Anda di halaman 1dari 14

NAMA : PUTRI SITI HADIJA KAHARU

NIM : C30422042

KELAS : B ASP

MK : ILMU KEALAMIAN DASAR

TUGAS 1

1. GALAKSI
Galaksi adalah bagian dari alam semesta yang di dalamnya terdiri dari
banyak bintang, awan-awan, debu maupun gas. Tata surya yang terdiri
dari planet seperti Bumi yang kita tempati ini merupakan bagian kecil dari
galaksi.Galaksi berasal dari bahasa Yunani yakni galaxias yang memiliki
arti susu atau dalam bahasa Inggris-nya milky way (lingkaran susu).
Galaksi adalah sekelompok besar bintang, gas, dan debu yang terikat
bersama oleh gravitasi, demikian menurut laman NASA.

Galaksi terdiri dari satu atau beberapa benda angkasa berukuran


besar yang dikelilingi oleh partikel-partikel. Macam-macam partikel dari
galaksi antara lain adalah planet, gas, nebula, bintang, debu dan partikel-
partikel langit lainnya.Alam semesta memiliki jumlah galaksi yang sangat
banyak. Keberadaan galaksi ini tersebar di seluruh alam semesta dengan
jarak dan ruang kosong antar satu sama lainnya. Bisa diibaratkan galaksi
seperti pulau-pulau kecil yang tersebar di alam semesta.

Ukuran dari galaksi sangat besar karena terdiri dari jutaan bahkan
miliaran bintang di dalamnya. Di antara jarak satu galaksi dengan galaksi
lainnya terdapat ruang yang sangat luas. Ruang kosong tersebut pun
terdapat di antara setiap gugus super atau gugus galaksi.

Teori Terbentuknya Galaksi

1. Hipotesis Fowler
Hipotesis Fowler mengatakan bahwa sekitar 12 miliar tahun yang
lalu, rupa dari galaksi adalah gas hidrogen yang melakukan rotasi
sehingga bentuknya menjadi bulat. Lalu, gas tersebut mengalami
kontraksi yang menghasilkan banyak bintang.

2. Hipotesis Hubble
Dalam teori ini disebutkan bahwa galaksi awalnya berupa kabut
yang bentuknya seperti bola. Bola tersebut melakukan putara yang
sangat cepat sehingga membentuk spiral biasa. Kemudian, bola
tersebut berkembang menjadi galaksi Sba sampai dengan Sbc.
Macam-Macam Galaksi

Dari buku yang sama dikatakan bahwa galaksi dibedakan menjadi tiga
macam, yakni:

1. Galaksi Spiral
Dari keseluruhan galaksi yang terdapat di alam semesta, sekitar
80% memiliki bentuk spiral. Galaksi spiral ini tediri atas tiga bagian
yakni titik pusat, lingkaran bintang, dan tumpuk bintang yang berputar.
Jika dilihat dari bagian samping, galaksi spiral mirip seperti elips yang
mempunyai lengan serta sekitarnya dikelilingi oleh atmosfer dengan
pancaran cahaya.
Contoh dari galaksi spiral ini adalah Galaksi Bima Sakti.

2. Galaksi Elips
Galaksi elips terdapat sekitar 17% dari keseluruhan jumlah galaksi
yang ada di alam semesta. Dikatakan galaksi elips karena bentuknya
lonjong besar dan bersinar. Galaksi elips ini hampir menyerupai bola
kaki sampai pada bentuk yang lonjong
seperti bola rugby.
Contoh dari galaksi elips adalah Galaksi M87 atau galaksi yang
terkenal dengan bentuk rasi bintang Virgo.

3. Galaksi Tak Beraturan


Galaksi tak beraturan ini memiliki bentuk gumpalan kabut atau mirip
dengan onggokan bintang. Galaksi ini memiliki miliaran bintang
berwarna biru.
Contoh dari galaksi tak beraturan adalah awan Magellan yang
memiliki jarak 180.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasakti.

