Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita


tinggal? Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu.
Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar
ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta
ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat
kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin
tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh
jalan-jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum
oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota
lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi
mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan
betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika
dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang
diabaikan para ahli astronomi. Alasannya adalah penerimaan umum atas
gagasan bahwa alam semesta telah ada sejak waktu tak terbatas. Dalam
mengkaji alam semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya hanyalah
akumulasi materi dan tidak mempunyai awal. Tidak ada momen "penciptaan",
yakni momen ketika alam semesta dan segala isinya muncul.
Alam semesta bukanlah objek yang diciptakan, jika memang demikian,
maka jagat raya harus diciptakan secara seketika oleh Tuhan dan muncul dari
ketiadaan. Untuk mengakui penciptaan, orang harus mengakui, sejak awal,
keberadaan momen ketika alam semesta tidak ada, dan bahwa sesuatu muncul
dari ketiadaan. Ini pandangan yang tidak bisa diterima sains.
Politzer menganggap sains berada di pihaknya dalam pembelaannya
terhadap gagasan alam semesta tanpa batas. Kenyataannya, sains merupakan
bukti bahwa jagat raya sungguh-sungguh mempunyai permulaan. Dan seperti

1
yang dinyatakan Politzer sendiri, jika ada penciptaan maka harus ada
penciptanya

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu alam semesta?
2. Bagaimana teori tentang asal usul terbentuknya alam semesta?
3. Bagaimana teori terbentuknya alam semesta dalam pandangan Islam?

C. Tujuan Penyusunan Makalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui tentsng alam semesta
2. Mahasiswa dapat mengetahui teori tentang asal usul terbentuknya alam
semesta
3. Mahasiswa dapat mengetahui teori terbentuknya alam semesta dalam
pandangan Islam
D. Manfaat
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam makalah ini adalah bisa
mengetahui bagaimana asal usul proses terbentuknya alam semesta dan teori
terbentuknya alam semesta dalam pandangan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alam Semesta


Alam semesta menurut orang Babylonia (+ tahun 700-600 SM) merupakan
suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan
langit dan bintang sebagai atapnya yang didalamnya terdapat kehidupan yang
biotic dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang
dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Menurut para ahli astronom mengenai pemahaman tentang alam semesta
ini, banyak ungkapan para astronom tentang alam semesta, diantaranya yaitu;
1. Alam semesta terdiri dari benda-benda langit yang mencakup tentang
mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba,
dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksiy.[1]
2. Alam semesta diantaranya juga terdiri dari fenomena langit seperti
dimalam yang cerah, lihatlah keatas langit , kita akan menyaksikan hiburan
gratis terbesar dibumi ini. Kita akan menyaksikan pertunjukan yang sangat
mempesona. Ribuan bintang, planet, dan benda-benda langit lainnya
berkilau laksana permata di atas kain beludru hitam. Mungkin kita akan
tergoda untuk menyanyikan lagu masa kecil yang masih teringat di telinga
(Bintang kecil dilangit yang biru amat banyak menghias angkasa ). Inilah
alam semesta kita yang maha luas tanpa terlihat batasnya. Mesteri yang
menyelimuti keberadaan alam semesta ini sangat menggoda setiap hati
manusia untuk menyingkapnya. Hal itu dimulai sejak zaman Yunani kuno
hingga zaman modern ini.ruang yang ditempati oleh benda langit.
3. Dan alam semesta juga mengungkapkan tentang hukum-hukum alam
yang bekerja dalam ruang dan waktu.

