pukul 20:05
WIB.
11
Anonim, “Bab I Pendahuluan”, diakses pada http://eprinys.ums.ac.id/37112/7/BAB
%20I.pdf pada 19 Februari 2020 Pukul 20:29 WIB.
sebagainya.12 Kita perlu mempelajari perkembangan teori evolusi. Teori evolusi
bisa menjeklaskan tentang keadaan alam raya, tuhan, agama, manusia, tumbuhan,
hewan, hingga bakteri. Teori evolusi berguna dalam menjelaskan hal-hal
makroskomis yang besar hingga hal-hal mikroskomis terkecil yang tak tampak
oleh mata.13 Adapun dalam penulisan artikel ini jenis penelitian yang digunakan
adalah studi literatur dimana para penulis mencari referensi teori baik dari buku,
artikel, maupun jurnal yang relevan dengan kasus atau permasalahan. Dalam
artikel perkembangan teori evolusi hal-hal yang akan dibahas adalah teori pra
Darwin (George Cuvier Lamarck), masa Darwin, dan Post Darwin (Neo-
Darwinisme).

PEMBAHASAN

Tahap perkembangan teori Evolusi dibedakan menjadi tiga besar yaitu:


1. Masa Pra-Darwin
2. Masa Darwin
3. Masa Pasca-Darwin

A. Masa Pra-Darwin
Pada masa Pra-Darwin, teori evolusi organik memperkirakan bahwa
sejak kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan.
Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi
yang besar adalah sebagai hasil respon makhluk hidup terhadap perubahan
lingkungan. Respon ini berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk
individu yang kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya melalui
suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu.
Masa Pra-Darwin dapat digoonkan menjadi dua tahapan, yaitu:

12
Parta Setawan, 2019, “Teori Evolusi Menurut Para Ahli dan Perbedaan Beserta
bantahannya”, diakses melalui https://www.gurupendidikan.co.id/teori-evolusi/Pada 19 Februari
2019 Pukul 20:51 WIB.
13
Luthfi Asysyaukani, 2016, “Pentingnya Memahami Teori Evolusi”, diakses melalui
https://www.qureta.com/post/pentingnya-memahami-teori-evolusi Pada 19 Februari 2020 Pukul
20:14 WIB.
1. Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek, Curvier, Linnaeus,
Buffon, Hooke, dll.), yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan
mitos, sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah.
Konsep-konsep utama yang berkembang pada masa itu diantaranya:
a) Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa
organisme sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam bahasan biologi
tentang “Asal-usul Kehidupan” disebut sebagai Teori Ciptaan Khusus
(The Special Creation). Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen
yang menemukan paraemecium dari potongan jemari yang direndam
air selama 7 hari (sesuai dengan kitab kejadian, saat Tuhan
menciptakan dunia dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari benda tak hidup, yang disebutnya dengan konsep
generation spontanea.
b) Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi
bukanlah sebagai perubahan makhluk hidup yang dilatarbelakangi
oleh seleksi alam maupun perubahan genetik (mutasi) makhluk hidup.
Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori ciptaan khusus kemudian
mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti:
1) Linnaeus mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan alat
reproduksinya, dan manusia dimasukkan ke dalam kelompok
kera.
2) Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis. Variasi-
variasi kecil yang dihasilkan lingkungan akan berakumulasi
membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih besar. Setiap hewan
pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang
keadaannya lebih sederhana.
3) Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah
ada bencana. Setiap spesies tercipta secara terpisah. Georges
Curvier percaya bahwa bencana dan malapetaka yang terjadi di
muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam setiap
peristiwa bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari
bencana. Kehidupan yang tersisa akan menyebar ke wilayah-
wilayah lainnya. Cuvier meyakini bahwa ada kehidupan yang
telah mengalami kepunahan.14
2. Masa Adaptasi dan Transformasi (Hutton, Lamarck, Lyell, dll.)
Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan ini adalah:
a) Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini didasarkan atas
adanya perbedaan antara makhluk satu dengan lainnya. Erasmus
Darwin, yang tiada lain kakek Charles Robert Darwin, dalam bukunya
“Zoonomia” menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari asal mula
yang sama. Respons fungsional yang dimiliki oleh individu makhluk
hidup akan diwariskan kepada keturunanya.
b) Lamarck
Lamarck, adalah biologiwan perancis yang dikenal karena
pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Dia menyatakan
bahwa perbedaan antara individu terjadi karena kebiasaan atau
latihan-latihan yang dilakukan individu tersebut. Hal yang diperoleh
melalui latihan dapat diturunkan kepada anaknya. Contoh yang
dikemukakan adalah leher jerapah. Hewan ini memiliki leher yang
panjang karena mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-
daun pakannya yang semakin tinggi.

Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori evolusi


kehidupan, yang kemudian dikenal sebagai Lamarckisme. Ia percaya
akan adanya perubahan linear pada makhluk hidup dari bentuk
tersederhana menuju bentuk yang lebih canggih. Walaupun demikian,
ia mendasarkan pada pendapat yang telah berlaku sejak masa kuno
14
Henuhili, dkk. Evolusi. Diktat Kuliah. Yogyakarta. victoria@uny.ac.id. 2012. Hlm. 5-6.
yang menyatakan bahwa setiap spesies sudah ada sejak penciptaan
kehidupan. Pemikiran ini bertentangan dengan banyak pendapat
sarjana perancis sezamannya, yang lebih condong pada perkembangan
spesies. Ketika itu dinyatakan bahwa spesies-spesies terbentuk dalam
perkembangan proses kehidupan, tidak “langsung jadi” begitu saja.
Perubahan yang terjadi pada spesies adalah sebagai akibat respons
makhluk hidup terhadap lingkungan (adaptasi). Hasil adaptasi ini lalu
diwariskan secara turun-temurun kepada anaknya dan berlanjut
sepanjang masa.
Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan teori
mereka, teori Lamarck sering kali disitir untuk menyanggah pendapat
Darwinisme tentang seleksi alam. Pertentangan pemikiran ini baru
tuntas setelah cabang ilmu genetika semakin dikenal orang pada abad
ke-20. Konsep-konsep genetika banyak member dukungan pada
Darwinisme.
c) Charles Lyell
Mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori ini berbicara mengenai
perubahan ketinggian tanah, sedimen yang dibawa oleh air, perubahan
partikel dan perubahan iklim. Dalam teori ini organisme-organisme
yang ada dianggap sebagai turunan hasil modifikasi spesies-spesies
lain yang hidup dimasa geologi sebelumnya.
d) Malthus
Menyatakan bahwa kenaikan populasi bahan makanan seperti deret
hitung, sedangkan kenaikan jumlah penduduk (populasi) menurut
fungsi deret ukur. Karena pertumbuhan makanan tidak sebanding
dengan pertumbuhan populasi, maka setiap individu makhluk hidup
harus berjuang untuk mendapatkan makan sebagai persyaratan untuk
mempertahankan hidup.15
B. Masa Darwin
1. Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace)

15
Henuhili, dkk. Evolusi. Diktat Kuliah. Yogyakarta. victoria@uny.ac.id. 2012. Hal 6-8.
a) Charles Robert Darwin
Pada tahun 1842, Darwin telah menyusun kerangka teorinya
dan esai setebal 250 halaman yang selesai tahun 1844, kemudian
baru diterbitkan bukunya berjudul The Origin of Species dan On the
Origin of by Means of Natural Selection tahun 1859 dan The Origin
Man tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan teori evolusi
Darwin.
Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat
menghasilkan perubahan besar pada organism setelah waktu yang
lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies
baru. Dia melihat perubahan kecil dalam ukuran, warna, bentuk dan
sifat-sifatlain diantara individu dalam suatu spesies. Ia menyebutnya
sebagai fluctuating variability. Teori evolusi mengatakan bahwa
semua organism yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang
ada dan pernah ada, berkembang dari beberapa atau bahkan satu
bentuk yang sangat sederhana melalui prosespenurunan dengan
modifikasi melalui seleksi alam.
Spesies yang sudah tidak sesuai dengan perubahan alam atau
geologi akan diganti oleh spesies baru yang mampu beradaptasi
(pengaruh pikiran Charles Yell). Charles Lyell mengakui adanya
perjuangan untuk bertahan hidup (biologi) bahwa semua
penyimpangan dan bentuk (yang dirancang oleh Sang Pencipta)
akibat perubahan geologi (lingkungan), makhluk tersebut punah.
Darwin menggunakan argument Leyll tersebut bahwa perjuangan
untuk bertahan hidup dalam dunia biologi akan mengalami
transformasi fisik dan Darwin berahasil mengidentifikasi prinsip
yang mengarahkan evolusi ke bentuk yang menguntungkan. Menurut
Darwin tentang kemunculan spesies baru ada dua kemungkinan,
yaitu:
1) Secara khusus diciptakan spesies baru pengganti spesies punah
2) Spesies-spesies tersebut berevolusi dari pendahulunya yang
tidak tersingkir bahwa spesies yang hidupsekarang iniberasal
dari spesies-spesies yang hidup di masa silam yang mengalami
evolusi melalui seleksi alam.
Berdasarkan pemikirannya tentang seleksi alam dalam
evolusi spesies, prinsip-prinsip yang ditemukan Darwin yang
dianggap dapat memberikan peetunjuk adanya evolusi itu antara lain
sebagai berikut:
1) Adanya variasi diantara individu-individu dalam satu
keturunan.
2) Adanya pengaruh penyebaran goegrafis.
3) Ditemukannya fosil-fosil di berbagai lapisan batuan bumi yang
menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur.
4) Adanya homologi antara organ system pada makhluk hidup.
5) Adanya data sebagai hasil studi mengenai komperatif
perkembangan embrio.16
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada
abad ke-18 pemikiran evolusi Darwin mulai menelusuri kembali
pemikiran beberapa filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745) dan
Erasmus Darwin (1796). Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste
Lamarck tentang transmutasi spesies juga memiliki pengaruh yang
kuat. Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada
tahun 1838 dan masih mengembangkan teorinya pada tahun 1858
ketika Alfred Russel Wallace mengirimkannya teori yang mirip,
melalui suratnya "Surat dari Ternate". Keduanya diajukan ke
Linnean Society of London sebagai dua karya yang terpisah. Pada
akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of Species,
menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang
mendorong penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.

16
Rosman Yunus, Bambang Haryanto, Choirul Abadi, Teori Darwin Dalam Pandangan
Sains dan Islam, (Jakarta:Prestasi, 2006) hlm. 21-22.
b) Sir Alfred Russel Wallace
Dari hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan
Maluku, diamelihat perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat dan
Timur, yang dibatasi dengan garis imajiner membentang dari utara
laut antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi, membentang
ke selatan membelah selat Lombok. Laut yang disebut sebagai
pembatas ini merupakan laut yang dalam. Fauna Kalimantan dan
Bali ke barat bersubtipe Malesia yang merupakan tipe flora Asia,
sedangkan fauna Sulawesi dan Lombok ke timur bersubtipe
Australasia, mirip fauna Australia. Wallace juga menyatakan
persetujuannya pada konsep survival of the fittest (siapa yang kuat
dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh Darwin.
2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov, Bateson,
Weismann, dll)
a) Gregor Johan Mendel: Hukum Pewarisan Sifat
Pengkajian kembali kembali karya Gregor Johan Mendel
mengenai genetika yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace,
dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk menjelaskan tentang
pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
b) De Vries dan Tschernov: menguatkan kembali hukum Mendel
melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin
teori Genetika dan teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang
berkembang bersama dan terpisah satu dengan lainnya tanpa ada
sangkut pautnya. Mereka berdualah yang menghubungkan antara
dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi mampu memberikan
penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang terjadi itu
dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan kemudian diwariskan
kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi dapat
berlangsung berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat
(yang dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin jauh. Hasilnya adalah
makhluk hidup yang makin beragam hingga kini.
c) Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara warna tubuh makhluk
hidup dengan lingkungannya, atau disebut mimikri, merupakan
adaptasi dalam bentuk warna penyamaran, sehingga tidak tampak
mencolok. Contoh yang diambil olehnya adalah warna sayap
berbagai kupu-kupu. Penyamaran warna ini sebagai perlindungan
makhluk, baik terhadap hewan lain sebagai pemangsa (predator)
alaminya maupun bagi predator ketika mencari korban (prey).
d) Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup
pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena
adanya seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang diwariskan
dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya
tetapi perubahan yang diatur oleh factor genetik atau gen. Dalam
percobaannya Weismann memotong ekor tikus sampai 20 generasi,
tetapi anaknya tetap saja berekor. Percobaan ini menyanggah teori
evolusi Lamarck.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang telah disebut di
atas, perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut. Ketika
Darwin mencetuskan teori evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan sumber
variasi terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti Lamarck, ia
beranggapan bahwa orangtua (parental) mewariskan adaptasi yang
diperolehnya selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai
Lamarckisme. Pada tahun 1880an, August Weismann mengindikasikan
bahwa perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarckisme berangsur-
angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak dapat menjelaskan
bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-
sifat dapat diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada
tahun 1900-an, ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh
genetikawan dan biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi
Mendel dan Darwin.17
C. Pasca Darwin
Teori evolusi Darwin merupakan hipotesis atau dugaan yang harus
dibuktikan kebenarannya dengan didukung penelitian atau penemuan ilmiah
oleh karenanya banyak ilmuwan yang melakukan penelitian pasca evolusi
Darwin, seperti Hugo de Vries yang meneliti tentang mutasi, Wilhem
Johannsen yang meneliti tentang seleksi alam, Gregor Johann Mendel yang
meneliti tentang genetika dan Weismann yang meneliti tentang perubahan
sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada
keturunannya.
Setelah Teori evolusi Darwin dikemukakan, terdapat beberapa teori
lain yang muncul untuk menjelaskan evolusi. Salah satunya adalah Lynn
Margulis pada tahun 1960-an mengemukakan teori evolusi yang dikenal
dengan Endosimbiotik. Teori tersebut terfokus pada tingkatan sel dan
berdasar pada sebuah ide bahwa kehidupan berevolusi melalui kerja sama
mutualisme dan bukan melalui kelangsungan hidup yang paling layak dengan
mekanisme seleksi alam. Teori ini menjelaskan bahwa proses evaluasi
dimulai dari makhluk hidup pertama yang merupakan organisme bersel satu
tanpa nukleus. Penggabungan antara beberapa sel sederhana atau bagian sel
yang bekerja bersama untuk membentuk jenis sel baru membawa evolusi ke
tingkatan berikutnya yaitu sel yang memiliki nukleus.18
Perkembangan ilmu genetika memperlihatkan bahwa ilmu evolusi
klasik tidak memadai untuk menjelaskan fenomena evolusi dari sisi
ilmiahnya. Karena itu, muncullah teori baru pada 1930-an yang dinamakan
Neo-Darwinisme, karena menggabungkan teori evolusi Darwin dan
menyelaraskan dengan ilmu genetika. Teori ini berpendapat bahwa spesies

17
Victoria Henuhili, dkk, Evolusi. Diktat Kuliah, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2012) hlm. 10-12, diakses melalui victoria@uny.ac.id pada tanggal 16 Februari 2020
pukul 09.27 WIB
18
Bayu Rosadi dan Hurip Pratomo, “Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi Secara
Umum”, hlm. 1.21-1.22.
berevolusi sebagai hasil dari mutasi pada gen, dan individu terkuat bertahan
hidup melalui seleksi alam.19
Kemudian, pada 1940-an, teori Neo-darwinisme ditempa dan sering
disebut dengan Sintesis Evolusi Modern. Teori ini disebut sintesis karena
memadukan penemuan-penemuan dan ide-ide dari berbagai bidang yang
berbeda, meliputi paleontologi, taksonomi, biografi, serta genetika populasi.
Teori ini menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi, peranan
pusat dari seleksi alam sebagai mekanisme terpenting dalam evolusi.20
Pada tahun 1970-an, teori Niles Eldredge dan Stephen Jay Gould yang
dinamakan Punctuated Equilibrium dikembangkan untuk mengatasi
minimnya fosil yang dapat mendukung hipotesis proses evolusi suatu spesies.
Dalam catatan fosil, transisi antara satu spesies dengan spesies lain biasanya
berlangsung tiba-tiba pada sebagian besar lokasi geografi. Dalam teori ini
dijelaskan bahwa spesies tidak berubah dalam jangka lama dan dengan cepat
digantikan oleh spesies baru.21
Hardy-Weinberg juga menyumbangkan teori baru pada tahun 1908,22
yang menjelaskan bahwa populasi tidak berevolusi apabila terpenuhi syarat-
syarat berikut;
1. Ukuran populasi yang sangat besar. Dalam populasi yang kecil, hanyutan
genetic (genetic drift), yang merupakan fluktuasi acak dalam kumpulan
gen dapat mengubah frekuensi alel.
2. Terisolasi dari populasi lain. Aliran gen (gene flow), pemindahan alel
antarpopulasi akibat perpindahan individu atau gamet, dapat mengubah
bentuk gen.
3. Tidak ada mutasi netto. Dengan cara mengubah satu alel menjadi alel
yang lain, mutasi akan mengubah kumpulan gen.

19
Bayu Rosadi dan Hurip Pratomo, “Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi Secara
Umum”, hlm. 1.22.
20
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi Edisi 8 Jilid 2, terj. Damaring Tyas
Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm. 22.
21
Bayu Rosadi dan Hurip Pratomo, “Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi Secara
Umum”, hlm. 1.22.
22
Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi Edisi 8 Jilid 2, terj. Damaring Tyas
Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm. 23-25..
4. Perkawinan acak. Jika individu memilih pasangan kawinnya yang
memiliki sifat tertentu yang dapat diwariskan, maka pencampuran acak
gamet yang diperlukan untuk kesetimbangan hardy-weiberg tidak akan
terjadi.
5. Tidak ada seleksi alam. Kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi
yang berbeda mengubah suatu kumpulan gen dengan cara
menguntungkan penyebaran beberapa alel dengan menekan alel yang
lain.
Namun, saat ini teori evolusi biologi tidak lagi identik dengan
prototype darwinisme, neo-darwinisme ataupun yang lainnya karena adanya
tambahan beberapa petunjuk. Selain itu, terdapat pula bukti-bukti tidak
langsung atau penjelasan yang berasal dari beberapa cabang biologi seperti
genetika, sistematika, morfologi perbandingan, paleontologi, embriologi,
ekologi dan sebagainya.23 Tak dapat dipungkiri apabila teori evolusi Darwin
merupakan landasan bagi teori evolusi modern, termasuk rekayasa genetika
dengan bantuan perkembangan teknologi saat ini sehingga evolusi
berlangsung lebih cepat. Fenomena dewasa ini, pada evolusi mikroorganisme
dapat terjadi hanya dalam jangka waktu satu tahun, misalnya pada virus
H5N124 atau yang baru-baru ini terjadi adalah COVID-19.
Ketertarikan pada evolusi molekuler dapat disebabkan salah satu dari
dua faktor, yaitu karakterisasi variasi dasar molekul dalam sistem genetik
tertentu atau aplikasi data genetik untuk dipertanyakan dalam sejarah alam
dan evolusi organisme. Sifat-sifat molekuler seperti mode transmisi genetik
dan sifat perbedaan mutasi yang mendasari polimorfisme sangat penting
diketahui untuk ketepatan interpretasi dari penanda molekuler dalam
populasi. Pola variasi dan juga perbedaan penanda molekuler akan dapat

23
Sritopia, “Ini Teori Evolusi Biologi yang Mudah Dipahami”, Quipper Blog, 2017,
diakses dari https://www.quipper.com/id/blog/un/biologi-un-sma/ini-teori-evolusi-yang-mudah-
dipahami/ pada Rabu, 19 Februari 2020 pukul 21.39 WIB.
24
Leo Muhammad Taufiq, “Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini, dan Nanti”, Jurnal Filsafat
Indonesia, Vol. 2 No. 3, 2019, hlm. 99-101, diakses dari
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/22150 pada Rabu, 19 Februari 2020
pukul 11.12 WIB.
memberi banyak informasi mengenai kekuatan evolusi yang mempengaruhi
dalam evolusi molekuler.

KESIMPULAN
Perkembangan teori evolusi merupakan suatu tahap perubahan yang terjadi
dalam sejarah asal usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik anatara suatu
makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya. Tahap perkembangan teori evolusi
terbagi menjadi tiga masa yakni pada George Curvier Lamarck (pra Darwin),
masa Darwin, dan pasca Darwin. Teori evolusi muncul karena terdapat adanya
suatu pemikiran bahwa spesies bisa berubah dari waktu ke waktu sejak zaman
kuno. Teori evolusi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Masing-masing para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan
yang berbeda-beda mengenai teori evolusi sesuai dengan eksperimen-eksperimen
yang telah dilakukannya. Masing-masing pendapat tersebut didasarkan oleh
percobaan yang telah dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut dan berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan tersebut masing-masing memiliki kelemahan-
kelemahan, sehingga masing-masing teori yang dipaparkan saling melengkapi
satu sama lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Bab I Pendahuluan. diakses pada http://eprinys.ums.ac.id/37112/7/BAB
%20I.pdf pada 19 Februari 2020 Pukul 20:29 WIB.
Asysyaukani, Luthfi. 2016. Pentingnya Memahami Teori Evolusi. diakses melalui
https://www.qureta.com/post/pentingnya-memahami-teori-evolusi Pada
19 Februari 2020 Pukul 20:14 WIB.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece. 2017. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Terj. Damaring
Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Henuhili, Victoria dkk. 2012. Evolusi. Diktat Kuliah. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakartadiakses melalui victoria@uny.ac.id pada tanggal 16
Februari 2020 pukul 09.27 WIB
Rosadi, Bayu dan Pratomo, Hurip. Modul Taksonomi Vertebrata: Taksonomi
Secara Umum.
Setawan, Parta. 2019. Teori Evolusi Menurut Para Ahli dan Perbedaan Beserta
bantahannya. diakses melalui https://www.gurupendidikan.co.id/teori-
evolusi/ Pada 19 Februari 2019 Pukul 20:51 WIB.
Sritopia. 2017. “Ini Teori Evolusi Biologi yang Mudah Dipahami”, Quipper
Blog. diakses dari https://www.quipper.com/id/blog/un/biologi-un-
sma/ini-teori-evolusi-yang-mudah-dipahami/ pada Rabu, 19 Februari
2020 pukul 21.39 WIB.
Taufiq, Leo Muhammad. 2019. “Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini, dan Nanti”,
Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 2 No. 3, , diakses dari
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/22150
pada Rabu, 19 Februari 2020 pukul 11.12 WIB.
Wikipedia. Sejarah Pemikiran Evolusi. diakses melaui
https://id.m.wikipedia.org/wikiSejarah_pemikiran_evolusi Pada 19
Februari 2020 Pukul 20:05 WIB.
Yunus, Rosman Bambang Haryanto, Choirul Abadi. 2006. Teori Darwin Dalam
Pandangan Sains dan Islam. Jakarta:Prestasi.