2. teori keadaan tetap


Teori keadaan tetap pertama kali dikemukakan oleh beberapa ahli
astrofisika bernama H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle yang berasal dari
Universitas Cambridge di tahun 1948. Dalam teori ini menjelaskan
bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan tidak akan berakhir.
Alam semesta yang ada saat ini akan terus dalam keadaan tetap baik
dahulu ataupun beberapa waktu ke depan. Berdasarkan teori
keadaan tetap dijelaskan bahwa materi – materi yang ada di alam
semesta secara terus menerus datang dalam bentuk atom hidrogen
hingga membentuk sebuah galaksi lama yang terus bergerak
menjauhi kita dalam prosesnya.
Teori keadaan tetap berdasarkan pada prinsip kosmologi sempurna
yang berisi bahwa alam semesta di manapun dan kapanpun akan
selalu sama. Terlebih teori ini didukung oleh fakta bahwa sebuah
galaksi baru memiliki jumlah yang hampir sama dengan galaksi lama.
Dapat dikatakan pula jika teori keadaan tetap menjelaskan alam
semesta tersebut tidak terhingga ukurannya dan tidak terhingga pula
usianya.

Teori ini sangat populer sekitar awal abad ke 20, akan tetapi teori
keadaan tetap ternyata mengalami penolakan oleh sebagian besar
kosmolog profesional hingga ilmuan lainnya. Sebab terdapat bukti
bahwa adanya suatu kebenaran mengenai teori ledakan dahsyat
(teori Big Bang) serta usia dari alam semesta yang mempunyai
batasan. Satu lagi yang menyebabkan teori keadaan tetap runtuh
yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang telah diprediksi
oleh model yang berasal dari teori big bang.

Alasan Teori Keadaan Tetap Ditolak ?

Teori keadaan tetap yang dikemukaan oleh Fred Hoyle bersama


beberapa ahli astronomi tersebut ditolak karena sangat bertolak
belakang dengan teori big bang. Pada teori keadaan tetap ruang
angkasa berkembang hingga menjadi lebih kosong, di saat yang
sama berbagai macam galaksi saling menjauh. Tidak hanya itu saja,
pada teori ini juga mengatakan bahwa zat baru selalu tercipta di
dalam ruang angkasa tepatnya di antara berbagai macam galaksi.
Galaksi yang baru terbentuk akan menggantikan galaksi yang
menjauh. Dalam hal ini, disepakati jika zat baru tersebut adalah
hidrogen yang merupakan unsur dari pembentukan bintang dan juga
galaksi.

3. Teori Big Bang


Teori Big Bang atau ledakan dahsyat adalah sebuah peristiwa yang
menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian
kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.
Sebelumnya, jagat raya adalah sebuah energi panas yang sangat
padat. Hingga suatu hari, energi panas yang padat tersebut
mengembang dan meledak. Hasil dari ledakan itu kemudian memadat
dan menjadi benda-benda langit seperti sekarang ini. Teori Big Bang
didasarkan pada penelitian bahwa jagat raya ini mengembang dan
semakin meluas.
Teori big bang merupakan salah satu teori ilmu pengetahuan yang
mejelaskan bagaimana bentuk awal dan perkembangan dari alam
semesta. Teori ini berpendapat bahwa, alam semesta berasal dari
kondisi yang padat dan panas mengalami ledakan yang sangat
dahsyat, kemudian mengembang sampai sekitar 13.700 juta tahun
yang lalu. Para ilmuwan pun telah mempercayai bahwa big bang
membentuk sistem tata surya. Teori ini memiliki ide sentral yang
menyatakan bahwa relativitas umum dapat di kombinasikan dengan
hasil pemantauan skala yang besar pada pergerakan galaksi satu
sama lain. Teori ini juga meramalkan bahwa suatu saat alam semesta
ini akan kembali.
Konsekuensi teori ini ialah pada mala lampau, alam semesta
memiliki suhu dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada tahun 1929, seorang astronom dari Amerika Serikat yang
bernama Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat galaksi
yang jauh dan bergerak selalu menjauhi dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Edwin Hubble juga melihat beberapa galaksi-galaksi
yang bertambah setiap saat. Penemuan Edwin Hubble menimbulkan
suatu perkiraan bahwa alam semesta ini berawal dari pengembangan
masa lampau ( Dentuman Besar), yang dimana pada saat itu alam
semesta mempunyai ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan
dan panas yang tidak terhingga
.
4. Teori nebule / kabut
Teori nebula juga dikenal dengan teori kabut. Teori ini dicetuskan
oleh dua orang ahli yakni Immanuel Kant dan Piere Simon de
Laplace. Meskipun di cetukan dari dua orang ahli, namun pencetusan
teori ini bukanlah dalam waktu yang bersamaan. Yakni Immanuel
Kant pada tahun 1724 – 1804 dan teori nebula Piere Simon de
Laplace pada tahun 1749 – 1827.
Garis besar dari teori ini adalah menyatakan bahwa jagat raya ini
terbentuk dari sebuah kabut. Kabut tersebut sangat panas dan suatu
saat kabut itu akan memadat di bagian tengahnya sehingga
terciptalah matahari. Kemudian kabut- kabut tersebut akan memipih
dan menyebar di bagian pinggirnya, sehingga terbentuk planet dan
berbagai benda lainnya. Namun, untuk mengetahui lebih jelas
paparan dari teori ini, sebaiknya dipaparkan dari satu per satu
pendapatan dari kedua tokoh yang memaparkannya tersebut.

