Anda di halaman 1dari 13

PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD


Dosen pengampuh: Nani Ranisah, S. Hum, M.M. pd

Di Susun oleh :

Ahmad Muis H.B


Lilis Khoerunisa

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASSHIDDIQIYAH
KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat,
karunia dan nikmat-nya saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pembentukan Alam
Semesta dan Tata Surya” ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi akhir
zaman, Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarga-nya. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampuh yang telah banyak membantu serta teman-teman
yang telah memberikan dukungan kepada saya hingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca pada umumnya dan
penulis khususnya. Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam upaya perbaikan dalam
membuat makalah selanjutnya. Terimakasih, selamat membaca.

Karawang, 01 Nov 2023

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta adalah keajaiban yang tak terbatas dan misteri yang
menggugah rasa ingin tahu manusia sepanjang sejarah. Lebih jauh lagi, dalam
skala yang lebih terbatas, tata surya kita sendiri adalah rumah bagi planet, bulan,
asteroid, dan lainnya, yang telah menarik perhatian ilmuwan, astronom, dan
pencinta sains. Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi sejarah pencarian
manusia untuk memahami asal-usul alam semesta dan tata surya kita yang
menakjubkan.
Melalui penggabungan pengetahuan astronomi, fisika, dan teori-teori
kosmologi, kita akan mencoba merinci proses terciptanya alam semesta dan
bagaimana tata surya kita, dengan Matahari dan planet-planetnya, muncul dari
dalam kegelapan kosmos. Pemahaman terhadap proses ini akan membantu kita
mengapresiasi kompleksitas alam semesta serta pentingnya memahami asal-
usulnya. Melalui penjelajahan ini, kita akan merangkai potongan-potongan
puzzle penting yang membantu menjawab pertanyaan fundamental tentang
eksistensi dan evolusi alam semesta kita.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Galaksi?


2. Bagaimana teori terbentuknya tata surya?
3. Apa yang di maksud tata surya dan apa saja sistemnya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Galaksi


2. Untuk Mengetahui bagaimana teori terbentuknya tata surya
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tata surya dan sistemnya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Galaksi

Galaksi merupakan kumpulan dari miliaran bintang dan debu-gas antar


bintang yang terikat oleh gravitasi. Jika dilihat dari jauh, galaksi seperti pulau
terang yang membentang di lautan gelap tak bertepi. Diperkirakan ada 100 miliar
galaksi di alam semesta dan masing-masing galaksi memiliki 100 miliar bintang
yang membentang mulai dari 3000 hingga 500 ribu tahun cahaya.
Para ilmuwan berpendapat bahwa galaksi terbentuk dari awan gas yang
berhamburan dari materi primordial akibat ledakan besar (Big Bang). Awan gas
tersebut akhirnya ditarik pada satu titik oleh gaya gravitasi yang lambat laun
mulai berotasi. Setelah berjalannya waktu, awan gas mulai membentuk cakram,
dengan pusat yang menonjol di mana bintang baru dilahirkan dan cakram pun
akhirnya memipih dan lengan spiral akhirnya terbentuk.
Perlu diketahui bahwa galaksi memiliki beragam ukuran dan bentuk. Pada
tahun 1925, seorang astronom bernama (Edwin Hubble) menyusun klasifikasi
galaksi. Ditilik dari bentuknya, galaksi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu elips,
spiral dan tidak beraturan.

Galaksi Elips

Galaksi spiral

2
Galaksi tidak beraturan

B. Teori terbentuknya Tata Surya


1. Teori nebula/kabut
Nebula berasal dari bahasa latin, nebulae yang berarti kabut. Secara
jelasnya, nebula adalah awan antar bintang yang terdiri dari gas, debu dan
plasma. Nebula memiliki kerapatan yang rendah bahkan jauh lebih rendah
daripada kerapatan air.
Immanuel Kant (1724 - 1804), seorang ilmuwan filsafat Jerman
mengatakan dalam bukunya yang berjudul Allgemine Naturgeschichte und
Theorie des Hummels
nach Newtonischen Grundsatzen behandelt, bahwa benda-benda langit seperti
bintang, planet dan lainnya bermula dari gumpalan gas yang tersebar di
angkasa raya.
Gumpalan gas besar menarik yang kecil sehingga membentuk
gumpalan gas yang lebih besar lagi. Dalam proses tersebut, bola-bola gas
mengalami benturan sehingga menimbulkan panas sehingga menyebabkan
kabut terus berputar. Semakin cepat berputar maka kabut akan semakin dingin,
sehingga di bagian khatulistiwa terjadilah pemisahan fragmen. Fragmen yang
dilempar keluar akhirnya mendingin lalu akhirnya meniadi padat dan
membentuk planet.
2. Teori Planetismal
Pada tahun 1905 atau kurang lebih seratus tahun setelah teori kabut
Immanuel Kant, seorang geologiwan bernama Thomas C. Chamberlin dan
Forest R. Moulton yang merupakan seorang astronom dari Chicago, USA
mengemukakan sebuah hipotesis yang disebut Teori Planetisimal.