PETUNJUK EVOLUSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah: Evolusi
Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin, M.Pd.
Disusun Oleh:
Aulia Rahmawati (1710810053)
Nailan Nuhaya (1710810057)
Ananda Salsabilla (1710810061)
Vanesa Vira Olivia (1710810068)
Financia Nur Anggraeni (1710810072)

Tadris Biologi B

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020

PETUNJUK EVOLUSI

A. PENDAHULUAN
Dari perkembangan pemikiran, sejak lama evolusi menjadi bahasan yang
menarik untuk dipelajari.Pemikiran para ilmuwan tentang adanya perubahan
yang berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat
yang dikenal dengan evolusi menghasilkan teori-teori tentang evolusi.
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme gen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi variasi dalam suatu populasi.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih
umum atau langka dalam suatu populasi. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan
genetik. Meskipun berada dalam satu spesies, tidak ada satu individu pun di
muka bumi ini yang sama persis dengan individu lain. Hal ini disebabkan
karena adanya variasi.Variasi individu dalam suatu populasi umumnya terjadi
pada seluruh organisme yang bereproduksi secara seksual. Adanya variasi
memberikan keuntungan bagi makhluk hidup untuk dapat bertahan hidup.
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara
bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi itu telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan
oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat
dipastikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan
suatu kenyataan yang telah terjadi.
Perkembangan pemikiran atau teori evolusi tersebut diatas diperoleh dari
adanya pembuktian secara teoritis yang mendukung pendapatnya, bukti yang
disampaikan itu menggunakan beberapa pendekatan dan diperlukan
pembuktian lebih lanjut untuk kebenarannya.Petunjuk yang digunakan
merupakan fakta yang ada disekitar kita dan mengarah bahwa evolusi
memang terjadi. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai ruang lingkup
catatan materi fosil, homologi, filogeni dan molekuler/dan cara membaca
filogeni, evolusi HIV-obat, evolusi predasi dan warna ikan gupi.

B. Petunjuk Evolusi
1. Fosil
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah
replika atau peningkatan bersejarah organisme dari masa lalu, yang
mengalami mineralisasi di dalam batuan (Campbell, 2003). Fosil (dalam
bahasa Latin: fossa yang berarti “menggali keluar dari dalam tanah”)
adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral. Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk
hidup yang tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur, dan akhirnya membatu,
atau kadang-kadang hanya bekas-bekas organisme. Pada umumnya fosil
yang telah ditemukan terdapat dalam keadaan yang tidak utuh, yaitu hanya
merupakan suatu bagian atau beberapa bagian dari tubuh makhluk hidup.
Hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah mati disebabkan
karena pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan
bangkai dan lain-lain. Fosil dapat ditemukan diberbagai macam lapisan
bumi, sehingga penentuan umumnya didasarkan atas umur lapisan yang
paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang
ditemukan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda. Dengan
membandingkan fosil-fosil yang ditemukan diberbagai lapisan bumi yaitu
mulai dari sederatan fosil-fosil yang telah ditemukan dalam lapisan batuan
bumi dari yang tua sampai ke yang muda menunjukkan ada perubahan
yang terjadi secara berangsur-angsur maka dapat disimpulkan bahwa fosil
merupakan petunjuk adanya evolusi (Widodo, Lestari, U., dan Amin, M.,
2003).
Tokoh yang mempelajari fosil dan hubungannya dengan evolusi
adalah:
a) Leonardo da Vinci (Italia 1452-1519). Orang yang pertama kali
berpendapat fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa
lampau.
b) George Cuvier (Perancis 1769-1832) merupakan ahli anatomi
perbandingan. Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah
diciptakan makhluk-makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa.
Setiap masa diakhiri kehancuran alam.
c) Darwin mengatakan bahwa makhluk hidup pada lapisan bumi tua
mengadakan perubahan bentuk untuk menyesuaikan diri dengan
lapisan bumi yang lebih muda. Oleh karena itu, fosil pada lapisan bumi
muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi tua (Restu Rizqi, 2015).

Bagan yang menunjukkan perkembangan evolusi kuda

Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan
dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang
ditemukan oleh Marsh dan Osbom. Dari studi yang dilakukan dapat dicatat
beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang hidup 58
juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus),
yaitu:
 Tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar
kuda sekarang
 Leher semakin panjang, kepala semakin besar, jarak antara
ujung mulut hingga bagian mata menjadi makin jauh
 Perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang
sesuai untuk makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk
makan rumput
 Bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai
untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan
rotasi tubuh menurun
 Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari
tengah (jari ketiga), dengan bentuk makin panjang dan ditutup
oleh kuku (Santoso Catur, 2012).
a) Fosil Tumbuhan

Fosil tanaman yang paling banyak ditemukan di bumi adalah


sejenis paku-pakuan (fern). Salah satu temuan di dinding tambang
batubara berupa fosil tumbuhan sejenis pakis yang disebut
pteridosperm yang memiliki daun selebar sekitar 6 centimeter. Hal ini
ditemukan oleh para pekerja sebuah tambang batubara di Illinois, AS
terkejut saat melihat lukisan di dinding tambang yang menggambarkan
pemandangan masa lalu. Setelah mengebor emas hitam yang mereka
inginkan, pada langit-langit gua bekas pengeboran terlihat jejak lumut,
semak belukar, dan tumbuh-tumbuhan purba lainnya.
b) Fosil Hewan
Fosil hewan paling banyak ditemukan daripada fosil tumbuhan.
Fosil vertebrata banyak ditemukan diberbagai daerah. Berikut ini
beberapa fosil hewan yang pernah ditemukan oleh para arkeolog:
Memang, fosil tertua yang dikenali adalah prokariota. Contoh lain
adalah penampakan kronologi dari kelas-kelas hewan vertebrata yang
berbeda-beda dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah fosil yang paling
tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian oleh amfibia, diikuti
oleh reptilia, kemudian burung dan mamalia.
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan
bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam
catatan fosil. Pada beberapa tahun ini misalnya, para peneliti telah
menemukan paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan
mamalia air dengan leluhurnya yang hidup di daratan.
Paus merupakan setasea awal, ordo mamalia. Setasea awal ini
hidup 50-60 juta tahun lalu. Catatan fosil mengindikasikan bahwa
sebelum masa itu, kebanyakan mamalia bersifat terrestrial (hidup di
darat). Walaupun saintis telah lama menyadari bahwa paus dan setasea
lain pastilah berawal dari mamalia darat, dahulu baru sedikit temuan
fosil yang mengungkapkan bagaimana struktur tungkai setasea
berubah seiring waktu, sehingga pada akhirnya tungkai belakang
hilang dan sirip terbentuk. Akan tetapi, dalam beberapa dasawarsa
terakhir, serangkaian fosil yang menakjubkan telah ditemukan di
Pakistan, Mesir, dan Amerika Utara. Fosil-fosil tersebut
mendokumentasikan transisi dari kehidupan didarat menjadi kehidupan
dilaut (Restu Rizqi, 2015).
2. Homologi
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan
anatomi antara spesies yang dikelompokkan ke dalam kategori taksonomi
yang sama. Sebagai contoh elemen kerangka yang sama menyusun tungkai
depan manusia, kadal, kucing, paus, kelelawar, katak dan burung.
Meskipun tungkai tersebut memiliki fungsi yang sangat berbeda.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari leluhur yang
sama disebut homologi sedangkan tanda-tanda anatomisnya disebut
dengan homolog. Anatomi perbandingan konsisten dengan bukti-bukti lain
dalam memberikn bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan
ulang diman struktur leluhur yang berfungsi dalam suatu kapasitas
dimnodifikasi ketika mereka mengemban suatu fungsi baru. Bebrapa
struktur homolog yang lebih menarik adalah organ vestigial (organ sisa
yang tidak berguna lagi).Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari
struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya.Contohnya paus di
masa sekarang tidak memiliki tungkai belakang tetapi memiliki sisa tulang
pelvis dari kaki leluhur daratnya yang berkaki empat.

Gambar Petujuk Evolusi Homologi

Pada tingkat dasar organ vestigial tampaknya bisa mendukung


konsep “use dan disuse” yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi
penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke
keturunan individu tersebut. Sebaliknya, organ vestigial merupakan bukti
evolusi melalui seleksi alam. Tubuh akan merugi harus terus menerus
menyediakan darah, zat-zat makanan dan ruang bagi organ yang tidak lagi
memiliki fungsi penting, maka seleksi alam cenderung menguntungkan
individu yang memiliki organ tersebut dalam bentuk tereduksi. Organ
tersebut semakin lama akan menghilang struktur yang tidak berfungsi lagi.
Akhirnya perubahan struktur seperti adaptasi ekor sebagai suatu struktur
pendorong utama dan reduksi tungkai belakng paus melibatkn pola
ekspresi gen selama perkembangan embrio, karen berbagai proses yang
terjadi pada perkembangan embrio mempengaruhi fungsi organisme
dewasa maka organisme itu sendiri merupakan pokok dari proses seleksi
alam. Organ vestigial mewakili perubahan dalam perkembangan embrio
organisme yang ditempa atau dibentuk (Rusna: 34- 35).

3. Filogeni dan molekuler/dan cara membaca filogeni


Dalam membangun suatu filogeni para ahli biologi menggunakan
sistematis (systematic) yaitu cabang ilmu yang berfokus pada
pengklasifikasian organisme-organisme dan penentuan hubungan
evolusioner mereka. Para ahli sistematika menggunakan data yang
berkisar dari fosil hingga molekul dan gen untuk menyimpulkan
hubungan evolusioner. Informasi ini memungkinkan para ahli biologi
untuk membangun pohon kehidupan yang komprehensif, yang akan terus
diperbarui seiring dengan penambahan data yang terkumpul.
Untuk menghindari ambiguitas sewaktu menyampaikan hasil
penelitian mereka, para ahli biologi menyebutkan organisme dengan
nama ilmiah latin. Format nama ilmiah yang terdiri dari dua bagian yang
biasanya disebut dengan binomial. Spesies yang tampak berkerabat dekat
dikelompokkan ke dalam genus yang sama. Sistem ini dinamai
berdasarkan Linnaeus. Sistem ini menempatkan sejumlah genus yang
sekerabat dalam famili yang sama, famili ke dalam ordo, ordo ke dalam
kelas, kelas ke dalam filum, filum ke dalam kingdom dan yang terbaru
kingdom ke dalam domain. Unit taksonomi tertentu pada tingkat jenjang
apapun yang disebut takson.
Sejarah evolusi dari sebuah kelompok organisme dapat
direpresentasikan dalam diagram bercabang yang disebut pohon
filogenetik (phylogenetic tree). Pola percabangan ini sesuai dengan
klasifikasi berjenjang dari kelompok yang termuat dalam kelompok yang
lebih inklusif. Akan tetapi, dalam situasi lain, kesamaan tertentu di antara
organisme dapat menyebabkan para ahli taksonomi menempatkan suatu
spesies ke dalam organisme lain daripada ke dalam kelompok yang
berkerabat paling dekat dengan spesies itu. Ada dua poin kunci tentang
pohon filogenetik dan maknanya. Pertama, urutan percabangan dalam
sebuah pohon tidak harus mengindikasikan usia yang sesungguhnya
(absolut) dari spesies tertentu. Kedua, kita tidak boleh berasumsi bahwa
suatu takson pada pohon filogenetik berevolusi dari takson di
sampingnya.
Dalam menyusun pohon filogeni langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membedakan ciri homolog dari ciri analog. Setelah
selesai maka para ahli biologi harus memilih metode untuk
menyimpulkan filogeni dari karakter- karakter homolog ini. Metode yang
banyak digunakan para ahli biologi dalam menyusun pohon filogeni
adalah kladistika (cladistic). Dengan menggunakan metode ini para ahli
biologi menempatkan spesies dalam kelompok-kelompok yang disebut
dengan klad (clade) yang masing- masing mengandung satu spesies
nenek moyang dan semua keturunannya. Akan tetapi, sebuah takson
setara dengan sebuah klad hanya jika takson tersebut monofiletik
(monophyletic) yang menandakan bahwa takson itu terdiri atas satu
spesies nenek moyang dan semua keturunannya. Bandingkan dengan
kelompok parafiletik (paraphyletic) yang terdiri atas satu spesies nenek
moyang dan sebagian namun tidak semua. Keturunannya atau kelompok
polifiletik (polyphyletic) yang mencakup berbagai takson dengan nenek
moyang bersama.

Gambar kelompok monofiletik, parafiletik dan polifiletik

Para ahli sistematika mengelompokkan spesies ke dalam taksa yang


lebih inklusif berdasarkan kemiripan morfologi dan karakteristik lainnya.
Kemiripan yang berasal dari nenek moyang yang sama disebut dengan
homologi. Namun tidak semua kemiripan diwariskan dari nenek moyang
yang sama. Spesies dari cabang evolusi yang berbeda bisa saja pada
kenyataannya memiliki peranan lingkungan yang mirip satu sama lain
dan seleksi alam telah membentuk adaptasi yang analog disebut dengan
evolusi konvergen. Kemiripan akibat konvergensi disebut dengan analogi
(Champbell, 2008).
Dalam analisis filogenetika kelompok outgroupsangat dibutuhkan
dan menyebabkan polarisasi karak-ter atau ciri, yaitu karakter apomorfik
dan plesiomor-fik. Karakter apomorfik adalah karakter yang berubah dan
diturunkan dan terdapat pada ingroup, sedangkan karakter plesiomorfik
merupakan karakter primitive yang terdapat pada outgroup. Karakter
sinapomorfik adalah karakter yang diturunkan dan terdapat pada
kelompok monofiletik.
Gambar Pohon Kekerabatan Dalam Analisis Filogenetika

Karakter morfologi telah lama digunakan dalam banyak penelitian


filogenetika. Dengan pesatnya per-kembangan teknik-teknik di dalam
biologi molekuler, seperti polymerase chain reaction (PCR) dan sequen-
cing DNA, penggunaan sekuen DNA dalam penelitian filogenetik telah
meningkat pesat dan telah dilakukan pada semua tingkatan taksonomi,
misalnya famili, marga, dan spesies. Filogenetik molekuler mengombi-
nasikan teknik biologi molekuler dengan statistik untuk merekonstruksi
hubungan filogenetika. Pemikiran dasar penggunaan sekuen DNA dalam
studi filogenetika adalah bahwa terjadi perubahan basa nukleotida
menurut waktu, sehingga akan dapat diperkirakan kecepatan evolusi yang
terjadi dan akan dapat direkonstruksi hubungan evolusi antara satu
kelompok organisme dengan yang lainnya. Beberapa alasan penggunaan
sekuen DNA yaitu (1) DNA merupakan unit dasar informasi yang
mengkode organisme, (2) lebih memudahkan dalam mengekstrak dan
menggabungkan informasi mengenai proses evolusi suatu kelompok
organisme, sehing-ga mudah untuk dianalisis, (3) memudahkan dalam
pembuatan model dari peristiwa evolusi secara komparatif, dan (4)
menghasilkan informasi yang banyak dan beragam, dengan demikian
akan ada banyak bukti tentang kebenaran suatu hubungan filogenetika.
Sekuen DNA telah menarik perhatian para praktisi taksonomi dunia
untuk dijadikan karakter dalam penelitian filogenetika karena beberapa
fakta. Pertama, sekuen DNA menawarkan data yang akurat me-lalui
pengujian homologi yang lebih baik terhadap karakter-karakter yang ada.
Kedua, sekuen DNA menyediakan banyak character states ka-rena
perbedaan laju perubahan basa-basa nukleotida di dalam lokus yang
berbeda adalah besar. Ketiga, sekuen DNA telah terbukti menghasilkan
sebuah hubungan kekerabatan yang lebih alami. Sumber karakter DNA
dapat diperoleh dari inti (nDNA), kloroplas (cpDNA), dan mitokondria
(mtDNA). Analisis filogenetika molekuler merupakan proses bertahap
untuk mengolah data sekuen DNA atau protein sehingga diperoleh suatu
hasil yang menggambarkan estimasi mengenai hubungan evolusi suatu
ke-lompok organisme. Ada sejumlah asumsi yang harus diperhatikan
sebelum menggunakan data sekuen DNA atau protein dalam analisis
filogenetika, di antaranya, yaitu (1) sekuen berasal dari sumber yang
spesifik, yaitu dari inti, kloroplas atau mitokondria, (2) sekuen bersifat
homo-log (diturunkan dari satu nenek moyang), (3) sekuen memiliki
sejarah evolusi yang sama (misalnya bukan dari campuran DNA inti dan
mitokondria), dan (4) setiap sekuen berkembang secara bebas.

Gen Atau Genom Metode


DNA kloroplas Analisis restriksi
Gen rbcL dari DNA kloroplas Analisis sekuen DNA
Gen matK dari DNA kloroplas Analisis sekuen DNA
DNA mitokondria Analisis sekuen DNA
Gen RNA inti Analisis sekuen DNA
Daerah ITS dari nrDNA Analisis sekuen DNA
Kelompok gen repetitive:
Knob heterokromatin Analisis sekuen DNA
Gen CAB Analisis sekuen DNA
Gen rbcS Analisis sekuen DNA
Gen kopi tunggal Analisis sekuen DNA
Gambar sistem gen dan genom dalam studi filogenetika molekuler

Paling sedikit ada tiga tahap penting dalam analisis filogenetika


molekuler, yaitu sequence alignment, rekonstruksi pohon filogenetika,
dan evaluasi pohon filogenetika dengan uji statistik. Untuk
merekonstruksi pohon filogenetika, saat ini telah tersedia beraneka ragam
program komputer, misalnya Phyllip, PAUP, dan MrBayes (Topik
Hidayat dan Adi Pancoro, 34-37).

4. Evolusi HIV-obat
Salah satu contoh seleksi alam yang masih berlanjut dan
mempengaruhi kehidupan kita sendiri secara dramatis adalah evolusi
patogen (organisme dan virus penyebab penyakit) yang resisten atau
kebal terhadap obat. Sebagai contoh HIV (Human lmmunodeficiency
Virus), yaitu virus yang menyebabkan AIDS. Para peneliti telah
mengembangkan berbagai obat untuk melawan patogen ini, namun
penggunakan obat-obat ini menyeleksi virus yang resisten terhadap obat.
Sejumlah virus yang resisten-obat mungkin ada secara kebetulan pada
awal pengobatan. Virus yang sintas terhadap dosis awal pengobatan akan
bereproduksi, meneruskan alel-alel yang memungkinkan mereka resisten
terhadap obat. Dengan cara ini, frekuensi virus yang resisten pun akan
meningkat cepat pada populasi (Champbell, 2008).
Para saintis merancang 3TC untuk mengacaukan enzim
transkriptase-balik. HIV menggunakan enzim ini untuk membuat versi
DNA dari genom RNA-nya, yang kemudian diselipkan ke DNA sel inang
manusia. Karena bentuk molekul 3TC mirip dengan nukleotida DNA
pembawa sitosin, transkritase-balik HIV mengambil satu molekul 3TC,
bukan nukleotida pembawa-C, dan menyelipkan 3TC tersebut ke dalam
rantai DNA yang sedang tumbuh. Kesalahan ini memutuskan
pemanjangan DNA sehingga menghalangi reproduksi HIV.
Varietas HIV yang resisten -3TC memiliki versi transkriptase-balik
yang mampu membedakan antara obat tersebut dan nukleotida pembawa-
C normal. Virus-virus ini tidak diuntungkan dengan ketiadaan 3TC,
bahkan mereka bereplikasi lebih lambat dari pada virus yang membawa
versi transkiptase-balik yang biasa. Namun, ketika 3TC ditambahakn ke
lingkungan virus, obat tersebut menjadi kekuatan seleksi yang besar, dan
menguntungkan bagi kesintasan virus yang resisten. HIV menyoroti dua
point kunci tentang seleksi alam. Pertama, seleksi alam merupakan proses
penyuntingan, bukan mekanisme kreatif (penciptaan). Suatu obat tidak
menciptakan patogen yang resisten, obat tersebut menyeleksi individu
resisten yang sudah ada dalam populasi (Champbell, 2008).