3
B. Asal usul dan teori pembentukan alam semesta
Tata surya merupakan sebuah galaksi yang terdiri dari matahari, 9 planet,
satelit, komet, dan asteroid. Semua benda-benda langit terus bergerak dengan
lintasan tertentu, seperti planet-planet yang berevolusi mengelilingi matahari
dengan lintasan (orbit) yang berbentuk elips.
Para ahli astronomi yang mempelajari asal usul tata surya berpendapat
bahwa seluruh sistem tata surya telah terbentuk semenjak 4,5 milyar tahun
yang lalu. Hal tersebut berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan
menghitung umur batuan-batuan yang ada di ruang angkasa dan di bumi.
Terdapat berbagai macam teori asal usul tata surya yang dikemukakan oleh
beberapa orang ahli.
Teori teori ini menjelaskan bagaimana awalnya alam semesta diisi oleh
bintang dan planet yang mulai terbentuk. Diantaranya adalah :
1. Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)

Bigbang merupakan salah satu teori yang paling populer mengenai


terciptanya alam semesta. Teori yang pertama kali dikemukakan oleh
George Lematitre ini menyatakan asal usul alam semesta dimulai dari suatu
atom yang sangat padat. Pada suatu saat atom ini meledak karena memiliki
energi kalor yang tinggi, dan materinya tersebar keseluruh ruang angkasa.

4
Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang
untuk menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini
berbunyi:

“ Alam semesta diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima belas


trilyun) tahun yang lalu,kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima
atau atom awal (Primeval Atom). Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang
menyebabkan berhamburannya seluruh isi (Materi dan energi)atom prima
itu ke segala arah.”
Dengan dasar teori Big Bang itu, para ahli sekarang berhasil mereka
ulang pembentukan alam semesta dari waktu ke waktu, dimulai dari pristiwa
Big Bang bahkan saat ini mereka dapat memperkirakan bagaimana bentuk
alam semesta ini beberapa abad nanti, contohnya jika Galaksi Bimasakti
(Milkyway) tempat kita berpijak dan galaksi tetangga yang paling dekat
yaitu Galaksi Andromeda akan saling bergerak mendekat dan suatu saat
mereka akan bertabrakan.
Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana
alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola
api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian
terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muatan-
muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta.
Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya
gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain
saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama
masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan
cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai
mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai
membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap suhu
yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron yang bermuatan

5
negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan
helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom
yang netral.
Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis
semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.
Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat
kecepatan yang tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat
kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat Big Bang, sehingga menciptakan
gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini semakin
memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat
dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala
sebagai bentuk awal sebuah bintang. Saat semua kantong-kantong gas
mengalami proses serupa maka kelompok bintang-bintang muda ini
membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi). Seluruh proses di
atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta galaksi
berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses
pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal
dengan nama Matahati (sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong
awan gas. Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang sangat luas ini
beterbangan berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas
untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara materi sisa
disekelilingnya saling bertumbukan, menyatu dan menggumpal membentuk
planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil
dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya
yang relatif lebih dingin, memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung
kehidupan.

2. Teori Keadaan Tetap (Steady – State)


state adalah pandangan bahwa alam semesta selalu berkembang
tetapi menjaga kepadatan rata-rata yang konstan, materi yang terus menerus
diciptakan untuk membentuk bintang baru dan galaksi pada tingkat yang

6
sama bahwa yang lama tidak teramati sebagai konsekuensi dari
meningkatnya jarak dan kecepatan mereka resesi. Menurut teori steady -
state alam semesta tidak memiliki awal atau akhir dalam waktu; rata-rata
kerapatan galaksi adalah sama.
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, herman bondi, thomas Gold
( 1948 ). Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan
bahwa alam semesta, dimana pun dan bilamanapun selalu sama.
Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu
dimasa yang telah lalu sampai sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini
selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu
sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama.Dengan kata lain
bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya
mati, jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga
besarnya dan tak terhingga tuanya ( Tanpa awal dan tanpa akhir ).
Dalam teori “keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru
selalu di ciptakan dalam ruang angkasa diantara berbagai galaxy , sehingga
galaxy baru akan terbentuk guna menggantikan galaxy yang menjauh.
Orang bersepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaxy
tersebut adalah hidrogen.
3. Teori Kabut/Nebula

