Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH GEOGRAFI

Teori Pembentukan Planet Bumi

Kelompok 3

1. Florencia Jingga Cathabella


2. M Zevariyan Bumi
3. Mamik Yunika Susanti
4. Muhammad Risky Gucie Parera
5. M Rozer Al Bukhari
6. Suci Tri Aulia
7. Sintya Maharani
8. Riki Tri Noviansyah
9. Yelis Mitri Siswandari

SMAN 4 REJANG LEBONG


Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Mahaesa, yang


atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “ Teori Pembentukan Planet Bumi”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan


untuk memenuhi nilai tugas mata Pelajaran Geolografi di Universitas
SMA Negeri 4 Rejang Lebong. Secara khusus penulis menyampaikan
terima kasih kepada Guru dan teman-teman yang telah memberikan
dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis,
baik selama mengikuti pelajaran maupun dalam menyelesaikan
makalah ini.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan karya tulis ini.

Curup, 7 November 2022


Penyusun

KELOMOPOK 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………...………
1.2 BATASAN MASALAH………………………………………....
1.3 TUJUAN PENELITIAN…………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………
2.1 PENGERTIAN BUMI ………………….……………………….
2.2 TEORI PEMBENTUKAN PLANET BUMI…………………….
2.3 CONTOH TEORI PEMBENTUKAN BUMI……………………
2.4 SUSUNAN INTERIOR BUMI…………………………………..
2.5 PROSES PEMBENTUKAN MUKA BUMI.…………………….
2.6 JENIS-JENIS GEJALA GEOGRAFIS DALAM KEHIDUPAN...
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………
3.2 SARAN……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………….……………………….
……………………….
LAMPIRAN…………………………………………………………...…..
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta
isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas
beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan
seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi
sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di
alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama
ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata
surya.

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang


surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas
dari proses terbentuknya tata surya kita. Permulaan terjadinya Bumi
merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas
yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan
sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah
dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar
terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut.
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut
setelah mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Disini
saya membuat makalah tentang Teori Pembentukan Planet Bumi dan
mempunyai batasan masalah, serta tujuan dalam penelitian ini.

1.2 Batasan Masalah


1.2.1 Bagaimana sejarah terbentuknya planet bumi ?

1.2.2 Bagaimana cara mengetahui yang ada di dalam permukaan bumi ?

1.2.3 Bagaimana faktor faktor terbentuknya permukaan bumi ?


1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Untuk mengetahui terbentuknya dan sejarah pembentukan muka bumi

1.3.2 Untuk mengetahui semua yang ada di dalam permukaan bumi

1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor mendorong terbentuknya


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bumi

Bumi Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup


beserta isinya. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar
kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal
sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu
Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang
sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah
dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan,
Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan
dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain.

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas


beberapa lapisan bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan
seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi
sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di
alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama
ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi)
dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan
pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi
tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi, yang sangat
kita rasakan luas sekali. Bayangkan saja jari-jari bumi 6.370 km.
Bumi merupakan salah satu anggota tata surya (sistem matahari).

Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan


gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam
keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian
gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh, tetapi
gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi
gumpalan besar (Matahari) tersebut.

2.2 Teori Pembentukan Planet Bumi

Penjelasan tentang asal muasal terbentuknya bumi beserta


serangkaian gejala didalamnya disebut sebagai teori pembentukan
bumi. Melalui berbagai penelitian yang dilakukan, para ilmuwan
mencoba untuk menjawab hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan
terkait pembentukan bumi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya
berbagai macam teori. Teori pembentukan bumi tersebut kemudian
menjadi rujukan para ahli geografis untuk mendalami sifat-sifat yang
terkandung dalam bumi itu sendiri. Nah, selanjutnya kita bahas
contoh-contoh teori pembentukan bumi:
2.3 Contoh Teori Pembentukan Bumi

Teori pembentukan bumi mencoba menjelaskan bagaimana awal


mula bumi. Nah, beberapa ilmuwan banyak menyatakan
pendapatnya berdasarkan sebuah kajian, penelitian, pengamatan
serta gejala-gejala yang timbul. Berikut beberapa ulasan terkait teori-
teori pembentukan bumi:

2.3.1 Teori Ledakan Besar

Setelah bermunculan banyak teori, Big Bang atau teori ledakan


besar menjadi paling populer di kalangan akademisi. Teori Big
Bang menyatakan bahwa bumi telah terbentuk selama puluhan miliar
tahun. Awalnya terdapat gumpalan kabut yang berputar pada suatu
poros.

Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan


terlempar ke luar angkasa dan membentuk sebuah piring cakram
raksasa. Hingga pada suatu waktu cakram raksasa yang terdiri dari
kabut dan gas meledak.Ledakan besar tersebut akhirnya membentuk
galaksi serta nebula-nebula. Tercatat selama 4,6 miliar tahun,
nebula-nebula membeku dan menjadi galaksi, salah satunya Galaksi
Bima Sakti. Kemudian bagian dari galaksi tersebut mengalami
kondensasi membentuk gumpalan kecil yang dinamai planet,
termasuk bumi di dalamnya.
2.3.2 Teori Bintang Kembar

Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli


astronomi yang bernama Raymond Arthur Lyttleton. Menurut
Arthur, bintang kembar merupakan bagian terkecil dari sebuah
galaksi. Salah satu bintang dalam galaksi meledak sehingga banyak
material yang dikandungnya terlempar. Sedangkan bintang yang lain
tidak mengalami ledakan karena adanya gaya gravitasi. Oleh sebab
itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya mengelilingi
bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal
sebagai matahari, lainnya dalam bentuk pecahan akibat ledakan
dikenal sebagai planet, salah satunya bumi.

2.3.3 Teori Kabut Nebula

Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga


dengan teori kabut nebula. Teori ini muncul sekitar tahun1755,
kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace pada tahun 1796.
Teori kabut nebula menjelaskan bahwa terdapat kumpulan gas bebas
di luar angkasa yang disebut kabut nebula. Kemudian terjadi tarik
menarik antar gas yang membentuk kabut semakin besar dan
bergerak cepat.proses perputaran ini menyebabkan materi kabut
terlempar dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar
mengalami pendinginan dan penggumpalan menjadi sebuah planet.

2.3.4 Teori Laplace


Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar
matematika dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre
Simon Marquis de Laplace. Teori ini muncul pada tahun 1796 di
Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas
yang berputar-putar pada sebuah pusat peredaran.

Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di


sekelilingnya yang kemudian terlempar atau bergerak menjauh.
Hingga akhirnya cincin-cincin yang bergerak menjauh tersebuh
mengalami pendinginan membentuk bola raksasa. Kemudian bola
raksasa inilah yang disebut sebagai bumi.

2.3.5 Teori Planetisimal


Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama
T.C Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses
pembentukan bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih
dulu sebagai pusat peredaran dengan massa gas yang cukup besar.
Kemudian melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan maksimum
di sekitar area matahari.

Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas


matahari dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan
mengelilingi matahari akibat gaya gravitasi, sedangkan bagian
lainnya terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang
mengelilingi mathari akhirnya mengalami pendinginan, hingga
terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin.

Dari planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup


besar pada massa gas. Akibat daya tarik tersebut planetisimal
menjadi padat. Hingga akhirnya membentuk sebuah planet, salah
satunya planet kita sekarang, yaitu bumi.
2.3.6 Teori Tidal
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang
bernama James Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada
tahun 1918 silam. Menurut teori tidal, pembentukan bumi terjadi
akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik akibat
bergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik
menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar membentuk
cerutu.

Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami


pendinginan. Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi
gumpalan-gumpalan bola. Kemudian gumpalan-gumpalan bola
inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi.

2.3.7 Teori Georges-Louis Leclerc


Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis
Georges, dan Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan
bumi berasal dari tumbukan komet dengan matahari. Hal ini
menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga
terbentuklah suatu planet. Pendapatnya ini disampaikan pada tahun
1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan ilmuwan lainnya.

2.3.8 Teori Kuiper


Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi
menyatakan bahwa pada awalnya terdapat nebula yang sangat besar
dengan bentuk mirip piringan cakram. Adapun pusat piringan
cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian
yang mengelilingi protomathari disebut sebagai protoplanet.
Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar. Namun,
protoplanet mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya
menggumpal membentuk planet. Inilah asal mula planet bumi
terbentuk.

2.3.9 Teori Weizsacker


Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu
astronomi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut
mencetuskan sebuah teori yang menyatakan bahwa awal mulanya
tata surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut
dikelilingi oleh sebuah kabut gas.

Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan,


seperti hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya
kabut gas tersebut karena panas matahari. Sedangkan unsur yang
berat mengalami penggumpalan dan disebut sebagai planet.