5. Evolusi Predasi
Predasi telah memungkinkan banyak spesies untuk
mengembangkan mekanisme adaptasi dan bertahan hidup yang canggih,
baik untuk berburu dan menyarang dengan lebih baik, serta untuk
menghindari, menyembunyikan dan mempertahankan diri mereka dengan
lebih baik. Sebagian besar spesies heterotrofik mendapatkan makanan
denga memangsa organisme yang lain. Walaupun dapat terdapat
pengecualian, sebagian besar pemangsa (predator) lebih besar dari
mangsa biasanya bersifat sementara, yaitu hanya jangka waktu yang
diperlukan untuk memakannya atau sebagian daripadanya (Champbell,
2006).Perilaku yang menyebabkan kematian suatu individu
bagaimanapun dapat terseleksi jika perilaku tersebut mengembangkan
kesejahteraan kerabat dekat dari si korban (seleksi kerabat). Seleksi
alamiah dapat mempengaruhi penyebaran fenotipe dalam suatu populasi
dengan dua cara, yaitu seleksi stabil (individu pada setiap ekstrem
disingkirkan) dan seleksi direksional (individu pada keadaan ekstrem
diseleksi, dan yang bertahan pada kedua keadaan ekstrem dan kondisi
normal akan bertahan) (Fried and Hademenos, 2006).
Dalam predator terdapat kemampuan:
a. Visi tajam pada elang, yang pada jarak yang jauh atau dari ketinggian
dapat melihat bahkan tikus terkecil bergerak di antara rumput.
b. Sistem ekolokasi kelelawar dan guácharos untuk mendeteksi serangga
terbang.
c. Sekelompok ikan paus membuat gelembung dari spirakelnya untuk
mengepung ikan.
d. Berbagai racun pada ular, arakhnida, dan serangga yang menyerang
mangsanya hanya dengan dosis kecil yang disuntikkan dari taring atau
penyengat.
e. Mengorganisir mangsa permainan besar dalam kelompok, seperti singa,
serigala, dan hyena.
f. Menyergap secara diam-diam dari pohon atau dari dedaunan, seperti
macan tutul atau harimau.
g. Toksisitas kulit beberapa amfibi seperti katak, kodok atau salamander.
Umumnya hewan ini menunjukkan warna yang sangat cerah dan
mencolok sebagai peringatan.
h. Pengusiran racun atau korosif ke indera seperti sigung, gurita dan cumi-
cumi, dan beberapa serangga.
i. Keterampilan memamerkan seperti melompat, meraung, memukul tanah
atau mengguncang debu dan kotoran saat mendeteksi pemangsa, seperti
beberapa rusa, kerbau dan jerapah.
j. Sistem kamuflase seperti mengubah warna dan tekstur kulit pada gurita
dan pada beberapa reptil seperti bunglon.

6. Evolusi Ikan Guppy


Ikan guppy di alam liar telah berevolusi selama setidaknya
setengah juta tahun – seharusnya itu waktu yang cukup
lama bagi guppy jantan untuk mengalami perubahan warna secara
dramatis.Namun karakteristik bercak oranye pada guppy jantan tetap
sangat stabil, meskipun bisa menjadi lebih merah atau lebih kuning.Lalu,
mengapa warna itu tetap bertahan dalam jangka waktu yang panjang?
Karena itulah warna yang disukai guppy betina.

Bercak oranye pada guppy jantan terdiri dari dua


pigmen: karotenoid (yang mereka telan dalam pola makan mereka dan
berwarna kuning) serta drosopterins (yang berwarna merah dan yang
diproduksi tubuh mereka). Karotenoid merupakan pigmen yang sama yang
memberikan warna pada sayuran dan buah-buahan. Tanaman
menghasilkan karotenoid, tetapi hewan umumnya tidak dapat
menghasilkannya; guppymemperoleh sebagian besar karotenoid dari
ganggang.
Kerry Deere, penulis utama studi tersebut, melakukan eksperimen
di mana ia menyajikan pada guppy betina (Poecilia reticulata) pada
pilihan guppy jantan yang memiliki drosopterin tingkat rendah, menengah
dan tinggi, untuk melihat pejantan manakah yang lebih disukai betina.
Dalam percobaan itu, guppy betina diberi pilihan guppy jantan yang lebih
banyak pigmen daripada yang ditemukan di alam liar. Deeremelakukan
lebih dari 100 percobaan pilihan-pasangan ini.
Jika guppy bergantung hanya pada karotenoid untuk pewarnaan
oranye mereka, maka kemungkinan akan ada perubahan besar dalam
warna bercak oranye mereka karena ketersediaan ganggang yang
bervariasi berdasarkan lokasinya. Ikan guppy aslinya berasal dari Trinidad
dan Venezuela; sedangkan ikan-ikan guppy dalam penelitian ini berasal
dari Trinidad.Suatu pola yang ditemukan 10 tahun lalu, adalah yang ada di
lokasi di mana lebih banyak karotenoid yang tersedia dalam pola makan
mereka, guppy menghasilkan lebih banyak drosopterinterdapat pola yang
sangat kuat pada rasio dari dua jenis pigmen, yang tetap hampir sama.
Setidaknya bagi mata manusia, sebagaimana
proporsi karotenoid pada bintik-bintiknya meningkat, maka bintik-bintik
itu terlihat menjadi lebih kuning, dan sebagaimana
proporsi drosopterinnya meningkat, maka bintik-bintik itu terlihat menjadi
lebih merah.Dengan mempertahankan rasio yang sangat mirip pada kedua
pigmen di berbagai situs, ikan ini mempertahankan rona oranye yang
serupa dari situs ke situs.Faktor apakah yang mempertahankan rasio
pigmen serupa di berbagai situs dan di keseluruhan populasi ini?Alasan
kurangnya variasi ini adalah karena perubahan genetik yang melawan
perubahan lingkungan. Guppy jantan telah mengevolusikan perbedaan
dalam produksi drosopterin yang menjaga ronanya relatif konstan pada
berbagai lingkungan.Pilihan pasangan betina bertanggung jawab atas pola
ini.Meskipun ada banyak kasus di alam di mana variasi genetik suatu sifat
mengatasi variasi lingkungan, namun hanya sedikit contoh yang
penyebabnya bisa diketahui.Mereka tidak menggunakan drosopterin
sebagai pengganti karotenoid, mereka menyesuaikan tingkat karotenoid
dengan drosopterin.Mengapa mereka melakukan hal itu masihlah
misteri.Jawabannya tampaknya; hal itu memungkinkan mereka untuk
mempertahankan rona yang disukai guppy betina.

C. Kesimpulan
Petunjuk evolusi merupakan suatu rambu yang digunakan untuk
memperoleh bukti evolusi.Bukti ini dapat berupa melalui catatan-catatan
fosil yang ada. Petunjuk lain adanya evolusi ini juga dapat berupa adanya
perbandingn anatomi seperti pda homologi sedangkan pada petunjuk yang
lain seperti filogeni dan molekuler, evolusi predasi , evolusi HIV-obat,
evolusi ikan Gubby.Beberapa bukti pentunjuk evolusi yang ada, filogeni
dan molekuler diyakini merupakan salah satu bukti petunjuk evolusi yang
paling tepat. Hal ini disebabkan pada analisis filogenetika molekuler
merupakan proses bertahap untuk mengolah data sikuen DNA atau protein
sehingga diperoleh suatu hasil yang menggambarkan estimasi mengenai
hubungan evolusi suatu kelompok organisme.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane B.R., Lawrence G.M. 2003.Biologi. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece. 2008. Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Erlangga.
Catur, Santoso. 2012.Tugas Mata Kuliah Evolusi “Petunjuk dan Bukti Evolusi”.
Malang : Jurusan Pendidikan Biologi.Universitas Negeri Malang.
Champbell, N.A., J.B. Reece, M.R. Taylor and E.J. Simon. 2006. Biology
Consepts & Connection Fifth Edition. Pearson Education, Inc. Benjamin
Cummings. San Fransisco Fried,george H. & George J. Hademenos. 2000.
Scaum’s Outlines of Theory and Problems of BIOLOGY 2nd Edition. The
McGraw-Hall Companies.
Fried, George H. & G.J. Hademenos. 2006. Schaum’s Outlines BIOLOGI Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta.
Hidayat , Topik dan Adi Pancoro. Kajian Filogenetika Molekuler dan
Peranannya dalam Menyediakan Informasi Dasar untuk Meningkatkan
Kualitas Sumber Genetik Anggrek. Jurnal AgroBiogen. 4 (1). 36-37.
Nasronudin. 2013. “HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, klinis, dan
Sosial”. Jakarta: Airlangga.
Ristasa, Rusn. Modul 1 Sejarah Perkembangan Teori Evolusi Makhluk Hidup.
Diakses melalui http://repositori.ut.ac.id/4251/1/PEBI4204-M1.pdf pada
hari Senin tanggal 17 Februari 2020 pukul 22.00 WIB
Rizqi, Restu. 2015.Makalah Bukti Evolusi. Diakses dari
https://id.scribd.com/doc/283838804/Makalah-Bukti-Evolusi pada tanggal
19 Februari 2020 pukul 07:54 WIB
Widodo, Lestari, U., dan Amin, M. 2003.Panduan Belajar Evolusi. Malang:
Jurusan Biologi. Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang.
MEKANISME SPESIASI

ARTIKEL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Evolusi
Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 4
Naulin Nikmah (1710810039)
Ika Tamara Dewi (1710810051)
Mei Syaroh (1710810066)
Fara El Alfa Fauzia (1710810067)
Khoirun Nisa’ (1710810071)

TB/B/Smt’6

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2020
ARTIKEL MEKANISME SPESIASI

PENDAHULUAN
Evolusi merupakan perubahan struktur makhluk hidup yang berlangsung
sangat lambat, dalam jangka waktu sangat lama, dan dari bentuk sederhana ke
arah bentuk yang komplek. Teori evolusi menjadi penjelasan bagaimana evolusi
terjadi mengenai suatu fenomena. Pada abad ke-19 Lamarck memberikan
penjelasan bagaimana evolusi terjadi dan dikenal dengan teori evolusi
Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan Lamarck dianggap tidak benar karena
ada penjelasan lain yang lebih memuaskan, terutama penjelasan yang diberikan
Darwin atau teori evolusi Darwin atau teori Darwin. Faktor yang mempengaruhi
evolusi yaitu seleksi alam, mutasi, dan isolasi dalam pembentukan spesies baru.
Hambatan seperti isolasi habitat, dan isolasi temporal dapat memungkinkan
terjadinya pemisahan dua populasi (Allopatrik), dan memungkinkan terjadinya
isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu
lingkungan kembali (Sympatrik).

PEMBAHASAN
Definisi Mekanisme Spesiasi
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru yang berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam
kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan
proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, perlahan tetapi
pasti terjadi. Mekanisme Spesiasi yaitu proses pemisahan garis keturunan yang
menghasilkan dua atau lebih spesies terpisah. Ketika individu dalam suatu
populasi mengalami perubahan, mereka akan menjadi spesies baru dan berbeda.25

Isolasi Habitat
Isolasi habitat merupakan dua populasi simpatrik mendiami habitat yang
berbeda dari daerah tempat tinggal yang umum bagi mereka, individu dari setiap

25
Hendro Darmodjo. Filsafat IPA. (Jakarta: Penerbit Karunika, 1986), hlm
populasi akan lebih sering berjumpa dan mengadakan perkawinan dengan
individu dari populasi mereka sendiri daripada dengan individu dari populasi yang
lain. Jadi kegemaran akan suatu habitat yang ditentukan secara genetis telah
memisahkan kedua “gene pool”. Contohnya Bufo fowleri dan Bufo americanus,
keduanya adalah katak yang sangat berdekatan dan dapat mengadakan persilangan
yang menghasilkan keturunan-keturunan yang hidup. Tetapi di daerah tempat
penyebara kedua spesies tersebut saling bertemu, Bufo fowleri biasa hidup di
daerah air mengalir, sedangkan Bufo americanus berkembang biak di genangan
air hujan. Hal ini menyebabkan adanya barier yang disebabkan oleh adanya
perbedaan habitat.26

Gambar 1. Bufo fowleri Gambar 2. Bufo americanus

Isolasi Temporal
Isolasi temporal (musim) merupakan isolasi yang terjadi akibat perbedaan
waktu kematangan antara jantan dan betina. Hal ini menyebabkan fertilisasi tidak
akan terjadi. Contohnya, terjadi pada spesies Pinus radiata dan Pinus muricata.
Keduanya tidak akan pernah dapat melakukan fertilisasi silang karena kematangan
reproduksi Pinus radiata terjadi pada awal Februari dan Pinus muricata terjadi
pada akhir bulan April. Isolasi temporal merupakan isolasi yang terjadi apabila
dua spesies simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena masing-
masing spesies memiliki masa pematangan kelamin yang berbeda sehingga
mempengaruhi waktu kawin. Dua spesies yang kawin pada waktu yang berbeda
(hari, musim, atau tahun), gametnya tidak akan pernah mencampur.27

26
Lud Waluyo, Evolusi Organik, (Malang: UMM Press, 2005), hlm. 158-159
27
Asreti, Isolasi temporal, diakses dari https://brainly.co.id/tugas/21 pada 19 februari
2020
Wilayah geografis hewan sigung berbintik (Spilogale gracilis) di bagian
barat bertumpang tindih dengan wilayah geografis hewan sigung berbintik
(Spilogale putorius) dari bagian timur, tetapi dua spesies yang sangat mirip ini
tidak saling mengawini karena S. gracilis kawin pada akhir musim panas dan S.
putorius kawin pada akhir musim dingin. Tiga spesies dari genus anggrek
Dendrobium yang hidup di hutan tropis basah yang sama tidak berhidbridisasi,
karena ketiga jenis tumbuh-tumbuhan itu berbunga pada hari yang berbeda.
Penyerbukan masing-masing spesies hanya terbatas pada satu hari saja karena
bunga mekar pada pagi hari dan menjadi layu pada malam itu juga.28

Gambar 3. Spilogale putorius Gambar 4. Spilogale gracilis

Isolasi Perilaku Dan Isolasi Mekanis


1. Isolasi Perilaku
Tingkah laku sangat penting dalam hal courlship (percumbuan) dan
perkawinan (mating). Contoh adalah bangsa bebek liar Amerika Serikat yang
simpatrik dan mempunyai courlship display yang cukup baik baik dan
biasanya disertai dengan corak warna mencolok pada bebek jantan. Fungsi
dari hal-hal diatas adalah memperkecil kesempatan bahwa bebek betina
memilih pasangan bebek jantan yang salah. Contoh lain ikan “stickleback”
yang mempunyai cara-cara percumbuhan yang sangat khusus untuk setiap
percumbuhan untuk setiap spesies sehingga dua spesies simpatrik jarang
melakukan kekeliruan perkawinan.29

28
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel. BIOLOGI. Jilid 2. Edisi 5.
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), hlm 42
29
Lud Waluyo, hlm. 159.
Gambar 5. Courlship bangsa bebek liar Amerika Serikat
2. Isolasi Mekanis
Bila perbedaan-perbedaan struktural diantara dua spesies yang sangat
berdekatan menyebabkan terhalangnya perkawinan antar individu (karena
sebab-sebab fisis), maka sudah barang tentu diantara kedua populasi tidak
akan terjadi “gene flow”. Misalnya suatu spesies binatang adalah jauh lebih
besar daripada spesies lainnya, perkawinan diantaranya kedua spesies
binatang ini sudah barang tentu tidak akan terjadi. Dapat juga terjadi bahwa
perbedaan alat kelamin mencegah terjadinya perkawinan. Isolasi mekanika
lebih penting artinya bagi tanaman daripada binatang, terutama pada tumbuh-
tumbuhan yang bergantung pada serangga untuk penyerbukan.30

Gambar 6. Perkawinan spesies bekicot dengan putaran cangkang berbeda

Macam-Macam Spesiasi Pada Tingkat Populasi


Spesiasi atau cara pembentukan spesies baru yang berdasar pada
bagaimana suatu aliran gen diantara populasi diinterupsi. Spesiasi pada umumnya
terdapat dua macam cara spesiasi yaitu spesiasi alopatrik dan spesiasi simpatrik.
1. Spesiasi Alopatrik (Allopatric Speciation)

30
Lud Waluyo, hlm 160
Spesiasi alopatrik dalam bahasa Yunani berasal dari kata “allos”
berarti “lain”, dan dari bahasa Latin “patria” berarti “tanah air”. Spesiasi
alopatrik yaitu spesiasi populasi yang terbagi menjadi dua. Populasi yang
terisolasi mengalami perbedaan genotipe dan fenotipe, mengalami tekanan
selektif yang berbeda atau secara independen mereka menjalani pergeseran
genetik.31 Spesiasi alopatrik merupakan spesiasi melalui isolasi geografik,
misalnya habitat dan migrasi. Penghalang fisik tersebut memisahkan populasi
dari populasi induknya, aliran gen antar populasi terputus, sehingga dapat
menghasilkan perubahan pada penampilan dan perilaku organisme.
Contoh spesiasi alopatrik yaitu spesies tupai antelope yang menempati
sisi tebing yang berlawanan di Grand Canyon. Tebing bagian selatan hidup
spesies tupai antelope Harris (Ammospermophilus harrisi). Sisi Tebing
bagian utara hidup spesies tupai antelope berekor putih yang berukuran lebih
kecil dan ekor lebih pendek dengan warna putih di bawah ekornya
(Ammospermophilus leucurus).32

Gambar 7. Spesies tupai antelope di Grand Canyon


2. Spesiasi Simpatrik
Spesiasi simpatrik berasal dari bahasa Yunani “sym” berarti “bersama-
sama” dan “patria” dari bahasa Latin berarti “tanah air”.33 Spesiasi simpatrik
merupakan pembentukan spesies baru dengan spesies tetua, terisolasi secara
genetik meskipun daerah tinggalnya saling tumpang tindih, karena semua
menempati lokasi geografik yang sama.34 Perubahan faktor intrinsiknya
seperti perubahan kromosom dan perkawinan tidak acak dapat mengubah

31
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 46
32
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 47
33
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 46
34
David Burnie, Bengkel Ilmu Evolusi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005), hlm 131
aliran gen. Perubahan kromosom menjadi berlipat dua disebut poliploidi.35
Individu-individu yang berbeda spesies dapat kawin silang sehingga
menghasilkan hibrida, peristiwa tersebut dinamakan hibridisasi.
Hibridisasi banyak ditemukan pada spesies tumbuhan, biasanya terjadi
ketika beberapa individu dari spesies langka dikelilingi spesies yang memiliki
hubungan dekat dalam jumlah yang besar.36 Spesies poliploidi yang umum
ditemukan yaitu alopoliploid, dua spesies yang berbeda saling kawin dan
menyatukan kromosomnya. Contoh spesiasi sympatrik yaitu pada tumbuhan
gandum yang digunakan untuk roti (Triticum aestivum), suatu alopoliploid
sebagai suatu hasil hibridisasi antara gandum yang dibudidayakan dengan
rumput liar.37

Gambar 7. Triticum aestivum hasil hibridisasi

Kesimpulan
Spesiasi merupakan pembentukan spesies baru dari suatu populasi.
Populasi suatu spesies tidak berhasil berkembangbiak jika kawin dengan populasi
spesies lain, sehingga terjadilah isolasi. Peranan isolasi dalam mekanisme spesies
yaitu terbentukya variasi-variasi pada spesies baru yang kemudian akan
meningkatkan keanekaragaman hayati.

DAFTAR PUSTAKA
35
Amien S. Leksono, Keanekaragaman Hayati: Teori dan Aplikasi, (Malang: Universitas
Brawijaya Press, 2011), hlm 5
36
Mochamad Indrawan, Richard B. Primack, dan Jatna Supriatna, Biologi Konservasi,
(Jakarta: Penerbit Yayasan obor indonesia, 2007), hlm 19
37
Neil A. Campbell, Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchel., hlm 49
Asreti, Diakses dari https://brainly.co.id/tugas/21
Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu Evolusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, Neil A., Reece Jane B., dan Mitchel Lawrence G. 2003. BIOLOGI.
Jilid 2. Edisi 5. (diterjemahkan dari: biology Fifth Edition,
penerjemah: W. Manalu) Jakarta: Penerbit Erlangga.
Indrawan, Mochamad., Primack, Richard B. dan Supriatna, Jatna. 2007. Biologi
Konservasi. Jakarta: Penerbit Yayasan obor indonesia
Leksono, Amien S. 2011. Keanekaragaman Hayati: Teori dan Aplikasi. Malang:
Universitas Brawijaya Press
Waluyo, Lud. 2005. Evolusi Organik. Malang: UMM Press.
EVOLUSI POPULASI

Disusun guna memenuhi Tugas

Mata Kuliah: EVOLUSI

Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaluddin M.Pd

Disusun Oleh:
1. Siti Zulfatul Wafiroh (1710810043)
2. Nur Afiatul Khosiyah (1710810044)
3. Adrik Roehana (1710810049)
4. Mita Aizzatul Maghfiroh (1710810052)
5. Saniatul Uzmah (1710810075)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

JURUSAN TARBIYAH

2019/2020

EVOLUSI POPULASI
Siti Zulfatul Wafiroh1, Nur Afiatul Khosiyah1 Adrik Roehana1,Mita
Aizzatul Maghfiroh1, Saniatul Uzmah1
EVOLUSI POPULASI
1
Mahasiswa Program Study Tadris Biologi, Jurusan Tarbiyah, IAIN
Kudus.

