Sumber: http://freelander09.wordpress.com
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal
makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan
seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari
daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet
yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan
selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi
matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam
dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori mengenai
pembentukan bumi yang umum dikenal.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli
astronomiAmerika bersama rekannya T.C Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal
Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah
bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat
matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan
jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas
matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari
bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang
tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian
lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi
matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin
dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa
planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya
membentuk planet, termasuk bumi.
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam
jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan
oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi
yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan
pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi
matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-
planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit
berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam
jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh
planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga
lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang
matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam
membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti
sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan
bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan
kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang
menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman
mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas.
Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas
matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur
yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di
angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula
besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur –
unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat
panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal
menjadi planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata
surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas
yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat,
sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian
membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai sekarang adalah Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para
ilmuwan walaupun terkadang masih terdapat beberapa perbedaan.
Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah
pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang
menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan
lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal
terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa
mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan
Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa.
Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya
Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya
mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
zaman ini merupakan zaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.
Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala
Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna
yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.
Kesimpulan :
Planet kita diperkirakan mulai terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Sejak itu penampilan aslinya hampir
tidak pernah berubah. bumi ini cocok untuk menciptakan dan mengembangbiakkan bentuk kehidupan
sejak pertama kali terbentuk. Tim peneliti barat menolak teori tentang bumi seluruhnya diselubungi
samudera sebelum spesies laut pertama menginjak daratan.
Sejarah Pembentuk Muka Bumi
Sumber: Buku paket geografi, penerbit: Erlangga, penulis: Winarno.
Sesudah bumi terjadi bersama-sama planet lainnya, muka bahan-bahan yang lebih berat menggumpal
didalam intinya, sedangkan keraknya terdiri dari unsure-unsur Silisium dan Alumunium (sial). Sesudah
lapisan tersebut menyusun lapisan yang agak dalam yaitu silisium dan magnesium (Sima). Lebiih dalam
lagi terdapat lapisan yang banyak menggandung unsure persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam
adalah inti, yang mengandung besi dan nikel. Era sejarah bumi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prakambium
Dalam era prakambium tidak ada jasad yang dapat membuat rangka yang keras sehingga
pemfosillan tidak mungkin terjadi.
2. Paleozoikum
a. Kambrium
Pada zaman Kambrium banyak ditemukan fosil. Semua masih hidup terbatas pada air laut,
terutama jasad-jasad samudera contohnya archaecyatha (memiliki peranan seperti binatang karang) dan
binatang petunjuk (trilobita yaitu sejenis udang-udangan yang berkulit keras).
b. Silur
Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibanding zaman kambrium. Banyak kelompok
binatang baru yaitu yang terpenting adalah vertebrata (binatang bertulang belakang) dan graptalit adalah
cirri fosil petunjuk pada zaman silur dan merupakan kumpulan binatang kecil yang disebut rabdosoma.
c. Devon
d. Karbon
Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon (karbonium) bebas diberbagai
bagian dunia. Karbon berperan penting menjadi petunjuk keadaan cuaca dan iklim. Pada zaman inilah
yang menyebabkan zaman karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat
hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan.
e. Perm
Perm memiliki letak lapisan yang diskor dan berada diatas karbon yang mengandung batu bara.
Adanya penyimpangan fauna laut dari dua karbon fosil pada era paleozokium yang penghabisan.
3. Mesozoikum
Masa mesozoikum terdiri dari zaman Kapur (berumur kurang lebih 90 juta tahun), Jura (145 juta
tahun), dan Trias (190 juat tahun). Ketiga zaman itu disebut tingkat kehidupan pertengahan. Keadaan
iklim pada waktu itu adalah panan dan basah. Mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun
lebar, binatang melata, amfibi, ikan dan binatang menyusui pertama. Penyebaran kehidupan flora dan
fauna masih terbatas.
4. Kenozoikum
Zaman Kenozoikum terdiri dari zaman tersier dan zaman kuarter yang disebut tingkat kehidupan
terbaru.
a. Zaman tersier
Zaman tersier terbagi menjadi masa eosin (berumur 70 juta tahun), oligosen (42 juta tahun), dan
pleiston (16 juta tahun). Pada zaman ini tumbuhan berkembang biak dan berkembang tumbuhan
berbunga. Meluasnya binatang-binatang menyusui dan burung-burung. Keadaan iklim tidak begitu
berbeda dengan zaman sebelumnya. Batu bara muda mulai terbentuk.
b. Zaman Kuarter
Zaman kuarter, terdiri dari masa pleistosen (diluvium) dan masa holosen (Aluvium). Usia kedua
masa tersebut usianya kurang lebih dari dua juta tahun lalu. Zaman ini merupakan permulaan era baru
dengan munculnya manusia pertama di dunia. Perkembangan flora dan fauna meluas dan berkembang
dengan baik. Diperkirakan variasi iklim lebih banyakdari zaman sebelumnya.