1. Teori Nebula Immanue Kant

Menurut Immanuel Kant, pada mulanya terdapat massa kabut


gasa panas yang luas namun tipis. Kabut gas tersebut berputar
lambat secara sentripertal atau berputar k earah dalam. Lama-
lama massa jenis dari kabut tersebut menjadi semakin tinggi
hingga membentuk sebuah inti massa di beberapa tempat. Inti
massa yang berada di bagian tengah memiliki panas yang paling
tinggi dan berpijar. Inti massa yang berpijar inilah yang lemudian
membentuk menjadi matahari. Sedangkan inti massa yang berada
di tepi- tepinya mengalami pendinginan dan menjadi planet-
planet.

2. Teori Nebula Piere Simon de Laplace

Menurut Piere ini, pada mulanya terdapat bola kabut gas yang
berukuran besar dan juga panas. Bola gas tersebut berputar
secara cepat secara sentrifugal atau ke arah luar. Karena
perputaran yang cepat itulah sebagian materi bola gas tersebut
terlempar ke sekelilingnya. Materi gas yag terlempar tersebut
lama- kelamaan akan mendingin denga sendirinya hingga
akhirnya membentuk planet. Sementara bola gas yang awal akan
panas dan berpijar dan membentuk matahari.

a. Kelebihan Teori Nebule

Kelebihan dari teori nebula adalah teori ini berhasil


mengemukakan bahwa tata surya ini datar, orbit berbentuk
ellips planet megelilingi matahari.

b. Kelemahan Teori Nebula

Beberapa kelemahan teori nebula antara lain:


1.James Clerk dan Sir Jeans menunjukkan bahwa massa
bahan dalam gelang- gelang tidak cukup untul menghasilkan
tarikan gravitasi sehingga memadat hingga menjadi planet.
2.Moulton menyetakan bahwa teori kabut tidak memenuhi
syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar
harusla planet bukan matahari.

5. Teori Planetesimal
Pada awal abad 20 dua orang ilmuan dari Amerika, Chamberlin dan
Moulton (1905) mengemukakan teori pembentukan tata surya yang
dikenal dengan nama Teori Planetesimal.Isi teori Planetesimal
Chamberlin-Moulton menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari gas
yang berada di sekeliling inti gas yang panas.Jadi, menurut teori ini
Chamberlin-Moulton menganggap matahari sudah ada terlebih dahulu
sebelum planet-planet lain terbentuk.
Kabut gas panas yang berada di sekeliling matahari tersebut
merupakan massa matahari yang terlempar akibat daya tarik bintang
yang tinggi saat melintas di dekat matahari.Massa matahari yang
terlempar kemudian mengorbit dan bergerak mengelilingi matahari.
Seiring berjalannya waktu, gas-gas tersebut mulai mencair hingga
akhirnya memadat dan berubah menjadi planet-planet yang
mengelilingi matahari.

Agar lebih mudah dalam memahami teori planetesimal, perhatikan


penjelasan gambar ilustrasi berikut:

a. Kelebihan
Kelebihan teori Planetesimal ialah mampu memberikan
penjelasan secara teoritis. Hipotesa ini terbilang lebih mudah
dinalar oleh logika.Inilah yang menyebabkan teori ini dapat diterima
oleh banyak ilmuan.
b. Kekurangan
Di atas sudah dikemukakan apa yang menjadi nilai lebih dari
teori ini. Namun, ada beberapa fakta ilmiah yang menyimpang dari
teori Planetesimal ini.
6. Teori Pasang Surut
Pasang surut air laut merupakan suatu fenomena alam yang berupa
pergerakan air laut secera berkala dimana disebabkan oleh gaya
gravitasi dan juga gaya tarik menarik oleh benda- benda laingi seperi
matahari,bulan, dan sebagainya. Para pendapat demikian sudah
dipaparkan oleh banyak ahli, dimana para ahli menyatakan hal
serupa. Pasang surut air laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi
dan juga efek sentrifugal yang berasal dari dorongan ke arah luar
pusat rotasi. Gravitasi ini bervariasi secara langsung dengan massa
namun berbanding terbalik dengan jarak.