PENDAHULUAN

Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli
Fisika Jerman W. Weinberg secara terpisah mengembangkan model matematika
yang dapat menerangkan proses pewarisan tanpa mengubah struktur genetika di
dalam populasi. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jumlah frekuensi
alel di dalam populasi akan tetap seperti frekuensi awal, dengan beberapa
persyaratan yaitu: populasi sangat besar, kawin acak, tidak ada perubahan di
dalam unggun gen akibat mutasi, tidak terjadi migrasi individu ke dalam dan ke
luar populasi, dan tidak ada seleksi alam (semua genotip mempunyai kesempatan
yang sama dalam keberhasilan reproduksi).
Hukum Hardy-Weinberg memberikan standar ideal untuk para ahli
genetika untuk membandingkan populasi yang sebenarnya dan mendeteksi
perubahan evolusi. Dua hal utama dalam hukum Hardy-Weinberg, yaitu (1) Jika
tidak ada gangguan maka frekuensi alel yang berbeda dalam populasi akan
cenderung tetap/tidak berubah sepanjang waktu. (2) Dengan tidak adanya faktor
pengganggu, maka frekuensi genotipe juga tidak akan berubah setelah generasi I.
PEMBAHASAN

a. Prinsip Hardy-Weinberg
Godfrey Harold Hardy seorang matematikawan Inggris dan
Wilhelm Weinberg seorang dokter dari Jerman. Tahun 1908 secara
terpisah menemukan dasar-dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu
populasi terpisah menemukan suatu hubungan matematik dari frekuensi
gen dalam populasi, yang kemudian dikenal dengan hukum Hardy-
Weinberg (prinsip kesetimbangan). Pernyataan itu menegaskan bahwa
frekuensi alel dan genotip suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari
generasi ke generasi dengan kondisi tertentu. Hukum ini digunakan
sebagai parameter untuk mengetahui apakah dalam suatu populasi sedang
berlangsung evolusi ataukah tidak.
Hukum Hardy –Weinberg menjelaskan bahwa populasi tidak
mengalami evolusi. Frekuensi alel dan genotip dalam gen pool tidak
mengalami perubahan selama beberapa generasi, Hukum Hardy –
Weinberg hanya dapat terjadi apabila :
1. Populasi sangat besar : pada populasi yang sangat besar terjadinya genetic
drifttidak menyebabkan perubahan frekuensi gen di dalam genpool. Tetapi
dalam populasi yang kecil, penyimpangan genetik bisa merubah frekuensi
gen.
2. Terisolasi dari populasi lain : terpisah dengan populasi yang lain sehingga
kemungkinan terjadinya gen flow(aliran gen) karena perkawinan antar
populasi tidak terjadi.
3. Tidak terjadimutasi : perubahan satu alel menjadi bentuk alel lain akan
merubah gen pool.
4. Perkawinan Acak : di dalam suatu populasi setiap anggota di dalam
populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk saling melakukan
perkawinan. Kalau ada faktor keinginan untuk memilih pasangan kawin,
maka hukum H-W tidak akan terjadi.
5. Tidak ada seleksi alam : apabila semua individu mempunyai kemampuan
hidup, tidak ada persaingan dalam mempertahankan hidup, maka dunia
akan penuh dengan makhluk hidup yang beraneka macam jenisnya.
Kenyataannya populasi makhluk hidup relatif stabil, berarti ada yang mati
karena tidak dapat mempertahankan hidup atau populasinya makin
menurun karena menurunnya kemampuan memperbanyak diri. (Victoria
Henuhili. 2008).
b. Rumus hukum Hardy-Weinberg
Persamaan hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini

Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu
populasi. Para ahli genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili
frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya.

Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan
simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai
berikut:

P + q = 1                                            

( + q) = 1

P + 2pq + q2 = 1

Pp + 2pq + qq = 1

Dimana :

pp = alel yang homozigot dominan

2pq = alel yang heterozigot

qq = alel yang homozigot resesif

Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:


1. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64%
sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%,
B. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam
populasi tersebut?
C. Berapakah rasio genotifnya?

            Jawab :

D. Gen bukan perasa = tt = 36 %

                        tt = 36 %, maka t =  = 0.6

                        T + t = 1

                        T = 1 – 0.6 = 0.4

                        Frekuensi gen T = 0.4 = 40 %

                        Frekuensi gen t = 0.6 = 60 %

   TT = (0.4) 2 = o.16 = 16 %

Tt = 2Tt = 2 x 0.4 x 0.6 = 0.48 = 48 %

Tt = (0.6) x 2 = 0.36 = 36 %

Jadi perbandingan genotif  TT : Tt : tt = 16: 48: 36

2. Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang


albino. Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?
Jawab :
E. Orang albino =
aa = 0.0004

a = 0.02

A+a=1
A = 1- 0.02

    = 0.98

Jadi frekuensi gen A = 0.98 dan a = 0.02

F. Orang pembawa sifat albino (Aa)

Aa = 2Aa = 2 x 0.98 x 0.02 = 0.0392 = 3.92 %

Berarti dalam populasi 10000 orang terdapat carrier albino sebanyak


10000 x 0.0392 = 392 orang.

c. Pengertian Seleksi Alam


Seleksi alam adalah proses penyuntingan, dimana variasi warisan
dihadapkan pada faktor-faktor lingkungan yang membuat reproduksi
sejumlah individu lebih berhasil daripada individu lainnya. Darwin
menyatakan bahwa seleksi alam, melalui pengaruh kamulatifnya selama
rentang waktu yang sangat panjang, dapat menghasilkan suatu spesies baru
yang berasal dari spesies nenek moyangnya. Hal ini akan terjadi misalnya
ketika sebuah populasi yang terisolasi dalam lingkungan yang berbeda.
Dalam arena seleksi alam yang berbeda-beda ini, apa yang awalnya
merupakan satu spesies perlahan-lahan dapat berubah menjadi banyak
spesies, karena populasi yang mengalami isolasi geografis tersebut
beradaptasi terhadap masalah lingkungan yang berbeda-beda selama
beberapa generasi. Pewarisan dengan modifikasi adalah hal yang
menyebabkan munculnya kesatuan maupun keberagaman kehidupan
seperti yang kita lihat.(Neil A Campbell, 2002)
Seleksi alam adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya lama-kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk
mempertahankan hidupnya. Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi
pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum
terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat
biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah
ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston
betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston
betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat
sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari
asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun
karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Namun setelah
revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu
industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena
tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap
oleh pemangsanya.
a. Macam-macam Seleksi Alam

Seleksi Terarah

Jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu


jenis yang menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Di
dalam populasi, akan ada range atau rentang individu yang berdasarkan
dengan salah satu karakter.

1) Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung
memperkecil keekstreman atau penonjolan di dalam kelompok.
Dalam hal ini, hal tersebut mengurangi kemampuan menghasilkan
variasi dalam suatu populasi, dengan demikian mengurangi pula
kesempatan mengalami perubahan evolusi.

2) Seleksi Destruktif

Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini
penting dalam mencapai perubahan evolusi. Seleksi destruktif dapat terjadi
jika faktor-faktor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah.
Contoh Seleksi Alam

Mammoth punah karena seleksi alam, mammoth yang terbiasa


hidup di alam yang dingin tidak bisa beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang berubah menjadi hangat. Ilmuan menyatakan binatang
purbakala mammoth punah sekitar 5.600 tahun lalu. Binatang yang hidup
di zaman es di kawasan pulau terpencil lepas pantai Alaska tersebut
dipercaya kekurangan air akibat pemanasan iklim.
Gambar. Hewan Mammoth

Jerapah dulu sekali tidak semua memiliki leher panjang, ada juga jerapah
berleher pendek. Namun karena seleksi alam akhirnya jerapah leher pendek
menjadi punah karena kesulitan mencari makanan yang berupa daun, karena
pohon-pohonnya sangat tinggi. Jerapah leher panjang hingga sekarang mampu
bertahan.

Gambar. Perubahan Jerapah

Ngengat biston betularia di inggris ada yang berwarna cerah (purih) dan
ada yang berwarna hitam. Sebelum revolusi industri ngengat berwarna putih
sangat banyak karena kualitas udaranya bagus. namun setelah revolusi industri,
polusi udara terjadi yang mengakibatkan udara jadi gelap oleh debu industri dan
asap serta pepohonan berubah jadi hitam, ngengat biston putih tidak mampu
beradaptasi dengan kondisi ini yang mengakibatkan mereka mudah ditemukan
mangsa, beda halnya dengan ngengat biston hitam. Ngengat biston hitam bisa
beradaptasi dan jumlahnya semakin banyak, sedangkan ngengat biston putih
populasinya jadi sedikit.

Gambar. Ngengat Biston Betularia

d. Hanyutan Genetik (genetic drift)


hanyutan genetika dikenal juga sebagai efek sewall wright, dalam
genetika populasi, merupakan akumulasi kejadian acak yang menggeser
tampilan lungkang gen (gene pool).konsep ini pertama kali diperkenalkan
oleh sewall wright pada tahun 1920-an.
Proses hanyutan genetic dapat diilustrasikan dengan menggunakan
20 klereng dalam stoples yang mewakili 20 0rganisme dalam suatu
populasi. setengah dari 20 klereng tersebut berwarna merah dan setengah
biru. kedua warna tersebut menunjukkan dua alel yang berbeda dari satu
gen dalam populasi tersebut.keadaan stoples ini dianggap sebagai populasi
awal. pada generasi baru, organisme berproduksi secara acak. untuk
mengilustrasikan reproduksi ini, pilih kelereng secara acak dari stoples dan
masukkan sebuah kelereng baru dengan warna yang sama sebagi
keturunanya ke dalam stoples baru (kelereng yang diperoleh dari stoples
pertama tetap dalam stoples tersebut) ulangi langkah ini hingga terdapat
20 kelereng baru dalam stoples kedua. Stoples kedua kini berisi keturunan
generasi kedua, yang berupa 20 kelereng dengan warna beragam. Apabila
stoples kedua masih berisi 10 kelereng merah dan 10 kelereng biru, telah
terjadi pergeseran acak pada frekuensi alel.
Ulangi proses ini beberapa kali, reproduksi secara acak setiap generasi
kelereng untuk membentuk generasi berikutnya. Jumlah kelereng
merah dan biru yang dipilih setiap generasi mengalami turun naik
(berfluktuasi), terkadang kelereng merah lebih banyak dan terkadang yang
biru lebih banyak. Fluktuasi ini adalah analogi dari hanyutan genetik, yaitu
perubahan dalam frekuensi alel populasi hasil dari variasi acak pada
distribusi alel dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dalam suatu generasi, mungkin terjadi kelereng warna tertentu
tidak terpilih satu pun. Hal ini berarti kelereng warna itu tidak memiliki
keturunan. Sebagai contoh, jika tidak ada kelereng merah terpilih, stoples
menunjukkan kondisi generasi baru hanya mengandung keturunan
kelereng biru. Apabila hal itu terjadi, alel merah telah hilang permanen
dalam populasi tersebut, sementara alel biru mengalami fiksasi. Semua
generasi mendatang seluruhnya akan biru. Dalam populasi kecil, fiksasi
dapat terjadi hanya dalam sedikit generasi.( Gold, Stephen Jay.2002)

Pada simulasi ini,fiksasi "alel" biru terjadi dalam lima generasi.

e. Mutasi
Mutasi dapat terjadi pada gen (mutasi gen) dan juga dapat terjadi pada
kromosom (mutasi kromosom). Individu hasil mutasi memiliki genotip
yang berbeda dengan induknya sehingga menyebabkan perubahan pada
pool gen. Kecepatan mutasi dapat diukur dengan membandingkan jumlah
gen yang mengalami mutasi dengan jumlah gamet. Kecepatan mutasi
relatif lambat disebabkan karena DNA sifatnya tidak mudah berubah.
Angka kecepatan mutasi pada umumnya sebesar 1 gen: 100.000 gen.
Meskipun angka kecepatan mutasi relatif rendah, namun tetap saja
menyebabkan terjadinya variasi yang akan mempengaruhi pool gen.
( Anony. Evolusi Populasi.2020) Hal ini dikarenakan:
1. Setiap kromosom mengandung ribuan gen
2. Setiap individu mampu menghasilkan ribuan gamet dalam satu
generasi
3. Banyaknya jumlah individu dalam setiap generasi.
Mutasi ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan. Mutasi
yang menguntungkan akan menghasilkan keturunan yang adaptif,
sedangkan mutasi yang merugikan merupakan mutasi letal dan akan
menghasilkan keturunan yang kurang adaptif. Mutasi letal biasanya terjadi
pada individu homozigot resesif. Contoh mutasi gen terjadi pada lalat buah
(Drosophilla melanogaster), yakni ditemukannya seekor lalat jantan yang
bermata putih diantara anggota populasi yang kesemuanya bermata merah.
Munculnya gen yang menyebabkan warna mata putih ini kemudian
dikenal sebagai mutasi gen. Pada pengamatan selanjutnya ditemukan
5.000 ekor lalat mutan (mata putih) diantara 20 juta ekor lalat yang
diamati. Hal ini menunjukkan bahwa munculnya gen baru tersebut
diwariskan kepada keturunannya. Contoh mutasi gen tersebut
menggambarkan terjadinya perubahan populasi organisme yang
merupakan bagian dari proses evolusi. Selain mutasi gen, terdapat pula
peristiwa mutasi kromosom yang perubahannya lebih mencolok
dibandingkan mutasi gen. Pada mutasi kromosom perubahan dapat berupa
perubahan jumlah kromosom ataupun struktur kromosom.( Anony.
Evolusi Populasi.2020)

F.Variasi Genetik

Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu


populasi. Hal tersebu menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi
dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu di dalam populasi.
Dengan demikian, setiap populasi dapat mengembangkan variasivariasi
yang ada di dalam populasinya. Contoh variasi ini terlihat pada ayam yang
memiliki

Gambar
Variasi pada
jengger ayam

Lantas apakah hubungan atau kaitan antara variasi, evolusi, dan


mutasi? Variasi timbul akibat mutasi, baik mutasi gen maupun mutasi
kromosom. Terjadinya mutasi gen menyebabkan terbentuknya alel baru.
Alel baru ini merupakan sumber terbentuknya variasi Variasi dalam suatu
populasi merupakan bahan mentah (raw materials) terjadinya evolusi.
Berdasarkan pengetahuan terbaru terdapat dua penyebab terjadinya
variasi genetis, yakni mutasi gen dan rekombinasi gen dalam keturunan.
Perubahan frekuensi gen dapat terjadi dalam waktu seketika. (Spada
ristekditi. 2020) Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Dalam ilmu genetika,
dikenal adanya peristiwa mutasi dan rekombinasi. Kedua peristiwa
tersebut memungkinkan terjadinya variasi genetik dalam suatu populasi.

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa :
7. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jumlah frekuensi alel di dalam
populasi akan tetap seperti frekuensi awal, dengan beberapa persyaratan yaitu:
populasi sangat besar, kawin acak, tidak ada perubahan di dalam unggun gen
akibat mutasi, tidak terjadi migrasi individu ke dalam dan ke luar populasi,
dan tidak ada seleksi alam.
8. Apabila lima syarat dalam kesetimbangan Hardy Weinberg dilanggar, maka
akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan menyebabkan
perubahan perbandingan alel dalam populasi tersebut.
9. Perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe
populasi lebih spesifik dikenal sebagai mikroevolusi.

Referensi
Victoria Henuhili. Genetika dan Evolusi. 2008. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/ir-victoria-henuhili-
msi/genetika-dan-evolusi.pdf pada tanggal 17 Februari 2020.
Anonymous. 2009. Variasi Genetik. http:// I:\blog-evolusi-dan-seleksi-
alam.php.htm.
Campbell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Corebima, tanpa tahun. Evolusi Makhluk Hidup. Ikip. Malang.
Hanyutan genetic merupakan akumulasi kejadian acak yang menggeser tampilan
lungkang gen secara perlahan dari keadaan setimbang, tetapi semakin
membesar seiring berjalannya waktu.
Gold, Stephen Jay (21-03-2002). Hal.7 The Structure of Evolutionary Theory.
http://id.m.wikipedia.org/the_structure_of evolution
Campbell, Neil A. Reece Jane B. Mitchell Lawrence G. 2002. BIOLOGI Edisi
kelima-Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Anony. Evolusi Populasi. Diakses dari
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/11451/mod_resource/conte
nt/3/uraian%20materi%20m4%20kb4.pdf pada tanggal 5 Maret 2020 pukul 01.04
WIB
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/mod/resource/view.php?id=10390 di
aksespada tanggal 6 maret 2020 puku 0.53 WIB
Kelompok 6
Ulva Nur Laila (1710810047)
Rusiana (1710810050)
Sri Muslihtun (1710810058)
Wanda Chamidah (1710810060)
Imam Mahmudi (1710810076)

Kelas Tadris Biologi B 2017


Mata Kuliah: Evolusi
Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin M. Pd.

EVOLUSI PROKARIOT DAN EUKARIOT

A. Pendahuluan
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
oranisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Soat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada
keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secaa seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi
ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka
dalam suatu populasi.

B. Sejarah Evolusi Bakteri


Bakteri dan archaea merupakan dua cabang utama evolusi prokariota.
Dalam sistem kalsifikasi tradisional lima kingdom, prokariota menyusun
kingdom monera, dan empat kingdom eukariotik adalah protista, plantae, fungi
dan animalia. Skema ini menekankan perbedaan struktural antara sel-sel
prokariota dan eukariota. Akan tetapi, selama satu dekade belakangan para ahli
sistematika menentukan bahwa sebuah kingdom tunggal yang menggabungkan
semua prokariota tidaklah sesuai dengan sejarah evolusi. Dengan
membandingkan RNA ribosomal dan urutan lengkap genom beberapa spesies
yang masih hidup saat ini, para peneliti telah mengidentifikasi dua cabang
utama evolusi prokariota. Nama untuk kedua kelompok ini adalah
Bakteria(yang dulunya disebut Eubakteria) dan Arkhaea (dulunya disebut
Arkhaebakteria). Istilah Arkhaea menunjukkan betapa tuanya asal mula
kelompok itu dari sel-sel paling awal (bahasa yunani, archaio, “kuno”).
Sebagian besar spesies arkhaea menempati lingkungan yang ekstrim, yang
menyerupai habitat pada bumi purbakala. Namun demikian, sebagian
prokariota adalah bakteri. Mereka berbeda dari arkhaea dalam ciri-ciri pokok
struktural, biokimiawi, dan fisiologis (Campbell, 2003: 206).

Para peneiti yang dipimpin oleh Carl Woese dari University Of


Illinois, pertama-tama mengetahui perbedaan atara bakteri dan arkhaea, mereka
mengusulkan suatu sistem enam kingdom: dua kingdom prokariotik dan empat
kingdom eukariotik. Karena bakteria dan arkhaea berpisah sangat awal dalam
sejarah kehidupan, Woese dan banyak ahli sistematika lain sekarang lebih
menyukai pengelompokan keanekaragaman kehidupan ke dalam tiga domain,
suatu tigkatan taksonomik di atas kingdom. Prokariota meliputi dua domain:
domain bacteria dan domain arkhaea. (Meskipun istilah domain bacteria
umumnya masih digunakan dalam biologi sebagai acuan pada semua
prokariota, dalam unit ini istilah itu secara khusus mengacu pada anggota
domain bacteria).

Bakteri dari kata latin bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok


raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif
sederhana tanpa nukleus atau inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka
tersebar di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak
patogen berupa bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya
berukuran 0,5µm meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter
(Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding dinding sel, seperti sel
hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan).
Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya
dari flagela kelompok lain (Mahata, 2008: 3).

Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada


umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur
bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan
menjadi dua kelompok yaitu gram positif dan gram negatif di dasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang
terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara
bakteri gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida terdiri atas
membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma
(diantara lapisan luar dan membran sitoplasmik).

Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan
fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa
bakteri juga memiliki kapsul dan lapisan lendir yang membantu pelekatan
bakteri pada satu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki
kromosom, ribosom dan beberapa pesies lainnya memiliki granula makanan,
vakuola gas dan magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk
endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan
ekstrim.

C. Kemunculan Protista
Revolusi oksigen dianggap merupakan awal dari perubahan di bumi,
karena mengakibatkan tiga hal pokok bagi prokariot anaerob yaitu:
1. Musnah, karena tidak mampu beradaptasi dengan habitat yang aerob
2. Beradaptasi, tetap sebagai prokariot anaerob tetapi hidup di tempat yang
anaerob, seperti hidup di lumpur
3. Bersimbiosis dengan prokariot lain dan membentuk kehidupan baru
sebagai sel eukariot yang dikenal sebagai protista.
Protista mulai muncul di bumi sekitar 2 milyar tahun yang lalu dibuktikan
oleh fosil tertua pada lapisan prekambrian. Fosil ini disebut acritarch (bahasa
Yunani: tak jelas asal usulnya (Fransisca Sudargo). Kebanyakan protista
bersifat uniseluler, walaupun ada yang bersifat koloni atau multiseluler.
Protista bersel tunggal dianggap sebagai eukariot paling sederhana, namun
pada tingkat seluler banyak protista yang yang sangat kompleks, paling rumit
diantara semua sel.
Pada organisme multiseluler, fungsi-fungsi biologis yang penting
dilakukan oleh organ-organ. Sedangkan protista uniseluler melaksanakan
fungsi-fungsi penting yang sama, namun mereka melakukannya dengan
organel-organel subseluler, bukan organ-organ multiseluler. Organel yang
digunakan protista seperti nukleus, retikulum endoplasma, aparatus golgi, dan
lisosom.(Campbell, 2003).
Nutrisi protista lebih beraneka ragam daripada kelompok eukariota yang
lain. Beberapa protista adalah fotoautrotof dan memiliki kloroplas. Protista
yang lain adalah heterotrof, mengabsorpsi molekul organik atau mencerna
partikel makanan yang lebih besar. Protista yang lain yaitu miksotrof
(mixotroph), menggabungkan fotosintesis dan nutrisi heterotrofik (Campbell,
2003). Reproduksi dan siklus hidup juga sangat bervariasi pada protista.
Beberapa protista sepenuhnya aseksual, namun ada juga yang seksual.