Sejarah Pembentukan Muka Bumi
Sumber: buku geografi, penerbit Erlangga, pengarang: K. Wardiyatmoko.
Periode pembentukan bumi dapat dibagi empat yaitu: Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum,
dan Kenozoikum.
1. Parakambium
Zaman prakambium lebih tua daripada zaman Kambrium, dengan cirri lapisan-lapisannya selalu
terdapat dibawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil.
Lapisan prakambium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik yang berasal dari pembekuan
magma cair maupun peleburan dan penghamburan kembali sedimen-sedimen dan batuan lainnya,
disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen dan batuan beku.
Perlapisan seperti pada sedimen-sedimen tidak banyak diketahui. Seandainya terdapat perlapisan,
seringkali hal ini disebabkan oleh perubahan-perubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang
tinggi. Bantuan prakambium sangat jarang dijumpai dipermukaan bumi.
Oleh karena bentuknya agak melngkar dan permukaannya sedikit cembung maka inti-inti
prakambium disebut "perisai benua". Disekitar bagian pusat yang berbentuk perisai itu, lapisan
prakambium tertutup oleh lapisan-lapisan yang lebih muda. Semakin jauh dari bagian pusat, lapisan
tersebut akan semakin tebal.
Di grand canyon sepanjang sungai Colorado, terlihat lapisan Prakambium sebagai alas dan di
atasnya tumpukan sedimen-sedimen yang makin ke atas makin muda. Contoh lain adalah perisai Kanada
di sekitar Danau Great Lake, perisai Fennoskandia di Finlandia, dan perisai Australia.
Pada era Prakambium dapat diketahuipula bahwa dibeberapa daerah terdapat iklim yang sangat
dingin (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser)
Pada waktu itu, permukaan bumi yang ada diatas muka laut merupakan guru, karena kekurangan
air yang sangat besar tetapi karena kekurangan air yang sangat besar, tetapi karena pada waktu itu belum
terdapat tumbuh-tumbuhan darat. Factor lain adalah oksigen bebas dalam atmosfer jauh lebih sedikit
daripada sekarang
Diketahui bahwa pada era Prakambium tidak ditemukan bentuk-bentuk makhluk hidup dengan
tekstur yang jelas. Tekstur adalah istilah yang dipakai untuk bentuk-bentuk dan arah didalam batua.
Struktur adalah istilah yang lebih banyak dipakai untuk bentuk-bentuk yang terbangunkan oleh
kumpulan-kumpulan batuan kubah
2. Paleozoikum
a. Kambrium
zaman ini ditandai oleh adanya endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah
mencapai tingkat perkembangan yang tinggi contohnya Archaeocyata jenis ini banyak membentuk
enapan-endapan gamping yang tebal
Batuan pada zaman Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit.
Dengan menggunakan jejak fosil, dapat diketahui 3 macam zaman kambrium yaitu:
1. Fauna Kambrium bawah.
Masih bersifat kosmofolit, yaitu hewan-hewan masih terdapat di berbagai tempat di dunia
(trilobite Olenellus).
2. Fauna Kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan atlantik.
3. Fauna Kambrium Atas
Daerah fauna Pasifik bercirikan Dicellocephalus dan terus menembus Eropa-Cina-Tibet
sampai Spanyol.
b. Silur
Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan zaman Kambrium. Banyak
kelompok hewan baru muncul dalam zaman Silur. Di antaranya yang terpenting adalah vertebrata atau
hewan bertuang belakang. Graptolit adalah cirri fosil penunjuk pada zaman Silur dan merupakan
kumpulan hewan kecil yang disebut rabdosoma. Sedimen dengan ciri terbentuk di laut dalam. Air terjun
Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Adanya sisa avaporit-evaporit menunjukkan adanya iklim
yang kering dan mungkin ada suasana gurun. Di Indonesia, zaman yang tertua yang diketahui. Fosil Silur
berupa koral bulat yang disebut Halisites, telah ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam sungai di
Papua.
C. Devon
Zaman ini bercirikan munculnya tumbuhan darat dan binatang bertulang belakang. Di laut
dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok hewan yang tidak bertulang belakang, seperti amronit.
Zaman Devon terbagi menjadi tiga, yaitu zaman Devon Bawah, Devon Tengah, Devon Atas. Pada
umumnyadaerh batu pasir merah tua old red sandstone (ORS) terdiri atas arkosa, konglomerat, batu pasir,
yang seluruhnya berasal dari perombakan Pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini meliputi sekitar
Pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia, hingga jauh melampaui
daratan tinggi Rusia. Di Indonesia, zaman Devon hanya dapat ditunjukan di beberapa tempat saja, yaitu
dengan adanya Heliopora, Tertacoralla, dan Clathrodyctyon. Daerah Sungai Telan di Kalimantan adalah
satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti menpunyai batuan dari zaman Devon.
Pada zaman Devon, keadaan iklim sangat panas dan di daerah tropis tumbuhan berkembang
dengan sangat baik, mengakibatkan terjadinya tanah merah yang bersifat laten. Di samping itu, dengan
adanya sungai-sungai dan danau-danau, menunjukan iklim yang ada bersifat agak lembap. Di beberapa
tempat ditemukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya glester-glester besar, contohnya di Afrika
Selatan dan Amerika.
D. karbon
Zaman ini berperan penting menjadi pentujuk keadaan cuaca/iklim. Pada zaman karbon ini
banyak terjadi banyak pembentukan; hal inilah yang menyebabkan karbon dapat dikenal dengan nyata.
Adanya sedimen klasika dengan rekah kerut menandakan iklim kering. Adanya pertumbuhan
daun-daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan.
Beberapa jenis amfibi yang muncul pada zaman devon mengalami perkembangan pesat, demikian
pula serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini bersifat pemakan daging. Pada tempat karbon
ditempatkan sebagai lapisan dasar laut, dijumpai karang atau koral dalam jumlah besar.
E. perm
Zaman pern memiliki letak lapisan yang diskor dan berada di atas karbon mengandung batu bara.
Ciri lain adalah adanya penyimpangan fauna laut dari 2 fosil karbon pada era Paleozoikum akhir. Di
Indonesia, peninggalan zaman Perm ditemukan di Timor pada lembah Sungai Noil, berupa lapisan lava-
lava bantal. Lapisan zaman Perm mengandung minyak, kalium (bahan porselin), lempung keramik, besi,
dan batu bara
a. Bila perbedaan topografi tidak seberapa dan terdapat laut yang luas, akan terdapat iklim yang agak
panas dan merata di bagian bumi yang luas.
b. Bila perbedaan topografi besar, yaitu selama ada orogenesis (masa pembentukan pegunungan)
yang penting dan meluas di seluruh dunia, terdapat pembagian iklim yang jelas misalnya iklim kutub,
sedang, kering, gersang, dan tropis.
Dari era Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
Pada era Azoikum dapat dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulan pada era
Proterozoikum mulai ada kehidupan.
Pada era Paleozoikum mulai ada fosil-fosil yang berasal dari flora an fauna.
Pada era Paleozoikum mulai timbul berbagai kehidupan seperti tumbuhan darat pertama, ikan,
dan ubur-ubur yang tingkat kehidupannya masih sangat sederhana.
3. Mesozoikum
Zaman Mesozoikum terdiri atas zaman Kapur, Jura, dan Trias. Zaman Kapur berlangsung selama
51,4 juta tahun, zaman Jura selama 54,1 juta tahun, zaman Trias selama 51,4 juta tahun. Hal ini dapat
diketahui dari pertumbuhan dan perkembangan flora dan fauna pada saat itu. Pada zaman ini, mulai
tumbuh dan perkembangan tumbuhan berdaun lebar, hewan melata, amfibi, ikam, dan hewan menyusui
pertama. Persebaran flora dan fauna pada zaman ini masih terbatas.
4. Kenozoikum
Zaman Kenozoikum disebut juga zaman Neozoikum, terdiri atas zaman Tersier dan Kuarter serta
merupakan tingkat kehidupan baru.
1. Zaman tersier terbagi menjadi masa Eosen, Oligosen, dan Pleistosen. Masa Eosen berumur 22 juta
tahun, Oligosen 9 juta tahun, miosen 17,7 juta tahun dan Pleistosen 2,58 juta tahun.
2. Zaman Kuarter terdiri atas masa Pleistosen atau dilivium dan masa Holosen atau Aluvium. Kedua masa
ini berumur kurang lebih 2 juta tahun yang lalu.