Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH GEOGRAFI

Sejarah Pembentukan Bumi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


SMAN 4 Rejang Lebong
Tahun ajaran 2022/2023
Sejarah Terbentuknya Bumi

Disusun Oleh :
Nama Anggota :

1. Elva trisna pasah (12)

2. Elsya muharani (11)

3. Meisya hariyanti (19)

4. Putri adi setiawan (30)

5. Siti desti sekar sari (34)

6. Nur auliya fajr (28)

7. Salsabilah asyqar (33)

Pembuatan Makalah dengan judul “Sejarah Pembentukan Bumi” telah di setujui guru
pembimbing.

Menyetujui,
Guru Pembimbing

Anggi Mantara, M.Pd

II
Motto

“Jika kamu tidak dapat melakukan hal besar, lakukan dari hal
kecil namun dengan cara yang hebat”
- Napoleon Hill

III
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah singkat ini adalah “Makalah Sejarah Pembentukan Bumi”.

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada guru
geografi yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah singkat ini.
Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.

Rejang Lebong, 8 November 2022

Hormat kami,

Kelompok 5

IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………..iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………2
C. Hipotesis Penelitian…………………………………….2
C. Tujuan Penelitian……………………………………….3
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………..4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………….13
B. Saran……………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………14
LAMPIRAN………………………………………………..15

V
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Sejarah Bumi berkaitan dengan perkembangan planet Bumi sejak terbentuk


sampai sekarang. Hampir semua cabang ilmu alam telah berkontribusi pada
pemahaman peristiwa-peristiwa utama di Bumi yang sudah lampau. Usia Bumi
ditaksir sepertiganya usia alam semesta. Sejumlah perubahan biologis dan geologis
besar telah terjadi sepanjang rentang waktu tersebut. Bumi terbentuk sekitar
4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu melalui akresi dari nebula matahari. Pelepasan
gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen dan
beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini. Sebagian besar
permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan sering bertabrakan dengan
benda angkasa lain. Sebuah tabrakan besar diduga menyebabkan kemiringan sumbu
Bumi dan menghasilkan Bulan. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk
kerak padat dan memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan
pertama muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis
muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, nan memperkaya oksigen di atmosfer.
Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan mikroskopis, sampai
akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai lahir sekitar 580 juta tahun yang
lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami diversifikasi filum besar-besaran
yang sangat cepat. Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak
terbentuk. Organisme terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah
seiring perubahan Bumi. Proses tektonik lempeng memainkan peran penting dalam
pembentukan lautan dan benua di Bumi, termasuk kehidupan di dalamnya. Biosfer
memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan kondisi abiotik lainnya di planet ini,
seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi oksigen, dan penciptaan tanah.

Bumi, adalah planet ketiga dari Matahari, dan satu-satunya tempat yang sejauh ini
kita ketahui dihuni oleh makhluk hidup. Meski Bumi hanya planet terbesar kelima di
tata surya, Namun Bumi cukup spesial karena menjadi satu-satunya dunia di tata
surya kita dengan air cair di permukaannya.
Proses terbentuknya bumi memang selalu membuat orang penasaran. Bagaimana
akhirnya bumi bisa menjadi planet yang layak ditinggali manusia dan makhluk hidup
lainnya merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Karena pada awal proses
terbentuknya bumi, planet biru ini bukanlah planet yang aman untuk makhluk hidup.

Untuk menjawab rasa penasaran, berikut kami sampaikan bagaimana proses


terbentuknya bumi dari awal hingga bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi
makhluk hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan sejarah terbentuknya bumi !
2. Apa saja Teori-teori penyebab terbentuknya bumi ?
3. Bagaimana perkembangan terbentuknya bumi ?

C.Hipotesis

1. Hipotesis Kabut Kant-Laplace


Hipotesis kabut (nebula) dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre de
Laplace (1796). Hipotesis ini mengemukakan bahwa di jagat raya telah terdapat gas
yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula).
Adanya gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar
ini berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang kencang, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Fragmen yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Hipotesis Planetesimal
Hipotesis ini dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton, yang mengungkapkan
bahwa pada mulanya telah terdapat "matahari asal".
Pada suatu ketika, matahari asal didekati oleh sebuah bintang besar, yang
menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari.
Oleh tenaga penarikan pada matahari asal tadi, maka terjadilah ledakan-ledakan yang
hebat.
Gas yang meledak keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan
membeku sebagai benda-benda yang padat, yang disebut Planetesimal.
Benda padat yang disebut Planetesimal ini dalam perkembangan selanjutnya menjadi
planet-planet yang salah satunya adalah Bumi.
3. Hipotesis Pasang Surut Gas
Hipotesis ini dikemukakan oleh James Jeans dan Jeffreys, yang menyebutkan bahwa
sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek.
Gaya tarik antara bintang besar dengan matahari menyebabkan terbentuknya semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari.Hal ini mirip dengan
terjadinya pasang surut air laut di Bumi yang disebabkan oleh gaya tarik Bumi dan
bulan. Gunung-gunung yang terbentuk mencapai tinggi yang luar biasa dan

