Anda di halaman 1dari 12

BUMI DAN ALAM SEMESTA

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas pada matakuliah “Ilmu Alamiyah Dasar”

Dosen Pengampu : Drs.Parianto, M.Pd

Disusun oleh:

Isroini Panjaitan (71220211072)


Nadira (71220211047)
Arbi Arifshah (71220212012)

PROGRAM STUDI S‐1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2022

0
0
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Bumi dan Alam Semesta”

Penulisan makalah ini adalah tugas individu yang harus diselesaikan oleh
masing-masing mahasiswa sebagai tugas akhir untuk matakuliah Ilmu Alamiyah
Dasar.Tujuannya adalah untuk lebih memahami tentang proses terbentuknya alam
semesta ini.

Dalam menyelesaikan tugas ini tentunya penulis juga menemukan setiap


hambatan dalam penyelesaiannya. Dengan keyakinan dan bantuan semua pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi semua pihak. Terimakasih.

Medan, November 2022

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jagad raya atau dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut alam semesta
merupakan sebuah tempat segenap benda-benda langit yang meliputi bintang,
planet, satelit dan benda-benda langit lainnya berada. Alam semesta ini proses
terbentuknya masih menyimpan misteri bagi setiap orang termasuk para ilmuwan.
Banyak teori yang diungkapkan oleh para ilmuwan tentang asal muasal
alam semesta. Dari beberapa teori tentang terbentuknya alam semesta ada tiga
teori yang terkenal yaitu teori jagad raya mengembang, teori ledakan besar dan
teori keadaan tetap. Namun dari tiga teori tersebut, teori yang paling terkenal
adalah teori ledakan besar (big bang).
Begitu pula dengan bumi yang merupakan satu dari milyaran benda langit
memiliki teori tentang asal muasalnya. Bumi telah terbentuk 4,6 milyar tahu yang
lalu. Akan tetapi, bentuk permukaan bumi selalu mengalami perubahan. Baik
secara perlahan maupun secara cepat.
Bumi dengan segala isi dan bentuknya merupakan salah satu planet
anggota tata surya yang beredar mengelilingi Matahari. Karena bumi merupakan
bagian dari tata surya, sejarah terbentuknya dan perkembangannya berhubungan
dengan sejarah terbentuknya tata surya.
Selanjutnya akan dibahas lebih dalam mengenai “Bumi dan Alam
Semesta”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah untuk makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan alam semesta, galaksi dan tata surya?
2. Bagaimana proses pembentukan alam semesta, galaksi, dan tata surya?
3. Bagaimana bumi sebagai planet?
4. Bagaimana struktur bumi?
5. Bagaimana proses pembentukan benua dan samudra?

2
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka makalah ini memiliki tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian alam semesta, galaksi dan tata surya
2. Untuk mengetahui proses pembentukan alam semesta, galaksi dan tata
surya.
3. Untuk mengetahui bumi sebagai planet.
4. Untuk mengetahui struktur bumi.
5. Untuk mengetahui proses pembentukan benua dan samudra.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alam Semesta, Galaksi, dan Tata Surya


a. Alam Semesta
Alam semesta atau sering disebut juga jagad raya, sekarang ini awalnya
berasal dari gas yang berserakan secara teratur di angkasa kemudian menjadi
kabut (menjadi kumpulan kosmos-kosmos). Dalam pengertian alam semesta
mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikro kosmos yaitu benda-
benda yang berukuran kecil seperti atom, sel, elektron dan benda—benda kecil
lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran besar, seperti
bintang, planet, dan matahari (Purnama, 2008)

b. Galaksi
Langit dihiasi bintang-bintang yang jumlahnya tak terhitung, yang bisa
diamati dengan mata telanjang maupun teropong bintang. Bintang-bintang
berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antar-bintang berjauhan di
angkasa(Ismail, 2009). Dari penjelasan Ismail al-Juwasy tersebut dapat kita
katakan bahwa galaksi tak ubahnya bak sekumpulan anak ayam yang tak mungkin
untuk dipisahkan dari induknya. Di mana ada anak ayam di situ pasti ada
induknya. Sama halnya bintang-bintang di angkasa sana mereka tak mungkin
gemerlap sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau
kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar
diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan,
yakni bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di
langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat
nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi
kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan
ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun
cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi (Jasin, 2008).