2.3.10 Teori Whipple Fred L


Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred
L menjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas
aneh. Kabut dan gas ini mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi
dalam sebuah piringan besar.

Kabut dan gas yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa


hingga menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan menguap di
angkasa. Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet.
2.3.11 Teori Pasang Surut Gas
Teori ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun
1918. Pencetus dari teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffreys.
Kedunya sepkat bahwa pembentukan bumi berawal dari bintang
besar yang mendekati matahari, hingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada matahari berupa gas.

Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan


gelombang raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang
yang membentuk lidah pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan
gas, hingga terpecah menjadi planet-planet, salah satunya bumi.

2.4 Susunan Interior Bumi

Bumi tempat kita tinggal ini berbentuk bola tak sempurna. Jari-
jari bumi diukur dari permukaan menuju pusat sekitar 6.371 km.
Namun, akibat rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal
membuat jari-jari bumi bertambah besar di daerah ekuator.
Sebaliknya, jari-jari bumi dengan nilai terkecil terdapat pada daerah
kutub. Selanjutnya, untuk mempelajari susunan interior bumi maka
manusia menggunakan ilmu geofisika. Geofisika merupakan suatu
disiplin ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik bumi. Metode yang
dilakukan adalah dengan menggunakan gelombang seismik pasif
yaitu, gelombang S dan gelombang P.

Dari hasil pengukuran tersebut, secara umum dapat dibagi


menjadi tiga bagian susunan interior bumi, yaitu:
2.4.1 Kerak bumi

Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi. Memiliki sifat


kaku dan tidak elastis. Kerak bumi sendiri terdiri atas dua bagian,
yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua memiliki
ketebalan 20-70 km dengan kisaran suhu 200-5000C.

Komposisi penyusun kerak benua adalah silika (Si), aluminium


(Al), natrium (Na), dan kalium (K), selain itu kerak benua juga
bersifat asam. Selanjutnya bagian kedua disebut sebagai kerak
samudera, dengan ketebalan 8-15 km. Adapun suhu kerak samudera
kisaran 400-7000C.

Kerak samudera bersifat basa. Oleh sebab itu, kandungan bahan


penyusunnya mayoritas adalah silika (Si), magnesium (Mg), kalsium
(Ca), dan besi (Fe). Densitas rata-rata kedua bagian tersebut adalah
2,7 g/cc dan 3,3 g/cc.

2.4.2 Mantel
Mantel merupakan bagian kedua setelah kerak bumi. Mantel
bumi terdiri atas dua bagian, yaitu mantel luar (astenosfer) dan
manatel dalam (mesosfer). Pertama, mantel luar (astenosfer) bersifat
plastis, serta dapat bergerak layaknya fluida. Astenosfer
membentang dari kedalaman 200 km hingga 660 km di bawah
permukaan bumi.
Sedangkan suhu dari astenosfer adalah 1.100-2.0000C serta
memiliki densitas rata-rata 3,3 g/cc. Sebagian dari lapisan astenosfer
bergabung dengan kerak membentuk lempeng bumi. Bagian inilah
yang disebut dengan litosfer.

Selanjutnya bagian kedua yaitu, mantel dalam (mesosfer).


Mesosfer memiliki sifat kaku dan basa. Kedalaman mesosfer
berkisar 660-2.900 km dengan rentang suhu 2.000-3.0000C serta
memiliki densitas sekitar 5,7 g/cc. Kedua bagian mantel ini memiliki
perbedaan sifat sehingga memunculkan bidang diskontinuitas rapetti.

2.4.3 Inti

Inti merupakan bagian terdalam dari bumi. Sama halnya dengan


kerak dan mantel bumi, inti juga dibagi dalam dua bagian, yaitu inti
luar dan dalam. Inti luar bersifat cair, sedangkan inti dalam bersifat
padat.

Perbedaan sifat itulah yang membentuk gelombang


elektromagnetik dan kutub bumi. Inti luar bumi berada pada
kedalaman 2.900-5.150 km dengan densitas 10-12 g/cc. Adapun
suhu inti luar berkisar 3.000-3.8000C.

Adapun komposisi utama dari inti luar terdiri dari besi (Fe),
nikel (Ni), dan sulfur (S). Sedangkan komposisi inti dalam adalah
besi (Fe), nikel (Ni), dan uranium (U). Berbeda dengan inti luar,
suhu inti dalam sangatlah tinggi, berkisar 3.800-6.0000C akibat dari
reaksi nuklir.
Suhu tersebut sangatlah tinggi, sama halnya dengan suhu
permukaan bumi. Namun, lapisan inti dalam bersifat padat. Hal ini
dikarenakan adanya energi gravitasi dengan memiliki densitas yang
sangat tinggi pula yaitu, >12 g/cc.