D. Asal Usul dan Diversifikasi Tumbuhan


Para ahli paleobotani yang memcari asal usul evolusi tumbuhan telah lama
berdebat tentang apa yang menusun bukti fosil tertua dari tumbuhan darat.
Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan spora fosil yang berasal dari
periode ordovisium, berumur lebih dari 475 juta tahun. Walaupun spora fosil
mirip dengan spora tumbuhan yang masih ada, mereka juga memiliki
perbedaan yang mencolok. Misalnya, spora tumbuhan masa kini biasanya
disebarkan sebagai butiran tunggal, namun spora fosil berfusi bersama kedalam
kelompok yang terdiri dari dua atau empat butir. Perbedaan ini memunculkan
kemungkinan bahwa spora fosil bukan dihasilkan oleh tumbuhan, namun oleh
beberapa alga kerabatnya yang sudah punah.
Pada tahun 2003, para saintis dari Inggris dan Oman, Negara diTimur
Tengah, menyingkapkan sedikit misteri ini ketika ketika mereka mengekstraksi
spora dari bebatuan berumur 475 tahun dari oman. Tidak seperti spora-spora
dari zaman ini yang ditemukan sebelumnya, spora-spora ini tertanam dalam
kutikula tumbuhan yang mirip dengan jaringan pembawa spora pada tumbuhan
yang masih ada saat ini. Setelah mengungkapkan fragmen-fragmen kecil dari
jaringan lain yang jelas-jelas dimiliki oleh tumbuhan, para saintis
menyimpulkan bahwa spora-spora dari oman merepresentasikan tumbuhan
fosil, bukan alga.
1. Fotosintesis dan revolusi oksigen
Gas oksigen atmosferik (O2) memiliki asal usul biologis, dihasilkan
selama tahap pemecahan air dari fotosintesis. Ketika fotoseintesis organic
pertama kali dievolusikan, O2 bebas yang dihasilkan larut didalam perairan
disekitarnya hingga mencapai kadar yang cukup tinggi untuk bereaksi
dengan besi terlarut. Hal ini akan menyebabkan hujan dalam bentuk
oksida besi yang terakumulasi sebagai sedimen. Sedimen ini terkompresi
menjadi formasi lajur besi, yaitu lapisan merah dari batuan yang
mengandung besi oksida yang merupakan sumber bijih besi masa kini.
Begitu semua besi terlarut tercurah, O2 tambahan terlarut didalam air
hingga semua larytan dan danau jenuh dengan O2. Setelah ini terjadi, O2
akhirnya mulai merembes keluar dar air dan memasuki atmosfer.
Perubahan ini meninggalkan jejak dalam perkaratan batuan arat yang kaya
besi, suatu proses yang dimulai sekitar 2,7 miliar tahun lalu.
Jumlah O2 atmosferik meningkat secara bertahap dari sekitar 2,7
sampai 2,2 miliar tahun lalu, namun kemudian menanjak relative cepat
hingga lebih dari 10% kadarnya hari ini. Revolusi oksigen ini memiliki
dampak sangat besar bagi kehidupan. Pada bentuk kimiawinyaa, oksgen
menyerang ikatan kimiaserta dapat menghambat enzim dan merusak sel.
Akibatnya, peningkatan konsentrasi O2 atmosferik barangkali
memusnahkan banyak kelompok prokariotik.
2. Sifat-sifat turunan tumbuhan
Banyak adaptasi yang tampaknya muncul setelah tumbuhan darat
yang berdivergensi dari alga kerabatnya. Terdapat empat cirri kunci yang
muncul dihampir semua tumbuhan darat, namun tidak muncul di alga
charophyta. Keempat ciri tumbuhan darat ini adalah pergiliran generasi
(bersama dengan sebuah cirri terkait dengan embrio multiseluler yang
independen), spora berdinding yang dihasilkan di sporangium,
gametangium multiseluler, dan meristem apical. Selain keempat cirri-ciri
ini, sifat-sifat turunan lain yang terkait dengan kehidupan terestial telah
dievolusikan pada bamyak spesies tumbuhan. Sebagai contoh, epidermis
pada banyak spesies memiliki lapisan penutup , kutikula yang terdiri dari
polyester dan polimer lilin. Tumbuhan darat, yang terpapar udara secara
permanen berisiko jauh lebih tinggi mengalami desikasi (kekeringan)
daripada alga nenek moyangnya. Kutikula berperan sebaga lapisan kadap
air, yang membantu mencegah kehilangan air berlebihan dari organ-organ
tumbuhan yang terletak diatas tanah, sekaligus juga ,enyediakan beberapa
perlindungan dari serangan mikroba.
Tumbuhan darat awal tidak memiliki akar dan daun sejati. Fosil
yang berasal dari 420 juta tahun lalu mengungkapkan sebuah adaptasi
yang membantu tumbuhan awal pengambilan nutrient. Mereka
membentuk asosiasi simbiotik dengan fungi yang serupa structural dengan
asosiasi yang saling menguntungkan. Untuk saat ini, fungi mikoriza
membentuk jarigan filament yang ekstensif melewati tanah, menyebabkan
mereka mampu menyerap nutrient secara lebih efektif daripada yang
dilakukan sendiri oleh tumbuhan. Fungi mentransfer nutrient pada
tumbuhan partner simbiotiknya dengan fungsi agar dapat membantu
tumbuhan tanpa akar mengolonisasi daratan.
Banyak tumbuhan darat menhasilkan molekul-molekul yang
disebut senyawa sekunder, yang merupakan produk dari jalur-jalur
metabolic sekunder. Cabang-cabang samping dari jalur metabolic primer
yang menghasilkan lipid, karbohidrat, asam amino, dan senyawa-senyawa
lain yang dimiliki oleh semua organisme. Senyawa-senyawa sekunder
mencakup alkaloid, terpen, tannin, dan fenolik sepperti flavonoid.
Berbagai alkaloid, terpen, dan tannin memiliki rasa yang pahit, bau yang
kuat, atau efek racun yang membantu mempertahankan diri melawan
herbivore dan arasit. Flavonoid menyerap radiasi UV yang berb ahaya,
dan beberapa senyawa fenolik lain mencegah serangan pathogen. Manusia
juga memperoleh manfaat dari senyawa-senyawa sekunder, diantaranya
digunakan sebagai rempah-rempah, obat-obatan, dan produk-produk lain.

E. Fungi
Asal usul fungi, sistematika filogenetik menunjukkan bahwa fungi
tampaknya berevolusi dari suatu nenek moyang yang berflagela. Meskipun
maoritas fungi tidak memiliki flagela. Beberapa garis keturunan fungi yang
berdivergensi paling awal memiliki flagela. Lebih anjut kebnyakan protista
yang memiliki nenek moyang bersama yang dekat dengan hwan dan juga
memiliki flagela. Data sekuens DNA juga mengindikasikan bahwa ketiga
kelompok eukriota isi-fungi, hewan, kerabat protistanya- membentuk sebuah
klad. Anggota-anggota klad ini disebut opisthokonta (opisthokont), nama yang
mengacu pada lokasi posterior flagela pada organisme-organisme ini.
Data sekuens DNA juga mengindikasikan bahwa fungi berkerabat dekat
dengan kelompok protista bersel tunggal dari pada dengan opithokonta lain,
sehingga hal ini menyatakan bahwa nenek moyang fungi ersifat uniseluler.
Salah sau kelompok protista unieluler semacam itu, nucleariid, terdiri dari
berbagi amoeba yang memakan alga dan bakteri. Lebih lanjut bukti DNA
mengindikasikan bahwa hewan berkerbat lebih dekat dengan kelompok protista
yang berbeda (choanoflagellata) dibandingkan engan fungi atau nucleariid.
Hasil-hasil ini secara bersamaan menunjukkan bahwa multiselularitas pasti
telah berevolusi pada hewan dan fungi secara independen, dari nenek moyang
bersel tunggal yang berbeda.
Para saintis memperkirakan bahwa nenek moyang hewan dan fungi
berdivergensi menjadi garis-garis keturunan yang terisah sekitar satu miliar
tahun yang lalu. Akan tetapi fungi tertua yang tak terbantahkan baru berumur
sekitar 460 juta tahun. Salah satu penjelasan yang mungkin bagi
ketidakcocokan ini adalah bahwa nenek moyang mikroskopik fungi terestrial
yang ada saat ini tidak terfosilisasi dengan baik.

F. Evolusi Hewan
1. Organisme Bersel Tunggal Pertama
Bukti paling awal dari kehidupan berasal dari 3,5 miliar tahun yang
lalu adalah stromatolit terfosilisasi. Stromatolit adalah bebatuan berlapis
yang terbentuk ketika prokariota tertentu mengikat lapisan-lapisan tipis
sedimen menjadi satu. Stromatolit pada masa sekarang ditemukn di
beberapa teluk yang dangkal. Hangat dan asin. Jika komunitas mikrob
cukup kompleks untuk membentuk stromatolit yang ada 3,5 miliar tahun
yang lalu. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa organisme bersel
tunggal berasal jauh lebih dahulu. Prokariota awal adalah penghuni bumi
satu-satunya, setidaknya sejak 3,5 miliar sampai 2,1 miliar tahun yang
lalu (Campbell, 2008: 73).
Eukariota Pertama
Fosil organisme eukariotik tertua yang diterima banyak ahli
berumur 2,1 miliar tahun. Sel –sel eukariotik memiliki susunan sel yang
lebih kompleks daripada sel prokariotik. Sel eukariotik mempunyai
membran inti, mitokondria, reticulum endoplasma dan struktur internal
lainnya. Serangkaian bukti evolusi yang mendukung model yang disebut
endosimbiosis (endosymbiosis) yang menyatakan bahwa mitokondria dan
plastida pada awalnya merupakan prokariota kecil yang mulai hidup di sel
inang. Nenek moyang prokariota dari mitokondria dan plastida masuk ke
dalam inang sebagai mangsa yang tidak terencana atau parasit sehingga
memiliki hubungan yang saling memberi keuntungan kurang lebih dalam
waktu 5 tahun. Seiring waktu inang dan endosimbion akan menjadi suatu
organisme tunggal dengan bagian-bagian yang tidak terpisahkan. Banyak
sekali bukti yang menyatakan bahwa mitokondria dan plastida sebagai
endosimbion. Membran dalam dari kedua organel ini memiliki enzim dan
sistem transpor yang homolog dengan ditemukan pada membran plasma
prokariota masa kini. Mitokondria dan plastida berreplikasi dengan proses
pemisahan yang mirip dengan proses replikasi prokariota tertentu.
Masing-masing organel ini memiliki satu molekul DNA tunggal yang
melingkar seperti kromosom bakteri, tidak berasosiasi dengan histon atau
protein lain dengan jumlah besar. Mitokondria dan plastida mempunyai
mekanisme selular (termasuk ribosom) yang dibutuhkan untuk
mentranskrip dan mentranslasi DNA menjadi protein. Terakhir dalam hal
ukuran sekuens nukleotida dan sensitivitas terhadap antibiotik-antibiotik
tertentu, ribosom mitokondria dan plastida lebih mirip dengan riboosom
prokariotik dibandingkan dengan ribosom sitoplasmik milik sel eukariota.

2. Asal Usul Multiseluler


Pemunculan sel-sel eukariotik yang lebih kompleks secara
struktural memicu evolusi keanekaragaman morfologis yang lebih besar
daripada yang mungkin terjadi bagi sel-sel prokatiotik yang lebih
sederhana. Sel eukariota pertama mucul beranekaragam bentuk uniseluler
berevolusi, memunculkan keanekaragaman eukariota bersel tunggal
hingga saat ini. Beberapa eukariota bersel tunggal memunculkan bentuk-
bentuk multiselular. Keturunan organisme multiselular mencakup
berbagai alga, tumbuhan, fungi dan hewan (Campbell,2008: 75).

Eukariota Multiselular Terawal

Berdasarkan pembandingan sekuens DNA, para peneliti telah


mengajukan bahwa nenek moyang bersama dari eukariota multiselular
hidup 1,5 miliar tahun lalu. Fosil eukariota tertua berupa alga yang
berukuran relatif kecil. Eukariota multiselular yang lebih besar dan
beraneka ragam muncul di catatan fosil hingga sekitar 565 juta tahun lalu.
Fosil-fosil tersebut disebut biot Ediakara yang merupakan organisme yang
bertubuh lunak dengan panjang 1 meter yang hidup mulai 565 hingga 535
juta tahun yang lalu. Ukuran dan keanekaragaman eukariota multiselular
terbatas, hal ini disebabkan pada kondisi geologfaris. Pada waktu yang
berbeda-beda selama periode ini gletser menutupi seluruh masa daratan di
planet ini dan sebagian besar lautan tertutup es. Catatan fosil tentang
diversifiksi besar-besaran pertama dari eukariota multiselular yang
berkesesuaian dengan waktu bola salju bumi mencair.

Ledakan Kambium

Banyak filum hewan yang masih ada saat ini muncul secara
mendadak pada fosil-fosil yang terbentuk diawal periode kambium
fenomena yang disebut ledakan kambium. Fosil-fosil tersebut terdiri dari
tiga filum yang masih ada sampai saat ini. Fosil tersebut antara lain,
Cnidaria (anemon laut), Porifera (spons) dan Mollusca (moluska).
Sebelum ledakan kambium semua hewan besar memiliki tubuh yang
lunak. Fosil-fosil hewan pra kambium yang bertubuh besar menunjukkan
sedikit bukti tentang predasi. Hewan tersebut seperti herbivor (pemakan
alga), penyaring makanan atau pemangsa bangkai, bukan pemburu.

Kolonisasi Daratan

Kolonisasi daratan merupakan tonggak penting dalam sejarah


kehidupan. Terdapat bukti fosil yang menunjukkan bahwa sinobakteri dan
prokariota-prokariota fotosintetik lain melapisi permukaan daratan yang
lembap lebih dari semiliar tahun lalu. Pada masa kini banyak kelompok
hewan yang memiliki anggota yang hidup di darat, hewan darat yang
paling tersebar luas dan beraneka ragam adalah artropoda dan tetrapoda.
Tetrapoda paling awal yang ditemukan dalam catatan fosil hidup sekitar
365 juta tahun lalu dan berevolusi dari kelompok ikan bersirip – daging.
Tetrapoda mencakup manusia, garis keturunan manusia berdivergensi dari
primata lain sekitar 6 – 7 juta tahun lalu dan spesies kita berasal sekitar
195.000 tahun lalu.

3. Amniota Sebagai Nenek Moyang


Amniota adalah sekelompok tetrapoda dengan anggota-anggota yang
masih ada berupa reptil termasuk burung dan mamalia. Selama proses
evolusinya amiota memperoleh sejumlah adaptasi baru untuk kehidupan di
darat. Nama amniota berasal dari karakter-karakter turunan utama kelas
tersebut, yaitu telur amniotik yang mengandung empat membran
terspesialisasi, amnion, karion, kantong kuning telur dan alantois. Membran
tersebut dinamakan membran ekstraembrionik karena mereka bukan bagian
dari tubuh embrio sendiri. Membran ekstraembrionik ini berasal dari
laipsan-lapisan jaringan yng tumbuh keluar dari embrio. Telur amniotik
dinamai berdasarkan amnion yang membungkus kompartemen cairan yang
merendam embrio dan berperan sebagai perendam kejut hidrolik (Campbell,
2008:287). Amniota memperoleh berbagai adaptasi penting lainnya
terhadap kehidupan darat. Misalnya amniota menggunakan sangkar rusuk
untuk memventilasi paru-parunya.

Amniota Awal
Nenek moyang bersama terbaru dari amfibia dan amniota yang masih
ada mungkin hidup sekitar 370 juta tahun lalu. Tidak ada fosil telur
amniotik pada masa itu yang telah ditemukan. Hal tersebut tidak
mengejutkan karena telur-telur amniotik sangat rapuh, oleh karena itu
mustahil untuk menentukan kapan telur amniotik dievolusikan, walaupun
telur itu pasti telah ada pada nenek moyang bersama terakhir dari amniota
yang masih hidup. Fosil-fosil amniota awal dan kerabat-kerabat terdekatnya
adalah bahwa hewan-hewan tersebut dapat hidup dilingkungan yang lebih
kering daripada tetrapoda pertama. Contoh amniota awal adalah hebivor
yang dibuktikan dengan adanya gigi-gigi pelumat dan ciri-ciri lainnya,
sedangkan amniota yang lain jelas merupakan predator(Campbell, 2008:
288).

4. Mamalia
Evolusi Awal Mamalia
Mamalia merupakan amniota yang berambut dan menghasilkan susu.
Karakter yang menjadi sumber nama adalah kelenjar susu (mammary
gland) yang dapat menghasilkan susu. Mamalia tergolong ke dalam
sekelompok amniota yang dikenal sebagai sinapsida (synapsid). Sinapsida
nonmamalia awal tidak memiliki rambut, berjalan mengangkang dan
bertelur. Bukti fosil menunjukkan bahwa rahang dimodel ulang saat ciri-
ciri mamalia muncul secara bertahap pada garis keturunan sinapsida awal
yang mengikutinya. Sinapsida berevolusi menjadi herbivor dan karnivor
yang berukuan besar selama periode perm dan beberapa lama mereka
menjadi tetrapoda yang dominan. Akan tetapi kepunahan Perm-Trias
memakan banyak korban tetrapoda dan keanekaragamannya turun selama
periode Trias. Sinapsida yang semakin mirip mamalia muncul pada
pengujung periode Trias 200 juta tahun lalu. Sinapsida ini telah
memperoleh sejumlah karakter turunan yang membedakan mamalia dari
amniota lain. Mereka berukuran kecil dan mungkin berambut. Tulang-
tulangnya menunjukkan bahwa sinapsida tumbuh lebih cepat daripada
sinapsida lain dan hal ini menunjukkan mereka mempunyai laju metabolik
yang relatif tinggi akan tetapi mereka masih bertelur (Campbell, 2008:
295),.
Selama periode jura, mamalia sejati pertama munculdan
berdiversifikasi menjadi sejumlah garis keturunan. Namun selama Era
Mesozoikum sebagian besar mamalia tetap berukuran kira-kira sebesar
celurut masa kini. Pada awal periode kreta, ketiga garis keturunan utama
mamalia yang ada telah muncul, seperti monotreamata (mamalia bertelur),
marsupialia (mamalia berkantong) dan euteria (mamalia berplasenta.
Monotremata
Monotremata hanya ditemukan di Australia dan Papui Nugini dan
dipresentasikan oleh satu spesies platipus dan empat spesies ekidna
(pemakan semut berduri). Monotremata bertelur, suatu karakter nenek
moyang bagi amniota dan tetap dipertahankan pada sebagian besar reptil.
Monotremata memiliki rambut dan menghasilkan susu, namun mereka
tidak memiliki puting. Susu disekresikan oleh kelenjar-kelenjar di perut
induk betina.
Marsupialia
Contoh dari marsupialia adalah kangguru, oposum dan koala.
Marsupialia terlahir sangat dini dalam tahapan perkembangannya dan
menyelesaikan perkembangan embrionik sambil menyusu. Marsupialia
tersebar di seluruh dunia selama era Mesozoikum namun kini hanya
ditemukan di wilayah Australia dan Amerika Utara dan Selatan.
Biogeografi Marsupialia merupakan contoh hubungan yang saling
mempengaruhi antara evolusi biologi dan geologi. Di Australia evolusi
konvergen telah menghasilkan keanekaragaman marsupialia yang
menyerupai euteria dalam peran-peran ekologis yang serupa dibagian-
bagian dunia yang lain.
Euteria (Mamalia Berplasenta)
Euteria sering disebut mamalia berplasenta karena plasentanya jauh
lebih kompleks daripada marsupialia. Euteria memiliki masa kehamilan
yang lebih lama daripada marsupialia. Kelompok utama euteria yang
masih ada diduga berdivergensi satu sama lain dalam suatu ledakan
perubahan evolusi. Data molekular mengindikasikan bahwa peristiwa itu
terjadi 100 juta tahun lalu.
G. Kesimpulan
Bakteri dan archaea merupakan dua cabang utama evolusi prokariota.
Dalam sistem kalsifikasi tradisional lima kingdom, prokariota menyusun
kingdom monera, dan empat kingdom eukariotik adalah protista, plantae,
fungi dan animalia. Skema ini menekankan perbedaan struktural antara sel-sel
prokariota dan eukariota. Akan tetapi, selama satu dekade belakangan para
ahli sistematika menentukan bahwa sebuah kingdom tunggal yang
menggabungkan semua prokariota tidaklah sesuai dengan sejarah evolusi.
Protista mulai muncul di bumi sekitar 2 milyar tahun yang lalu dibuktikan
oleh fosil tertua pada lapisan prekambrian. Fosil ini disebut acritarch (bahasa
Yunani: tak jelas asal usulnya (Fransisca Sudargo). Kebanyakan protista
bersifat uniseluler, walaupun ada yang bersifat koloni atau multiseluler.
Para ahli paleobotani yang memcari asal usul evolusi tumbuhan telah lama
berdebat tentang apa yang menusun bukti fosil tertua dari tumbuhan darat.
Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan spora fosil yang berasal dari
periode ordovisium, berumur lebih dari 475 juta tahun. Walaupun spora fosil
mirip dengan spora tumbuhan yang masih ada, mereka juga memiliki
perbedaan yang mencolok. Misalnya, spora tumbuhan masa kini biasanya
disebarkan sebagai butiran tunggal, namun spora fosil berfusi bersama
kedalam kelompok yang terdiri dari dua atau empat butir.
Asal usul fungi, sistematika filogenetik menunjukkan bahwa fungi
tampaknya berevolusi dari suatu nenek moyang yang berflagela. Meskipun
maoritas fungi tidak memiliki flagela. Beberapa garis keturunan fungi yang
berdivergensi paling awal memiliki flagela. Lebih anjut kebnyakan protista
yang memiliki nenek moyang bersama yang dekat dengan hwan dan juga
memiliki flagela.
Bukti paling awal dari kehidupan berasal dari 3,5 miliar tahun yang lalu
adalah stromatolit terfosilisasi. Stromatolit adalah bebatuan berlapis yang
terbentuk ketika prokariota tertentu mengikat lapisan-lapisan tipis sedimen
menjadi satu. Stromatolit pada masa sekarang ditemukn di beberapa teluk
yang dangkal.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil, A., Reece, Jane, B., Miitchell, Lawrence, G. 2003. Biologi, Jilid
2 Edisi Ke Lima. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil, dkk. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Mahata Dira Gana. 2008. Rahasia Bakteri. Jakarta: Gramedia.
MENELUSURI JEJAK EVOLUSI SITUS PATI AYAM KUDUS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah: Evolusi

Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin, M.Pd.