7
Teori Nebula pertama kali dikemukakan oleh seorang Ilmuwan
Jerman, Emmanuel Swedenborg pada tahun 1724 dan akhirnya
disempurnakan oleh Pierre Marquis De Leplace pada tahun 1796.
Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi
awan atau kabut gas yang sangat panas. Kondendasi tersebut menjadi bagian
bagian terpisah dan memutar. Pada bagian tengah kondensasi awan, partikel
partikel memusat sehingga terbentuklah sebuah bintang. Pada partikel yang
berada dibagian pinggir kondensasi membentuk planet dan sisanya
membentuk asteroid, meteor, dan lain lain.
Kabut tersebut sangat panas dan suatu saat kabut itu akan memadat
di bagian tengahnya sehingga terciptalah matahari. Kemudian kabut- kabut
tersebut akan memipih dan menyebar di bagian pinggirnya, sehingga
terbentuk planet dan berbagai benda lainnya. Namun, untuk mengetahui
lebih jelas paparan dari teori ini, sebaiknya dipaparkan dari satu per satu
pendapatan dari kedua tokoh yang memaparkannya tersebut.
1. Teori Nebula Immanue Kant
Menurut Immanuel Kant, pada mulanya terdapat massa kabut gasa
panas yang luas namun tipis. Kabut gas tersebut berputar lambat secara
sentripertal atau berputar k earah dalam. Lama- lama massa jenis dari
kabut tersebut menjadi semakin tinggi hingga membentuk sebuah inti
massa di beberapa tempat. Inti massa yang berada di bagian tengah
memiliki panas yang paling tinggi dan berpijar. Inti massa yang berpijar
inilah yang lemudian membentuk menjadi matahari. Sedangkan inti
massa yang berada di tepi- tepinya mengalami pendinginan dan menjadi
planet- planet.
2. Teori Nebula Piere Simon de Laplace
Menurut Piere ini, pada mulanya terdapat bola kabut gas yang
berukuran besar dan juga panas. Bola gas tersebut berputar secara cepat
secara sentrifugal atau ke arah luar. Karena perputaran yang cepat itulah
sebagian materi bola gas tersebut terlempar ke sekelilingnya. Materi gas
yag terlempar tersebut lama- kelamaan akan mendingin denga sendirinya

8
hingga akhirnya membentuk planet. Sementara bola gas yang awal akan
panas dan berpijar dan membentuk matahari.
4. Teori Tidal
Teori yang dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1919 ini
menyebutkan bahwa planet terbentuk dari hasil percikan bintang yang
disebut tidal. Planet ini terbentuk karena terjadinya percikan antara dua
bintang yang saling berdekatan satu sama lain.
Teori ini dipopulerkan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold
Jeffreys (1891) yang keduanya dari Inggris. Menurut teori ini, gaya tarik
bintang yang besar pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut
seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan.
Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu yang menjorok ke arah
bintang itu mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan
gas di sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu
membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah
seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa
sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran
kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk
cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan
terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.
5. Teori Bintang Kembar

9
Teori bintang kembar adalah salah satu dari berbagai teori tentang
pembentukan tata surya dan evolusinya. Teori ini dikemukakan oleh
seorang ahli astronomi Inggris bernama R.A. Lyttleton, sekitar tahun 1956.
Teori ini menyatakan bahwa tata surya (yang terdiri atas matahari dan
planet), pada awalnya berasal dari 2 buah bintang kembar raksasa.
Kemudian, salah satu dari bintang kembar tersebut meledak (hancur)
menghasilkan serpihan dan debu yang akhirnya berevolusi membentuk
planet dan asesorisnya, sedangkan bintang yang tidak meledak itulah yang
disebut matahari.
Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk melalui dua bintang
kembar. Salah satu bintang kembar tersebut meledak karena memiliki
materi yang padat dan suhunya terlalu panas. Akibat dari ledakan tersebut
dapat membentuk planet planet disekitarnya. Karena bintang tersebut
memiliki gaya gravitasi, maka planet tersebut memutari bintangnya.
Faktor utama terciptanya teori bintang kembar mengacu pada hasil
dari penelitian sebelumnya terhadap pembentukan 'tata surya' yang lain.
Lyttleton berpendapat bahwa ia beranggapan ada tata surya lain yang
tercipta oleh teori bintang kembar.
6. Teori Creatio Continua
Hipotesis teori creatio continua dikemukakan pertama kali Fred
Hoyle, Bendi, dan Gold. Menurut teori ini semesta dari dahulu ada dan
tetap ada. Secara prinsip, teori ceatio continua hampir mirip dengan teori
keadaan tetap. Bedanya, pada teori ini disebutkan bahwa setiap saat ada
partikel alam semesta (baik berbentuk planet, satelit, dan lain sebagainya)
yang lenyap dan lahir.
7. Teori Mengembang dan Menempat
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan kontraksi.
Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi
yang di awali dengan masa ekspansi atau mengembang yang di sebakan
oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.