4
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan
mata telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni
galaksi Andromeda, Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil.
Galaksi Andromeda lebih besar daripada Milky way.

c. Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit
seperti satelit, komet, dan asteroid(Tjasyono, 2009). Tata surya tak lebih hanyalah
gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian
kecil dari galaksi.
Dikenal dengan sembilan planet yang terbagi dua bagian yaitu planet
dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari
yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang sekarang tereliminasi– termasuk
planet luar.

2.2 Pembentukan Alam Semesta, Galaksi dan Tata Surya


a. Teori Terbentuknya Alam Semesta (Jagad Raya)
Para ilmuwan banyak yang sepakat bahwa benda-benda di alam semesta
terbuat dari unsur-unsur yang sama. Ada tiga teori yang sangat terkenal mengenai
terbentuknya alam semesta, yaitu teori jagad raya mengembang, teori ledakan
besar dan teori keadaan tetap.

 Teori Jagad Raya Mengembang


Edwin Hubble melakukan pengamatan terhadap galaksi-galaksi yang
terletak sangat jauh. Galaksi selalu bergerak menjauhi alam semesta dengan
kecepatan yang tinggi. Antar galaksi jaraknya semakin bertambah setiap saat. Hal
ini berarti bahwa jagad raya tidaklah statis akan tetapi terus mengalami
perkembangan.

 Teori Ledakan Besar (Big Bang)


Teori Big Bang (atau dalam tejemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau
Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang
5
menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas,
yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika
berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan
tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat.
Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi
pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih
kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya.
Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat
dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan
galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta
akan kembali atau terus mengembang. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang
yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan
kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan
observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan
kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah
setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita
tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang.
Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari
pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar. Pada saat itu
dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan
panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju
pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera
mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong.
Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus
mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun.

 Teori Keadaan Tetap (Steady-State Theory)

6
Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang
cukup untuk menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle
dan beberapa ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori keadaan
tetap yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa
–asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang
sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa sehingga menjadi
“sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada peristiwa sejarah tertentu.
Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat.
Dalam teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong
sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus
menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara
berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi
yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen,
yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
Penciptaan zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya
kosong itu diterima secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar
salah satu hukum.

b. Terbentuknya Galaksi
Di awal terbentuknya alam semesta, galaksi bertabrakan dengan galaksi
lain sepuluh kali lebih sering daripada tabrakan galaksi di masa kini. Kesimpulan
ini dibuat berdasar observasi astronomi sebagai berikut. Kumpulan bintang yang
terbentuk 12,6 biliun tahun yang lalu menunjukkan bintang-bintang muda yang
berkumpul pada lokasi-lokasi tertentu di angkasa. Pengamatan terhadap kumpulan
bintang-bintang pada usia alam semesta yang lebih muda, yaitu sekitar 9 biliun
tahun yang lalu, menunjukkan galaksi-galaksi yang "gelembung-gelembung"
tanpa bentuk regular. Akhirnya, pengamatan terhadap alam semesta yang relatif
lebih tua, atau sekitar 5,3 biliun tahun lalu, menunjukkan kelompok-kelompok
bintang dengan bentuk yang jauh lebih jelas seperti piring spiral ketika mereka
saling bertumbukan. Kadang-kadang, galaksi bertabrakan dalam kelompok dua
atau tiga galaksi. Kelompok yang bertumbukan ini akan menyatu menjadi satu
galaksi yang besar. Penemuan ini kemudian disatukan ke dalam sebuah simulasi

7
yang memberikan kesimpulan yang mengejutkan bahwa galaksi terbentuk melalui
proses tumbukan. Proses tumbukan antar galaksi itu berlanjut sampai saat ini.