Graya gravitasi yang dihadirkan lebih besar daripada matahari


Meskipun secara ukuran bulan jauh lebih kecil dari matahari namun
bulan ternyata mempunyai gaya tarik yang lebih besar dua kali lipat
daripada gaya tarik matahari dalam menyebabkan pasang surut
karena jaraknya yang lebih dekat dengan Bumi Gaya tarik gravitasi ini
menarik air laut ke arah bulan dan juga matahari dan menghasilkan
dua tonjolan atau bulge pasang surut gravitasional di laut. Ada
beberapa teori yang mengkaji tentang pasang surut air laut ini, antara
lain Teori Keseimbangan atau Equilibrium Theory dan juga Dynamical
Theory. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan penjelasan dari
masing- masing teori.

7. Teori Awan Debu


Teori ini cukup terkenal dikalangan para astronom, dan teori ini
diciptakan oleh Carl Von Weizseaker, seorang astronom yang berasal
dari Jerman pada tahun 1940. Namun, teori ini dianggap belum
sempurna, sehingga pada tahun 1950 disempurnakan oleh Gerard P.
Kuiper , Subrahmanyan Chandrasekhar dan lain-lain. Pada teori ini
menjelaskan bahwa tata surya berasal dari gas dan kumpulan debu-
debu yang berada di luar angkasa sehingga dikenal dengan sebutan
Teori Awan Debu (The Dust Cloud Theory).

Saat ini di alam semesta banyak bertebaran gumpalan awan yang


sejenis. Salah satu gumpalan awan tersebut mengalami proses
pemampatan. Proses pemampatan tersebut terjadi sekitar 5 milyar
tahun yang lalu. Saat proses pemampatan sedang berlangsung,
partikel-patikel debu ditarik ke bagian pusat dari awan tersebut,
hingga membentuk sebuah gumpalan bola yang mulai memilin.
Seiring berjalannya waktu, gumpalan gas tersebut mulai memipih dan
membentuk cakram yang tebal pada bagian tengah dan sedangkan
bagian tepinya semakin menipis.

Sejarah Teori Awan Debu

Para ahli astronomi percaya jika awal mula terjadinya alam semesta
berawal dari sebuah ledakan yang sangat besar atau lebih dikenal
dengan “Big Bang”. Ledakan ini terjadi sekitar 13,7 milyar tahun yang
lalu. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya gelombang mikrokosmik
di angkasa dan juga beberapa meteorit di angkasa.

Awan debu atau disebut sebagai dukhan yang berasal dari ledakan
terdiri atas hidrogen. Hidrogen ini merupakan unsur pertama yang
terbentuk saat awan debu berkondensasi sambil berputar dan
menjadi padat. Saat dukhan mencapai temperatur 20 derajat celcius,
helium yang berasal dari reaksi inti mulai terbentuk dan berubah
menjadi atom helium. Sedangkan sebagian dari helium yang lain
berubah menjadi energi dalam bentuk pancaran sinar infra red.
Perubahan wujud dari hidrogen mengikuti suatu rumus perubahan
energi yaitu E = mc2 yang dikemukakan oleh Albert Einstein, sehingga
didapatkan hasil bahwa besarnya energi yang dipancarkan sebanding
dengan massa dari atom hidrogen yang mengalami perubahan.

Pada proses selanjutnya, angin bintang keluar dari kedua kutub


dukhan, menyebar lalu menghilangkan debu yang ada di sekitar awan
debu atau dukhan. Sehingga tersisalah dukhan yang berbentuk
piringan yang akhirnya berubah bentuk menjadi galaksi. Selanjutnya,
gas dan bintang-bintang yang terbentuk tersebut mengisi bagian yang
berada di dalam galaksi, sehingga menghasilkan struktur lembaran
(filamen) dan rongga (void). Para ahli menyimpulkan jika alam
semesta yang kita kenal saat ini seperti kapas, ada bagian yang terisi
dan ada bagian yang kosong di dalamnya. Beberapa ahli mengatakan
jika teori awan debu memiliki persamaan dengan teori Nebula yang
dikemukakan oleh Kant dan Laplace jika dilihat dari prosesnya.
Dimana inti dari kabut tersebut membentuk gas pijar dan berputar
seperti saat ini.