Disususn Oleh:

1. Siti Muslimah (1710810048)


2. Lailia Alfatihah (1710810055)
3. Sugiwati (1710810062)
4. Atiqotul Maula A (1710810069)

Tadris Biologi- B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2020
A. Latar Belakang
Kabupaten Kudus adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa
Tengah yang menjadi salah satu daerah yang berpotensi tinggi dalam hal
wisata. Pesona wisata yang ada di kabupaten Kudus ini memiliki macam-
macam bentuk mulai dari wisata alam, wisata budaya, dan juga wisata
religi. Fakta menarik yang ditawarkan dari wisata yang ada di Kudus
adalah ditemukannya situs purbakala di pegunungan pati ayam, Desa
Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Situs purbakala ini
ditemukan oleh salah seorang warga dan kemudian dilakukan penelitian
oleh balai Arkeologi dari Yogyakarta.
Situs Pati Ayam merupakan situs terlengkap karena ditemukan
banyak sekali fauna- fauna invertebrate hingga vertebrata. Pernah
ditemukan juga fosil manusia purba (Homo erectus). Penemuan terus
berlanjut sampai sekarang hingga koleksi yang berada di situs pati ayam
semakin lengkap.
Sekarang ini, situs Pati Ayam banyak dikunjungi oleh wisatawan
untuk sekedar melihat penemuan- penemuan zaman purba ataupun untuk
dijadikan sebagai penambah wawasan pengetahuan. Selain masyarakat
umum, banyak juga pengunjung dari kalangan pelajar sebagai pusat
penelitian ataupun tugas dari sekolah. Seperti halnya kami dari Program
Studi Tadris Biologi Semester 6 yang mendapat mata kuliah evolusi
mendapat tugas untuk mengunjungi situs purbakala Pati Ayam sebagai
pembelajaran awal agar kita membenarkan adanya evolusi kehidupan.
Gambar 1. Para mahasiswa tadris biologi semester 6
B. Situs Purba Pati Ayam

Gambar 2. Situs Pati Ayam

Jejak situs Pati Ayam sampai sekarang ini masih saja ditelusuri
oleh para ahli arkeolog, secara umum situs Pati Ayam terletak di kawasan
Pantai Utara Jawa Tengah, di perbatasan antara Kabupaten Kudus dan
Kabupaten Pati. Luas situs Pati Ayam berada dalam bentang sekitar ± 5 x
7 kilometer. Kondisi geomorfologis yang terdiri dari bukit- bukit dan
lembah merupakan bagian dari situs yang kaya akan peninggalan
paleontologis kala Pleistosen berupa fosil vertebrata dan jejak peninggalan
budaya paleolitik.38

38
Siswanto, Yahdi Zaim, Noerwidi Sofwan, Melacak Jejak Kehidupan Purba di Patiayam,
(Yogyakarta: Kepel Press, 2016), 1.
Gambar 3. Bangunan Situs purbakala Pati Ayam
Pati Ayam dulunya adalah daerah selat atau disebut daerah lautan
dangkal. Bukti dari hal tersebut adalah banyaknya temuan fosil hewan laut
seperti molusca, kura- kura dan masih banyak lagi. Penemuan yang
terkenal lagi adalah ditemukannya fragmen- fragmen gading gajah
stegodon sepanjang 4 m menurut balai arkeologi Yogyakarta.Hal tersebut
menandakan bahwa pernah ada kehidupan di daerah pati ayam sebelum
kita. Ukuran anatomi tinggi gajah stegodon tersebut diperkirakan adalah 7
M. Namun yang 3 M hilang atau telah hancur karena terkikis airdari atas
tebing.Fosil- fosil tersebut terjadi karena tertimbun oleh abu vulkanik saat
peletusan gunung muria purba. Menurut balai arkeologi Yogyakarta
terdapat 17 spesies yang pernah hidup didaerah patiayam termasuk
homospesiens.Spesies yang paling banyak adalah spesies govide, seperti
kerbau, banteng, dan sapi. Ditemukan juga Antelop yang melengkapi
penemuan situs Pati ayam. Banyak situs disana tidak ditemukan Antelop
karena Antelop hanya hidup di daerah jawa bagian utara.
Menurut cerita dari petugas penjaga situs patiayam yaitu ibu Siti
Ashma. Perintisan awal dia mulai bekerja menjadi penjaga situs pati ayam
yaitu pada tahun 2005, Situs pati ayam mulai berdiri pada tahun 2005
dansebelumnya telah mengalami 3 perpindahan yaitu dirumah warga, di
depan balai desa, dan baru dibangun musim ini. Dinamakan situs pati
ayam karena diambil dari namaperbukitan di daerah tersebut, salah
satunya bukit pati ayam. Dinamakan pati ayam karena pada zaman dulu,
yaitu zaman kerajaan danang dengan kabupaten pati ada seorang putera
raja yang mengadakan sayembara disebuah bukit untuk merebutkan puteri
raja, dan yang kalah harus membuat ayam jadi- jadian tersebut, maka
disebutlah daerah pati ayam.39
Penemuan Situs Pati Ayam tercatat telah berlangsung sejak jaman
kolonial, yaitu sejak adanya aktivitas awal pengumpulan fosil-fosil di situs
ini oleh pakar-pakar asing. Disebutkan bahwa ada seorang intelektual jawa
sekaligus pelukis naturalis yang terkenal bernama Raden Saleh dan
seorang naturalis Jerman bernama Frans Wilhelm Junghuhn yang
mengumpulkan fosil-fosil dari Pegunungan Patiayam bersamaan dengan
pengumpulan fosil-fosil di lereng Pegunungan Kendeng Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Penemuan fosil-fosil Vertebrata oleh Raden Saleh dan Frans
Wilhelm Junghuhn pada tahun 1857 tersebut tampaknya mengherankan
bagi masyarakat. Kemudian karena masyarakat belum terbiasa atau belum
pernah melihat benda-benda berupa tulang dalam ukuran besar maka
fosilfosil tersebut oleh masyarakat sekitar disebut “balung buto”.
Sekarang situs Pati Ayam sudah berada di bawah naungan Dinas
Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Kudus dan telah menugaskan beberapa
orang untuk terus menjaga dan merawat benda cagar budaya tersebut.
“Dulunya saya bersama suami saya tahun 2005 hingga 2008 harus ikhlas
hati untuk merawat penemuan tersebut karena belum ada perhatian dari
pemerintah, namun sekarang alhamdulillah pemerintah telah memberi
bagian setiap bulannya”jelas ibu Ashima. Karena banyaknya pengunjung
yang berdatangan mulai dari kalangan anak- anak PAUD hingga
mahasiswa bahkan dari orang umum, maka pemerintah kabupaten Kudus
telah menugaskan 10 orang untuk ikut dan merawat situs pati ayam
tersebut. Pengunjung yang datang kebanyakan adalah anak sekolah karena
situs pati ayam tersbut dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran.Didalam museum tersebut juga masih terdapat fragmen
gajah Stegodon yang besar- besar dan belum dapat dirangkai karena masih

39
Ashima, Wawancara oleh penulis, 13 Febuari, 2020, wawancara 1, transkrip.
menunggu balai arkeolog lagi untuk di display. Dilantai 2 museum
tersebut juga disimpan tengkorak manusia yaitu manusia modern
(homosapiens) namun belum dapat ditampilkan karena masih berantakan,
namun tengkorak ini diperkirakan belum benar- benar menjadi fosil karena
ditemukan setelah zaman pra- sejarah.
Situs Pati Ayam merupakan situs yang dapat dibilang lengkap.
Ribuan fragmen fosil Vertebrata ditemukan di daerah tersebut, beberapa
diantaranya dapat direkonstruksi dan beberapa bagiannya dapat
diidentifikasi jenisnya. Situs Pati Ayam memiliki beberapa fosil binatang
yang sudah diketahui jenisnya. Ada tiga kelompok fauna yang ditemukan
dan dikelompokkan berdasarkan habitatnya, antara lain:
1. Fauna yang bisa hidup pada daerah berhutan terbuka :
 Bubalus paleokarabau (Kerbau purba)
 Bos Paleosondaicus (BantengPurba)
 Tragulus javanicus (Kancil jawa)
 Muntiacus Muntjak (Kijang)
 Panthera Tigris (Harimau)
2. Fauna yang hidup di hutan lebat dan basah (Tropivcal Rain Forest)
seperti :
 Stegodon Trigonocephalus (Gajah Purba)
 Elephas sp. (Gajah)
 Rinocheros Sondaicus (Badak Jawa)
3. Fauna yang bisa hidup di dalam air seperti:
 Croccodyllus Simensis ( (Buaya muara)
 Croccodyllus Gavialus (Buaya sungai)

Berikut di bawah ini penjelasan dari masing-masing fosil spesimen


tersebut:

a. Fauna yang bisa hidup pada daerah berhutan terbuka :


1) Bubalus paleokarabau
Gambar 4. Fosil Bubalus paleokarabau
Binatang ini mempunyai ciri berupa sepasang tanduk yang
permanen dan berongga di tengahnya, bentuknya memanjang
kesamping yang ukurannya bisa mencapai lebih dari 1,5 m. Tanduk
tersebut tumbuh tidak lama setelah hewan itu lahir dan ukurannya
terus bertambah hingga tua. Hewan ini tingginya bisa mencapai 1,5 –
2 M. berat badannya antara 400 – 900 kg bahkan bisa mencapai 1200
kg.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bubalus
Spesies : Bubalus bubalis
2) Bibos paleosondaicus
Gambar 5. Fosil Bibos paleosandaicus
Bos palaeosondaicus adalah sejenis kerbau purba yang
pernah hidup di Indonesia pada zaman Pleistosen.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bos
Spesies : Bos paleosondaicus
3) Tragulus javanicus

Gambar 6. Tragulus javanicus


Pelanduk jawa (Tragulus javanicus) adalah sejenis
pelanduk yang hidup terbatas di Pulau Jawa, dan mungkin pula
dipulau Bali. Pelanduk ini adalah salah satu jenis ungulata terkecil
di dunia. Dalam bahasa Jawa, hewan ini disebut kancil; sedangkan
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Javan mouse-deer.
Keterangan pertama yang diakui oleh dunia ilmiah menyangkut
hewan ini adalah tulisan P. Osbeck (1765) mengenai apa yang ia
sebut sebagai Cervus javanicus, dari 'Nieu Bay', Ujung Kulon.
Namun, sebagian ahli menyangsikan, bahwa deskripsi itu betul
merujuk pada kancil jawa.
Deskripsi pertama yang jelas-jelas mengacu kepada hewan
ini dituliskan oleh Pallas (1777) dalam suatu catatan kaki di salah
satu tulisannya. Sebagian terjemahannya sebagai berikut: “ ukuran
badannya tidak lebih besar dari kelinci, pun kakinya tidak lebih
tebal dari kaki Tragulus pygmaeus [sekarang: Neotragus
pygmaeus]. Telinganya telanjang [berambut pendek?] sebagaimana
pula hidungnya; tak ada lekuk atau alur di depan matanya, Ekor
agak panjang, berambut, cokelat karat (kemerahan), ujung dan
bawahnya putih. Tengkuknya kelabu, dengan rambut-rambut
berwarna gelap dan terang bercampur; leher bagian bawah
keputihan, dua coretan [garis] panjang memisah di tenggorokan.
Kepala cokelat karat, dengan warna kehitaman membujur di
tengahnya.”Belakangan, Pallas (1779) menamainya sebagai
Tragulus javensis. Ukuran badan yang lebih jelas diberikan oleh
Miller (1903) dalam deskripsinya mengenai Tragulus focalinus,
salah satu varian (taksa) kancil yang diperolehnya dari Bogor. Dari
dua spesimen yang didapatnya itu, diperoleh panjang kepala dan
badan 360 dan 365 mm; ekor 50 dan 45 mm; serta kaki belakang
105 dan 110 mm, berturut-turut.[8] Pelanduk jawa mempunyai berat
1,5-2 kg.

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Traguliae
Genus : Tragulus
Spesies : Tragulus javanicus
4) Muntiacus muntjak

Gambar 7. Muntiacus muntjak


Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung
dalam genus Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lamadan
dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun
yang lalu.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Cervidae
Genus : Muntiacus
Spesies : Muntiacus muntjak
5) Panthera tigris

Gambar 8. Panthera tigris


Harimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau
berukuran seperti singa tetapi sedikit lebih berat. Beda subspesies
harimau memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya
harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina
berbobot antara 120 dan 180 kg. Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3
meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75 meter. Di antara
subspesies yang masih hidup, harimau sumatra adalah yang paling
kecil dan harimau siberia yang paling besar.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Genus : Panthera
Spesies : Panthera tigris
b. Fauna yang hidup di hutan lebat dan basah (Tropivcal Rain Forest)
seperti:

1). Stegodon trigonochepalus (Gajah purba)

Gambar 9. Fosil Stegodon trigonochepalus

Stegodon trigonocephalus adalah sejenis gajah purba dari


suku Stegodontidae. Hewan yang telah punah ini diperkirakan
hidup pada kurun waktu 2,6 juta hingga 12 ribu tahun yang silam,
mulai dari Syria hingga Indonesia. Spesies yang beratap tengkorak
menonjol membentuk segitiga. Ukuran tubuhnya lebih besar
dibandingkan dengan gajah sekarang. Memiliki gading berbentuk
membulat dan agak melengkung. Gigi Stegodon bertipe
brachyodont yaitu jenis gigi yang sesuai untuk melumat dedaunan
yang lembut.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Proboscidea
Famili : Stegodontidae
Genus : Stegodon
Spesies : Stegodon trigonochepalus
2). Elephas Sp.

Gambar 10. Elephas Sp

Elephas merupakan jenis gajah yang paling modern,


merupakan generasi ketiga gajah purba. Fosil-fosilnya banyak
ditemukan di lapisan Kabuh. Bentuknya relatif sama dengan gajah
sekarang. Bentuk gading Elephas relatif lurus dan digunakan untuk
menumbangkan pepohonan yang akar dan cabangnya menjadi
makanan. Gigi Elephas bertipe hypsodont yang digunakan untuk
mengunyah makanan yang keras seperti rumput kering dan biji-
bijian.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Proboscidea
Famili : Elephantidae
Genus : Elephans
Spesies : Elephans sp.
3). Rinocheros sondaicus

Gambar 11. Rinocheros sondaicus

Badak ini memiliki panjang 3,1-3,2 m dan tinggi 1,4-1,7 m.


Badak ini lebih kecil dari pada badak India dan lebih dekat dengan
badak hitam.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Perisdaetyla
Famili : Rhinocerotidae
Genus : Rhinoceros
Spesies : Rinocheros sondaicus
c. Fauna yang bisa hidup di dalam air seperti:
1). Croccodyllus simensis (Buaya muara)

Gambar 12. Fosil gigi buaya muara


Panjang tubuh buaya ini (termasuk ekor) biasanya antara
2,5 sampai 3,3 meter, namun hewan dewasa bisa mencapai 12
meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan
Timur. Bobotnya bisa mencapai 200 kg. Moncong spesies ini
cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya
muara dikenal sebagai buaya yang jauh lebih besar dari Buaya
Nil(Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator
mississipiensis). Penyebarannya pun juga "terluas" di dunia.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodilia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Spesies :Croccodyllus simensis
2). Croccodyllus gavialus
Gambar 13. Croccodyllus gavialus
Gavial atau gharial (Gavialis gangeticus), dikenal juga
sebagai buaya pemakan ikan, adalah anggota ordo crocodilia dari
famili Gavialidae, yang habitat aslinya di bagian utara anak benua
India. Populasi gavial secara global di alam liar diperkirakan
kurang dari 235 individu, yang terancam oleh hilangnya habitat
tepi sungai, deplesi sumber daya ikan, dan terkait dengan
penangkapan ikan. Karena populasinya telah menurun secara
drastis dalam 70 tahun terakhir, gavial masuk dalam kategori Kritis
pada Daftar Merah IUCN.
Gavial adalah salah satu crocodilia terpanjang dari semua
crocodilia yang hidup saat ini, dengan memiliki ukuran mencapai
6,25 m (20,5 ft), meskipun perlu dicatat bahwa ini adalah batas atas
ekstrem, karena ukuran rata-rata gavial dewasa hanya 3,5 hingga
4,5 m (11 hingga 15 ft).Gavial memiliki 110 gigi tajam yang saling
mengait dalam moncong tipisnya yang panjang sesuai untuk
menangkap ikan, yang merupakan makanan utamanya.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodilia
Famili : Crocodylidae
Genus : Gavalis
Spesies :Croccodyllus gavialus
Ada satu tempat yang dapat dikunjungi jaraknya 1 km dari tempat
museum pati ayam. yaitu di formasi sumprit yaitu tempat temuan
terbanyak dan istimewa menurut balai arkeologi Yogyakarta. Termasuk
temuan asli dari gajah stegodon yang telah dibuatkan gardu sebagai tempat
eskavasi.40
C. Ekskavasi Fosil Purba Situs Pati Ayam
Ekskavasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui
penggalian tanah yang dilakukan secara sistematik untuk menemukan satu
atau himpunan tinggalan arkeologi dalam suatu insitu. Ada beberapa
teknik dalam melakukan ekskavasi yaitu sistem tespit dengancara
membuat titik-titik kotak galian secara acak, dimana sistem ini berbentuk
kotak-kotak yang berperncar sporadis di sekitar cagar budaya yang akan
diberi zona pelindungan. Teknik yang selanjutnya yaitu teknik lot, dimana
setiap lot ditentukan oleh perubahan data arkeologis. Dengan ekskavasi
diharapkanakan diperoleh sebaran temuan, hubungan antar temuan,
stratigafis tanah, lingkungan alam dan manusia setelah temuan mengalami
deposit.41
Tempat penggalian fosil purba di situs Pati Ayam dilakukan di
pegunungan Slumprit. Salah satu temuan hewan purba yang ada di situs ini
adalah fosil gajah Stegodon berupa gading sepanjang 3,7 m oleh Karmijan
pada tahun 2008 ketika Karmijan sedang menggarap ladang perhutani di
Gunung Slumprit, Patiayam, Kabupaten Kudus. Fosil ini merupakan
temuan Karmijan pada “formasi Slumprit” (pleistonsen bawah) yang
terdiri dari lapisan batu pasir tufaan berwarna putih abu-abu dengan
kisaran umur 750.000 – 1,5 juta tahun. Menurut ahli arkeologi
pegunungan Slumprit termasuk zona inti, sehingga banyak ditemukan fosil
purba seperti fosil vertebrata dan moluska tawar. Penyebaran situs purba
di Pati Ayam memiliki luas 3.800 hektar. Fosil gajah Stegodon yang

40
Ashima, Wawancara oleh penulis, 13 Febuari, 2020, wawancara 1, transkrip.
41
Anonim, Pengertian Ekskavasi Dalam Kepurbakalaan, diakses melalui
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/pengertian-ekskavasi-dalam-kepurbakalaan, pada
tanggal 19 Febrauari 2019, pukul 21.08 WIB.
berada di dalam museum itu merupakan duplikat saja. Fosil gajah
stegodon yang asli tidak diletakkan di dalam museum karena untuk
dijadikan bukti bahwa pernah ada kehidupan sebelumnya serta untuk
menarik wisata alam.
Di bukit Slumprit juga terdapat goa buatan manusia yang dulu
katanya hasil dari penambangan pasir oleh warga setempat, tapi sekarang
penambangan itu sudah dihentikan tapi beberapa masyarakat masih
mendatangi goa tersebut hanya untuk mengambil kotoran kelelawar untuk
dijadikan pupuk.

Gambar14.Goa bekas penambangan pasir


Di tempat ekskavasi atau tempat penemuan fosil purba terdapat
gardu pandang yang letaknya masih berada di lokasi penemuan kurang
lebih satu kilometer dari museum. Di dalam gardu tersebut terdapat fosil
yang masih utuh dan sengaja memang tidak di pindhakan ke dalam
museum sebagai bahan bukti bahwa ditempat tersebut terdapat sebuah
penemuan fosil purba.
Gambar 15. Gardu pandang di situs Pati Ayam

Gambar 16. Tempat penggalian fosil


Selain ditemukan fosil gajah Stegodon di situs Pati Ayam juga
ditemukan sebuah artefak berbentuk gucci namun gucci tersebut tidak
ditampilkan di dalam museum karena situs Pati Ayam hanya untuk
menampilkan temuan fosil purba. Selain artefak berbentuk gucci, di situs
Pati Ayam juga ditemukan fosil tengkorak manusia yang pernah hidup
sekitar 500 tahun yang lalu. Dahulu fosil tengkorak tersebut ditemukan di
pinggiran sungai. Menurut ahli arkeologi fosil tengkorang manusia
tersebut merupakan jenis manusia purba Homo Sapiens, diketahui jenis
kelamin fosil tengkorak tersebut adalah laki-laki dan perempuan. Hal
tersebut dapat dilihat dari bentuk tengkorak kepalanya, jika jenis
kelaminnya adalah perempuan maka tengkorak kepala berbentuk agak
bulat, namun jika jenis kelaminnya adalah laki-laki maka bentuk
tengkorak kepalanya berbentuk lonjong.
Ahli arkeolog juga melakukan penelitian apakah tengkorak
manusia tersebut benar-benar fosil manusia purba atau hanyalah manusia
yang mati di jaman penjajahan. Ahli arkeolog meneliti dengan melihat
lapisan lingkungan tanah tempat di temukan fosil dan warna struktur
tanah, jika manusia yang mati di jaman penjajahan itu lapisannya tidak
sedalam lapisan tanah yang ditemukan fosil tengkorak manusia purba.
Sedangkan untuk mengetahuiusia fosil maka dapat dilihat dari endapan
lapisan tanah. Di situs pati ayam memiliki beberapa formasi tanah yaitu
formasi slumprit, formasi kancilan, dan formsai sukobubuk. Sampai saat
ini masih dilakukan proses ekskavasi fosil-fosil purbakala oleh warga dan
disimpan di dalam museum untuk dilakukan proses identifikasi dan
observasi oleh badan Arkeologi.42

Gambar 17. Gucci


D. Tanggapan Pengunjung Situs Pati Ayam
Menurut salah satu pengunujung yang pernah mengunjungi situs
pati ayam sebelumnya yaitu siti zulfatul wafiroh mengatakan bahwasannya
tempat tersebut patut dilestarikan karena mengandung situs budaya,
purbakala, serta fosil fosil. Hikmah yang dapat diambil dari mengunjungi
situs pati ayam menurut pemaparannya yaitu kita dapat mengetahui adanya
kehidupan sebelum kita dengan ditemukannya gajah dengan ukuran yang
sangat besar serta dapat mempelajari bagaimana kehidupan sebelum kita
itu seperti apa.