c. Teori Terbentuknya Tata surya


Tata surya adalah sekelompok benda- benda angkasa yang mengelilingi
matahari karena gaya tarik gravitasi matahari sehingga membentuk satu kesatuan.
Tata Surya terdiri atas matahari sebagai pusat peredaran, sembilan planet, satelit,
asteroid, komet, dan materi-materi antar planet.
Beberapa penjelasan mengenai hipotesis terjadinya tata surya:
 Hipotesis Kabut / Teori Kant-Laplace
Hipotesis kabut pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant, Menurut
Kant Tata Surya terbentuk oleh nebula (gumpalan kabut). Gumpalan ini terdiri
dari berbagai macam gas, gas –gas yang berukuran kecil tertarik oleh gas yang
berukuran besar, sehingga terbentuk gumpalan gas yang seperti cakram. Pada
cakram menjadi pepat, maka sebagian besar gas yang berada di pusat cakram.
Gumpalan kabut yang bermassa besar yang ada di pusat cakram inilah yang
kemudian menjadi matahari. Sedangkan gas-gas yang ada di daerah pinggir
mengalami penyusutan suhu dan bentuk dan kemudian membentuk planet –planet
yang mengelilingi matahari.
Tokoh lain yang mengemukakan hipotesis ini adalah Pierre Simon de
Laplace. Laplace mengemukakan bahwa tata surya berrmula dari kabut panas
yang berpilin, Kabut ini kemudian mengalami penyusutan dan membentuk bola
gas akibat selalu memancarkan panas. Bola gas bergerak berputar secara cepat
menyebabkan beberapa bagian dari massa gas bergerak menjauh dari bola gas
awal. Bagian dari massa gas ini membentuk bola- bola gas yang lebih kecil dan
kemudian dingin kemudian menjadi planet, sedangkan bola gas awal menjadi
matahari, planet-planet bergerak mengelilingi matahari. Karena hipotesis hampir
sama dengan hipotesis yang dikemukakan oleh Kant, maka hipotesis ini digabung
menjadi Teori Kant-Laplace.
 Teori Planetesimal
Chamberlin dan Moulton mengemukakan teorinya mengenai pembentukan
tata surya. Pada awalnya terdapat matahari yang didekati sebuah bintang yang

8
besar dan kemudian terjadi penarikan / tarik-menarik. Gas yang meledak keluar
dari atmosfer matahari, mengembun dan membeku menjadi benda padat yang
disebut planetesimal. Planetesimal ini kemudian mengalami pertumbuhan yang
terus-menerus dengan cara menarik bagian-bagian yang lebih kecil yang nantinya
menjadi planet.
 Teori pasang surut
Teori ini mengemukakan bahwa pada Zaman dahulu terdapat sebuah
bintang yang berukuran besar bergerak melintas dekat matahari, Kemudian terjadi
gaya tarik-menarik dari bintang tersebut, menyebabkan permukaan matahari
terjadi proses pasang surut. Beberapa bagian massa matahari membentuk tonjolan
akibat gaya tarik- menarik. Tonjolan ini kemudian terputus membentuk tetesan-
tetesan gas , semakin lama tetesan gas ini akan membeku dan menjadi planet-
planet.

 Teori Lyttleton
Pada awalnya tata surya merupakan bintang kembar yang salah satunya
sangat labil. Pada saat salah satu dari bintang tersebut meledak, bagian dari
ledakan tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak ini adalah matahari dan pecahan-pecahannya setelah dingin akan menjadi
planet.
 Teori Awan Debu (Protoplanet)
Tata Surya terbentuk dari gumpalan panas dan debu yang sangat banyak.
Salah satu dari gumpalan tersebut mengalami pemampatan dan menarik-menarik
partikel-partikel debu yang kemudian membentuk gumpalan bola. Pada saat inilah
terjadi pilinan karena proses pilinan gumpalan bola menjadi berbentuk pipih
menyerupai cakram. Pada bagian lebih tebal terletak di tengah, proses pilinannya
lebih lambat daripada bagian tepi. Bagian tengah ini kemudian menjadi matahari.
Pada bagian yang tepi proses pilinannya berlangsung cepat sehingga
gumpalan menjadi terpecah membentuk gumpalan-gumpalan yang lebih kecil.
Gumpalan ini membeku kemudian menjadi bahan planet. Bahan planet inilah

9
1
0

Anda mungkin juga menyukai