Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 01
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Dasar

RESUME
PENGENALAN GEOLOGI DAN KAITANNYA DENGAN
DUNIA PERTAMBANGAN

Nama : Dzikri Muhammad Irfan


NPM : 10070122023
Shift Praktikum : VIII (Delapan) / 13.10-16.10 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Jumat, 17 Februari 2023
Tanggal Resume : Jumat, 17 Februari 2023
Asisten : 1. Indra Karna Wijaksana, S.Pd., S.T., M.T.
2. Dr. Ir. Yunus Ashari, M.T.
3. Ir. Dono Guntoro, S.T., M.T.
4. Salman Al Farizy
5. Ali Marwan Asyikin

PROGRAM STUDI TEKNIK


PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1444 H / 2023 M
A. Sejarah Geologi
Geologi bisa diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan
pemahaman tentang bumi, komposisinya, sifat-sifat fisik, struktur,
sejarah dan proses pembetukannya. Geologi berasal dari kata “geo”
yang artinya bumi lalu “logos” ilmu.

Sumber : Tasrif Landoala, 2013


Gambar 1
Definisi dan Struktur Geologi

Bumi merupakan salah satu planet dengan struktur tertentu


yang terdiri dari kerak bumi, lapisan mantel dan inti bumi. Struktur
tersebut dapat memicu munculnya dinamika bagian terdalam bumi,
seperti tektonik dan gunung berapi. Dari dinamika tersebut dapat
menimbulkan banyak dampak seperti perubahan kerak bumi yang
berujung pada terbentuknya berbagai jenis gunung-gunung dan juga
cekungan sedimen. Planet Bumi mengalami evolusi dari waktu ke
waktu dan juga mengalami perubahan yang terus menerus tanpa
henti. Kontrol utama perkembangan dan perubahan terjadi melalui
proses endogen dan eksogen serta melalui semua pergerakan
benda-benda langit.
Aristoteles adalah orang pertama yang melakukan
pengamatan tentang bumi. Ini juga pertama kalinya para ilmuwan dan
filsuf memperhatikan perbedaan antara batu dan mineral. Bangsa
Romawi juga menjadi sangat terampil menggali batu-batu tertentu
untuk membangun kerajaan mereka, terutama marmer.
Pada abad ke-17, fosil juga digunakan untuk membantu memahami
apa yang terjadi di bumi dari waktu ke waktu. Fosil-fosil ini
memainkan peran sentral dalam perdebatan tentang usia bumi. Para
teolog dan ilmuwan selama beberapa waktu berselisih mengenai usia
bumi.
Pada abad ke-18, para ilmuwan mulai fokus pada mineral dan bijih
mineral karena pertambangan merupakan bagian penting dari
perekonomian dunia. Selama abad ini, dua teori utama muncul untuk
menjelaskan beberapa sifat fisik Bumi. Satu teori menyatakan bahwa
semua batu terendapkan di lautan selama banjir. Teori lain
mengatakan bahwa beberapa batu terbentuk oleh panas atau api.  

B. Keterbentukan Alam Semesta

Sudah sejak lama, para ahli astronomi berusaha merumuskan


berbagai teori yang bisa menjelaskan tentang terbentuknya alam
semesta. Salah satunya adalah teori dentuman dahsyat atau yang
biasa disebut “big bang”.