3
Mereka mengatakan bahwa tata surya terbentuk akibat gas yang tertarik ke luar
matahari lalu gas tersebut yang akhirnya menjadi planet, hal ini disebut sebagai
Teori Planetisimal. Ada pula Planetisimal yang menghasilkan panas akibat gas
yang saling bertubrukan, sehingga barysfir menjadi panas kemudian
menyebabkan planet berotasi.
Perlu diketahui bahwa teori ini memiliki kelemahan, Hipotesis
Planetisimal menyatakan bahwa pembentukan bumi melalui proses yang
sangat lambat dan inti bumi merupakan bahan homogen. Sedangkan terdapat
bukti bahwa bumi mendidih terlebih dahulu
pada saat pembentukannya, lalu kemudian membeku.
3. Teori Pasang Surut
Teori ini pertama kali dikemukakan pada abad ke 18
oleh seorang naturalis Prancis bernama George Louis
Leclerc de Buffon (1707 - 1788). Teori Pasang Surut juga dikenal sebagai teori
Tidal.
George Louis menyatakan bahwa planet terbentuk akibat terjadinya
tabrakan antara matahari dan komet raksasa. Tabrakan tersebut menghasilkan
puing-puing yang nantinya menjadi planet kemudian mengorbit matahari.
Berbeda dengan George Louis, seorang astronom Inggris bernama James Jeans
(1877 - 1946) mengemukakan bahwa tata surya adalah hasil dari interasi antara
bintang lain dan matahari.
Selain itu Jeans dan seorang ahli matematika dan astrofisika Inggris
bernama Harold Jefreys mengungkapkan pendapat lain bahwa tata Surya
terbentuk akibat pengaruh pasang surut gas matahari akibat gaya tarik gravitas
bintang masif saat melewati matahari. Hasil dari gaya inilah, gas yang sangat
panas bisa berubah menjadi bola cair lalu mendingin dan akhirnya membentuk
planet serta satelit.
Intinya, teori ini menjelaskan bahwa tata surya awalnya hanya terdiri dari
matahari tapa anggota, hadirnya planet beserta anggota tata surya lainnya
dibentuk oleh bagian matahari yang diserap dan ole gravitasi bintang lain yang
melewati matahari. Bagian matahari it lambat laun membentuk gumpalan bola,
lalu mendingin dan akhirnya menjadi sebuah planet.

4
Meski terdengar masuk akal, teori ini ternyata memiliki kekurangan,
mengingat bahwa pada saat terbentukya tata surya belum banyak ditemukan
bintang-bintang raksasa sehingga sangat sulit bagi matahari untuk bertabrakan
atau saling tarik menarik energi dengan bintang lain. Alasan kedua, teori ini
dianggap lemah karena zat yang dilepaskan oleh matahari dalam bentuk gas
dengan temperatur yang sangat tinggi, sehingga sangat sulit untuk memadat,
mendinginkan dan berputar secara teratur di orbit.
4. Teori Awan Debu
Teori in dikemukakan Carls Friedrich von Weizsacker, Gerald Peter
Kuiper, dan William Hunter McCrea.
Menurut mereka tata surya terbentuk akibat awan debu yang berputar lalu
membentuk matahari dan juga planet.
Dalam jurnal The Solar System: its Origin and Evolution
(1991), yang ditulis oleh W.M.Woolfson menyatakan bahwa awan debu yang
runtuh menjadi piringan berupa aliran material yang turbulen, menciptakan
daerah padat yang bergerak secara sembarangan di daerah yang kurang padat.
Piringan tersebut terus berputar dan mengumpulkan awan debu lain
disekitarnya, menjadi suatu piringan raksasa. Peningkatan volume tersebut
turut meningkatkan tekanan terutama di daerah inti piringan. Menurut teori
awan debu, peningkatan tekanan menyebabkan atom-atom hidrogen dalam
daerah inti piringan saling bertabrakan dan membentuk atom helium.
Perputaran piringan terus terjadi, memicu reaksi fusi berantai dari
tabrakan hidrogen dan helium dan kemudian membentuk suatu inti bintang
muda. Bintang muda tersebut kemudian akan berkembang menjadi inti tata
surya yang kita sebut sebagai matahari. Matahari merupakan bintang masif.
Matahari mengubah sekitar 99 persen awan debu yang ada menjadi dirinya
sendiri. Dan menyisakan sekitar satu persen awan debu yang tetap berada
dalam jangkauan gravitasinya.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini menjelaskan tentang asal mula penciptaan tata surya yang
berasal dari dua bintang raksasa, saking besarnya salah satu dari bintang ini
meledak kemudian menghasilkan serpihan maupun debu yang bertebaran di
angkasa.