10
Tahap ini di perkirakan berlangsung selama sekitar 30 miliyar tahun.
Selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup,
kemudian memampat maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan
kemudian memampat lagi dan seterusnya.

8. Teori Alam Semesta Quantum


Teori ini diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1966. Dia
mengemukakan bahwa alam semesta ini dibentuk sudah ada selamanya, dan
akan selalu ada untuk selamanya pula. Dalam terori ini ruang dan hampa
pada hakikatnya tidak ada, yang ada hanyalah pertikel-partikel sub atomik.

9. Teori Ekspansi dan Kontraksi


Kedua teori tersebut didasarkan pada siklus alam semesta yang
mengacu pada massa ekspansi dan massa kontraksi. siklus tersebut
berlangsung sekitar 30.000 juta tahun. Pada masa teori ekspansi di alam
semesta ini terbentuk galaksi-galaksi serta bintang-bintang. Teori ini
didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang
akhirnya membentuk berbagai unsur yang kompleks.
Pada masa teori konstraksi, galaksi dan bintang-bintang yang telah
terbentuk meredup, mengalami penyusutan dan mengeluarkan gas panas
yang sangat tinggi.
Kedua teori ini dapat mendukung suatu kebenaran bahwa partikel
yang ada pada zaman ini berasal dari partikel yang ada pada zaman dahulu.

C. Terbentuknya Alam Semesta Menurut Pandangan Islam


Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu.Al
Quran mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya.
Beberapa fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21 ternyata
telah dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar
mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa dalam
Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah

11
hal penting, karena keasesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah ” firman
Allah”.
Al Qur’an surat Fussilat (41:11)
artinya: ” Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: ”Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: ”Kami
datang dengan suka hati”. Kata asap dalam ayat tersebut menurut para ahli tafsir
adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam
bentuk padat maupun cair pada tempratur yang tinggi maupun rendah dalam suatu
campuran yang lebih atau kurang stabil.

Dalam Al Quran surat Al-Anbiya (21:30) disebutkan


”Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami
pisahkan antara keduanya.Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” .
Matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar
keliling sumbuhnya sejak berjuta-juta tahun. Dalam proses perputarannya dengan
kecepatan tinggi itu, maka terhamburkan bingkah-bingkahan yang akhirnya
menjadi beberapa benda angkasa termasuk bumi. Masing-masing bingkah beredar
menurut garis tengah lingkaran matahari, semangkin lama semangkin bertambah
jauh, hingga masing-masingnya menempati garis edarnya yang sekarang. Dan
seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya
diketahui oleh Allah S.W.T

Kemudian Surat Adz Dzaariyaat (51:47)”


Dan langit, dengan kekuasaan Kami,Kami bangun dan Kami akan memuaikannya
selebar-lebarnya”. Teori Big Bang juga mengatakan adanya pemuaian alam
semesta secara terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat yang di
umpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup ,yang00kS
mengisyaratkan bahwa galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan

12
dalam surat Al-Anbiya (21:104) ”(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai
menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai
panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang
pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya”