Sumber : ilmugeografi.com, 2019

Gambar 2
Teori Big Bang
Teori dentuman dahsyat ini pertamakali diperkenalkan oleh
kosmolog Abbe Lemaitre pada tahun sekitar 1920-an. Menurut
kosmolog Abbe Lemaitre alam semesta ini berawal dari gumpalan
super-atom raksasa yang isinya tidak bisa di bayangkan akan tetapi
kira-kira seperti bola api raksasa yang memiliki suhu antara 10 milyar
sampai 1 trilyun derajat celcius. Sekitar 15 milyar tahun yang lalu
gumpalan super-atom tersebut meledak dan hasil dari dentuman
tersebut menyebar luas menjadi debu dan awan hidrogen. Setelah
ratusan juta tahun, debu dan awan hidrogen tersebut membentuk
bintang dengan berbagai ukuran. Seiring terbentuknya bintang-
bintang, diantara banyaknya bintang berpusat membentuk
kelompoknya masing-masing yang sekarang kita sebut galaksi.
Teori big bang adalah teori terbaru tentang asal usul
penciptaan alam semesta. Sebelum teori big bang berlaku, ada
berbagai teori keterbentukan alam semesta dengan sejumlah
pendukung dan penentangnya. Salah satunya teori keadaan tetap
atau biasa disebut “steady state theory” yang diciptakan pada tahun
1948 oleh H. Bondi,T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas ternama
yaitu Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak
memiliki awal dan tidak akan pernah berakhir. Dalam teori ini, tidak
ada asumsi bola api kosmik lalu pernah meledak. Alam semesta
datang dan pergi dalam bentuk atom hidrogen di ruang angkasa,
membentuk galaksi baru dan menggantikan galaksi lama yang
bergerak menjauh dari kita dalam ekspansinya.
Teori lain yang cukup adaptif dari kedua teori di atas adalah

teori osilasi. Kepercayaan akan asal usul alam semesta sama dengan
teori keadaan tetap, yaitu bahwa alam semesta tidak ada awal dan
tidak akan berakhir. Akan tetapi teori osilasi menyatakan adanya
dentuman besar dan ketika nanti saat gravitasi menarik kembali efek
ekspansi sehingga alam semesta menyusut atau mengepas
(collapes) yang pada akhirnya menggumpal lagi menjadi densitas
tinggi pada suhu tinggi dan terjadi dentuman besar. Setelah dentuman
untuk kedua kalinya terjadi, dimulai lagi ekspansi untuk yang kedua
kalinya dan suatu saat akan mengempis kembali lalu meledak lagi
untuk ketiga kalinya dan seterusnya.

 
Sumber : Geograpik, 2020

Gambar 3
Teori Osilasi

Di tempat lain, para ilmuwan mengusulkan teori lain tentang


keterbentukan tata surya. Pembentukan tata surya sangat menarik
bagi para ilmuwan karena planet-planet mengorbit matahari secara
teratur. Pada saat yang sama, satelit planet juga berputar mengelilingi
induknya.
Yaitu Izaac Newton (1642-1727) yang memberikan dasar teori
untuk mengetahui asal usul Tata Surya. Dia merumuskan hukum
gerak Newton atau hukum gravitasi, yang menunjukkan bahwa gaya
antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing benda
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua
benda. Teori hukum Newton menjadi dasar berbagai teori tentang
keterbentukan Tata Surya yang kemudian muncul hingga tahun 1960-
an, antara lain teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik
mengatakan bahwa matahari dan planet-planet terbentuk dari zat
yang sama. sedangkan teori dualistik mengatakan bahwa matahari
dan bumi berasal dari sumber material yang berbeda dan terbentuk di
waktu yang tidak sama.
Pada tahun 1745, George Comte de Buffon (1701-1788) asal
Perancis memposultatkan teori dualistik dan katastrofi yang
menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari
menyebabkan terlontarnya material matahari dan terbentuknya
planet-planet pada jarak yang berbeda. Kelemahan teori Buffon tidak
dapat menjelaskan asal usul komet. Dia hanya berasumsi bahwa
komet jauh lebih masif daripada yang sebenarnya.
Teori nebula menjadi lebih bagus ketika Pierre Laplace (1749-
1827) menentukan bahwa awan gas dan debu yang berputar
perlahan akan bergabung di bawah pengaruh gravitasi. Ketika dalam
keaadan tergabung, momentum sudut dipertahankan melalui rotasi
yang dipercepat, sehingga terjadi pengikisan. Selama kontraksi,
materi di tengah pusaran menjadi matahari dan materi terlepas dan
terpisah dari cakram pusaran, membentuk banyak cincin. Materi di
sekitar cincin juga membentuk pusaran yang lebih kecil, lalu
terciptalah banyaknya planet.
Thomas C. Chamberlin (1843-1928), geolog, dan Forest
R. Moulton (1872-1952), astronom, mengajukan teori lain, yaitu teori
planetesimal. Menurut teori ini, matahari sudah ada sebagai salah
satu dari banyak bintang. Ketika suatu masa, tidak tahu kapan,
sebuah bintang bertemu dalam jarak dekat. Hasilnya adalah peristiwa
pasang naik di permukaan matahari. Beberapa masa Matahari
menarik bintang yang lewat. Beberapa materi ditarik kembali ke
matahari dan beberapa dilepaskan dan menjadi planet.
Teori lainnya yang mirip dengan Chamberlin dan Moulton
adalah teori pasang surut yang diciptakan oleh Sir James Jeans
(1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya berkebangsaan
Inggris. Pasang surut yang dijelaskan oleh Jeans dan Jeffreys seperti
cerutu. Artinya, saat bintang melintas dekat dengan matahari, massa
matahari tertarik ke bentuk cerutu. Setelah perjalanan panjang, cerutu
itu menetes, dan tetesan itu membentuk planet.