5
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh dua astronom bernama
Raymond Arthur Lyttleton dan Fred Hoyle. Meski isi hipotesa keduanya sama,
namun masing-masing astronom memiliki hipotesa masing-masing.

Teori Lyttleton tahun 1930.


Lyttleton berpendapat bahwa terbentukny tata surya bermula dari dua bintang
raksasa namun salah satu dari keduanya meledak hingga menjadi debu, gas
maupun batu batuan. Kemudian sisa ledakan itu mengorbit bintang yang tidak
meledak dan lambat laun menjadi planet.

Teori Fred Hoyle Tahun 1956


Fred Hoyle berpendapat bahwa tata surya berawal dari bintang kembar yang
bedekatan hingga salah satu bintang tersebut meledak sehingga serpihannya
mengitari bintang lainnya dan menjadi planet seiring dengan berjalannya
waktu.
Dari dua pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa matahari yang kita
lihat saat ini adalah salah satu bintang yang tidak meledak, sedangkan bintang
yang meledak tersebut memiliki sifat yang tidak stabil dan menimbulkan
ledakan kecil yang akhirnya terjadilah ledakan besar, yang serpihannya
mengitari matahari lalu berkumpul menjadi sebuah planet.

C. Sistem Tata Surya

Sistem tata surya adalah sebuah sistem tata surya yang terdiri dari
matahari dan semua objek astronomi yang terikat ole gravitasi kepadanya. Ini
termasuk planet, bulan, asteroid, komet, dan objek angkasa lainnya.

Sistem tata surya kita terdiri dari delapan planet utama, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Matahari adalah
bintang pusat dari sistem ini, dan semua objek dalam tata surya mengorbitnya.
Ini adalah salah satu dari banyak sistem tata surya yang ditemukan di alam
semesta kita.

Berikut penjelasan rinci tentang komponen-komponen tata surya:

6
 Matahari

Matahari adalah bintang pusat dari tata surya kita Ini adalah bintang
biasa tipe G yang menghasilkan energi melalui reaksi nuklir dalam intinya.
Gravitasi matahari memegang objek-objek lain di dalam tata surya pada orbit
mereka.

 Planet

Ada delapan planet utama dalam tata surya kita, diurutkan dari yang
terdekat dengan matahari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus. Planet-planet ini mengorbit matahari dalam jalur lips
dan memiliki berbagai karakteristik, seperti ukuran, komposisi, dan atmosfer
yang berbeda.

 Bulan

Planet-planet dalam tata surya memiliki bulan tau satelit yang


mengorbit mereka. Bumi memiliki satu bulan, yang disebut Bulan. Planet-
planet lainnya juga memiliki satu atau lebih bulan.

 Asteroid

Asteroid adalah benda kecil yang mengorbit matahari dan kebanyakan


terdapat di sabuk asteroid antara orbit Mars dan Jupiter. Mereka bisa
berukuran dari beberapa meter hingga beberapa ratus kilometer.

 Komet

Komet adalah objek yang terdiri dari batuan, es, dan debu yang
mengorbit matahari dalam jalur lips yang sangat eksentrik. Ketika komet
mendekati matahari, panas matahari menyebabkan es pada komet menguap
dan menciptakan ekor.

Sabuk Kuiper dan Objek Trans-Neptunus:

Selain planet-planet utama, ada berbagai objek di luar. Neptunus, termasuk


sabuk Kuiper yang berisi benda-benda seperti Pluto dan Eris. Objek-objek ini
sering disebut sebagai "objek trans-Neptunus" karena mereka berada di luar

7
Neptunus Sabuk Asteroid:

Ini adalah sabuk batuan dan asteroid yang terletak antara orbit Mars dan
Jupiter. Sabuk asteroid ini berisi jutaan objek berbeda dalam berbagai ukuran.
Tata surya adalah contoh yang menakjubkan tentang bagaimana gravitasi
bekerja dalam skala besar,mempertahankan objek-objek ini dalam orbit
mereka di sekitar matahari. Sistem ini terus dipelajari oleh ilmuwan untuk
memahami asal-usul dan evolusi tata surya serta potensi untuk eksplorasi
ruang angkasa lebih lanjut.