Kekurangan Dan Kelebihan Teori Awan Debu

Teori awan debu yang dikemukakan oleh Gerard ini memiliki


kelemahan atau kekurangan. Berikut beberapa kekurangan dari teori
awan debu:

1. Tidak dijelaskan pula mengenai keterkaitan perbedaan arah


putaran orbit di dalam sistem tata surya yang dilalui beberapa
planet.

2. Di dalam teori ini tidak terdapat penjelasan yang berhubungan


dengan alasan mengapa ukuran dari satelit lebih kecil dari pada
planet tidak tersedot oleh gaya tarik dari planet saat proses pilihan
yang terjadi di luar atau tepi cakram.

3. Tidak dijelaskan secara jelas mengenai asal mula debu awan


tersebut tercipta.

Sedangkan kelebihan dari teori awan debu ini yaitu, ditemukannya


gumpalan awan serupa yang terdapat di alam semesta. Nah, itu
tadi penjelasan mengenai pembentukan tata surya berdasarkan
teori Awan Debu. Semoga bermanfaat.
8. Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar ini merupakan teori pembentukan tata surya


yang menjelaskan bahwa tata surya pada awalnya bermula dari dua
buah bintang yang sangat besar dan kembar. Kedua bintang tersebut
mempunyai ukuran yang sangat besar. Hingga salah satu dari bintang
tersebut meledak dan menghasilkan serpihan atau debu-debu yang
bertebaran di luar angkasa. Debu tersebut kemudian diyakini pada
suatu hari akhirnya membentuk planet. Sedangkan bintang yang
lainnya yang tidak meledak disebut sebagai Matahari. Teori bintang
kembar ini dikemukakan oleh RA Lyttleton pada tahun 1940. Akan
tetapi, di tahun 1956 seorang astronom yang bernama Fred Hoyle
juga mengemukakan teori yang hampir sama.

Persamaan teori yang dikemukakan oleh kedua ilmuwan itu yaitu


tata surya terbentuk dari bintang kembar yang mana salah satunya
meledak dan serpihannya membentuk planet-planet. Sementara satu
bintang lain yang utuh menjadi Matahari.

9. Bintang

Bintang dapat sangat bervariasi dalam hal usia, ukuran,


luminositas, dan warna. Diperkirakan ada 100 miliar galaksi di alam
semesta, masing-masing kemungkinan mengandung 100 miliar
bintang. Sebuah bintang adalah bola gas angkasa yang disatukan
oleh gravitasinya sendiri. Seperti yang dapat kita bayangkan, semua
bintang itu tidak identik.

Usia bintang berkisar dari yang hampir setua alam semesta itu
sendiri hingga yang dilahirkan setiap hari. Seiring bertambahnya usia,
mereka melewati banyak perubahan dalam ukuran dan warna yang
diketahui. Bintang kecil disebut kerdil, dan bintang besar disebut
raksasa. Warna bintang bergantung langsung pada suhunya. Bintang
yang lebih panas berwarna putih dan biru, dan bintang yang lebih
dingin berwarna oranye dan merah. Bintang kuning, seperti matahari
kita, memiliki suhu rata-rata.

Sebuah bintang lahir dari awan gas dan debu yang disebut nebula.
Ketika nebula bertambah massa, kekuatan gravitasinya terbentuk.
Ketika mereka cukup kuat untuk menyebabkan bagian dalam awan
memanas, ia menjadi protobintang.

10. Matahari

Matahari adalah segumpal bola bercahaya api yang memiliki ukuran


sangat besar. Matahari juga dapat disebut sebagai bintang.
Penyebutan bintang untuk matahari dikarenakan bintang merupakan
pusat suatu sistem tata surya. Matahari adalah pusat gugusan tata
surya.

Selain itu penyebutan bintang pada matahari karena matahari


memiliki cahaya sendiri. Jika diperhatikan, matahari memiliki cahaya
yang lebih cerah dari bintang yang lain. Hal ini terjadi karena matahari
merupakan bintang yang jaraknya paling dekat dengan struktur bumi.