42
Ashima, Wawancara oleh penulis, 13 Febuari, 2020, wawancara 1, transkrip.
Terdapat juga pengunjung yang baru pertama kali mendatangi situs
pati ayam seperti Eva Muzdalifah dan Kurnia Afrizal Zulkarnaen. Mereka
memaparkan bahwasannya terdapat pengalaman yang didapatkan setelah
mengunjungi situs pati ayam. Apalagi ini merupakan pengalaman pertama
bagi mereka mengunjungi situs pati ayam. Tentunya hal ini dapat
menambah wawasan serta pengetahuan bagi mereka terutama dapat
mengetahui berbagai fosil-fosil, situs purbakala, dan kehidupan sebelum
kita. Juga dapat mengetahui bentuk gading gajah, gigi hiu, gigi buaya,
yang hidup pada masa purbakala.

E. Kesimpulan
Situs Pati Ayam merupakan situs terlengkap karena ditemukan
banyak sekali fauna- fauna invertebrate hingga vertebrata. Pernah
ditemukan juga fosil manusia purba (Homo erectus). Penemuan terus
berlanjut sampai sekarang hingga koleksi yang berada di situs pati ayam
semakin lengkap. Situs Pati Ayam merupakan situs yang dapat dibilang
lengkap. Ribuan fragmen fosil Vertebrata ditemukan di daerah tersebut,
beberapa diantaranya dapat direkonstruksi dan beberapa bagiannya dapat
diidentifikasi jenisnya.
Terdapat juga tempat ekskavasi yang terdapat di situs pati ayam.
Ekskavasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui
penggalian tanah yang dilakukan secara sistematik untuk menemukan satu
atau himpunan tinggalan arkeologi dalam suatu insitu. Ada beberapa
teknik dalam melakukan ekskavasi yaitu sistem tespit dengancara
membuat titik-titik kotak galian secara acak, dimana sistem ini berbentuk
kotak-kotak yang berperncar sporadis di sekitar cagar budaya yang akan
diberi zona pelindungan. Teknik yang selanjutnya yaitu teknik lot, dimana
setiap lot ditentukan oleh perubahan data arkeologis. Dengan ekskavasi
diharapkanakan diperoleh sebaran temuan, hubungan antar temuan,
stratigafis tanah, lingkungan alam dan manusia setelah temuan mengalami
deposit.
Dengan adanya situs pati ayam ini, dapat bermanfaat bagi banyak
orang salah satunya dapat memberikan wawasan dan bukti bahwasannya
telah ada kehidupan terdahulu sebelum kita. Hal ini dibuktikan dengan
adanya banyak temuan di situs pati ayam tersebut. Tentunya hal ini dapat
menambah pengalaman bagi para pengunjung yang baru pertama kali
mengunjungi situs pati ayam.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pengertian Ekskavasi Dalam Kepurbakalaan. diakses melalui


https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/pengertian-ekskavasi-
dalam-kepurbakalaan. pada tanggal 19 Febrauari 2019. pukul 21.08 WIB.
Ashima. Wawancara oleh penulis. 13 Febuari. 2020. wawancara 1. transkrip.
Siswanto, Yahdi Zaim, Noerwidi Sofwan. 2016. Melacak Jejak Kehidupan Purba
di Patiayam. Yogyakarta: Kepel Press.
.
ARTIKEL

DIALOG EVOLUSI DAN AGAMA

Diusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata kuliah: Ekologi

Dosen Pengampu: Didi Nur Jamaludin, M.Pd.

Disusun Oleh :

Disusun Oleh:

Ikmalus Sholehah (1710810041)

Muh Reza Aji Pangestu (1710810045)

Fitriyatul Hidayah (1710810059)

Lupi Chomsiyah (1710810070)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


2020

DIALOG EVOLUSI DAN AGAMA

A. Pendahuluan
Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Sains merupakan
cara untuk dapat mengetahui teori-teori baru atau teori yang dapat dikaji ulang
mengenai kebenarannya. Sains berasumsi bahwa segala sesuatu dapat
dijelaskan secara materi. Teori evoulusi merupakan bagian dari biologi. Teori
ini membawa dampak yang positif bagi biologi karena memperluas cakupan
biologi dan menelusuri cakupan sampai pada mahluk hidup dan alam
semesta.43
Evolusi merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam
biologi. Prinsip teori evolusi mempersatukan sejarah suatu kehidupan. Teori
evolusi mengemukakan bagaimana asal mula alam semesta itu ada. Teori
evolusi juga menjelaskan bagaimana asal mula suatu organisme, dan mengapa
jutaan organisme tetap eksis sampai sekarang. Secara umum teori evolusi
mengatakan bahwa suatu keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai
hasil perubahan susunan genetiknya. Organisme modern merupakan keturunan
dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi.44
Sehingga studi evolusi biologi membutuhkan banyak pemahaman mengenai
cabang ilmu biologi yang lainnya seperti genetika, biokimia, embriologi,
biogeografi, geologi, biologi molekuler, dan yang lainnya.
Banyak para saintis mengemukakan mengenai teori evolusi. Teori
evolusi mengenai penciptaan alam semesta yang paling eksis yaitu Teori
Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang Theory) yang lahir dari ahli astrofisika
George Gamow, Ralp Alpher, Hans Bethe, dan Robert Herman pada akhir
tahun 1940-an. Sedangkan pencetus teori evolusi mengenai penciptaan

43
M.J Luthfi, A Khusnuryani, Agama dan Evolusi: Konflik atau Kompromi, Jurnal
Kaunia, Vol.1 No.1, April 2005, hlm. 1-2, Diakses melalui http://diglib.uin-suka.ac.id, Kamis 20
Februari 2020 Pukul 05.46 WIB.
44
M.J Luthfi, A Khusnuryani, Agama dan Evolusi: Konflik atau Kompromi, Jurnal
Kaunia, Vol.1 No.1, April 2005, hlm. 2, Diakses melalui http://diglib.uin-suka.ac.id, Kamis 20
Februari 2020 Pukul 05.46 WIB.
manusia yang paling eksis dalam masyarakat luas yaitu Darwin. Darwin
mengetengahkan berbagai topik yang populer dalam biologi seperti besarnya
keanekaragaman dalam organisme dan kekerabatan, kemiripan dan
perbedaannya, penyebaran geografisnya, dan adaptasi dengan lingkungan
sekitarnya.45
Teori evolusi sudah diterima oleh sebagian besar saintis, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa gagasan mengenai teori evolusi juga banyak ditentang
oleh masyarakat luas, karena kontra dengan bebcrapa aspek ajaran dari
beberapa agama, khususnya agama Islam. Hal yang paling kontroversial dari
teori evolusi sampai saat ini adalah upaya menjelaskan asal-usul manusia dari
proses alamiah. Teori ini dianggap dapat memberikan dampak negatif
terhadap keimanan peserta didik atau orang yang mempelajarinya. Teori
evolusi juga dikatakan jelas-jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip aqidah
Islam, sehingga umat Islam seakan-akan harus memilih salah satu dari dua hal
yaitu iman atau evolusi. Kontroversi semakin memanas setelah terbitnya buku
karangan Harun Yahya yang mempopulerkan kontradiksi Islam dengan
evolusi.
Upaya untuk menyelaraskan paradigma keterpaduan sains dan Islam
terus dilakukan. Evolusi merupakan konsep yang sangat penting bagi hubungan
sains dan agama. Teori proses penciptaan alam semesta dan awal mula suatu
organisme khususnya manusia sangat menarik untuk dikaji apabila
disandingkan dengan kajian Agama Islam yaitu Al-Qur’an, sehingga akan
menambah rasa syukur dan keimanan umat Islam yang mampu memahaminya
dengan baik dan benar. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan
tentang kaidah ajaran agama Islam yang tertuang dalam kitab suci yaitu Al-
Qur’an dan keterkaitannya dengan beberapa aspek penting dari teori evolusi
yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai asal mula penciptaan alam
semesta dan mahluk hidup. Penulis berharap akan pemahaman yang benar dari
para pembca khususnya dan pada masyarakat luas umumnya tentang teori

45
Neil A.Campbell, Jane B.Reece, Lawrence G.Mitchell, Biologi, Edisi kelima, Jilid II,
(Jakarta:Erlangga, 2003), hlm. 5.
evolusi dan dapat memberikan penilaian yang baik dan benar, tidak hanya
memandang dari satu aspek saja.
B. Dialog Evolusi dan Agama mengenai Penciptaan Alam Semesta
Beberapa teori tentang asal-usul terjadinya alam raya yaitu:46
1. Teori keadaan tetap (Steady-state theory), teori ini mengatakan bahwa
alam semesta ini, dimana pun dan kapan pun tetap (sama). Teori ini
didasarkan pada prinsip kosmologi sempurna dan mengartikan bahwa alam
semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Pendukung teori ini yaitu, Fred
Hoyle, Herman Bondi, dan Thimas Gold.
2. Teori dentuman besar atau ledakan maha dahsyat (Big bang theory), teori
ini berpendapat bahwa semua materi dan tenaga yang ada di alam semesta
ini tadinya terpadu menjadi satu bola neutron tenaga pancaran yang
dinamakan “Ylem” (ailem). Suatu ketika “Ylem” ini meledak dan seluruh
materinya terlempar keseluruh ruang alam semesta. Kemudian materi-
materi tersebut melakukan ekspansi selama beribu-ribu juta tahun dan
berlangsung jutaan tahun lagi. Hal ini menimbulkan gaya yang berlawanan
yakni gaya gravitasi dan gaya repulasi kosmik. Teori ini lahir dari ahli
astrofisika George Gamow, Ralp Alpher, Hans Bethe, dan Robert Herman
pada akhir tahun 1940-an.
3. Teori osilasi (teori alam semesta berayun), menyatakan bahwa semua
materi bergerak saling menjauhi dan bermula dari massa yang mampat.
Pergerakan materi ini akhirnya melambat dan suatu ketika semakin lambat
dari kecepatan lepas kritis, dan akhirnya berhenti kemudian kembali
mengkerut karena gravitasi. Setelah materi tersebut mampat lalu meledak
dan dilanjutkan dengan penuaian lagi. Selama proses ini tidak ada materi
yang rusak atau tercipta, melainkan hanya berubah tatanan atau mengalami
goyangan (osilasi). Dengan demikian, teori ini merupakan teori yang
mempertahankan pendapat bahwa alam semesta ini terhingga bukannya
tidak terhingga. Teori ini dikemukakan oleh Edwin Hubble.

46
Lud Waluyo, Evolusi Organik, (Malang: UMM Press, 2005), hlm. 229-230.
Konsep pembentukan alam semesta sangat menarik untuk dikaji apabila
membandingkan antara pandangan Agama Islam dengan para ahli kosmologi.
Terjadinya alam semesta telah diuraikan di dalam Al-Qur’an, seperti yang telah
difirfmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Fush-Shilat (41):11-12
yang berbunyi:47
ِِ ِ ِ ‫السم ِاء و ِهي دخا ٌن َف َق َال هَل ا ولِأْل َر‬
‫اه َّن‬
ُ‫ض‬ َ ‫) َف َق‬11( ‫ني‬ َ ‫ض ائْتيَ ا طَْو ًع ا أ َْو َك ْر ًه ا قَالَتَ ا أََتْينَ ا طَائع‬ ْ ََ َ ُ َ َ َ َّ ‫اسَت َو ٰى إِىَل‬ ْ َّ‫مُث‬
‫ك َت ْق ِد ُير الْ َع ِزي ِز‬ ِ
َ ‫يح َو ِح ْفظًا ۚ ٰذَل‬ ِ َ َ ‫الد ْنيا مِب‬
َ ‫صاب‬ َ ُّ َ‫الس َماء‬ َّ ‫ات يِف َي ْو َمنْي ِ َوأ َْو َح ٰى يِف ُك ِّل مَسَ ٍاء أ َْمَر َها ۚ َو َزيَّنَّا‬
ٍ ‫سبع مَس او‬
َ َ َ َْ
)12(‫الْ َعلِي ِم‬
Artinya: “Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap,
lalu Dia berfirman kepadanya (langit) dan kepada bumi, “Datanglah kamu
berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya
menjawab, “Kami datang dengan patuh. Lalu diciptakan-Nya tujuh langit
dalam dua masa lalu pada setiap langit Dia mewahyukan urusan masing-
masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), Kami hiasi dengan
bintang-bintang , dan (Kami ciptakan itu) untuk memelihara. Demikianlah
ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS. Fush-Shilat
41:11-12)

Ayat di atas mengingatkan kita kembali akan cara terciptanya ruang


angkasa menurut Teori Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang Theory).
ٌ ‫ ) ُدخ‬yang memadat dan kemudian
Permulaan segalanya adalah kabut asap ( ‫َان‬
meledak menjadi banyak sekali galaksi yang kemudian mengembang saling
menjauhi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mula-mula hanya ada satu
langit, karena itu dipakai bentuk tunggal. Kemudian setelah dua masa terjadi
tujuh langit atau banyak langit (galaksi). Yang dimaksudkan dengan langit
terdekat mungkin sekali adalah galaksi kita yaitu galaksi Bima Sakti yang
bintang-bintangnya termasuk matahari kita lebih mudah tampak dari bumi.
Sedangkan galaksi lain hanya dapat diamati sebagai kabut melalui teropong
bintang yang kuat. Di dalam galaksi itu tercipta aturan peredaran tertentu
sehingga masing-masing benda langit beredar menurut garis edar yang telah
ditentukan. Hal ini mungkin sekali adalah salah satu sistem yang disebutkan
“pelindung” di dalam galaksi kita, seperti juga munculnya atmosfer

47
Diakses melalui https://tafsirweb.com/8993-quran-surat-fussilat-ayat-11-12, Rabu 04
Maret 2020 Pukul 20.05 WIB.
disekeliling bumi dan lapisan ozon, uap air serta debu yang merupakan
pelindung untuk memungkinkan adanya kehidupan di bumi.48
Teori Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang) juga tergambarkan dalam
kalam Allah Al- Qur’an Surat Al-Anbiya (21):30 yang menyatakan bahwa
alam semesta ini dulunya adalah menyatu:49

‫ض َكا َنتَ ا َر ْت ًق ا َف َفَت ْقنَامُهَا ۖ َو َج َع ْلنَ ا ِم َن الْ َم ِاء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي ۖ أَفَاَل‬ ِ
َ ‫الس َم َاوات َواأْل َْر‬ َّ ‫ين َك َف ُروا أ‬
َّ ‫َن‬ ِ َّ
َ ‫أ ََومَلْ َي َر الذ‬
‫و َن‬ ُ‫يُ ْؤِمن‬
Artinya: “Apakah mereka orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit-
langit (ruang alam) dan bumi (materi alam) itu asalnya berpadu, lalu Kami
pisahkan keduanya. Selanjutnya, Kami buat dari air semua mahluk hidup.
Mengapa mereka tidak beriman juga?(QS. Al-Anbiya 21:30)

Syaikh Imam Nawawi al-Bantani dalam tafsir Marah Labid Tafsir al-
Nawawi menyatakan bahwa alam semesta yang terdiri dari langit dan banyak
bintang bereredar dengan teratur, pada awalnya alam semesta adalah suatu
yang menyatu dan terikat satu sama lain dan tidak terpisahkan. Begitu pula
dengan Al-Mawardi dalam Tafsir An-Nukatu wa Al-Uyun menyatakan bahwa
alam semesta yang tadinya adalah satu kesatuan yang padu, kemudian Allah
jadikan beberapa ciptaan dengan cara Allah memisahkan membagi dari
kesatuan tersebut dengan udara. Setelah terjadinya pemisahan menurut Al-
Raziy maka bumi tetap tinggal pada tempatnya kemudian bagian-bagian langit
dinaikkan. Maka yang diciptakan Allah pertama yaitu bumi dan dilanjutkan
dengan penciptaan langit.50 Hal tersebut juga hampir selaras dengan Teori
Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang Theory).
Terjadinya ledakan maha dahsyat atau dentuman besar menurut
perkiraan para ahli, zat yang awal akan terpecah-pecah menjadi dzarroh yang
paling sederhana, yakni hidrogen yang merupakan unsur pembentuk air. lama-
kelamaan dari hidrogen ini melalui reaksi atau perpaduan akan terbentuk
senyawa-senyawa lainnya, diantaranya bila bereaksi dengan oksigen maka

Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 231-232.


48

Diakses melalui https://tafsirweb.com/8993-quran-surat-fussilat-ayat-11-12, Rabu 04


49

Maret 2020 Pukul 20.10 WIB.


50
Muhammad Soleh Ritonga, Alam Semesta dalam Pandangan Filosofi Islam dan Ahli
Tafsir, Jurnal Ashriyyah, Vol.4 No.2, Oktober 2018, hlm. 50, Diakses melalui
https://jurnal.nuruliman.or.id , Rabu 04 Maret 2020 Pukul 21.07 WIB.
akan membentuk air. Air merupakan suatu senyawa pendukung utama
kehidupan. Air dapat melarutkan garam-garam dan zat-zat kimia lain yang
diperlukan oleh kehidupan.
Teori Ledakan Maha Dahsyat (The Big Bang Theory) juga mengatakan
adanya pemuaian alam semesta. Hal ini sejalan dengan Al-Qur’an Surat adz-
Dzaariyat (51): 47 yang berbunyi:51
ِ ‫ٱلسمٓاء بَني ٰنَها بِأَي ۟ي ٍد وإِنَّا لَم‬
‫وسعُو َن‬ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ ‫َو‬
Artinya: “Dan langit (ruang alam) itu kami bangun dengan kekuatan, dan
Kamilah yang sesungguhnya yang meluaskannya. (QS.adz-Dzaariyat 51:47)
Ekspansi (memperbesar, memperluas) alam semesta ini, yang
menaburkan materi paling tidak sebanyak 100 milyar galaksi yang masing-
masing berisi rata-rata 100 milyar bintang. Kekuatan yang dilibatkan dalam
pembangunan alam semesta ini, dan yang mampu melemparkan kira-kira
10.000 milyar bintang yang masing-masing massanya sekitar massa matahari
ke seluruh pelosok alam itu, tentu saja tidak dapat kita bayangkan melalui akal
fikiran. Dari perbandingan semacam ini dapat kita ketahui bahwa pada
akhirnya, fisika yang dikembangkan untuk mencari kebenaran sampai juga
pada fakta yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an.52 Hal ini membuat kebanyakan
para fisikawan gusar, karena penciptaan alam semesta dari ketiadaan
memerlukan adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa yakni Allah SWT, dan
merupakan suatu keadaan yang ingin para fisikawan hindari. Sebab mereka
hanya membicarakan apa-apa yang dapat diditeksi dengan suatu alat atau apa-
apa yang dapat diindrakan saja.

Para pakar fisika mencoba mengelakkan penciptaan alam ini dengan


melontarkan teori-teori tandingan seperti teori alam yang berosilasi, yakni alam
semesta yang berkembang kempis, yang meledak dan berekspansi untuk
kemudian kembali mengecil berulang-ulang tanpa awal tanpa akhir, namun

51
Diakses melalui https://tafsirweb.com/8993-quran-surat-fussilat-ayat-11-12, Rabu 04
Maret 2020 Pukul 20.20 WIB.
52
Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 233.
kosmos yang berlekukan seperti itu tidak dapat dibenarkan secara
termodinamis. Usaha lain dengan menggunakan Teori Alam Keadaan Tetap
(Steady-state theory), yang mengatakan bahwa galaksi-galaksi boleh terbang
ke sebrang sana tetapi ruang yang ditinggalkan akan terisi lagi oleh materi
baru, namun teori ini menjadi tidak berlaku setelah pada tahun 1964, Wilson
dan Penzias dalam observasinya ke segenap penjuru alam menemukan sisa-sisa
kilatan dentuman besar yang terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.53 Hal
tersebut Allah jelaskan dalam Al-Qur’an Surat Fush-Shilat (41):53 yang
berbunyi:54

‫ك أَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْى ٍء َش ِهي ٌد‬ ِ ‫ى أَن ُف ِس ِهم حىَّت ٰ يتَبنَّي َ هَلُم أَنَّهُ ٱحْل ُّق أَومَل ي ْك‬
َ ِّ‫ف بَِرب‬ َْ َ َ ْ ََ َ ْ
ِ ِ
ٓ ‫َس نُ ِري ِه ْم ءَايَٰتنَ ا ىِف ٱاْل فَاق َوىِف‬
Artinya: “Akan Kami perlihatkan kepada mereka ayat-ayat Kami di segenap
penjuru dan dalam diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al-Qur’an itu yang benar”.

Apakah belum cukup bahwa Allah menyaksikan segala-galanya?. Allah


SWT telah memenuhi janjinya itu dengan memperlihatkan ekspansi alam
semesta (kosmos) dan memperlihatkan sisa-sisa kilatan dentuman besar, dan
Allah telah meperlihatkan berkali-kali ayat-ayat-Nya untuk menolong seluruh
hamba-Nya dari kebingungan dan kesesasatan. Meskipun jelas fakta-fakta yang
yang diungkapkan oleh Sang Pencipta dan para fisikawan dapat menangkap
dan mengetahuinya, namun terdapat perbedaan besar antara ajaran fisika
(sains) dengan ajaran agama. Di dalam fisika filsafat, ilmu itu mendorong
pakarnya untuk menhindar dari tindakan melibatkan Tuhan Yang Maha Esa
dan mengatakan bahwa alam tercipta dengan sendirinya, sedangkan dalam
ajaran Agama Islam justru Allah SWT pemegang peranan utama dalam
penciptaan alam semesta ini.55

Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 233.