2
membentuk lidah. Dalam lida yang panas terjadi perapatan gas, membentuk kolom-
kolom, yang akhirnya pecah menjadi benda-benda tersendiri membentuk planet.
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis ini dikemukakan oleh astronom Belanda bersama Gerard P. Kulper pada
tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari
gumpalan awan gas atau bola kabut besar yang membentuk cakram raksasa.
Gumpalan-gumpalan itu kemudian membeku menjadi bahan planet dan satelitnya.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis ini dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956. Menurutnya, galaksi
berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak
material yang terlempar. Bintang yang tidak meledak adalah matahari, sedangkan
pecahan bintang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

D.     Tujuan Makalah
a) Mengetahui terbentuk nya jagat raya dan sejarah pembentukan muka bumi.
b) Mengetahui semua yang ada di dalam jagat raya dan permukaan bumi serta
mengetahui faktor-faktor mendorong terbentuknya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bumi

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-
kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu
massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun
yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang
terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan
Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia
lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain.

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah
satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam
seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran
pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang
surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.

Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi, yang sangat kita rasakan luas
sekali. Bayangkan saja jari-jari bumi 6.370 km. Panjang keliling khatulistiwa (garis
ekuator) 40.000 km, berarti 40 kali panjang Pulau Jawa. Bumi merupakan salah satu
anggota tata surya (sistem matahari). 

Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari.
Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan
sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan
sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi
gumpalan besar (Matahari) tersebut. 

Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah


mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet
yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan
Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.

4
Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula sebagian dari planet,
tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah yang
disebut Bulan atau Satelit. Kejadian tersebut memakan waktu yang sangat lama.
Jadi, Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta tahun yang lalu.
Sesudah

Bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-
kelamaan bagian luarnya makin padat sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati
manusia, tumbuh-tumbuhan serta makhluk hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling
luar memiliki ketebalan ± 1.200 km. Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini
terdapat berbagai oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).

Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih


berat menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsur-unsur silikon
dan magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur
persenyawaan logam sulfida. 

Yang paling dalam adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari
masing-masing bagian dapat diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang
gempa karena gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan
gelombang pada lapisan tersebut.

Zaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4,


yaitu Prakambrium,Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum

B. Teori terbentuknya muka bumi

Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara
lain:

1.      Teori Kontraksi oleh Descrates


Teori ini menyatakan bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang
disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya
terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.

2.      Teori Dua Benua oleh Edward Zuees


Teori ini menyatakan bahwa awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar,
yaitu Laurasia dan Gondwana yang bergerak kea rah equator, sehingga terpecah-
pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa,
dan Amerika Utara. Gondwana pecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika
Selatan.

5
3.      Teori Pengapungan Benua oleh Alfred Wegener
Teori ini menyatakan bahwa di bumi hanya ada satu benua super besar
yaitu Pangea.Kemudian benua ini terpecah-pecah dan terus bergerak ke arah equator.
Teori ini dapat dibuktikan adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur
pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa
dan Afrika, serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.

5.      Teori Konveksi
Teori ini menyatakan bahwa di alam bumi ini masih dalam keadaan panas dan
berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya.

6.      Teori Lempeng Tektonik


Kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng yang berada di atas lapisan
astenosfer. Lempeng ini terdiri dari atas lempeng benua dan lempeng samudera.
Lempeng-lempeng ini bergerak dan mendesak satu sama lain. Bertemunya antara dua
benua lempeng disebut tumbukan (subduction), sedangkan daerah yang menjadi
tempat tumbukan lempeng-lempeng disebut subduction zone.

Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:

7. Teori Kabut(Nebula)

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-
Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori  nebula ini terdiri dari
beberapa tahap,yaitu

 Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu
pekat dan besar.
 Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang
bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari
matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
 Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan
secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan
membentuk Susunan Keluarga Matahari.

6
8. Teori Planetisimal

Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli


astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi,
mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari
massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang
ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat
sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi
antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada
bagian tepi.

Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan


permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal.
Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya
membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.

9. Teori Pasang Surut Gas(Tidal)

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,


yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak
bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi.

Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang
ke arah bintang besar itu.Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan
akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri,
yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian
tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan
Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan
relatif lebih cepat.

7
10. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori
ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang
tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu
sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.

11. Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar
pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang
4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi
yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata
surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

 Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap


hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses
pembentukan bumi, yaitu:
 Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
 Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang
angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di
alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan
jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama
sekali dan berubah menjadi helium.

8
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh
masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu
pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah
diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .

12. Teori Buffon 

Ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau


mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah
komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet.

13. Teori Kuiper atau teori kondensasi 

Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk


piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet.Pusat piringan yang merupakan
protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur
ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet – planet.Dalam teorinya
beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa.
Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya
sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat
berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan
perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah
matahari.

14. Teori Weizsaecker 

Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman


mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh
massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu
hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan
tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal
dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa
tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.