Pengertian Matahari Menurut Para Ahli

Adapun definisi matahari menurut para ahli, antara lain;

1. Rozelot (2000), Matahari adalah jenis bintang deret utama


dengan tipe G yang terdiri dari 99,85% massa total dari seluruh
anggota dalam Tata Surya.

2. García (2007), Definisi matahari adalah ciri bintang yang


mendung banyak elemen berat dengan proses pembentukannya
diawali oleh suatu gelombang kejut dari supernova yang terdekat.

Proses Pembentuk Matahari

Karena matahari adalah sebuah bintang, maka proses


terbentuknya matahari sama dengan proses pembentukan bintang
yang lain. Bintang terbentuk dari kumpulan unsur hidrogen dan
helium. Begitu juga dengan matahari yang memiliki unsur hidrogen
dan helium yang mana susunannya adalah ¾ hidrogen dan ¼ helium.
Hidrogen adalah unsur gas dan helium adalah unsur debu.

Hidrogen pembentuk matahari adalah awan gas yang membentuk


partikel. Partikel awan gas yang tersebar menjadi berpusat menyatu.
Gravitasi atom gas menarik partikel disekelilingnya. Dalam rentang
waktu 10 juta tahun awan gas tersebut memadat dan temperaturnya
menjadi panas.

11. Planet (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,


Neptunus)

Planet adalah benda astronomi yang mengorbit bintang atau sisa


bintang yang cukup besar untuk mempunyai gravitasi sendiri, tidak
terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir dan membersihkan
daerah orbitnya yang penuh dengan planetesimal. Planet-planet
tersebut memiliki orbit berbentuk elips.

Pengertian planet menurut para ahli astronomi adalah benda langit


yang mengorbit matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk
menciptakan medan gravitasinya sendiri sehingga berbentuk bulat
dan memberihkan lingkingan sekitar orbitnya dari benda langit lain.

1. Merkurius

Merkurius adalah planet dalam yang terkecil dan termasuk yang


paling dekat dengan Matahari, jarak rata-rata ke matahari sekitar 58
juta Km, dan mempunyai garis tengah sekitar 4.880 Km. Merkurius
tidak mengandung atmosfer, suhu disekitar planet berkisar antara 200
C sampai 400 C. Gravitasi merkurius kurang lebih hanya sepertiga
kali dari gravitasi bumi.

2. Venus
Venus adalah planet terdekat dengan bumi. Planet ini memiliki
mempunyai garis tengah sepanjang 12.104 Km. Jarak rata-rata ke
Matahari berkisar 106 Km, memiliki periode revolusi sekitar 224
hari. Sedangkan, gravitasi venus berkisar 2.300 dengan tekanan
udaranya 20 atmosfer (20xtekanan udara di bumi), permukaan
Venus tertutup awan tebal dengan ketebalan 48 Km. Hasil
pengamatan beberapa pesawat ruang angkasa, pada planet ini
terdapat formasi batuan muda dan pegunungan tua, atmosfernya
berwujud debu kering yang meliputi CO2, N, dan O2.

3. Bumi

Pengertian planet bumi adalah satu-satunya planet


yang dihuni oleh makhluk hidup.
4. Mars

Mars adalah planet diurutan keempat dari matahari.


Planet mars mempunyai atmosfer yang sangat tipis
dengan sebagian besar tersusun atas karbon dioksida
(95,3%), nitrogen (2,7%), argon (1,6%), oksigen
(0,15%), dan air (0,03%).
5. Jupiter

Jupiter adalah planet terbesar dengan diameter sekitar


130.000 Km. Jarak rata-rata ke matahari kurang lebih
sekitar 778 juta Km. Struktur yupiter hampir sama
dengan struktur matahari dan mayoritas terdiri dari
hidrogen serta campurannya seperti NH3, Helium,
Amoniak, dan Metan.
6. Saturnus

Saturnus adalah planet kedua terbesar setelah


Yupiter, jarak rata-rata terhadap matahari kurang lebih
1.426 Km dengan jangka revolusi planet sekitar 29,5
tahun dan waktu yang dibutuhkan untuk berputar pada
sumbunya sekitar 10 jam.
7. Uranus

Uranus adalah planet dengan jarak rata-rata terhadap matahari


sekitar 2.869 juta Km dan mengorbit matahari dalam waktu 84
tahun dengan kecepatan rotasi 11 jam. Planet uranus memiliki
diameter sekitar 49.700 Km. Pada planet ini ditemukan suatu
unsur helium, hidrogen dan metan. Planet uranus memiliki lima
satelit, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.
Keistimewaan planet uranus adalah letak sumbu rotasinya
sebidang dengan bidang revolusinya, pada uranus, matahari
bergeser dari utara ke selatan dalam periode revolusinya.