2.5 Proses Pembentukan Muka Bumi

Proses pembentukan muka bumi disebut juga dengan proses


geologis. Proses ini terdiri dari dua macam, yaitu proses dari dalam
(endogen) dan proses dari luar (eksogen). Kedua proses inilah yang
membetukan muka bumi tidak rata, berikut penjelasan dari kedua
proses tersebut:

2.5.1 Proses Endogen

Proses pembentukan muka bumi dari dalam disebut juga dengan


proses endogen. Proses ini disebabkan adanya energi panas dari
mantel dan kerak bumi. Energi panas yang timbul berasal dari
disintegrasi unsur radioaktif mantel bumi.

Hal tersebut berakibat pada munculnya fenomena-fenomena


alam seperti, gempa bumi, berkembangnya benua, munculnya
palung samudera dan pegunungan, aktivitas vulkanik, pembentukan
bantuan dan lainnya.

2.5.2 Proses Eksogen

Selain proses dari dalam atau proses endogen, pembentukan


muka bumi juga dipengaruhi oleh proses eksogen. Proses dari luar
atau eksogen ini merupakan tenaga pembentuk muka bumi yang
bersifat merombak, memperbaiki, dan membangun. Adapun proses
pembentukan terjadi di lapisan listosfer.
Pada lapisan litosfer akan terjadi penggerusan atau perombakan
oleh tenaga eksogen, seperti pelapukan, pengikisan, dan sedimentasi.
Awal mulanya sebuah gumpalan tanah akan dihancurkan dengan
pelapukan. Kemudian dikikis dan diangkut oleh air, gletser atau
lainnya. Setelah itu akan terjadi pengendapan atau sedimentasi,
sehingga menjadi hamparan batuan dari kasar hingga halus.

2.6 Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupa

Setelah kita mengenal bumi dari awal mula pembentukannya,


susunan interior serta pembentukan muka bumi, selanjutnya kita
perlu tahu terkait gejala-gejala alam yang terjadi ya. Berikut
penjelasannya yaitu:

2.6.1 Gejala geografis yang terjadi di atmosfer seperti, angin, petir, awan,
dan hujan.
2.6.2 Gejala geografis yang terjadi di lapisan litosfer seperti, gempa bumi,
gunung berapi, patahan, dan lipatan.
2.6.3 Gejala geografis yang terjadi pada pedosfer yaitu, pembentukan
tanah dan batuan, erosi, serta sedimentasi.
2.6.4 Gejala geografis yang terjadi di hidrosfer seperti, banjir, abrasi, dan
tsunami.
2.6.5 Gejala geografis yang terjadi di biosfer seperti migrasi penduduk.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa
bumi yang kita tinggali sekarang membutuhkan waktu miliaran
tahun untuk terbentuk. Banyak teori yang disampaikan terkait
pembentukan bumi, seperti teori big bang, kabut nebula, bintang
kembar, dan lainnya. Dengan demikian, kita dapat mengetahui
bagaimana proses terbentuknya bumi.

Bukan hanya itu saja ya, Bumi juga begitu kompleks, seiring


dengan perkembangannya maka terjadi banyak fenomena-fenomena
alam di dalamnya. Misalnya seperti pembentukan interior bumi,
pembentukan muka bumi, gejala geografis serta penampakan
bentang alam.

3.2 Saran
Saran dari saya kita sebagai manusia harus bisa menikmati
dan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam
semesta beserta isinya). Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita
pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/teori-pembentukan-bumi/#:~:text=Teori
%20Big%20Bang%20menyatakan%20bahwa,membentuk%20sebuah
%20piring%20cakram%20raksasa.

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/5-teori-pembentukan-bumi-4249/

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pembentukan_Bumi

https://www.gokampus.com/blog/inilah-5-teori-pembentukan-bumi-menurut-
ahli

https://www.gokampus.com/blog/inilah-5-teori-pembentukan-bumi-menurut-
ahli
LAMPIRAN
1. Teori Kabut Nebula

2. Teori Bintang Kembar

3. Teori Big Bang


4. Interior Muka Bumi

Anda mungkin juga menyukai