Anda di halaman 1dari 19

RESUME 8

KONSEP BUMI DAN ANTARIKSA KIMIA


“Teori Terbentuknya Bumi, Bentuk dan Susunan Bumi
(Atmosfer, Litosfer, Hidrosfer)”

DISUSUN OLEH :
ANESTRA PUTRI FAUZIAH
22129012

DOSEN PEMBIMBING :
DOSEN PENGAMPU : DR. HJ. YANTI FITRIA, S.PD., M.PD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Teori Terbentuknya Bumi
Teori pembentukan bumi tidak bisa dipisahkan dengan terjadinya jagat raya. Tentu saja
masing-masing teori mempunyai dasar yang berbeda-beda. Namun semuanya memberi
gambaran, bahwa bumi bersama benda-bendalangit lainnya merupakan suatu tatanan yang
awalnya pernah menjadi satu kesatuan, dan terus saling terkait hingga sekarang. Untuk
memahaminya,inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:

1. Teori Ledakan Besar (Big Bang)


Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan
ringan terlempar ke luar danbagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa
yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih
kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi
yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-
gumpalan itu membentuk planet- planet, termasuk planet bumi.

2. Teori Kabut Kant-Laplace


Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli filsafat dari Jerman Immanuel Kant pada
tahun 1755, kemudian dilanjutkan oleh seorang ahli matematika yang berasal dari
Perancis Pierre Laplace pada tahun 1796. Lalu diteori ini disempurnakan oleh CF. Van
Weizacher (1944) dan G.P. Kuiper (1951) yang menduga bahwa pembentukan bumi
berawal dari kabut gas yang amat panas, sehingga disebut dengan teori kondensasi.
Menurut Sutarman, dkk 2016:26 menyatakan dalam teori kondensasi bahwa
matahari, bumi, dan planet-planet lainnya berasal dari kabut panas yang berputar di
alam semesta. Dari perputaran tersebut, sebagian massa kabut gas
terlepas dan membentuk gumpalan-gumpalan pada bagian utama kabut gas tersebut.
Gumpalan tersebut lambat laun akan memadat dan akhirnya terbentuk planet.
Sama halnya dalam menurut Emilia 2013:9 yang menyatakan bahwa awal mula
terbentuknya bumi akibat dari awan panas atau nebula yang berputar dan kemudian
memadat sambil melepaskan cincin-cincin gas yang kemudian membentuk suatu planet.
Dalam Utoyo 2009:22 juga menjelaskan bahwa bumi berasal dari massa gas pijar yang
berputar, kemudian mendingin dan membentuk matahari dan planet-planet lainnya.

3. Teori Planetesimal
Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin seorang ahli Geologi dan Moulton seorang
ahli Astronomi pada tahun 1905 yang menyatakan bahwa bumi terbentuk karena adanya
ledakan antara matahari asal dan sebuah bintang besar. Menurut Harmoni hal 43
menyatakan bahwa di alam semesta ini terdapat matahari asal, lalu ada sebuah bintang
besar yang mendekat.
Kemudian terjadi gaya tarik yang sangat kuat dari bintang besar terhadap
matahari asal. Pada permukaan matahari akan terjadi ledakan yang membuat gas terlepas
dari matahari. Lepasan gas yang keluar dari matahari tersebut akan mengalami
kondensasi sehingga menjadi massa padat yang disebut planetisimal.
Bumi merupakan salah satu bentuk dari planetisimal. Pada perkembangannya,
planetisimal akan selalu menarik benda-benda kecil yang ada disekitarnya. Oleh karena
itu, sebagian planetisimal akan menjad ibesar.
Lain halnya dengan pendapat Tiara, Emilia 2013:10 yang menyatakan bahwa pada
susunan matahari merupakan sebuah kabut pilin. Pada kabut pilin tersebut terdapat
kumpulan benda-benda halus yang disebut planetisimal. Benda yang
lebih besar akan menarik benda yang lebih kecil, sehingga akan terbentuk
bola besar ditengahnya yang kemudian menjadi matahari dan planetisimal menjadi
planet-planet salah satunya bumi. Sejak semula kabut pilin dalam keadaan berputar, maka
semua planet bersama satelitnya akan selalu berotasi mengelilingi porosnya yaitu
matahari.
Menurut Maryadi, dkk, 2009:22 mengungkapkan bahwa dahulu
matahari merupakan bagian dari bintang-bintang yang ada dilangit. Pada suatu waktu,
ada bintang yang berpapasan dengan matahari dengan jarak yang tidak terlalu jauh yang
mengakibatkan tarik menarik antara satu dengan lainnya. Ketika bintang mendekat pada
matahari sebagian massa matahari tertarik kearah bintang, akan tetapi ketika bintang
menjauh massa matahari akan jatuh kepermukaan dan sebagian akan terhambur menjadi
gumpalan kecil yang disebut planetisimal.
4. Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut
pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah
kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi).
Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa
pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang
besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet
yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan
mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar,
seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari
pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan
mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka
akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan
menarik kolomkolom materi dari planetplanet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-
satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari dalam
membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam
membentuk planetplanet.
5. Teori Pergeseran Benua

Teori ini dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener (1880-1930). Pada teori ini
menyatakan bahwa dahulu benua Amerika Utara dan Selatan berimpit dengan pantai
Eropa Barat dan Afrika yang disebabkan karena adanya persamaan garis kontur serta
kesamaan formasi geologi. Menurut Wegener dalam Maryadi, dkk, 2009:25
menerangkan bahwa dahulu benua merupakan satu kesatuan yang disebut Benua Pangea.
Benua di sebelah selatan akan bergerak ke arah barat dan utara menuju katulistiwa yang
disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi. Lalu benua tersebut terpecah dan
mengakibatkann Samudera Hindia terdesak keutara, sehingga muncullah pegunungan
Himalaya. Samudera Atlantik akan semakin luas karena benua Aamerika yang bergerak
kearah barat.
Adapun menurut Harmoni bahwa akibat dari pergeseran pangea, antara lain:
1) Memicu timbulnya pelipatan kerak bumi sehingga mengakibatkan jalur pegununga
melebar.
2) Terbentunya pulau-pulau serta benua.
3) Jika pergeseran kerak bumi berjalan berlawanan, maka akan menimbulkan cekungan.
4) Dapat menyebabkan patahan minyak bumi, sehingga dapat memicu keluarnya
gerakan magma keatas yang dapat menimbulkan beberapa gunung berapi.

6. Teori Bintang Kembar


Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya
gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan
pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

7. Teori Tidal
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James Jeans dan
Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut teori tidal,
pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik
akibatbergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian
massa bergerak ke arah luar membentuk cerutu. Bagian yang berbentuk cerutu inilah
akhirnya mengalami pendinginan. Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas
menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian gumpalan- gumpalan bola inilah yang
disebut sebagai planet, salah satunya bumi.

8. Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa pada
awalnya terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip piringan cakram.
Adapun pusat piringan cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian
yang mengelilingi protomathari disebut sebagai protoplanet. Pusat piringan menjadi
sangat panas dan berpijar. Namun, protoplanet mengalami gejala pendinginan hingga
akhirnya menggumpal membentuk planet. Inilah asal mula planet bumi terbentuk.

9. Teori Whipple Fred L


Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred Lmenjelaskan
pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut dan gas ini
mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan besar. Kabut dan gas
yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga menjadi padat. Sedangkan gas
yang ringan menguap di angkasa. Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai
planet.

10. Teori Georges-Leouis Leclerc


Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan Comte de Buffon,
menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan komet dengan matahari.
Hal ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga terbentuklah suatu
planet. Pendapatnya ini disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak diterima oleh
kalangan ilmuwan lainnya.

11. Teori Wizsacker


Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang berasal
dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori yang menyatakan
bahwa awal mulanya tata surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut
dikelilingi oleh sebuah kabut gas. Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur
ringan, seperti hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas
tersebut karena panas matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami penggumpalan
dan disebut sebagai planet.

B. Bentuk Bumi
Dalam pelajaran Geografi di sekolah, kita telah mengetahui bahwa Bumi merupakan
planet yang bentuknya bulat. Dan jika diukur lebih akurat lagi, bentuknya tidak bulat
sempurna, tapi sedikit lonjong mirip telur ayam. Banyak sekali bukti yang mempertegas hal
ini. Misalnya, foto-foto yang diambil dari satelit buatan di luar angkasa; perbedaan waktu;
fenomena kapal yang berlayar ke satu arah akan kembali ke tempat semula; dan kenyataan
bahwa akan melihat bendera kapal laut lebih dulu sebelum badannya, ketika berdiri di tepi
pantai.
Bentuk bumi yang seperti telur ayam ini disebut juga dengan Geoid. Sedikit maju ke
340 tahun SM, Aristoteles diyakini sebagai orang pertama yang menyebutkan bahwa bumi
berbentuk bulat. Anggapan tersebut kemudian didukung oleh beberapa kenyataan yang
dihasilkan dari pengamatannya sendiri. Setelah melakukan pengamatan, Aristoteles
menyadari bahwa gerhana bulan (bulan purnama) diakibatkan oleh posisi Bumi yang terletak
diantara Bulan dan Matahari. Dia juga mengatakan bayangan Bulan di permukaan Bumi
selalu terlihat bundar. Kenyataan ini hanya bisa terjadi jika Bumi berbentuk bulat. Kalau
datar, bayangan bulan harusnya terlihat lonjong kecuali saat beradadi atas ubun-ubun.
Jadi melalui bukti-bukti tersebut, Aristoteles menyampaikan gagasan bahwa bumi
sebenarnya berbentuk bulat. Gagasan ini disepakati juga oleh filsuf-filsuf setelah Aristoteles,
seperti Euclid, Archimedes, Eratosthenes, dan Aristarchus.

C. Struktur dan Susunan Bumi


1. Kerak Bumi
Kerak Bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu
kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5–10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20–70 km. Penyusun kerak
samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang
utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak Bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan
total kurang lebih 80 km. Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas
terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 1.100 C. Kerak dan bagian mantel yang
relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan
astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak.
Temperatur meningkat 30 Derajat Celcius setiap km, namun gradien panas bumi
akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah:
 Oksigen (O) (46,6%),
 Silikon (Si) (27,7%),
 Aluminium (Al) (8,1%),
 Besi (Fe) (5,0%),
 Kalsium (Ca) (3,6%),
 Natrium (Na) (2,8%),
 Kalium (K) (2,6%),
 Magnesium (Mg) (2,1%).

2. Mante
Selubung bumi atau yang biasa disebut mantel bumi ini merupakan lapisan yang
menyelubungi inti bumi dan merupakan bagian terbesar dari bagian bumi sekitar 83.2
persen dari volume dan 67.8 persen dari keseluruhan masa bumi. Terdiri dari material
yang berfasa cair,sering pula selubung bumi disebut sebagai lapisan astenosfer.
Pada lapisan ini terjadi pergerakan-pergerakan lempeng-lempeng yang disebabkan
oleh gaya konveksi atau energi dari panas bumi. Pergerakan tersebut sangat
mempengaruhi bentuk muka bumi. ketebalan selubung ini berkisar 2.883 km.
Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc dekat dengan inti dan 3.3 gr/cc di dekat kerak bumi.
Pada wilayah selubung bagian atas akan mulai terbentuk intrusi magma yang diakibatkan
oleh batuan yang menyusut dan meleleh.

3. Inti Bumi

Inti bumi terletak mulai kedalaman sekitar 2900 km dari dasar kerak bumi sampai ke
pusat bumi. Inti bumi dapat dipisahkan menjadi inti bumi bagian luar dan inti bumi
bagian dalam. Batas antara selubung bumi dan inti bumi ditandai dengan penurunan
kecepatan gelombang P secara drastis dan gelombang S yang tidak diteruskan. Keadaan
ini disebabkan karena meningkatnya berat jenis material penyusun inti bumi dan
perubahan sifat materialnya dari yang bersifat padat menjadi bersifat cair.
Meningkatnya berat jenis disebabkan karena perubahan dari material silikat yang
menyusun selubung bumi menjadi material campuran logam yang kaya akan besi (Fe) di
inti bumi. Perubahan sifat material menjadi cairan disebabkan karena turunnya titik lebur
material yang mengandung besi dibandingkan material yang kaya silikat. Itulah sebabnya
material yang menyusun inti bumi bagian luar berupa cairan yang kaya logam Fe.
Sebaliknya semakin bertambahnya tekanan ke bagian yang semakin dalam akan
mengakibatkan kan naiknya titik lebur material logam. Hal ini menyebabkan material
yang menyusun inti bumi bagian dalam merupakan material logam yang bersifat padat.
Komposisi material penyusun inti bumi diketahui dengan perkiraan bahwa unsur besi
merupakan unsur yang banyak dijumpai pada kerak batuan penyusun kerak bumi.
Dengan meningkatnya berat jenis pada batuan yang makin dalam letaknya, maka
kadar besi juga akan semakin meningkat, sehingga pada selubung bumi mempunyai
kemungkinan mengandung kadar besi yang lebih besar daripada kerak bumi.
Berat jenis inti bumi bagian luar yang disusun oleh material kaya besi yang cair sama
dengan berat jenis berat jenis besi dalam keadaan cair. Karena inti bumi bagian dalam
disusun oleh material kaya besi yang padat, maka batas antara inti bumi bagian luar
dengan inti bumi bagian dalam mempunyai temperatur sama dengan titik lebur besi pada
tekanan di tempat tersebut.
Selain itu, komposisi penyusun inti bumi juga diketahui dengan mendasarkan pada
komposisi meteorit yang dijumpai mengandung logam besi dan nikel sebanyak sekitar
7% sampai 8%. Sehingga diperkirakan material logam penyusun inti bumi adalah unsur
besi dan nikel.

Struktur Lapisan Bumi Berdasarkan Susunan Kimia


Selain lapisan-lapisan di atas, Bumi juga terdiri dari empat susunan kimia, yaitu
1. Atmosfer,
2. Litosfer,
3. Hidrosfer, dan
4. biosfer.

1. Atmosfer

a. Pengertian Atmosfer
Menurut UCAR Center For Science Education Atmosfer bumi adalah
campuran gas yang mengelilingi planet bumi. Selain memberi kita gas untuk
bernafas,atmosfer juga membantu membuat Bumi dapat ditinggali makhluk
hidup, karena dapat melindungi kita dari sebagian besar radiasi ultraviolet (UV)
berbahaya yang berasal dari Matahari, menghangatkan permukaan planet kita
sekitar 33 ° C (59 ° F) melalui efek rumah kaca, dan sebagian besar mencegah
perbedaan ekstrim antarasuhu siang dan malam hari.
Kata atmosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu atmos yang berarti uap dan
sphaira yang berarti bulatan Bumi. Secara umum atmosfer berarti lapisan udara
yang menyelimuti seluruh permukaan bumi. Atmosfer bekerja sebagai pelindung
kehidupan bumi dari pancaran energy matahari yang sangat kuat pada siang hari
dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Jika tidak ada
atmosfer suhu bumi akan meningkat hingga 93,3o C pada siang hari dan turun
hingga -148,9oC pada malam hari. Atmosfer juga berfungsi melindungi bumi
dari terjadinya hujan meteor.
Ketebalan lapisan atmosfer sulit ditetapkan karena tidak jelasnya batas
antara lapisan atmosfer dan luar angkasa. Namun, sebagian besar ahli sepakat
bahwa ketebalan lapisan atmosfer adalah lebih dari 650 km. Lapisan atmosfer
merupakan campuran dari berbagai gas yang tidak tampak. Berdasarkan
volumenya, terdapat empat gas yang terkandung di lapisan atmosfer. Keempat
gas yang menempati hampers 100% lapisan atmosfer tersebut masing-masing
nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon (Ar)
sebanyak 0,93% dan karbondioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Gas lain yang
terkandung dalam lapisan atmosfer dengan volume yang sangat rendah antara
lain neon (Ne), helium (He), krypton (Kr), hydrogen (H2 ), xenon (Xe) dan ozon
(O3 ).

b. Lapisan Atmosfer
Atmosfer terbentuk dari beberapa lapisan udara antara lain:
1) Lapisan troposfer (0-12 km)
Lapisan troposfer adalah lapisan udara yang paling dekat dengan
permukaaan bumi dengan ketebalan yang berlainan, yaitu sekitar 9 km di
daerah kutub dan 12 km di daerah ekuator (Katino, 2006: 31). Sifat- sifat
khas lapisan ini adalah setiap kita naik 100 meter suhu udara akanturun 0,5˚-
0,64˚C. Lapisan udara yang tebal pada troposfer dapat melindungi bumi dari
sinar matahari sehingga suhu bumi tidak terlalu tinggi pada siang hari dan
tidak terlalu rendah pada malam hari.
Pada lapisan inilah terjadi proses gerakan udara (angin), terbentuknya
awan, dan terjadinya hujan yang merupakan cirri unsure cuaca. Cuaca sangat
berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi.
2) Lapisan Stratosfer (12-50 km)
Lapisan stratosfer adalah lapisan udara yang tingginya sekitar 18-60 km
diatas permukaan bumi (Katino,2006: 31). Pada lapisan ini terdapat
konsentrasi ozon pada ketinggian sekitar 22 km yang berfungsi melindungi
lapisan troposfer dari radiasi sinar ultravioletmatahari. Pada lapisan stratosfer
terdapat proses persenyawaan dan pengeluaran panas sehingga lapisan
stratosfer memiliki lapisan mesosfer. Batas antara traposfer dengan lapisan
stratosfer disebut tropopause yang bersuhu mnimum, sedangkan batas antara
stratosfer dengan mesosfer disebut stratopause yang berimpit dengan bagaian
atas ozon bersuhu maksimum.

3) Lapisan Mesosfer (50-85 km)


Lapisan mesosfer adalah lapisan yang berada di atas lapisan stratosfer
(Katino, 2006: 31). Lapisan ini berfungsi memantulkan gelombangradio dan
televise (VHF dan UHF). Lapisan ini berfungsi ntuk melindungi bumi dari
hujan meteor. Semakin ke atas, suhu udara di lapisan mesosfer semakin
dingin. Pada lapisan mesopause (lapisan peralihan antara mesosfer dan
termosfer) suhu dapat mencapai 140˚C di bawah nol (-140˚C).

4) Lapisan Termosfer (85-500 km)


Lapisan termosfer adalah lapisan atmosfer yang paling panas dengan lapisan
atmosfer yang lain (Katino, 2006: 31). Lapisan ini terletak di ketinggian
antara 80 km sampai batas antara atmosfer dengan angkasa luar. Pada lapisan
termosfer ini suhu udara dapat mencapai 1.500˚C. Pada lapisan ini terdapat
lapisan ionosfer (ketinggian 80-450 km). Partikel-partikel ion yang dihasilkan
pada lapisan ini berfungsi untuk memantulkan gelombang radio, baik
gelombang panjang maupun gelombang pendek.

5) Lapisan Eksosfer (<500 km)


Lapisan atmosfer yang paling luar disebut “eksosfer”. Dalam lapisan ini
hampir tidak terdapat lagi udara. Yang ada hanyalah partikel- partikel dasar
dari atom seperti proton dan electron. Namun diperkirakan terdapat pula
partikel-partikel berupa debu halus meteorik. Pada lapisan eksosfer ini juga
tampak adanya sinar kutub (aurora) yang menjulang tinggi sampai mencapi
1000 km.

c. Fungsi Atmosfer bagi bumi dan kehidupan


Atmosfer memiliki fungsi atau peran yang sangat penting bagibumi, yaitu:
 Atmosfer berperan sebagai sumber gas – gas penting yang digunakan dalam
proses kehidupan makhluk hidup di bumi. Oksigenmisalnya, merupakan gas
yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk lain di bumi.
Demikian pula karbon dioksida (CO 2, dan nitrogen (N2) yang terdapat
dalam atmosfer, sangat diperlukan dalam proses kehidupan tumbuhan di
bumi.
 Atmosfer berperan sebagai penyaring (filter) radiasi sinar matahari. Lapisan
ozon (O3) yang terdapat pada atmosfer membantumenahan radiasi sinar
matahari yang bisa berdampak merusak organ tubuh atau bahkan mematikan
makhluk hidup di bumi.
 Atmosfer sebagai penyangga (buffer) suhu di bumi. Gas dan uap air yang
terdapat pada atmosfer menyerap dan meneruskan atau memantulkan radiasi
yang diterimanya. Proses penyanggaan oleh atmosfer membantu menyangga
stabilitas suhu di bumi sehingga suhu di bumi menjadi tidak terlalu panas
pada siang hari ataupun terlalu dingin pada malam hari.
 Atmosfer merupakan pengatur kelestarian proses cuaca dan iklim di bumi.
Sebagian daur hidrologi (pembentukan awan dan hujan) yang merupakan
faktor yang sangat berpengaruh bagi cuaca dan iklim dibumi berlangsung di
atmosfer bumi.

Seandainya bumi tidak memiliki atmosfer, maka banyak proses kehidupan


akan terganggu. Tanpa oksigen yang ada di atmosfer mustahil makhluk hidup
bisa bertahan hidup. Tanpa proses penyaringan radiasi surya di atmosfer, daratan
di bumi mungkin akan tenggelam karena seluruh es di kutub bumi akan mencair.
Tanpa proses penyanggaan oleh atmosfer suhu bumi bisa mencapai 93Cpada
siang hari dan -184oC pada malam hari.
2. Litosfer

a. Pengertian Litosfer
Menurut New World Encyclopedia Litofer (dari bahasa Yunani berarti
“berbatu”) adalah jatuhnya padat dan ekstrim planet berbatu, dalam kasus planet
bumi, litosfer termasuk kerak dan lapisan bulu yang menghubungkan kerak bumi,
litosphere berisi berbagai mineral, ia terus berinteraksi dengan lapisan atmosfer
dan Hidrosfer. Litosfer berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata lithos dan
spaira. Litos artinya bebatuan dan spaira artinya lapisan. Jadi litosfer adalah
lapisan kerak bumi yang paling luar terdiri dari batuan. Litosfer adalah lapisan
kulit luar bumi, tersusun oleh berbagai jenis batuan dengan struktur geografi yang
bervariasi, yang mempunyai ketebalan antara 70-125 km atau lebih (Sardiman,
dkk. 2004: 19).
Ketebalan kerak bumi tidak sama disetiap tempat. Tebal kerak bumi
dibawah benua adalah 20-50 km dan tebal kerak bumi dibawah samudera adalah
10-12 km. Lapisan litosfer terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan sial (silsium
aluminium) dan lapisan sima (silsium magnesium) .
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar
bumidikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian
paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan
anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia
memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan
lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini
lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas
oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer
berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960,
konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah
(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Harry hess, pada tahun 1960, dengan teori tektonik lempengnya membagi
kerak bumi menjadi dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak
benua terdiri dari batuan yang ringan dan banyak mengandung SiO₂ (silika),
sedangkan kerak samudera sebagai dasar samudera terdiri dari batuan-batuan
yang sangat padat berwarna gelap dan miskin akan SiO₂ (Cut Meurah, dkk. 2006:
74).

b. Batuan Pembentuk Litosfer


Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :
1) Batuan beku, dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar
berangsur-angsur menjadi dingin dan beku:
 Batuan beku dalam (plutonik).
Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses
pendinginannya sangat lambat. Menghasilkan: batuan beku dengan kristal
penuh yang besar-besar (holokristalin).
 Batuan beku korok (porfirik).
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap
diantara lapisan-lapisan litosfer.
 Batuan beku luar (episif).
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva
di permukaan bumi menjadi cepat menghasilkanlelehan batuan beku
dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.
2) Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luarakan
diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.
 Batuan sedimen klitik, yaitu pasir
 Batuan sedimen kimiawi, yaitu stalaktit dan stalakmit
 Batuan sedimen organik, yaitu lapisan humus dari hutan
c. Fungsi Litosfer Bagi Bumi dan Kehidupan
 Berfungsi untuk tempat makhluk hidup menjalani kehidupannya
 Batuan penyusun litosfer tersebut bisa dimanfaatkan dalam berbagai semua
bidang (paling banyak bidang industri)
 Penyusunnya juga dapat dimanfaatkan yaitu berfungsi sebagai sumber energi
serta juga pemenuhan kebutuhan manusia lain.
 Mineral penyusun litosfer ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal seperti
misalnya bahan bangunan, peralatan rumah tangga, industri elektronika,
perhiasan, dan lain sebagainya.

3. Lapisan Hidrosfer

a. Pengertian Hidrosfer
Menurut Encyclopedia Britannica, Hidrosfer adalah lapisan air yang
diskontiniu di atau dekat permukaan bumi. Ini mencakup semua air permukaan
cair dan beku, air tanah yang tersimpan di tanah dan batu, dan uap air atmosfer.
Hidrogen merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam berbagai
wujud. Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Dalam kehidupan, air
mempunyai fungsi yang sangat penting. Air dibutuhkan untuk mandi, memasak,
menyirami, dan mencuci. Hidrosfer berasal dari kata hidro (air) daan sphere
(lapisan).
Hidrosfer berarti lapisan air. Lapisan air permukaan bumi meliputi lautan,
laut, sungai, salju/gletset, air tanah, dan uap air yang terdapat dalam atmosfer.
Ilmu yang mengkaji perairan disebut hidrologi. Hidrologi adalah cabang geografi
fisik yang mempelajari sumber air dengan penekanan pada terhadapnya, sifat-
sifatnya, kualitas dan kuantitasnya menurut ruang dan waktu (Sardiman, dkk.
2004: 31). Hidrosfer mencakup air tawar di daratan dan air garam di lautan.
Sebagian besar hidrosfer adalah lautan (97,2%) dan sisanya (2,8%) adalah air
tawar. Air merembes ke dalam bumi melalui pori-pori lapisan-lapisan batuan dan
tanah dengan proses infiltrasi.

b. Jenis-jenis siklus hidrologi ( siklus air)


Ada tiga jenis siklus hidrologi, yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan siklus
panjang.
1) Siklus pendek, yaitu terjadinya penguapan di permukaan laut, kemudian
terbentuk awan dan akhirnya hujan di kawasn laut.
2) Siklus sedang, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian
terbentuk awan-awan terbawa angin di daratan dan mengalir lagi melalui
sungai di permukaan.
3) Siklus panjang, yaitu penguapan terjadi dipermukaan laut, kemudian
terbentuk awan-awan terbawa angin, terjadi hujan di daratan dan mengalir
lagi ke laut melalui sungai di permukaan dan aliran bawah tanah.

c. Fungsi Hidrosfer Bagi Bumi dan Kehidupan


Hidrosfer dalam kehidupan, memiliki banyak manfaat yang sangat
pentingbagi kehidupan di bumi, diantaranya:
1) Pembangkit Listrik
Salah satu manfaat danau bagi kehidupan manusia ialah dapat digunakan
untuk pemanfaatan Pembangkit Listrik tenaga air (PLTA) menjadi salah satu
sumber utama pembangkit listrik. Saat ini kita telah dibiasakan untuk
menggunakan semua peralatan rumah tangga dengan listrik, sangat sulit jika
menghadapi persoalan jika tidak mendapat pasokan listrik yang mencukupi
dan kembali ke zaman dimana menggunakan lilin, petromax ataupun diesel
dari tenaga matahari. Contoh: Pembangkit Listrik Tenaga Air Rasak Bungo
berada di Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumbar.Kini,
PLTA tersebut telah berusia 113 tahun dan menjadi salah satu aset milik PT
Semen Padang.
2) Tempat Mata Pencaharian Masyarakat
Hidrosfer sebagai tempat hidup para binatang laut menjadi mata pencaharian
utama bagi para nelayan yang menjadikan hal ini sebagai pekerjaan utama.
Salah satunya manfaat sungai penting pula menjaga ekosistem hidrosfer juga
akan membantu kehidupan manusia yang tentunya sangat bergantung dengan
alam. Contoh: Pantai Padang, Jalan Samudera, Kecamatan Padang Barat,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
3) Transportasi
Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dnegan menggunakan kendaraan
disebut dengan transportasi. Saat ini transportasi dapat memanfaatkan darat
laut dan udara. Indonesia yang sebagian besarpulau dipisahkan oleh perairan
sangat memanfaatkannya sebagai sarana transportasi masal bagi masyarakat
yang ingin melakukan perjalanan.
4) Kebutuhan Dasar Manusia Air menjadi kebutuhan pokok manusia untuk
menjalankan kehidupan. sehingga perlu menajga keseimbangan hidrosfer di
bumi.

4. Biosfer

Menurut etimologi, biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan sphere
yang berarti lapisan. Jadi biosfer adalah lapisan tempat tinggal satu makhluk hidup
atau seluruh ruang hidup yang ditempati organisme. Biosfer sendiri merupakan
sebuah sistem kehidupan yang besar karena terdiri atas gabungan dari oksigen yang
ada di bumi titik selain manusia hidup yang mendiami bumi ada juga binatang serta
tumbuh-tumbuhan yang mendiami lapisan biosfer ini.
Pada dasarnya lapisan biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biosiklus
yaitu biosykus darat, biosiklus air tawar, dan biosiklus air asin. Secara rinci, A
Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen
berikut ini:
a. Komponen biotik/berupa makhluk hidup yang terdiri atas:
o tumbuh-tumbuhan sebagai produsen
o binatang sebagai konsumen meliputi herbivora (hewan pemakan tumbuh-
tumbuhan), karnivora (pemakan daging), omnivora (pemakan tumbuh-
tumbuhan dan daging) dan bakteri dan jamur sebagai pengurai
b. Komponen abiotik (berupa makhluk yang tak hidup) meliputi iklim, bahan-bahan
anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan tanah air dan
udara. Contohnya antara lain karbon (C), nitrogen (N), karbondioksida (CO),
air(H2O), oksigen(O2), protein, karbohidrat dan lemak.
DAFTAR PUSTAKA

Anjayani, E.,&Haryanto, T.2009.GEOGRAFI Kelas X. Jakarta: PT.Cempaka Putih.

Bumi.Wikipedia.Insiklopedia Bebas.Wikipedia.

Geologi Dasar 1.2015.Jakarta: Kementrian Pendidikan & Kebudayaan.

Hartono.2007. Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Jakarta: CV. CITRA PRAYA.

Maryadi, Rahayu, dkk.2009.Nuansa Geografi Kelas X. Jakarta: PT. Widya Duta Grafika.

Ria, W., Sutarman, &dkk.2016. Buku Ajar Ilmu Kealaman Dasar. Sidoarjo: Umsida Press

Soegimo, D., & Ruswanto.2009. Geografi untuk SMA X. Jakarta: CV Mefi Caraka

Sulistyanto, I. G.2009. Geografi 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: PT Balai Pustaka

Sutarman, Wulandari, R., & dkk. (2016). Buku Ajar Ilmu Kealaman Dasar. Sidoarjo

Waluya, B. (2009). Memahami Geografi SMA 1. Jakarta: Armico

Anda mungkin juga menyukai