8. Neptunus

Neptunus adalah planet yang jaraknya paling jauh dengan


matahari yaitu sekitar 4.495 juta Km dan beredar mengelilingi
matahari dalam waktu 165 Tahun. Waktu rotasinya adalah 15 jam.
Ada 2 satelit yang dimiliki Neptunus yakni Triton yang berdiameter
4.000 Km, beratmosfer, dan bentuknya mirip pluto, sedangkan
Nereid berdiameter 2000 Km, letaknya lebih jauh dari bumi
dibandingkan dengan triton.

12. Satelit

Satelit adalah benda langit yang tidak memiliki sumber cahaya


sendiri dan bergerak mengelilingi planet tertentu sambil mengikuti
planet tersebut beredar dengan periode revolusi dan rotasi tertentu.
Ada dua macam satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan. Satelit
alam adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang
mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada
dirinya. Contohnya Bulan yang merupakan satelit dari Bumi.

Sejarah Satelit

Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh


Soviet pada tanggal 4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik
Rusia, dengan Sergei Korolev sebagai kepala disein dan Kerim
Kerimov sebagai asistentnya. Peluncuran ini memicu lomba ruang
angkasa (space race) antara Soviet dan Amerika. Sputnik 1
membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan
jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari
distribusi signal radio pada lapisan ionosphere.

Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan tinggi,


Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian
meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi
meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi.
Sputnik 2 diluncurkan pada tanggal 3 November 1957 dan membawa
awak mahluk hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama
Laika. Pada bulan Mei, 1946, Project Rand mengeluarkan desain
preliminari untuk experimen wahana angkasa untuk mengedarai
dunia, yang menyatakan bahwa, “sebuah kendaraan satelit yang
berisi instrumentasi yang tepat bisa diharapkan menjadi alat ilmu yang
canggih untuk abad ke dua puluh”.

Amerika sudah memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit


sejak 1946 dibawah Kantor Aeronotis angkatan Laut Amerika (Bureau
of Aeronautics of the United States Navy). Project RAND milik
Angkatan Udara Amerika akhirnya mengeluarkan laporan diatas,
tetapi tidak mengutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai
senjata militer. Tetapi, mereka menganggapnya sebagai alat ilmu,
politik, dan propaganda. Pada tahun 1954, Sekertariat Pertahanan
Amerika menyatakan, “Saya tidak mengetahui adanya satupun
program satelit Amerika.” Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih
mencanangkan bahwa Amerika Serikat akan meluncurkan satelit
pada musim semi 1958. Hal ini kemudian diketahui sebagai Project
Vanguard. Pada tanggal 31 Juli, Soviets mengumumkan bahwa
mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.mengorbit
bumi adalah Station Angkasa Interasional (International Space
Station).

13. Asteroid

Asteroid merupakan kumpulan benda- benda langit yang jumlahnya


ada jutaan yang menggerombol membentuk sebuah sabuk raksasa.
Gerombolan asteroid yang membentuk sebuah sabuk ini berada di
antara planet Mars dan planet Jupiter. Oleh karena adanya sabuk
asteroid ini pula pengelompokkan planet ada yang disebut planet
dalam dan planet luar. Adapun planet dalam adalah planet- planet
yang berada di antara matahari hingga sabuk asteroid tersebut
(planet Merkurius,planet venus, bumi dan Mars), sementara planet
luar adalah yang berada setelah sabuk asteroid bila dilihat dari arah
matahari (Jupiter, saturnus, Uranus dan Neptunus).

Asteroid juga disebut sebagai planet minor atau planetoid. Asteroid


merupakan benda langit yang apabila kita lihat dari dekat menyerupai
bebatuan. Jumlah asteroid ini banyak sekali dan mereka memiliki
orbitnya sendiri. Adapun orbit dari asteroid ini berbentuk elips asteroid
beraktivitas diangkasa dengan bebas. Asteroid terbentuk dari zat- zat
yang terdiri atas tanah liat, silikat, dan lain sebagainya.