15. Teori Whipple

Seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya


tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam
piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan

9
akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke
angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet –
planet.

Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang


bernama Sir Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut “Steady-
State”.Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan
kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini
sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah
lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan
pandangan mereka.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big
Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan
raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain
itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu
sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah,
diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal
peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan
mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer.
COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis.
Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan
Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal
pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar
sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal.
Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan
materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada
selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini
menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak
berawal dan tidak berakhir.

Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-


satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi.
Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di
abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme
dialektika Karl Marx.Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak
hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya

10
Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George Politzer
mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan
menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan
seketika dan dari ketiadaan".

Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan,
ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang
mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang
berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan
materialisme ini.

Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big
Bang', dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume
nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman.
Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas
pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'.
Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam
semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20.

C. Perkembangan Bumi

Adapun teori-teori tentang Perkembangan Bumi :

1.Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant

Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di
bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.

2.Teori Descartes dan Suess

Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah
proses pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan,
lipatan yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini disebut teori
kontraksi.

3.Teori Geosinklin

Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh
Dana pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan

11
batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada
Pegunungan Himalaya, Alpina dan Andes.

Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi
mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim
sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan)
pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen
akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini
endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang
terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena
terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan
yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.

Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas


vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa
dijelaskan dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap
bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal. Artinya, semua
deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan
bidang yang terdeformasi.

4. Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)

Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan


konsep Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and
Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu “super continent” yang disebut Pangaea
(artinya semua daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya,
hipotesa ini mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua
yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai
saat ini. Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super
kontinen , yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang
disebut juga Gondwanaland.

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses
terbentuknya bumi, yaitu :
1. Bumi berasal dari duatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian
membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi
Bima Sakti, lalu sistem tata surya. Bumi terbentuk dari bagian kecil yang terlempar ke
luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga
terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti
dlam inti luar, mantel dalam, mentel luar, dan kerak bumi.

B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga sebaik-baiknya
segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor

13
DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 2006. GEOGRAFI SMA. Jakarta : Erlangga.

Sutamar, Mustafa. 2006. Buku Alam Semesta dan Kehancurannya. Jakarta :


Percetakan Offcet.

14
Lampiran

Terbentuknya Bumi

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54×109)


tahun yang lalu melalui akresi dari nebula
matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak
beroksigen dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini.

Teori Kabut (Nebula)

Teori Kabut disebut juga Teori


Nebula.Teori tersebut
dikemukakan oleh Immanuel Kart dan Simon de Laplace. Menurut teori ini mula-
mula ada sebuah nebula yang baur dan hampir bulat yang berotasi dengan kecepatan
sangat lambat sehingga mulai menyusut.

15
Teori Planetisimal

Teori Planetisimal Hypothesis dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Amerika


Forest Ray Moulton dan seorang ahli geologi T.C Chamberlain, keduanya
berpendapat matahari terdiri dari gas dengan massa besar hingga kemudian didekati
oleh bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di area sekitar matahari.

Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Pada teorinya, mereka mengatakan bahwa ratusan juta tahun yang lalu ada sebuah
bintang yang mendekati matahari. Akibatnya, terjadi pasang surut pada tubuh
matahari dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung raksasa pada tubuh
matahari.

16
Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar menyatakan bahwa Matahari adalah bintang kembar yang
mengelilingi medan gravitasi. Pencetus teori ini berpendapat bahwa tata surya
terbentuk akibat ledakan dari bintang kembar tersebut.

Teori Bigbang

Teori Big Bang menjelaskan bahwa


alam semesta yang kita kenal berasal dari
titik tunggal dengan panas dan padat yang tak terhingga. Titik tunggal ini

17
mengembang dan meregang dengan kecepatan yang tak terduga dalam 13,8 miliar
tahun dan terus berkembang menjadi alam semesta yang kita kenal sekarang.

Teori Kontraksi Pembentukan Bumi

Teori yang dikemukakan oleh Descartes (1596-1650), yang mengatakan bahwa bumi
semakin lama akan menyusut dan mengerut dari adanya pendinginan sehingga
permukaan terdapat relief yang beragam seperti gunung, dataran, dan lembah.

Teori Geosinklin

Teori geosinklin ialah teori yang dikemukakan oleh James Hal pada tahun 1811-1898.
Teori ini menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi

18
selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrem sedimen yang tebal.
Proses pengendapan ini menyebabkan Subdisence pada dasar cekungan

Teori Pengapungan Benua

Teori Apungan Benua dari Alfred Wagener menyatakan bahwa benua terbentuk akibat
adanya pergerakan lempeng-lempeng di kerak bumi. Pergerakan lempeng ini dapat
mengakibatkan lempeng-lempeng ini saling bergeser, saling mendekat atau saling
menjauh.

DAFTAR PUSTAKA

19
Bintarto. 2006. GEOGRAFI SMA. Jakarta : Erlangga.

Sutamar, Mustafa. 2006. Buku Alam Semesta dan Kehancurannya. Jakarta :


Percetakan Offcet.

20

Anda mungkin juga menyukai