Definisi alam memesta

Alam semesta adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan


keseluruhan ruang, waktu, materi, dan energi yang ada dalam skala yang
sangat besar. Ini mencakup segala sesuatu yang ada, termasuk bintang,
galaksi, planet, gas, debu, serta segala hal yang mungkin belum kita temukan.
Alam semesta juga mencakup konsep-konsep seperti hukum fisika, gravitasi,
waktu, dan kosmologi, yang membentuk kerangka kerja untuk memahami
bagaimana segala sesuatu berinteraksi dalam ruang dan waktu. Eksplorasi
dan pemahaman tentang alam semesta merupakan subjek utama dalam
astronomi, fisika, dan kosmologi, dan terus menjadi titik pusat penelitian
ilmiah yang tak pernah berakhir.

Definisi Tata Surya

Tata Surya adalah sebuah sistem tata bintang yang terdiri dari Matahari,
planet-planet yang mengorbitnya, bulan-bulan, asteroid, komet, dan objek-
objek langit lainnya yang tertarik oleh gravitasi Matahari. Tata Surya adalah
rumah bagi Bumi dan planet-planet lainnya, yang masing-masing memiliki
karakteristik unik dan berbagai jenis objek angkasa yang menyertainya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Galaksi merupakan kumpulan dari miliaran bintang dan debu-gas antar
bintang yang terikat oleh gravitasi. Jika dilihat dari jauh, galaksi seperti pulau

8
terang yang membentang di lautan gelap tak bertepi. Diperkirakan ada 100 miliar
galaksi di alam semesta dan masing-masing galaksi memiliki 100 miliar bintang
yang membentang mulai dari 3000 hingga 500 ribu tahun cahaya. Ditilik dari
bentuknya, galaksi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu elips, spiral dan tidak
beraturan.

Teori terbentuknya Tata Surya


 Teori Nebula/kabut
 Teori Planetisimal
 Teori Pasang Surut
 Teori Awan Debu
 Teori Bintang Kembar

Sistem Tata Surya


 Matahari
 Planet
 Bulan
 Asteroid
 Komet

Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak
terdapat kekurangandan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang akan lebih baik
lagi. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah
pengetahuan kita

DAFTAR PUSTAKA

Perdana Prasetya, Sukma. Nebula. statik.unesa. Diakses pada 23 Oktober 2023


melalui

9
https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/geofish/file/f432569c-
9a53-4187-8d8e-868495763772.pdf
Nurul, Utami Silmi. ( 29 Januari 2022) Teori Awan Debu. Kompas. Diakses pada 26
Oktober 2023 melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/29/132344669/teori-awan-debu
Fiska. Teori Pasang Surut: Teori Pembentukan Tata Surya. Gramedia. Diakses pada
25 Oktober 2023 melalui
https://www.gramedia.com/literasi/teori-pasang-surut/
Harris, Mochammad. Teori Bintang Kembar : Proses Pembentukan Tata Surya.
Gramedia. Diakses pada 26 Oktober 2023 melalui
https://www.gramedia.com/literasi/teori-bintang-kembar/
Fredette, Nathalie dan Claude Lafleur. (2006). Memahami Alam Semesta. (Hendro
Setyanto, Terjemahan). Jakarta: Buana Ilmu Populer
Mawardi dan Nurhidayah. (2000) Ilmu alamiah dasar, Ilmu sosial, Ilmu budaya dasar
(IAD-ISD-IBD). Bandung: Pustaka Setia

DAFTAR PUSTAKA

Perdana Prasetya, Sukma. Nebula. statik.unesa. Diakses pada 23 Oktober 2023


melalui
https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/geofish/file/f432569c-
9a53-4187-8d8e-868495763772.pdf
10
Nurul, Utami Silmi. ( 29 Januari 2022) Teori Awan Debu. Kompas. Diakses pada 26
Oktober 2023 melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/29/132344669/teori-awan-debu
Fiska. Teori Pasang Surut: Teori Pembentukan Tata Surya. Gramedia. Diakses pada
25 Oktober 2023 melalui
https://www.gramedia.com/literasi/teori-pasang-surut/
Harris, Mochammad. Teori Bintang Kembar : Proses Pembentukan Tata Surya.
Gramedia. Diakses pada 26 Oktober 2023 melalui
https://www.gramedia.com/literasi/teori-bintang-kembar/
Fredette, Nathalie dan Claude Lafleur. (2006). Memahami Alam Semesta. (Hendro
Setyanto, Terjemahan). Jakarta: Buana Ilmu Populer
Mawardi dan Nurhidayah. (2000) Ilmu alamiah dasar, Ilmu sosial, Ilmu budaya dasar
(IAD-ISD-IBD). Bandung: Pustaka Setia

11

Anda mungkin juga menyukai