14. Komet

Komet merupakan salah satu benda langit. Benda ini juga sering
disebut sebagai bintang berekor. Komet adalah bintang berekor yang
bergerak bebas di luar angkasa, sesekali peredaran komet ini
melintas di sebelah planet Bumi sehingga dilihat oleh manusia dalam
kurun waktu tertentu. Nama Komet sendiri berasal dari kata bahasa
Yunani yaitu “kometes” yang berarti rambut panjang. Suku Jawa
menyebut komet sebagai “lintang kemukus” karena memiliki ekor
seperti kukusan. Komet sendiri juga mengelilingi matahari, sama
seperti Bumi dengan orbitnya yang berbentuk lonjong.

Komet sendiri terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari


kumpulan debu dan gas yang membeku ketika berada jauh dari
matahari. Material- material penyusun komet ini hampir seluruhnya
terbentuk dari gas karbondioksida, metana dan juga air. Namun ketika
mendekati matahari, material- material penyusun komet ini sebagian
menguap sehingga membentuk kepala dan juga ekor komet. Ekor
komet sangat panjang, bahkan panjangnya bisa mencapai jutaan km.
Komet ini dapat kita lihat ketika keberadaannya masih jauh dari
matahari. Orbit komet berbeda- beda dan ada pula komet yang
menghabiskan masa hingga jutaan tahun lamanya hanya untuk satu
kali megorbit pada matahari. Waw, sungguh luar biasa. Namun
karena komet ini mengeliling matahari, maka komet masih
dikategorikan sebagai benda langit anggota tata surya.

15. Meteor

Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer


bumi, umumnya disebut sebagai bintang jatuh. Jadi meteor itu bukan
saja sebutan untuk benda langit yang sudah jatuh ke bumi, melainkan
penampakan jalur nya saat memasuki atmosfer bumi.

Bagaimana penampakan itu terjadi ? Penampakan jalur jatuhnya


meteoroid ke atmosfer bumi disebabkan oleh panas yang dihasilkan
dari tekanan ram. Jadi jika ada yang beranggapan oleh gesekan
udara atau atmosfer jangan disalahkan, itu adalah anggapan sebelum
adanya teori tekanan ram.

Dalam ilmu fisika, tekanan ram bisa dijelaskan sebagai tekanan


yang dihasilkan oleh benda yang bergerak dengan kecepatan
supersonic di dalam medium fluida (seperti gas atau cairan). Tekanan
ram sendiri menghasilkan gaya hambat yang besr pada benda
tersebut yang jatuh, dalam kasus ini adalah meteoroid.

Ciri- Ciri Meteor

Secara visual, tentu saja meteor memiliki ciri bersinar terang,


layaknya bintang jatuh dalam ukuran yang kecil. Jika meteoroid yang
jatuh dan memasuki atmosfer tidak habis dan bisa sampai ke
permukaan bumi maka benda yang sampai ke bumi disebut meteorit.

Jadi, urutan yang benar adalah sebelum meteor, benda angkasa


lebih kecil dari asteroid disebut dengan meteoroid. Setelah
memasuki atmosfer bumi disebut meteor (penampakan jalur jatuh,
ditandai dengan cahaya jatuh). Jika saat di atmosfer meteoroid tidak
habis dan bisa sampai ke Permukaan Bumi, maka disebut meteorit.

Contoh Meteorit

1. Besi

Meteorit yang ditemukan ini memiliki komposisi dari paduan


besi-nikel Kristal. Para ilmuwan percaya bahwa meteorit sama
seperti inti luar bumi. Dalam jumlah yang ditemukan, meteorit besi
berjumlah sekitar 4,8 % dari keseluruhan meteorit yang
ditemukan.

2. Stony

Disebut juga meteorit bebatuan. Jenis materoit ini paling umum


ditemukan dan memiliki ragam yang berbeda-beda. Meteorit Stony
dapat dibagi menjadi 3 sub-klasifikasi. Yang pertama adalah
Chondrites yang megandung chondrules. Kedua adalah
chondrites karbonan, yang mengandung chondrules bersamaan
dengan mineral volatile. Yang ketiga adalah Achondrites yang
tidak mengandung chondroles. Dihitung dari jumlah keselurahan,
Meteorit jenis ini sekitar 94% dari yang ditemukan.

3. Stony-Besi

Jenis meteorit ini sangat langka ditemukan, karena mengandung


bebatuan dan besi alias campuran dari Stony-Besi. Jenis ini
menempati sekitar 1,2 % dari yang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai