Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Dosen pengampu : Agustinus Toding Bua S.Pd .,M. Sc

Disusun Oleh :

Perancis Pelipus (2240606057)

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
segala limpahan RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan ,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagipara pembaca ,sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang.Oleh karena itu,kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.……………………………………………………………..i
A.Latar belakang……………………………………………………………………………ii
B.Tujuan………………………………………………………………………………………...iii
BAB 2 TINJUAN TEORI………………………………………………………………..1
A. Pengertian Pembentukan Bumi……………………………………………………2
B. Teori Pembentukan Bum……………………………………………………………….2
C. Contoh Teori Pembentukan Bumi…………………………………………………...3
D.Susunan Interior Bumi………………………………………………………………………4
E.Proses Pembentukan Muka Bumi……………………………………………………..5
1. Proses Endogen
2. Proses Eksogen
F. Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupan…………………………………6
BAB lll
PENUTUP…………………………………………………………………………………….........8
A.KESIMPULAN …………………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Latar Belakang Penelitian
Bentuk permukaan bumi selalu mengalami perkembangan dan
perubahan. Perkembangan dan perubahan tersebut disebabkan oleh
proses -proses geomorfologi, yaitu setiap media alami yang mampu
menghancurkan dan menghanyutkan material batuan maupun tanah
dengan tenaga yang terdiri dari air,angin dan gelombang
(Thornbury,1954). Salah satu proses geomorfologi yang menyebabkan
perubahan bentuk permukaan bumi tersebut adalah erosi. Erosi adalah
proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari satu
tempat yang diangkut oleh air atau angina ke tempat lain (Sitanala
Arsyad, 1989).

B.TUJUAN
1. Untuk mengetahui lapisan-lapisan bumi
2.Untuk mengetahui macam-macam teori terjadinya bumi
3.Untuk mengetahui penjelasan mengenai terjadinya bumi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian pembentukan bumi
Bumi merupakan planet yang memiliki tanda-tanda kehidupan makhluk
hidup di dalamnya. Namun, seperti halnya manusia, adanya bumi juga
karena proses pembentukan. Inilah yang mendasari bumi dapat
menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Proses pembentukan bumi
merupakan suatu peristiwa besar yang terjadi selama ribuan tahun. Hal
tersebut menjadi masalah tersendiri, sehingga munculah banyak
perdebatan terkait teori pembentukan bumi. Sebab awal mula
pembentukan bumi tidak dapat diamati secara langsung maupun diuji
oleh para ahli.

B.Teori pembentukan bumi


Penjelasan tentang asal muasal terbentuknya bumi beserta serangkaian
gejala di dalamnya disebut sebagai teori pembentukan bumi. Menurut
Littlejohn, teori merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan
antar fenomena secara sistematis. Dengan demikian, maka teori
pembentukan bumi merupakan pandangan sistematis yang berisi
hubungan fenomena-fenomena terkait proses terjadinya bumi. Melalui
berbagai penelitian yang dilakukan, para ilmuwan mencoba untuk
menjawab hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan terkait pembentukan
bumi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya berbagai macam teori.
Teori pembentukan bumi tersebut kemudian menjadi rujukan para ahli
geografis untuk mendalami sifat-sifat yang terkandung dalam bumi itu
sendiri. Nah, selanjutnya kita bahas contoh-contoh teori pembentukan
bumi ya, Grameds.

C. Contoh Teori pembentukan bumi


Teori pembentukan bumi mencoba menjelaskan bagaimana awal mula
bumi ada ya, Grameds. Nah, beberapa ilmuwan banyak menyatakan
pendapatnya berdasarkan sebuah kajian, penelitian, pengamatan serta
gejala-gejala yang timbul. Berikut beberapa ulasan terkait teori-teori
pembentukan bumi:

1. Teori Laplace
Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar
matematika dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon
Marquis de Laplace. Teori ini muncul pada tahun 1796 di Perancis.
Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang
berputar-putar pada sebuah pusat peredaran.
2. Teori Planetisimal
Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama T.C
Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses
pembentukan bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih
dulu sebagai pusat peredaran dengan massa gas yang cukup besar.
Kemudian melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan maksimum di
sekitar area matahari.
Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas
matahari dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan
mengelilingi matahari akibat gaya gravitasi, sedangkan bagian lainnya
terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang
mengelilingi mathari akhirnya mengalami pendinginan, hingga
terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin.

3. Teori Tidal
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama
James Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918
silam. Menurut teori tidal, pembentukan bumi terjadi akibat massa gas
matahari mengalami tarik menarik akibat bergesekan dengan bintang
yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak
ke arah luar membentuk cerutu. Bagian yang berbentuk cerutu inilah
akhirnya mengalami pendinginan. Proses pendinginan mengakibatkan
bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian gumpalan-
gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi.
4. Teori Georges-Louis Leclerc
Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan
Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari
tumbukan komet dengan matahari. Hal ini menyebabkan sebagian
massa matahri terpental jauh hingga terbentuklah suatu planet.
Pendapatnya ini disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak
diterima oleh kalangan ilmuwan lainnya.

D.Susunan Interior Bumi


Jari-jari bumi diukur dari permukaan menuju pusat sekitar 6.371 km.
Namun, akibat rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal
membuat jari-jari bumi bertambah besar di daerah ekuator. Sebaliknya,
jari-jari bumi dengan nilai terkecil terdapat pada daerah kutub.
Selanjutnya, untuk mempelajari susunan interior bumi maka manusia
menggunakan ilmu geofisika. Geofisika merupakan suatu disiplin ilmu
yang mempelajari sifat-sifat fisik bumi. Metode yang dilakukan adalah
dengan menggunakan gelombang seismik pasif yaitu, gelombang S dan
gelombang P. Dari hasil pengukuran tersebut, secara umum dapat
dibagi menjadi tiga bagian susunan interior bumi, yaitu:
1. Kerak bumi
Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi. Memiliki sifat kaku
dan tidak elastis. Kerak bumi sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu kerak
benua dan kerak samudera. Kerak benua memiliki ketebalan 20-70 km
dengan kisaran suhu 200-5000C.
Komposisi penyusun kerak benua adalah silika (Si), aluminium (Al),
natrium (Na), dan kalium (K), selain itu kerak benua juga bersifat asam.
Selanjutnya bagian kedua disebut sebagai kerak samudera, dengan
ketebalan 8-15 km. Adapun suhu kerak samudera kisaran 400-7000C.
Kerak samudera bersifat basa. Oleh sebab itu, kandungan bahan
penyusunnya mayoritas adalah silika (Si), magnesium (Mg), kalsium
(Ca), dan besi (Fe). Densitas rata-rata kedua bagian tersebut adalah 2,7
g/cc dan 3,3 g/cc.

2. Mantel
Mantel merupakan bagian kedua setelah kerak bumi. Mantel bumi
terdiri atas dua bagian, yaitu mantel luar (astenosfer) dan manatel
dalam (mesosfer). Pertama, mantel luar (astenosfer) bersifat plastis,
serta dapat bergerak layaknya fluida. Astenosfer membentang dari
kedalaman 200 km hingga 660 km di bawah permukaan bumi.
Sedangkan suhu dari astenosfer adalah 1.100-2.0000C serta memiliki
densitas rata-rata 3,3 g/cc. Sebagian dari lapisan astenosfer bergabung
dengan kerak membentuk lempeng bumi. Bagian inilah yang disebut
dengan litosfer.Selanjutnya bagian kedua yaitu, mantel dalam
(mesosfer). Mesosfer memiliki sifat kaku dan basa. Kedalaman
mesosfer berkisar 660-2.900 km dengan rentang suhu 2.000-3.0000C
serta memiliki densitas sekitar 5,7 g/cc. Ke…
3. Inti
Inti merupakan bagian terdalam dari bumi. Sama halnya dengan kerak
dan mantel bumi, inti juga dibagi dalam dua bagian, yaitu inti luar dan
dalam. Inti luar bersifat cair, sedangkan inti dalam bersifat padat.
Perbedaan sifat itulah yang membentuk gelombang elektromagnetik
dan kutub bumi. Inti luar bumi berada pada kedalaman 2.900-5.150 km
dengan densitas 10-12 g/cc. Adapun suhu inti luar berkisar 3.000-
3.8000C.

E. Proses Pembentukan Muka Bumi


Proses pembentukan muka bumi disebut juga dengan proses geologis.
Proses ini terdiri dari dua macam, yaitu proses dari dalam (endogen)
dan proses dari luar (eksogen). Kedua proses inilah yang membetukan
muka bumi tidak rata, berikut penjelasan dari kedua proses tersebut:
1. Proses Endogen
Proses pembentukan muka bumi dari dalam disebut juga dengan
proses endogen. Proses ini disebabkan adanya energi panas dari mantel
dan kerak bumi. Energi panas yang timbul berasal dari disintegrasi
unsur radioaktif mantel bumi.Hal tersebut berakibat pada munculnya
fenomena-fenomena alam seperti, gempa bumi, berkembangnya
benua, munculnya palung samudera dan pegunungan, aktivitas
vulkanik, pembentukan bantuan dan lainnya.

2. Proses Eksogen
Selain proses dari dalam atau proses endogen, pembentukan muka
bumi juga dipengaruhi oleh proses eksogen. Proses dari luar atau
eksogen ini merupakan tenaga pembentuk muka bumi yang bersifat
merombak, memperbaiki, dan membangun. Adapun proses
pembentukan terjadi di lapisan listosfer.
Pada lapisan litosfer akan terjadi penggerusan atau perombakan oleh
tenaga eksogen, seperti pelapukan, pengikisan, dan sedimentasi. Awal
mulanya sebuah gumpalan tanah akan dihancurkan dengan pelapukan.
Kemudian dikikis dan diangkut oleh air, gletser atau lainnya. Setelah itu
akan terjadi pengendapan atau sedimentasi, sehingga menjadi
hamparan batuan dari kasar hingga halus.

F. Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupan


Setelah kita mengenal bumi dari awal mula pembentukannya, susunan
interior serta pembentukan muka bumi, selanjutnya kita perlu tahu
terkait gejala-gejala alam yang terjadi ya, Grameds. Berikut
penjelasannya yaitu: (a) gejala geografis yang terjadi di atmosfer
seperti, angin, petir, awan, dan hujan; (b) gejala geografis yang terjadi
di lapisan litosfer seperti, gempa bumi, gunung berapi, patahan, dan
lipatan; (c) gejala geografis yang terjadi pada pedosfer yaitu,
pembentukan tanah dan batuan, erosi, serta sedimentasi; (d) gejala
geografis yang terjadi di hidrosfer seperti, banjir, abrasi, dan tsunami;
dan (e) gejala geografis yang terjadi di biosfer seperti migrasipenduduk.
Nah, itulah beberapa gejala geografis yang terjadi dalam.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari keseluruhan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa bumi
yang kita tinggali sekarang membutuhkan waktu miliaran tahun untuk
terbentuk. Banyak teori yang disampaikan terkait pembentukan bumi,
seperti teori big bang, laplace, bintang kembar, dan lainnya. Dengan
demikian, kita dapat mengetahui bagaimana proses terbentuknya
bumi. Bukan hanya itu saja, Bumi juga begitu kompleks, seiring dengan
perkembangannya maka terjadi banyak fenomena-fenomena alam di
dalamnya. Misalnya seperti pembentukan interior bumi, pembentukan
muka bumi, gejala geografis serta penampakan bentang alam.

DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, A. Gunawan. 2000. Tata Surya dan Alam Semesta.
Yogyakarta:
Kanisius
Abadi, Rinawan, dan Nunik Nuryati. 2007. Bintang Menjadi Pedoman.
Bandung:
Pakar Raya
Ambarsari, Rika Yuni. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning
dan
Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar
IPA Ditinjau dari Minat Siswa Kelas V SD Kecamatan Bulukerto Tahun
Pelajaran 2012/ 2013. Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha. Volume 1
Nomor 1
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi

Anda mungkin juga menyukai