Dalam surat Al-Sajda (32:4)


artinya : ” Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
mereka dalam enam hari; maka Ia mendirikan sendiri di atas Arsy. Anda tidak
memiliki selain-Nya setiap pelindung atau perantara apapun; Maka apakah kamu
tidak diingatkan?” . Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada
antara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9,10 dan 12. yang
perincian tafsirannya sebagai berikut: Tahapan pertama penciptaan bumi 2
rangkaian waktu, tahapan kedia penyempurnaan aparat bumi 2 rangkaian waktu,
tahap ketiga penciptaan (angkasa raya) dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu.
Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat
An-Nazi’at ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa
secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga
kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali


Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang
disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah
gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari
hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan
berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai
20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom
hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran
sinar infrared. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2,

13
besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang
berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar
dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa
berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas
terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen
(lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang
bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
2. Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan
”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam
semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit
terlihat makin tinggi.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi,
pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses
pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler
sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu
sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak
serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Sebelum
langit itu disempurnakan, keadaanyya masih primitif dan masih sempit atau belum
meluas. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam
semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
3. Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang
gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan
sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi,
sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti
pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus.
Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya
lebih kecil.

14
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi
berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya Lain halnya dengan Bulan. Bulan
tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi
yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi
bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar
1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat
reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
4. Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai
pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9
yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’
(Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
Sedang dalam Surat Nuh ayat 9, “Dan Allah menjadikan bumi untukmu
sebagai hamparan”. Bumi dijadikan hamparan. Meskipun tidak licin, tetapi
sudah memenuhi syarat-syarat untuk bekerja/berfungsi sebagaimana mestinya dan
sudah memenuhi syarat hidup bagi makhluk biologis dan botanis.

5. Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet


Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika
mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air
menjadi ada air.
Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer
Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi
dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun
sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio
Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet.
Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen
pada umumnya.

15
Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk,
kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

6. Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan
teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan,
pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk
dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya
manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif
masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut
dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang
berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-
makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban)
bagi orang-orang yang bertanya”.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang
di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya
terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun
yang tidak.
Dari pembahasan di atas, dikemukakan beberapa teori dari beberapa
ilmuwan serta dari pandangan Islam berdasarkan Al Quran. Teori terciptanya
alam semesta meliputi Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory), Teori
Dentuman Besar (Big Bang) Dan Teori Osilasi. Sedangkan pembentukan tata
surya dibahaskan dalam teori bintang kembar, teori nebular dan teori tidal
atau pasang surut.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan
ternyata ilmuwan modern menyetujui bahwa teori dentuman besar (Teori Big
Bang) merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat
dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta
muncul menjadi ada. Namun perlu disadari bahwa jauh sebelum para ahli
mengemukakan teori Big Bang, ayat- ayat Al Quran telah secara jelas
menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk dalam 6 masa.
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga
sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta
isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari
koridor keilmuan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, Achmad. 1994. Al Quran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta:


Dana Bhakti Wakaf.
Djamaluddin. 2011. Penciptaan Alam Semesta Melewati Enam Masa.
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Kosmografi. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Firdaus, Feris. 2004. Alam Semesta: Sumber Ilmu, Hukum, dan Informasi Ketiga
Setelah Al Quran dan Al Sunnah. Yogyakarta: Insania Cita Press.Jasin,
Maskoeri. 1988. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Surabaya: Pt Bina Ilmu.
Nizamudin, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.Riyanto, Bambang
dkk. Perkembangan Pemikiran Tentang Pembentukan Alam Raya.
Ruslan, Heri. Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran Tentang Penciptaan Alam Semesta.
Sukma, Tebentuknya Tata Surya Menurut Teori, 2011,
Ward, Keith. 1996. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu: Argumen Bagi Kete
rciptaan Alam Semesta (terj.) Bandung: Mizan.
http://kumpulan-kumpulan-makalah.blogspot.com/2016/03/makalah-terbentuknya-
alam-semesta.html

18

Anda mungkin juga menyukai