C. Geologi Bagi Pertambangan

Jika dilihat secara umum ilmu geologi ini erat kaitannya


dengan menganalisa lapangan guna untuk mengetahui dan
mengidentifikasikan material-material yang ada pada lapangan.
Pertambangan merupakan kegiatan dari hulu ke hilir untuk
mendapatkan suatu sumber daya mineral ataupun energi. Ada juga
tahapan kegiatan pertambangan yaitu Penyelidikan Umum,
Eksplorasi, Perencanaan Tambang, Penambangan (Eksploitasi),
Pengolahan (Metalurgi), Pemasaran, Reklamasi. Industri
pertambangan adalah industri yang sangat kompleks, maka dari itu
diperlukan banyak disiplin ilmu dalam melakukan kegiatan
pertambangan.
Kegiatan Pertambangan dengan Ilmu Geologi sangat
bergandengan, mengingat dari tahapan-tahapan kegiatan
pertambangan yang telah disebutkan. Praktisi tambang harus
memahami Ilmu Geologi untuk mendukung kegiatan pertambangan
menjadi lebih berkualitas. Selain itu Ilmu Geologi juga merupakan
dasar ilmu dalam kegiatan ini. Mulai dari tahapan Penyelidikan Umum
sampai kepada tahapan Reklamasi. Tujuan dari paham Ilmu Geologi
bagi praktisi tambang yaitu untuk bisa mendukung dalam
mengidentifikasikan endapan mineral.
Adapun beberapa aspek Ilmu Geologi yang harus dikuasai
oleh praktisi tambang yaitu :
1. Struktur Geologi
Ilmu ini mempelajari bagaimana struktur bumi hasil dari
deformasi kerak bumi. Deformasi sendiri merupakan gaya luar yang
bekerja pada batuan atau kerak bumi dan mengakibatkan perubahan
bentuk padanya. Jika terjadi deformasi pada kerak bumi maka akan
terjadi perubahan dalam segi bentuk ataupun posisi dari kerak bumi
yang berdampak juga kepada endapan mineral yang berada
dibawahnya. Tentunya dengan menguasai ilmu ini praktisi akan
mampu mengetahui endapan mineral yang terdampak akibat dari
deformasi kerak bumi yang terjadi.
2. Stratigrafi
Ilmu ini mempelajari mengenai komposisi, umur relatif, lapisan
batuan atau lapisan tanah guna untuk menjelaskan sejarah bumi.
Menguasai ilmu ini tidak hanya berguna untuk menjelaskan sejarah
bumi, namun praktisi tambang juga dapat mengetahui struktur dari
batuan itu sendiri atau tanah itu sendiri. Penambang juga dapat
mengetahui proses keterbentukan batuan atau tanah yang diteliti.
3. Geomorfologi
Geomorfologi ialah aspek Ilmu Geologi yang mempelajari
mengenai proses pembentukan permukaan bumi dan bentuk lahan.
Dengan menguasai Ilmu ini praktisi tambang akan dapat mengetahui
dan menentukan daerah yang aman, daerah yang rentan mengalami
longsor, daerah yang rentan erosi, ataupun daerah konservasi.

Geologi pertambangan adalah cabang ilmu geologi yang


merupakan bagian dari geologi terapan. Dalam sejarah
perkembangannya, geologi tambang pada awalnya menjadi dasar
penunjang aktivitas pertambangan dan evaluasi proyek
pertambangan. Penambang geologi bertujuan untuk memberikan
informasi rinci tentang studi geologi, teknis dan ekonomis yang
berguna untuk evaluasi proyek pertambangan.
Ilmu geologi mempunyai cakupan ilmu yang sangat luas
sehingga adanya pembahasan tentang pengetahuan dasar ilmu
geologi, yang didalamnya terdapat uraian – uraian tentang pengertian
ilmu geologi, arti waktu dalam geologi, serta konsep dan hukum
tentang ilmu geologi. Ilmu geologi juga memiliki peranan yang sangat
besar bagi pertambangan karena merupakan sebuah dukungan yang
sangat memastikan. Contohnya seperti mempelajari tentang batuan
dan mineral bumi, menjadikannya peta untuk dapat mempelajari
material bumi, peningkatan pada akurasi ekstrasi mineral bumi yang
berharga pada saat berlangsungnya kegiatan pertambangan.
Selain itu data geologi juga merupakan suatu data dasar yang
sangat penting selain untuk mencari dan menghitung cadangan, juga
sangat penting dalam perencanaan tambang itu sendiri. Oleh karena
itu, geologi untuk pertambangan dapat memberikan dukungan untuk
evaluasi dari sudut pandang ekonomi dan teknis suatu proyek
pertambangan. Geologi pertambangan juga dapat memberikan
dukungan optimal untuk pertambangan yang berkelanjutan sesuai
dengan rencana produksi tambang.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang pertama mengenai pengertian geologi. Geologi


merupakan cabang ilmu kebumian yang mempelajari bumi dan segala isinya.
Geologi juga mencakup sejarah pembentukan bumi, struktur, serta proses
yang menyertainya. Lingkup studi geologi berkisar dari sesuatu yang kecil
seperti atom sampai sesuatu yang besar seperti benua atau lautan,
memperkirakan berapa usia bumi sekarang, dan ada juga pengertian geologi
menurut para ahli-nya yang memiliki berbeda pendapat.

Kesimpulan yang kedua mengenai keterbentukan alam semesta, yaitu


terkait hubungan dengan teori yang disebut dengan teori Big Bang yang
mana pada peristiwa, terjadi pada alam semesta yang bermula dari ledakan
titik tunggal. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau Big-bang. Ada juga
teori osilasi yang tidak ada awalnya dan tidak akan pernah berakhir.

Kesimpulan yang terakhir atau yang ketiga, yaitu Geologi Bagi


pertambangan. geologi memiliki peran yang sangat penting karena sebagai
peta untuk mempelajari bahan atau material bumi, penerapan pengetahuan ini
memungkinkan ahli geologi menghitung nilai ekonomi dari ekstraksi bahan
mentah dan eksploitasi. Selain itu manfaat dari memahami Ilmu Geologi
bagi pertambangan adalah penambang dapat menganalisa daerah
yang akan digunakan mulai dari keamanannya, kestrategisannya, dan
persebaran endapannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Admiranto, A. Gunawan. 2000. “Tata Surya dan Alam Semesta”.


Yogyakarta: Kanisius.

2. Asikin, S., 1997,”Geologi Struktur Indonesia”, Jurusan Teknik Geologi:


Institut Teknologi Bandung.

3. Asnawi, H., 2013, “Karakteristik Struktur Geologi dalam Menetukan


Optimalisasi Produksi Batubara di PT Adaro Indonesia”, Teknik
Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.

4. Bemmelen Van, R.W. 1949. “The Geology of Indonesia”. Martinus Nyhoff,


Netherland: The Haque.

5. Sukandarumidi. 2007. “Geologi Mineral Logam”. Gadjah Mada University:


Yogyakarta.
FORMAT PENILAIAN RESUME

RESUME
Format (30) Isi (70)

TOTAL NILAI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai