Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul “konsep kebumian dan benda langit yang Ada di
bumi Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan
pengetahuan kita terhadap konsep kebumian dan benda langit yang ada di bumi Semoga makalah ini
dapat dipahami oleh pembaca. Walaupun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik untuk
makalah ini. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen Ilmu Pengetahuan Alam kami Bapak Moch Ludfy Hadis, M.Pd dan teman-teman dalam
bentuk dukungan demi menyelesaikan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian kebumian?
2.Bagaimana teori terbentuknya bumi?
3. Kapan terjadinya proses pembentukan muka bumi?
4. Kenapa ada cabang-cabang kebumian?
5.Siapa saja benda-benda langit yang ada diangkasa?
6.Dimana sistem tata surya diangkasa?

C. Tujuan Masalah
1.Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian kebumian
2.Agar mahasiswa dapat mengetahui teori terbentuknya bumi
3.Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembentukan muka bumi
4.Agar mahasiswa dapat mentahui benda-benda langit yang ada di angkasa
5.Agar mahasiswa mengetahui sistem tata surya diangkasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ilmu kebumian dan geologi

Ilmu kebumian atau geosains (bahasa Inggris: earth science, geoscience) adalah suatu istilah
untuk kumpulan cabang-cabang ilmu yang mempelajari bumi. Cabang ilmu ini menggunakan
gabungan ilmu fisika, geografi, matematika, kimia, dan biologi untuk membentuk suatu
pengertian kuantitatif dari model lapisan-lapisan Bumi.Dalam melaksanakan kajiannya,
ilmuwan dalam bidang ini menggunakan metode ilmiah, yaitu formulasi hipotesis melalui
pengamatan dan pengumpulan data mengenai fenomena alam yang dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis-hipotesis tersebut. Dalam ilmu Bumi, peranan data sangat penting dalam
menguji dan membentuk suatu hipotesis. Geologi adalah suatu bidang Ilmu
Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi
beserta isinya yang pernah ada. Ilmu Geologi merupakan kelompok ilmu yang
membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur,
proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun diatas permukaan bumi,
kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir
di alam semesta hingga sekarang.
Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kompleks,
mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu
bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari daribenda-benda
sekecil atom hingga ukuran benua, samudera, cekungan dan rangkaian
pegunungan.
Perkembangan Ilmu Geologi
Ilmu Geologi itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan dimulai pada sekitar tahun 500
hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada fakta-fakta yang disusul
dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh pakarpakar filsafat
Yunani.
Namun geologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan modern tentang Bumi sejak
abad ke 17 dan 18 setelah James Hutton, seorang ahli fisika Skotlandia menerbitkan
bukunya yang berjudul Theory of the Earth pada tahun 1795. Hutton mencetuskan
doktrin Uniformitarianisme (keseragaman) yang menyatakan bahwa hukum-hukum
fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa
lampau.
Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka Geologi umumnya dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
1. Geologi Fisik (Physical Geology)
Geologi Fisik adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik
dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk
bumi, selaput udara yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan
berinteraksi dengan bumi, kemudian selaput air atau hidros?r, serta proses-proses
yang bekerja diatas permukaan bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan
gaya berat bumi. Proses-proses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai
pelapukan, pengikisan, pemindahan dan pengendapan.
2. Geologi Dinamis (Dynamic Geology)
Geologi Dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan membahas
tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahanperubahan pada
bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh
energi yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang
menghasilkan vulkanisme, gerak-gerak litosfer akibat adanya arus konveksi, gempa
bumi dan gerak-gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan.
Dalam periode abad ke 20, bagian dari ilmu geologi ini dapat dikatakan sedang
berada dalam puncak perkembangannya yang semakin mempesona bagi para pakar
ilmu kebumian, yaitu dengan dicetuskannya Konsep Tektonik Global Yang Baru (The
New Global Tectonic) dengan Teori Tektonik Lempengnya.

Teori ini telah menimbulkan suatu revolusi dalam pemikiran-pemikirannya dan telah banyak
mempengaruhi cabang-cabang lainnya dari ilmu geologi seperti petrologi, stratigrafi, geologi
struktur, tektonik serta implikasinya terhadap pembentukan cebakan mineral, minyak bumi dan
sebagainya. Tugas Ahli Geologi Seorang ahli geologi mempunyai tugas melakukan penelitian-
penelitian untuk mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang
berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang
terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api.
Di samping itu, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang
diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas bumi. Dengan semakin
majunya peradaban dimana banyak benda-benda kebutuhan manusia dibuat yang memerlukan
bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas dan perak, kemudian juga batu bara dan
minyak bumi sebagai sumber energi, dan karena mereka ini harus diambil dari dalam bumi,
maka Ilmu Geologi kemudian berkembang sebagai ilmu terapan, yang dalam hal ini berfungsi
sebagai penuntun penting di dalam eksplorasi. Selain itu, seiring berkembangnya penghuni
bumi, dimana sebelumnya pemilihan wilayah pemukiman bukan merupakan masalah, sekarang
ini pengembangan wilayah harus memperhatikan dukungan terhadap lingkungan yang
ditentukan oleh faktorfaktor geologi agar pembangunannya tidak merusak keseimbangan alam.
Karena itu tugas seorang ahli geologi di samping apa yang diuraikan diatas, juga mempelajari
sifat-sifat bencana alam, seperti banjir, longsor, gempa-bumi dll; meramalkan dan bagaimana
cara menghindarinya. B.Teori pembentukan Bumi Penjelasan tentang asal muasal terbentuknya
bumi beserta serangkaian gejala di dalamnya disebut sebagai teori pembentukan bumi.
Menurut Littlejohn, teori merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan antar
fenomena secara sistematis. Dengan demikian, maka teori pembentukan bumi merupakan
pandangan sistematis yang berisi hubungan fenomena-fenomena terkait proses terjadinya
bumi. Melalui berbagai penelitian yang dilakukan, para ilmuwan mencoba untuk menjawab
hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan terkait pembentukan bumi. Inilah yang melatarbelakangi
lahirnya berbagai macam teori. Teori pembentukan bumi tersebut kemudian menjadi rujukan
para ahli geografis untuk mendalami sifat-sifat yang terkandung dalam bumi itu sendiri.

Contoh Teori Pembentukan Bumi Beberapa ilmuwan banyak menyatakan pendapatnya


berdasarkan sebuah kajian, penelitian, pengamatan serta gejala-gejala yang timbul. Berikut
beberapa ulasan terkait teori-teori pembentukan bumi:

1. Teori Laplace Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar matematika
dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis de Laplace. Teori ini muncul
pada tahun 1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang
berputar-putar pada sebuah pusat peredaran. Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas
di sekelilingnya yang kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin-cincin
yang bergerak menjauh tersebuh mengalami pendinginan membentuk bola raksasa. Kemudian
bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi.
2.Teori Planetisimal Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama T.C
Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses pembentukan bumi. Menurut
keduanya, matahari terbentuk terlebih dulu sebagai pusat peredaran dengan massa gas yang
cukup besar. Kemudian melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan maksimum di sekitar
area matahari. Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas matahari
dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan mengelilingi matahari akibat gaya
gravitasi, sedangkan bagian lainnya terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang
mengelilingi mathari akhirnya mengalami pendinginan, hingga terbentuklah sebuah planetisimal
atau cincin. Dari planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada massa gas.
Akibat daya tarik tersebut planetisimal menjadi padat. Hingga akhirnya membentuk sebuah
planet, salah satunya planet kita sekarang, yaitu bumi.

3 teori Tidal Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James Jeans dan
Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut teori tidal, pembentukan
bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik akibat bergesekan dengan
bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar
membentuk cerutu.Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan.
Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian
gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi.

2.Teori Georges-Louis Leclerc Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges,
dan Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan komet
dengan matahari. Hal ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga
terbentuklah suatu planet. Pendapatnya ini disampai

2. Teori Kuiper Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa
pada awalnya terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip piringan cakram. Adapun
pusat piringan cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian yang
mengelilingi protomathari disebut sebagai protoplanet. Pusat piringan menjadi sangat panas
dan berpijar. Namun, protoplanet mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal
membentuk planet. Inilah asal mula planet bumi terbentuk.

3. Teori Weizsacker Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang
berasal dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori yang menyatakan
bahwa awal mulanya tata surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut dikelilingi
oleh sebuah kabut gas. Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan, seperti
hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut karena panas
matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami penggumpalan dan disebut sebagai planet.

4. Teori Whipple Fred L Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred
Lmenjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut dan gas ini
mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan besar. Kabut dan gas yang
berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan
menguap di angkasa. Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet. Jari-jari bumi
diukur dari permukaan menuju pusat sekitar 6.371 km. Namun, akibat rotasi bumi yang
menghasilkan gaya sentrifugal membuat jari-jari bumi bertambah besar di daerah ekuator.
Sebaliknya, jari-jari bumi dengan nilai terkecil terdapat pada daerah kutub. Selanjutnya, untuk
mempelajari susunan interior bumi maka manusia menggunakan ilmu geofisika. Geofisika
merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik bumi. Metode yang dilakukan
adalah dengan menggunakan gelombang seismik pasif yaitu, gelombang S dan gelombang P.

Dari hasil pengukuran tersebut, secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian susunan interior
bumi, yaitu:
1. Kerak bumi Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi. Memiliki sifat kaku dan tidak
elastis. Kerak bumi sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak
benua memiliki ketebalan 20-70 km dengan kisaran suhu 200-5000C. Komposisi penyusun kerak
benua adalah silika (Si), aluminium (Al), natrium (Na), dan kalium (K), selain itu kerak benua juga
bersifat asam. Selanjutnya bagian kedua disebut sebagai kerak samudera, dengan ketebalan 8-
15 km. Adapun suhu kerak samudera kisaran 400-7000C. Kerak samudera bersifat basa. Oleh
sebab itu, kandungan bahan penyusunnya mayoritas adalah silika (Si), magnesium (Mg), kalsium
(Ca), dan besi (Fe). Densitas rata-rata kedua bagian tersebut adalah 2,7 g/cc dan 3,3 g/cc.

2. Mantel Mantel merupakan bagian kedua setelah kerak bumi. Mantel bumi terdiri atas dua
bagian, yaitu mantel luar (astenosfer) dan manatel dalam (mesosfer). Pertama, mantel luar
(astenosfer) bersifat plastis, serta dapat layaknya fluida. Astenosfer membentang dari
kedalaman 200 km hingga 660 km di bawah permukaan bumi. Sedangkan suhu dari astenosfer
adalah 1.100-2.0000C serta memiliki densitas rata-rata 3,3 g/cc. Sebagian dari lapisan
astenosfer bergabung dengan kerak membentuk lempeng bumi. Bagian inilah yang disebut
dengan litosfer. Selanjutnya bagian kedua yaitu, mantel dalam (mesosfer). Mesosfer memiliki
sifat kaku dan basa. Kedalaman mesosfer berkisar 660-2.900 km dengan rentang suhu 2.000-
3.0000C serta memiliki densitas sekitar 5,7 g/cc. Kedua bagian mantel ini memiliki perbedaan
sifat sehingga memunculkan bidang diskontinuitas rapetti.

3. Inti Inti merupakan bagian terdalam dari bumi. Sama halnya dengan kerak dan mantel bumi,
inti juga dibagi dalam dua bagian, yaitu inti luar dan dalam. Inti luar bersifat cair, sedangkan inti
dalam bersifat padat.

Perbedaan sifat itulah yang membentuk gelombang elektromagnetik dan kutub bumi. Inti luar
bumi berada pada kedalaman 2.900-5.150 km dengan densitas 10-12 g/cc.

Adapun suhu inti luar berkisar 3.000-3.8000C. Adapun komposisi utama dari inti luar terdiri dari
besi (Fe), nikel (Ni), dan sulfur (S). Sedangkan komposisi inti dalam adalah besi (Fe), nikel (Ni),
dan uranium (U). Berbeda dengan inti luar, suhu inti dalam sangatlah tinggi, berkisar 3.800-
6.0000C akibat dari reaksi nuklir.

Suhu tersebut sangatlah tinggi, sama halnya dengan suhu permukaan bumi. Namun, lapisan inti
dalam bersifat padat. Hal ini dikarenakan adanya energi gravitasi dengan memiliki densitas yang
sangat tinggi pula yaitu, >12 g/cc.

C.proses Pembentukan Muka Bumi

Proses pembentukan muka bumi disebut juga dengan proses geologis. Proses ini terdiri dari
dua macam, yaitu proses dari dalam (endogen) dan proses dari luar (eksogen). Kedua proses
inilah yang membetukan muka bumi tidak rata, berikut penjelasan dari kedua proses tersebut:
1. Proses Endogen
Proses pembentukan muka bumi dari dalam disebut juga dengan proses endogen. Proses ini
disebabkan adanya energi panas dari mantel dan kerak bumi. Energi panas yang timbul
berasal dari disintegrasi unsur radioaktif mantel bumi..hal tersebut berakibat pada
munculnya fenomenafenomena alam seperti, gempa bumi, berkembangnya benua,
munculnya palung samudera dan pegunungan, aktivitas vulkanik, pembentukan bantuan
dan lainnya.

Dalam proses pembentukan muka bumi, tenaga endogen dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu
tektonisme, vulkanisme, seisme

1.Tektonisme

Tenaga tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Pengertian
Tektonisme dan Jenisnya). Tektonisme adalah

gerakan yang berupa gerakan mendorong dan menarik secara vertikal maupun horizontal.
Tektonisme terjadi akibat adanya tekanan dari panas yang ada di dalam inti bumi. Inti bumi
adalah bagain terdalam dari bumi.

Suhu panas yang ada di dalam inti bumi, menciptakan tenaga yang mendorong atau
menarik lapisan batuan yang ada di dalam bumi. Lapisan bumi yangg tertarik dan terdorong,
akan kebali menarik atau mendorong bagian lapisan di atasnya, hingga menyebabkan
perubahan pada bentuk permukaan bumi. Akibat dari tektonisme, bumi mengalami lipatan
atau patahan. Lipatan adalah bentuk muka yang terjadi pada daerah yang lunak. Proses
terjadinya lipaan pada permukaan bumi berjalan lambat dan menyebabkan bumi menjadi
berkerut. Sedangkan patahan adalah proses perubahan muka bumi yang terjadi pada
daerah yang keras dan cepat. Pada proses ini, kulit bumi tidak sempat menyeimbangkan
kekuatan yang keluar dari bumi,sehingga permukaaan bumi menjadi patah. Tektonisme
adalah salah satu penyebab terbentuknya gunung dan llembah

2.. Vulkanisme Vulkanisme adalah gerakan magma yang ada di dalam bumi magma adalah
cairan panas yang berasal dari inti bumiMagma yang panas, mendapatkan tekanan. Magma
yang ditekan ini, akan keluar mencari tempat dengan tekanan yang lebih rendah. Magma
biasanya keluar melalui pipa alami yang ada di dalam bumi. Pipa tersebut bernama terusan
kepunden. Magma yang keluar dari dalam perut bumi akan meletus dan menjadi lava.
Kedalaman dari kantong magma yang menyimpan magma mempengaruhi kekuatan letusan
dari gunung api.

Semakin dalam kantong magma, akan semakin besar letusan yang dihasilkan. Dalam proses
pembentukan muka bumi, lava yang membeku adalah kunci pembentukannya. Lava yang
keluar dengan letusan yang kecil dan cair, akan membentuk dataran tinggi yang luas disebut
plato. Selain itu, magma yang encer juga dapat menyebabkan bentuk gunung api menjadi
semakin landai. Selain mengubah bentuk gunung api menjadi landai, magma yang keluar
dengan kekuatan yang besar lalu kecil, lalu kembali menjadi besar, menyebabkan gunung
menjadi semakin runcing pada puncaknya. Vulkanisme juga sebagai penyebab terbentuknya
danau atau kaldera serta dataran tinggi atau plato.
2. Seisme

Seisme adalag gempa bumi. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi akibat dari proses patahan
dan lipatan Pada gerakan ini, menyebabkan timbulnya gelombang yang menyebabkan bumi
bergetar. Selain akibat dari patahan dan lipatan, seisme juga dapat terjadi akibat pergerakan
lempangan yang ada di bumi. Seisme adalah salah satu pembentukan muka bumi.

Dimana dalam prosesnya, seisme dapat menyebabkan munculnya cekungan atau retakan pada
permukaan bumi. Selain itu, gempa bumi besar yang terjadi di dalam laut, berpotensi dalam
menciptakan tsunami. Gempa bumi tidak hanya terjadi akibat proses lipatan, patahan, atau
gerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga terjadi akibat adanya aktivitas vulkani. Sebelum
meletus, gunung api akan menghasilkan gempa bumi yang kecil namun sering. Dan saat
meletus, gempa yang dihasilkan bisa sangat besar.

Proses Eksogen Selain proses dari dalam atau proses endogen, pembentukan muka bumi juga
dipengaruhi oleh proses eksogen. Proses dari luar atau eksogen ini merupakan tenaga pembentuk
muka bumi yang bersifat merombak, memperbaiki, dan membangun. Adapun proses pembentukan
terjadi di lapisan listosfer. Pada lapisan litosfer akan terjadi penggerusan atau perombakan oleh
tenaga eksogen, seperti pelapukan, pengikisan, dan sedimentasi.

Awal mulanya sebuah gumpalan tanah akan dihancurkan dengan pelapukan. Kemudian
dikikis dan diangkut oleh air, gletser atau lainnya. Setelah itu akan terjadi pengendapan
aPada proses pembenukan muka bumi melalui tenaga eksogen, dapat dilakukan dengan
beberapa cara berikut: 1. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses pembentukan muka bumi
memalui pengendapan materi- materi sedimen (baca: Proses Sedimentasi – Jenis,
Penyebab, dan Dampaknya). Materi sedimen berasal dari pelapukan batuan, pelapukan
sisa- sisa mahkluk hidup, maupun pasir. Tenaga yang membawa materi sedimen ini adalah
air, angin, maupun gletser. Sedimentasi oleh tenaga air, terjadi di sungai dan laut. Dalam
prosesnya, air membawa materi sedimen lalu mengendapkannya. Dalam proses
pengendapan ini lah tercipta daerah baru. Seperti pembentukan danau tapal kuda.
Terbentuknya danau ini akibat pengendapan materi yang terjadi di satu sisi sungai, yang
menyebabkan sungai menjadi terputus dan membentuk danau tapal kuda. Selain itu, materi
sedimen yang terbawa oleh.
angin, dan terendap, akan menjadi bukit pasir. Bukit pasir banyak ditemukan di sekitar
pantai maupun gurun.

Erosi Erosi adalah proses pengikisan yang terjadi di permukaan bumi (baca: Macam- macam
Erosi Berdasarkan Penyebabnya). Air, angin, maupun gletser memiliki kekuatan untuk
mengikis permukaan bumi. Hasil pengikisan itulah yang menjadi materi sedimen. Erosi
sendiri terbagi menjadi 4 yaitu ablasi, abrasi, eksarasi, dan deflasi.

• Ablasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh air. Air yang mengalir menyebabkan
timbulnya gesekan pada tanah maupun batuan. Akibatnya tercipta jurang atau air terjun.
Pada proses ini, semakin kuat aliran airnya, maka proses pengkisan semakin cepat terjadi.
Materi yang terkikis, kemudian akan terbawa oleh air menuju tempat pengendapan materi
sedimen
• Abrasi adalah proses pengikisan oleh air laut. Proses pengikisan ini bergantung pada kuat
lemahnya gelombang. Semakin kuat gelombangnya, maka semakin besar pengikisan yang
terjadi. Abrasi sering menyababkan pengikisan pada pantai. Akibat dari abrasi terbentuklah
tanjung atau teluk.
• Eksarasi adalah proses pengikisan oleh gletser. Proses ini terjadi akibat salju yang
menumpuk oada lembah. Akibat salju yang menumpuk pada lembah membeku,
menyebabkan lembah tidak kuat menahan beban. Akibatnya terjadi longsor es yang
menyebabkan lembah tersebut menjadi terkikis
• Deflasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh angin. Batuan yang besar akan terus
menerus diterjang oleh angin yang membawa materi berupa pasir dan kerikil. Pasir dan
kerikil yang menghantam batuan besar, akan mengikis batuan tersebut, sehingga batuan
tersebut akan lebih tipis.tau sedimentasi, sehingga menjadi hamparan batuan dari kasar
hingga halus.

Anda mungkin juga menyukai