MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas pada matakuliah “Ilmu Alamiyah Dasar”
Disusun oleh:
MEDAN
2022
0
0
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Bumi dan Alam Semesta”
Penulisan makalah ini adalah tugas individu yang harus diselesaikan oleh
masing-masing mahasiswa sebagai tugas akhir untuk matakuliah Ilmu Alamiyah
Dasar.Tujuannya adalah untuk lebih memahami tentang proses terbentuknya alam
semesta ini.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagad raya atau dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut alam semesta
merupakan sebuah tempat segenap benda-benda langit yang meliputi bintang,
planet, satelit dan benda-benda langit lainnya berada. Alam semesta ini proses
terbentuknya masih menyimpan misteri bagi setiap orang termasuk para ilmuwan.
Banyak teori yang diungkapkan oleh para ilmuwan tentang asal muasal
alam semesta. Dari beberapa teori tentang terbentuknya alam semesta ada tiga
teori yang terkenal yaitu teori jagad raya mengembang, teori ledakan besar dan
teori keadaan tetap. Namun dari tiga teori tersebut, teori yang paling terkenal
adalah teori ledakan besar (big bang).
Begitu pula dengan bumi yang merupakan satu dari milyaran benda langit
memiliki teori tentang asal muasalnya. Bumi telah terbentuk 4,6 milyar tahu yang
lalu. Akan tetapi, bentuk permukaan bumi selalu mengalami perubahan. Baik
secara perlahan maupun secara cepat.
Bumi dengan segala isi dan bentuknya merupakan salah satu planet
anggota tata surya yang beredar mengelilingi Matahari. Karena bumi merupakan
bagian dari tata surya, sejarah terbentuknya dan perkembangannya berhubungan
dengan sejarah terbentuknya tata surya.
Selanjutnya akan dibahas lebih dalam mengenai “Bumi dan Alam
Semesta”.
2
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka makalah ini memiliki tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian alam semesta, galaksi dan tata surya
2. Untuk mengetahui proses pembentukan alam semesta, galaksi dan tata
surya.
3. Untuk mengetahui bumi sebagai planet.
4. Untuk mengetahui struktur bumi.
5. Untuk mengetahui proses pembentukan benua dan samudra.
3
BAB II
PEMBAHASAN
b. Galaksi
Langit dihiasi bintang-bintang yang jumlahnya tak terhitung, yang bisa
diamati dengan mata telanjang maupun teropong bintang. Bintang-bintang
berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antar-bintang berjauhan di
angkasa(Ismail, 2009). Dari penjelasan Ismail al-Juwasy tersebut dapat kita
katakan bahwa galaksi tak ubahnya bak sekumpulan anak ayam yang tak mungkin
untuk dipisahkan dari induknya. Di mana ada anak ayam di situ pasti ada
induknya. Sama halnya bintang-bintang di angkasa sana mereka tak mungkin
gemerlap sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau
kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar
diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan,
yakni bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di
langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat
nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi
kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan
ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun
cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi (Jasin, 2008).
4
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan
mata telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni
galaksi Andromeda, Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil.
Galaksi Andromeda lebih besar daripada Milky way.
c. Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit
seperti satelit, komet, dan asteroid(Tjasyono, 2009). Tata surya tak lebih hanyalah
gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian
kecil dari galaksi.
Dikenal dengan sembilan planet yang terbagi dua bagian yaitu planet
dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari
yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang sekarang tereliminasi– termasuk
planet luar.
6
Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang
cukup untuk menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle
dan beberapa ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori keadaan
tetap yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa
–asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang
sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa sehingga menjadi
“sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada peristiwa sejarah tertentu.
Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat.
Dalam teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong
sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus
menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara
berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi
yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen,
yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya
kosong itu diterima secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar
salah satu hukum.
b. Terbentuknya Galaksi
Di awal terbentuknya alam semesta, galaksi bertabrakan dengan galaksi
lain sepuluh kali lebih sering daripada tabrakan galaksi di masa kini. Kesimpulan
ini dibuat berdasar observasi astronomi sebagai berikut. Kumpulan bintang yang
terbentuk 12,6 biliun tahun yang lalu menunjukkan bintang-bintang muda yang
berkumpul pada lokasi-lokasi tertentu di angkasa. Pengamatan terhadap kumpulan
bintang-bintang pada usia alam semesta yang lebih muda, yaitu sekitar 9 biliun
tahun yang lalu, menunjukkan galaksi-galaksi yang "gelembung-gelembung"
tanpa bentuk regular. Akhirnya, pengamatan terhadap alam semesta yang relatif
lebih tua, atau sekitar 5,3 biliun tahun lalu, menunjukkan kelompok-kelompok
bintang dengan bentuk yang jauh lebih jelas seperti piring spiral ketika mereka
saling bertumbukan. Kadang-kadang, galaksi bertabrakan dalam kelompok dua
atau tiga galaksi. Kelompok yang bertumbukan ini akan menyatu menjadi satu
galaksi yang besar. Penemuan ini kemudian disatukan ke dalam sebuah simulasi
7
yang memberikan kesimpulan yang mengejutkan bahwa galaksi terbentuk melalui
proses tumbukan. Proses tumbukan antar galaksi itu berlanjut sampai saat ini.
8
besar dan kemudian terjadi penarikan / tarik-menarik. Gas yang meledak keluar
dari atmosfer matahari, mengembun dan membeku menjadi benda padat yang
disebut planetesimal. Planetesimal ini kemudian mengalami pertumbuhan yang
terus-menerus dengan cara menarik bagian-bagian yang lebih kecil yang nantinya
menjadi planet.
Teori pasang surut
Teori ini mengemukakan bahwa pada Zaman dahulu terdapat sebuah
bintang yang berukuran besar bergerak melintas dekat matahari, Kemudian terjadi
gaya tarik-menarik dari bintang tersebut, menyebabkan permukaan matahari
terjadi proses pasang surut. Beberapa bagian massa matahari membentuk tonjolan
akibat gaya tarik- menarik. Tonjolan ini kemudian terputus membentuk tetesan-
tetesan gas , semakin lama tetesan gas ini akan membeku dan menjadi planet-
planet.
Teori Lyttleton
Pada awalnya tata surya merupakan bintang kembar yang salah satunya
sangat labil. Pada saat salah satu dari bintang tersebut meledak, bagian dari
ledakan tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak ini adalah matahari dan pecahan-pecahannya setelah dingin akan menjadi
planet.
Teori Awan Debu (Protoplanet)
Tata Surya terbentuk dari gumpalan panas dan debu yang sangat banyak.
Salah satu dari gumpalan tersebut mengalami pemampatan dan menarik-menarik
partikel-partikel debu yang kemudian membentuk gumpalan bola. Pada saat inilah
terjadi pilinan karena proses pilinan gumpalan bola menjadi berbentuk pipih
menyerupai cakram. Pada bagian lebih tebal terletak di tengah, proses pilinannya
lebih lambat daripada bagian tepi. Bagian tengah ini kemudian menjadi matahari.
Pada bagian yang tepi proses pilinannya berlangsung cepat sehingga
gumpalan menjadi terpecah membentuk gumpalan-gumpalan yang lebih kecil.
Gumpalan ini membeku kemudian menjadi bahan planet. Bahan planet inilah
9
1
0