53

Diakses melalui https://tafsirweb.com/8993-quran-surat-fussilat-ayat-11-12, Rabu 04


54

Maret 2020 Pukul 20.23 WIB.


55
Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 234.
C. Dialog Evolusi dan Agama mengenai Penciptaan Manusia
Al-Qur’an memberikan jawaban yang tegas bahwa kehidupan bermula
saat alam semesta tercipta (al-Anbiya (21):30). Penciptaan manusia di muka
bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Terdapat tiga misi yang bersifat
given yang diemban manusia, yaitu misi utama untuk beribadah (az-Zariyat
(51):56), misi fungsional sebagi khalifah (al-Baqarah (2):30), dan misi
oprasional untuk memakmurkan bumi (Hud (11): 61). Secara harfiah, kata
khalifah berarti wakil/pengganti, dengan demikian misi utama manusia dimuka
bumi ini sebagai wakil Allah. Jika Allah adalah Sang Pencipta seluruh alam
semesta maka manusia sebagai khalifah-Nya yang berkewajiban untuk
memakmurkan alam semesta, terutama bumi dan seluruh isinya, serta
menjaganya dari kerusakan. Allah SWT berfirman:56
ِ ‫وما خلَ ْقت ٱجْلِ َّن وٱإْلِ نس إِاَّل لِيعب ُد‬
‫ون‬ ُْ َ َ َ ُ َ ََ
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku. (QS. az-Zariyat (51): 56)

ِ ِ ِ ِ ِ ‫اعل ىِف ٱأْل َر‬


ُ ‫ض َخلي َفةً ۖ قَالُ ٓو ۟ا أَجَتْ َع ُل ف َيها َمن يُ ْف ِس ُد ف َيها َويَ ْسف‬ ِ ِ ِ َِٓ ٰ ِ َ ُّ‫وإِ ْذ قَ َال رب‬
َ‫ِّمٓاء‬
َ ‫ك ٱلد‬ ْ ٌ ‫ك ل ْل َملئ َكة إىِّن َج‬ َ َ
‫ى أ َْعلَ ُم َما اَل َت ْعلَ ُمو َن‬ ِ ِ ‫حِب‬
ٓ ‫ك ۖ قَ َال إىِّن‬َ َ‫ِّس ل‬
ُ ‫َوحَنْ ُن نُ َسبِّ ُح َ ْمد َك َونُ َقد‬
Artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat
“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di
sana, sedangkan kami bertassbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”
Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS. al-Baqarah (2): 30).

Manusia juga mendapatkan posisi yang paling istimewa, yaitu sebagai


satu-satunya mahluk yang pada saat dilahirkan telah sadar akan adanya Tuhan.
Dengan demikian jelaslah bahwa tujuan penciptaan manusia adalah beribadah
kepada Tuhan, dan suatu perilaku yang tulus untuk menghormati ke-Agungan
dan ke-Esaan Tuhan.

56
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), hlm. 2-3.
Al-Qur’an menjelaskan serangkaian evolusi kehidupan manusia yang
Allah jelaskan dalam beberapa ayat dengan penjelasan penciptaan manusia
mulai dari tanah, air dan sperma. Rangkaian evolusi dalam Al-Qur’an
menghadirkan Allah SWT sebagai Sang Pencipta manusia dan makhluk hidup
yang lainnya.57 Proses penciptaan manusia yang dapat dijadikan pendekatan
teori evolusi yaitu, Allah SWT mengisyaratkan dalam satu ayat secara lengkap
yaitu Al-Qur’an Surat al-Hajj (22): 5:58
‫ضغَ ٍة خُّمَلَّ َق ٍة‬
ْ ‫اب مُثَّ ِمن نُّطَْف ٍة مُثَّ ِم ْن َعلَ َق ٍة مُثَّ ِمن ُّم‬ٍ ‫ث فَِإنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن تُر‬
َ
ِ ‫ب ِّمن ٱلْبع‬
ْ َ َ ٍ ْ‫َّاس إِن ُكنتُ ْم ىِف َري‬ ُ ‫ي َٰٓأَيُّ َها ٱلن‬
ِ ِ
ۖ ‫َش َّد ُك ْم‬ ُ ‫َج ٍل ُّم َس ًّمى مُثَّ خُنْ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل مُثَّ لتَْبلُغُ ٓو ۟ا أ‬ ٓ ِ ِ ٍ
َ ‫َو َغرْيِ خُمَلَّ َق ة لِّنَُبنِّي َ لَ ُك ْم ۚ َونُق ُّر ىِف ٱأْل َْر َح ام َم ا نَ َش ٓاءُ إىَل ٰى أ‬
‫ض َه ِام َد ًة‬ ِ ِ ِ ِ ِ ٓ ِ ِ
َ ‫َومن ُكم َّمن يَُت َوىَّفٰ َومن ُكم َّمن يُ َر ُّد إِىَل ٰى أ َْر َذل ٱلْعُ ُم ِر ل َكْياَل َي ْعلَ َم م ۢنَب ْع د ع ْل ٍم َشْئًٔـًا ۚ َوَت َرى ٱأْل َْر‬
ٍ ِ‫ت ِمن ُك ِّل َز ْو ٍج هَب‬
‫يج‬ ْ َ‫ت َوأَ ۢنبَت‬ْ َ‫ت َو َرب‬
ْ ‫َنزلْنَا َعلَْي َها ٱلْ َمٓاءَ ْٱهَتَّز‬ َ ‫فَِإ َذٓا أ‬
ۭ
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan
kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. al-Hajj (22):5)

Proses penciptaan manusia dalam ayat tersebut Allah jelaskan melalui


dua bagian. Pertama, proses penciptaan dari tanah yaitu Nabi Adam dan
kedua, proses penciptaan manusia setelah adam yaitu melalui proses dalam
rahim (kandungan). Ayat ini juga mengisyaratkan tentang penciptaan manusia
dari mulai diciptakan (ditiupkan dalam rahim), proses dewasa, masa tua dan
sebagian Allah wafatkan sebelum masa dewasa dan tua sampai Allah jelaskan
bagaimana manusia setelah tua akan kembali lagi ke masa kanak-kanak dan

Aas Siti Solichah, Teori Evolusi Manusia dalam Persepektif Al-Qur’an, Jurnal
57

el-‘Umdah, Vol.2, No.2, 2019, hlm. 126, Diakses melalui https://journal.uinmataram.ac.id, Rabu
11 Maret 2020, Pukul 20.39 WIB.
58
Diakses melalui https://tafsirweb.com/5741-quran-surat-al-hajj-ayat-5, Rabu 11 maret
2020, Pukul 19.04 WIB.
mengalami pikun hingga akhirnya kembali ke tanah sebagaimana penciptaan
pertama manusia.
Tanah merupakan unsur terpenting yang melengkapi susunan tubuh
manusia. Dari unsur tanah ini, proses penciptaan berlanjut tahap demi tahap
dalam bentuk komposisi kimiawi yang sangat diperlukan untuk menyususn
tubuh manusia. Susunan tubuh manusia berdasarkan biokimia tersusun dari
karbohidrat, lemak dan protein. Dengan melalui proses kimia akan membentuk
gugusan atom (molekul) penyususn tubuh. Unsur-unsur tersebut yaitu
Karbonat (CO3, pen.), Oksigen (O2), Hidrogen (H2), Pospor (P), Kibrit, Azur,
Kalsium (Ca), Votasium, Sodium, Magnesium (Mg), Besi (Fe), Tembaga (Cu),
Yodium (Y), Florit, Kobait (Co), Seng (Zn), Silikon (Si), dan Alumunium (Al).
Unsur-unsur tersebut melalui proses rantai makanan terserap ke dalam tubuh
melalui tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air. Melalui proses kimiawi, unsur-
unsur dalam tubuh manusia tersebut berubah menjadi darah, daging, dan air
mani. Beragam kandungan unsur yang bermanfaat terdapat dalam tanah yang
menjadi unsur penting dalam penciptaan manusia. kandungan unsur tersebut
mengisyaratkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk istimewa dan
berguna.59
Kandungan selanjutnya adalah nuthfah (sperma). Sperma merupakan
bagian dari air mani yang tersusun juga dari campuran zat-zat lain, seperti zat
gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan
asam di pintu masuk rahim dan melicinkan sekitarnya agar memudahkan
perputaran sperma. Dari hasil penelitian terbaru dijelaskan bahwa pria akan
mengeluarkan sperma sekitar 200-500 juta dan dari sekian banyak jumlah
tersebut yang akan diterima indung telur hanya satu, karena ketika air mani
keluar jumlah sperma hanya 10%, selebihnya adalah zat enzim, vitamin c,
kalsium, protein, sodium, zat besi, dan fruktosa.60

59
Aas Siti Solichah, Teori Evolusi Manusia dalam Persepektif Al-Qur’an, Jurnal
el-‘Umdah, Vol.2, No.2, 2019, hlm. 128, Diakses melalui https://journal.uinmataram.ac.id, Rabu
11 Maret 2020, Pukul 20.39 WIB.
60
Muhammad Abdul Jawad, Menyingkap Fakta Baru dan MIsteri Kehidupan Manusia,
(Jakarta: AMP Press, 2014) hlm. 20-21.
Berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukti-bukti yang ada, transformasi
manusia secara umum melewati empat tahap yaitu:61
1. Australophitecus, hidup sekitar 3,5 juta tahun yang lalu, dan merupakan
nenek moyang tertua yang profil tubuhnya mirip dengan manusia modern.
Fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki tinggi
badan rata-rata 1,5 m, suatu ukuran yang lebih pendek daripada rata-rata
manusia modern. Kapasitas kranial, rongga di kepala yang menampung
otak, sekitar 500 cm³. Otak sebesar itu diduga sudah mampu memberi
mereka kreatifitas untuk mebuat peralatan-perlatan dalam aktivitas sehari-
hari, dan kemampuan seperti ini tidak dimiliki oleh kera.

Gambar 1. Kelompok Australophitecus

2. Pithecanthropines, terdiri atas banyak kelompok lain diantaranya,


Pithecantrophus. Kelompok yang mirip manusia modern ini diperkirakan
hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu. Mereka dapat bertahan hidup sekitar
350.000 tahun. Tinggi badannya lebih berkembang antara 1,58-1,78 m.
Kapasitas kranialnya juga lebih besar, sampai dengan 900 cm³.
Kemampuan intelektualnya jauh lebih maju dibandingkan kelompok
sebelumnya.

61
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 25-26.
Gambar 2. Phitecantrophus

3. Neanderthals (Paleanthropians), kelompok ini hidup sekitar 100.000 tahun


yang lalu, dan dapat hidup selama 60.000 tahun. Kelompok ini memliki
ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi dan sudah mampu berjalan dengan
tegak. Kapasitas kranialnya mencapai 1.300 cm³, dengan dahi yang tidak
terlalu menonjol. Kelompok ini hidupo menetap, utamanya di dalam gua.
Dan kelompok ini sudah memiliki kebiasaan menguburkan kelompok yang
mati. Indikasi spritualitas juga sudah mulai tampak.

Gambar 3. Kelompok Neanderthals

4. Homo Sapiens, yang merupakan manusia modern. Temuan memperlihatkan


bahwa kelompok ini dimulai 40.000 tahun lalu. Tinggi tubuhnya mencapai
1,89 m, dengan kapasitas kranial 1.350 cm³, dan memiliki bentuk kepala
lebih lonjong dengan hilangnya tulang yang menonjol di atas mata.
Aktifitas yang disebut psikis pada kelompok Homo Sapiens ini lebih
menonjol daripada tiga kelompok yang disebutkan sebelumnya.
Gambar 4. Homo Sapiens
Empat kelompok mahluk hidup yang mirip manusia modern yang telah
dipaparkan sebelumnya sudah diterima oleh ilmu pengetahuan. Al-Qur’an juga
menyebutkan mengenai kemusnahan suatu kelompok yang diikuti dengan
datangnya kelompok lain. Homo sapiens atau manusia modern dapat saja
terbentuk dari fenomena dan kejadian-kejadian tranformasi dari yang lebih
sederhana menjadi lebih kompleks. Hal itu selaras dengan Al-Qur’an Surat al-
Infitar (82): 6-8 dan Al-Qur;an Surat Nuh (71):14:62
ِ
ٍ ‫ص‬
َ‫ورة َّما َشٓاء‬
َ ُ ‫َى‬ ٓ ‫ ) ىِف‬7( ‫ك‬
ِّ ‫ى أ‬ َ َ‫ك َف َع َدل‬
َ ‫ك فَ َس َّو ٰى‬ َ ِّ‫نس ُن َما َغَّر َك بَِرب‬
َ ‫) ٱلَّذى َخلَ َق‬6 (‫ك ٱلْ َك ِرمي‬ ِ
َٰ ‫ي َٰٓأَيُّ َها ٱإْل‬
‫ك‬َ َ‫َر َّكب‬
Artinya: “Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia, yang telah menciptakanmu
lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu
seimbang, dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu?
(QS. al-Infitar (82): 6-8)

‫َو َق ْد َخلَ َق ُك ْم أَ ْط َوارً ا‬

Artinya: “Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa


tingkaatan (kejadian). (QS. Nuh (71):14).
Kitab Suci Al-Qur’an juga menyebut manusia dengan tiga macam
istilah, yakni Insan (Al-Qur’an surat as-Sajadah (32):7); Basyar (Al-Qur’an
surat Rum (30):20), dan Bani Adam (Al-Qur’an surat al-Isra (17):70). Insan
dan Basyar menunjukkan ftrah mansusia yaitu “pelupa” dan yang

62
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 28-29.
“mempunyai perasaan atau emosi”. Sedangkan Bani Adam menunjukkan
bahwa Adam adalah nenek moyang umat manusia, dan karenanya Adam
merupakan manusia pertama. Adam adalah nama yang diberikan manusia
pertama yang diciptakan Allah, kemudian menurunkan semua umat manusia.
Adam adalah mahluk manusia yang mempunyai kemampuan untuk berfikir,
dan dapat dibebani pertanggungan moral dan spiritual, sehingga Adam dapat
menerima ajaran-ajaran Tuhan.63
Al-Qur’an menyebutkan bahwa Adam adalah manusia pertama.
Apabila kita cermati kembali dialog antara Allah dan malaikat sebelum
penciptaan Adam dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah (2): 30, mungkin saja
malaikat menduga bahwa mahluk yang akan diciptakan Allah itu adalah salah
satu mahluk yang sudah ada di bumi sebelumnya, mahluk yang oleh malaikat
dianggap tidak layak menjadi khalifah. Boleh jadi, mahluk yang dimaksud
malaikat ada hubungannya dengan penciptaan Adam. Dalam rahim mahluk
tersebut proses penciptaan Adam terjadi. Mungkin proses mutasi genetika
terjadi terhadap janin Adam sehingga ia memiliki sifat dan kecerdasan yang
jauh lebih sempurna dari induknya. Dan di dalam rahim itulah Allah
meniupkan ruh-Nya.64 Namun tidak dapat dipungkiri begitu banyak versi
mengenai penciptaan Nabi Adam.
Agama tidak mengenal istilah Homo sapiens dalam Kitab Sucinya.
Sebab istilah ini baru muncul pada abad 18, hasil pemikiran manusia untuk
diberikan pada kelompok manusia tertentu dalam pembicaraan ilmiah. Teori
evolosi biologis berusaha menjelaskan bahwa dalam perkembangan evolusi
mahluk-mahluk hidup pada suatu ketika tercapai tingkat mahluk hidup yang
mempunyai ciri-ciri seperti yang dimiliki Adam. Maka mahluk hidup yang
demikian oleh Ilmu Pengetahuan diberi nama Homo sapiens. Jadi dapat
diartikan bahwa Adam adalah Homo sapiens yang pertama, dan semua

63
Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 246-247.
64
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 23.
manusia di zaman ini dapat dikatakan keturunan Adam atau termasuk jenis
Homo sapiens. Dalam Al-Qur’an surat as-Sajadah (32):10:

َ‫ق َج ِدي ۭ ٍد بَلْ هُم بِلِقَٓا ِء َربِّ ِه ْم ٰ َكفِرُون‬


ٍ ‫ض أَ ِءنَّا لَفِى خَ ْل‬ َ ‫َوقَالُ ٓو ۟ا أَ ِء َذا‬
ِ ْ‫ضلَ ْلنَا فِى ٱأْل َر‬
Artinya: “Dan mereka berkata: Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di
dalam tanah, apakah benar-benar dalam penciptaan yang baru?. Sebenarnya
mereka tidak percaya akan menemui Tuhannya”.

Hal itu menjelaskan bahwa jika Allah menghendaki, Allah kuasa untuk
menjadikan jenis-jenis mahluk hidup secara penciptaan khusus. Akan tetapi
karena Allah Maha Kuasa dan kalau dikehendaki-Nya, maka kuasa pula Allah
untuk menciptakan jenis-jenis mahluk hidup secara evolusi.

Teori evolusi biologis mengatakan bahwa mahluk-mahluk hidup


berkembang dari mahluk-mahluk yang rendah ke yang lebih tinggi
tingkatannya. Akan tetapi tidak berarti bahwa semua mahluk hidup yang
sederhana menjadi nenek moyang mahluk-mahluk yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya, sekalipun jenis-jenis kera yang hidup sekarang ini
mirip manusia, akan tetapi tidak ada seorang ahlipun saat ini yang
mempercayai lagi bahwa manusia keturunan kera-kera dan semacamnya. Teori
evolosi biologis hanya menyimpulkan bahwa kera-kera yang masih hidup saat
ini dan manusia telah berkembang pada jalan perkembangan yang berbeda,
sekalipun mungkin berasal dari perkembangan evolusi mahluk hidup pra-
sejarah yang sama.

Peneliti seperti yang masih sering diperdebatkan hingga saat ini yaitu
Darwin, seringkali dituduh tidak memberikan keterangan yang benar ketika
berbicara mengenai evolusi. Bahkan, konon seseorang tidak akan dapat
mendalami evolusi sekaligus menjadi pemeluk agama yang baik. Akan tetapi
apabila dipahami bahwa evolusi tidak lebih dari suatu proses yang berujung
pada terjadinya perubahan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya, maka akan aneh apabila ilmu dikesankan berlawanan dengan
agama.65

Charles Darwin sendiri sangat berhati-hati untuk menggunakan teorinya


tehadap manusia. Tetapi dakwaan bahwa ia menyatakan manusia berasal dari
monyet tak dapat dihindarinya. Puncak dari segala pertentangan tersebut ketika
ada pertemuan yang diadakan di British Association di Oxford pada tahun
1860, Uskup Wilberforce dari gereja Anglican menyakan Thomas Huxley:
apakah dipihak nenek atau kakeknya silsilah monyet telah masuk kepadanya.66

Charles Darwin menekankan bahwa kita bukannya harus mencari


nenek moyang itu diantara any living ape or monkey, diantara kera atau
munyuk yang masih hidup di zaman ini, karena hewan-hewan itu dahulu
berasal dari nenek moyang yang menurunkan manusia, hanya perubahan
evolusinya ke arah yang berlainan. Soal inilah yang banyak menimbulkan
kritik, tetapi sebaliknya banyak pula yang menganutnya secara membabi buta
dan berlebih-lebihan yang salah jurusannnya. Bahkan di zaman sekarang pun
masih banyak orang yang mengenal teori evolusi hanya mengetahui bahwa
“manusia itu berasal dari kera”. Dan yang lebih salah lagi adalah menganggap
bahwa nenek moyang tadi timbul diantara kera-kera yang masih hidup di
zaman ini. Pada akhir bukunya “The Origin of Species” Charles Darwin
benar-benar tidak dapat menjelasakan dengan pasti nenek moyang manusia,
dan hingga kini sebenarnya asal usul manusia belum jelas benar sebagaimana
yang diperkirakan orang.
D. Kesimpulan
Dari beberapa uraian konsep yang sudah dipaparkan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa: ajaran agama Islam yang telah tertulis di kitab suci Al-
Qur’an menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan sains. Al-Qur’an
mengisyaratkan mengenai evolusi penciptaan manusia dan alam semesta. Maka

65
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dan Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains, hlm. 43.
66
Lud Waluyo, Evolusi Organik, hlm. 248.
dari itu teori evolusi biologis tidak harus dianggap menentang agama. Kita
harus mengetahui bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak harus sama dengan
cara-cara yang mesti dipikirkan oleh manusia. Jangan sekali-kali kita
membayangkan Allah dengan sifat-sifat yang sama dengan manusia. Sebab
Allah memiliki sifat jaiz tersendiri (Fi’lu Kulli Mumkinin Autarkuhu), dan
Allah Maha Esa dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil.A, dkk. (2003). Biologi. Edisi kelima. Jilid II. Jakarta:Erlangga.
Jawad, Muhammad Abdul. (2014). Menyingkap Fakta Baru dan MIsteri
Kehidupan Manusi. Jakarta: AMP Press.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an dkk. (2012). Penciptaan Manusia dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Kementrian Agama RI.
Luthfi, M.J, A Khusnuryani. (April 2005). Agama dan Evolusi: Konflik atau
Kompromi. Jurnal Kaunia. Vol.1. No.1. Diakses melalui
http://diglib.uin-suka.ac.id, Kamis 20 Februari 2020 Pukul 05.46
WIB.
Ritonga, Muhammad Soleh. (Oktober 2018). Alam Semesta dalam Pandangan
Filosofi Islam dan Ahli Tafsir. Jurnal Ashriyyah. Vol.4 No.2. Diakses
melalui https://jurnal.nuruliman.or.id , Rabu 04 Maret 2017 Pukul
21.07 WIB.
Solichah, Aas Siti. (2019). Teori Evolusi Manusia dalam Persepektif Al-Qur’an.
Jurnal el-‘Umdah. Vol.2. No.2. Diakses melalui
https://journal.uinmataram.ac.id, Rabu 11 Maret 2020, Pukul 20.39
WIB.
Waluyo, Lud. (2005). Evolusi Organik. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai