Anda di halaman 1dari 11

6 Teori Pembentukan Tata Surya dan

Penjelasannya
1. Teori Nebula

Dalam teori Nebula, diungkapkan bahwa pada awalnya sistem tata surya ini terbentuk dari suatu
nebula atau kabut tipis yang sangat luas. Nebula atau massa gas raksasa yang bercahaya ini
berputar perlahan -lahan yang kemudian secara berangsur -angsur mendingin, mengecil dan
mendekati bentuk bola.

Rotasi yang terjadi semakin lama semakin kencang sehingga mengakibatkan bagian tengah dari
massa tersebut jadi menggelembung. Akibatnya, lingkaran materi tersebut terlempar keluar.

Lingkaran inilah yang kemudian mendingin, mengecil, hingga akhirnya menjadi planet -planet.
Planet -planet yang terbentuk tetap mengorbit mengeliling inti massa. Sementara lingkaran lain
terlempar lagi dari pusat massa sehingga menjadi seluruh planet yang kita kenal sekarang ini,
termasuk bumi.

Pusat massa tersebut adalah matahari. Berikutnya, planet -planet yang ada juga melemparkan
massa-nya keluar angkasa sehingga berubah menjadi satelit seperti bulan yang dimiliki oleh
bumi.

Teori Nebula diketahui muncul pertama kali pada abad XVIII yang diawali oleh pendapat dari
seorang filsuf Jerman bernama Immanuel Kant. Pendapat Kant mengenai tata surya yang
terbentuk dari nebula ini kemudian diperkuat oleh Marquis de Laplace (Piere Simon), yang
merupakan seorang astronom Prancis.

Teori yang diungkapkan oleh Laplace lebih merupakan penjelasan pendapat Kant. Meski
Laplace pun tidak mengetahui sumbangan dari pemikiran kant dalam teorinya tersebut. Karena
berasal dari pemikiran dua ahli ini, maka teori Nebula juga sering disebut sebagai Teori Kant -
Laplace.

2. Teori Planetesimal

Yang dimaksud dengan planetesimal merupakan suatu benda padat kecil yang bergerak
mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Teori planetesimal mengemukakan bahwa suatu ketika
sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada sangat dekat dengan matahari.

Bintang yang melintas tersebut rupanya memiliki daya tarik yang besar sekali sehingga
mengakibatkan pasang di bagian gas panas matahari. Karenanya, terdapatlah massa gas dari
matahari yang terlempar keluar dan mulai mengorbit pada matahari.

Namun, karena daya tarik yang masih banyak dimiliki matahari, maka massa gas tersebut
tertahan dan bergerak mengeliling matahari. Massa gas ini lama kelamaan menjadi dingin dan
bentuknya menjadi cairan yang lalu memadat. Massa tersebutlah yang saat ini kita kenal sebagai
planet, termasuk untuk bumi kita.

Teori Planetesimal ini muncul pertama kali sekitar tahun 1900. Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh seorang astronom bernama Forest Ray Moulton serta seorang ahli geologi
bernama T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago.

Teori planetesimal ini didasarkan pada pengamatan bahwa beberapa bintang di langit nampak
tidak pernah berhenti bergerak. Suatu ketika, bintang yang terus bergerak tersebut melintas
sangat dekat dengan Matahari.

Lalu karena adanya gaya gravitasi, maka terjadilah gaya tarik menarik antara matahari dan
bintang yang melintas tersebut. Terjadilah pasang yang mengakibatkan terbentuknya planet -
planet. Planet yang terbentuk ini yang mungkin mengikuti bintang yang lewat tadi.

3. Teori Pasang Surut

Teori pasang surut atau teori pasang ini juga terkadang disebut sebagai teori ide benturan. Dalam
teori pasang surut atau teori ide benturan ini, disebutkan bahwa planet -planet awalnya terbentuk
secara langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh bintang yang melintas sangat dekat dan
nyaris bersinggungan dengan matahari.

Teori ini memang hampir sama dengan teori planetesimal. Hanya bedanya, pada teori pasang
surut ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa saat bintang
berada sangat dekat dengan matahari, ada tarikan gravitasinya yang menyedot filament gas yang
berbentuk cerutu panjang.

Teori ini memang hampir sama dengan teori planetesimal. Hanya bedanya, pada teori pasang
surut ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa saat bintang
berada sangat dekat dengan matahari, ada tarikan gravitasinya yang menyedot filament gas yang
berbentuk cerutu panjang.

Filament ini membesar di bagian tengah dan mengecil di kedua ujungnya. Dari filament inilah, kemudian
terbentuk sebuah planet. Pendapat ini dicetuskan pertama kali oleh Sir James Jeans dan Sir Harold
Jeffreys dari Inggris pada tahun 1918.

Jeans dan Jeffreys beranggapan bahwa kelahiran Tata Surya adalah suatu peristiwa langka. Sebab,
peristiwa ini terjadi saat matahari nyaris bersinggungan dengan sebuah bintang. Peristiwa yang
menyebabkan lidah matahari jadi berbentuk seperti cerutu ini juga menjadi penjelasan logis tentang
ukuran planet yang berbeda satu sama lain.

4. Teori Lyttleton atau Teori Bintang Kembar

Teori lyttleton atau yang juga sering disebut sebagai teori bintang kembar ini mengemukakan
bahwa mulanya matahari merupakan bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi.
Tapi, ada sebuah bintang yang menabrak salah satu bintang kembar tersebut dan mungkin
menghancurkannya.

Bintang yang hancur tersebut lantas berubah menjadi massa gas yang berputar-putar. Karena
terus berputar, maka massa gas itu berubah dingin dan membentuk planet – planet. Sementara
satu bintang lain yang bertahan menjadi pusat tata surya yang kita kenal sebagai matahari.

Matahari mampu menahan planet yang terbentuk tersebut karena memiliki kekuatan gravitasi.
Karenanya, planet -planet dapat beredar menurut lintasannya mengelilingi matahari. Karena
anggapan pembentukan tata surya ini karena adanya suatu benturan, maka itu sebabnya teori ini
juga dikenal sebagai teori ide benturan.

Teori Lyttleton ini dicetuskan oleh R.A. Lyttleton yang merupakan seorang astronom. Ia
melakukan modifikasi terhadap teori benturan yang sebelumnya pernah ada. Namun, teori yang
diungkapkan Lyttleton ini dianggap memiliki penjelasan yang lebih baik mengenai asal mula
Tata Surya berdasarkan teori benturan.

5. Teori Awan Debu

Teori Awan Debu mengungkapkan bahwa calon Tata Surya awalnya adalah awan yang sangat
luas. Awan ini terdiri dari debu dan gas kosmos yang diperkirakan berbentuk seperti sebuah
piring.

Namun, terdapat ketidakteraturan dalam awan tersebut yang menyebabkan terjadinya perputaran
sehingga gas dan debu yang berputar berkumpul jadi satu. Sementara debu dan gas ini terus
berputar, awan tersebut pun menghilang.

Lalu, partikel -partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat dan berubah menjadi planet.
Lalu berbagai gas yang ada di tengah -tengah awan berkembang dan menjadi matahari.

Teori Awan Debu ini dicetuskan oleh Fred L. Whippel yang merupakan seorang astronom asal
Amerika Serikat. Jika ditelusuri dari prosesnya, teori ini seolah merupakan pengembangan teori
Nebula.

Selain apa yang diungkapkan oleh Fred L. Whippel, ada juga astronom Inggris bernama Fred
Hoyle dan astronom Swedia bernama Hannes Alven yang mengungkapkan teori yang serupa
dengan teori Awan Debu.

Mereka berpendapat bahwa pada mulanya Matahari berputar dengan cepat dengan piringan gas
di sekelilingnya. Jika merujuk pada penelitian era modern, Matahari dikatakan berputar kira-kira
satu kali dalam 27 hari.

Sementara perhitungan mutakhir juga menunjukkan bahwa Matahari primitif berputar lebih cepat
sehingga memungkinkan terlemparnya bahan -bahan yang kemudian membentuk planet. Hal
inilah yang mendukung teori awan debu ini.
6. Hipotesis Kuiper

Dalam Hipotesis Kuiper, dikemukakan bahwa alam semesta ini pada awalnya terdiri dari formasi
bintang -bintang. Lalu, terdapat dua pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan
antarbintang dari gas hydrogen.

Satu pusat lebih besar daripada pusat yang lainnya. Satu pusat yang lebih besar ini kemudian
memadat dan menjadi bintang tunggal yang kita kenal sebagai matahari.

Hipotesis ini dikemukakan oleh Gerard P Kuiper (1905 – 1973). Karena masih merupakan hipotesis dan
belum dianggap sebagai teori yang memiliki dasar kuat, pendapat Kuiper ini lumayan jarang digunakan.

GERHANA

Gerhana adalah peristiwa tertutupnya sebuah objek disebabkan adanya benda/objek yang


melintas di depannya. Kedua objek yang terlibat dalam gerhana ini memiliki ukuran yang hampir
sama jika diamati dari Bumi. Contohnya gerhana Matahari dan gerhana Bulan.

Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi saat posisi bulan terletak di antara Bumi & Matahari sehingga menutup
sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Meskipun Bulan berukuran lebih kecil, bayangan Bulan
mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak
384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata
149.680.000 kilometer.

Jenis Gerhana Matahari

 Gerhana total terjadi jika saat puncak gerhana, bulatan Matahari ditutup seutuhnya oleh
bulatan Bulan. Ketika itu, bulatan Bulan sama besar atau bahkan lebih besar dari bulatan
Matahari. Ukuran bulatan Matahari & bulatan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung
pada masing-masing jarak Bumi-Bulan & Bumi-Matahari.

 Gerhana sebagian terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari bulatan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari bulatan Matahari
yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

 Gerhana cincin terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menghalangi


sebagian dari bulatan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi saat ukuran bulatan Bulan lebih
kecil dari bulatan Matahari. Sehingga ketika bulatan Bulan berada di
depan bulatan Matahari, tidak seluruh bulatan Matahari akan tertutup oleh bulatan Bulan.
Bagian bulatan Matahari yang tidak tertutup oleh bulatan Bulan, berada di
sekeliling bulatan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
 Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan
bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul
sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.

GERHANA BULAN

Gerhana bulan terjadi saat sebagian/keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi.
Itu terjadi jika bumi berada di antara matahari & bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga
sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan sebab terhalangi oleh bumi.

Jenis Gerhana Bulan

 Gerhana bulan total - Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.
 Gerhana bulan sebagian - Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari
Matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah
penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan
bulan.
 Gerhana bulan penumbra - Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian
penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

Sistem Tata Surya dan Planet


sistem tata surya adalah susunan benda-benda langit seperti planet, asteroid dan satelit yang
bergerak mengelilingi matahari.

Sistem tata surya termasuk dalam bagian alam semesta yang sangat luas. Tata surya terletak
dalam salah satu galaksi yang ada di alam semesta ini bernama galaksi bimasaksi (Milky Way).

Galaksi bimasaksi terdiri dari miliaran bintang dengan diameter sekitar 100.000 tahun cahaya
dan sistem tata surya terletak disalah satu sabuk minor bernama orion.

Anggota Sistem Tata Surya


1. Matahari

Matahari memiliki diameter sekitar 1,4 juta km dengan temperature permukaan sekitar 1 juta K.
Semakin mendekati inti matahari, suhunya semakin meningkat hingga mencapai 15 juta K.

Matahari memiliki massa sebesar 332.830 kali massa bumi, dengan massa yang besar ini
matahari mampu mengalami kepadatan inti yang mendukung terjadinya reaksi fusi nuklir dan
mampu menghasilkan jumlah energi yang besar.
Energi yang dihasilkan ini merambat melalui luar angkasa dalam bentuk gelombang
elektromagnetik yang kita kenal sebagaicahaya tampak. Lapisan-lapisan matahari terdiri dari
bagian inti, fotosfer, kromosfer dan korona.

2. Planet-planet

Planet adalah benda angkasa yang tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri dan beredar
mengelilingi matahari. Terdapat delapan planet yang berputar mengelilingi matahari seperti

1. Merkurius

Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari. Jarak dari Merkurius ke matahari
hanya sekitar 58 juta km. Dengan jarak yang dekat ini, pada siang hari suhu permukaan
Merkurius mencapai 450 derajat Celcius dan pada malam hari sekitar 180 derajat Celcius.

Planet merkurius adalah planet terkecil disistem tata surya karena hanya memiliki diameter 4862
km dan tidak memiliki satelit alami. Oleh karena itu, merkurius membutuhkan waktu 88 hari
untuk mengelilingi matahari dan memiliki periode rotasi 59 hari.

2. Venus

Venus adalah planet kedua terdekat dengan matahari yang berjarak sekitar 108 juta km. Planet Venus
tidak memiliki satelit seperti bumi tetapi Venus adalah benda langit paling terang setelah matahari dan
bulan.

Bentuk dan ukuran venus hampir mirip dengan bumi. Tidak hanya itu saja komposisi planet, dan
gravitasi mirip dengan planet Bumi. Namun kenyataannya venus dan bumi adalah planet yang
berbeda.

Venus memiliki tekanan atmosfer 92 kali lipat lebih besar dari bumi. Planet Venus memiliki
orbit mengelilingi matahari selama 224,7 hari. Selain itu, Venus adalah planet terpanas di tata
surya karena suhu permukaannya bisa mencapai 735 derajat kelvin.

3. Bumi

Bumi adalah planet ketiga setelah Venus yang mengelilingi matahari dan satu-satunya planet
yang memiliki kehidupan. Hal ini ditandai dengan adanya sumber kehidupan berupa air, oksigen,
karbon dioksida, lapisan ozon dan unsur kehidupan lainnya.

Interaksi bumi dengan objek lain diluar angkasa disebabkan karena adanya gravitasi. Gravitasi
ini yang menyebabkan bumi dapat berinteraksi dengan matahari dan bulan yang merupakan
satelit alami bumi.

Planet bumi memiliki orbit mengelilingi matahari atau berevolusi selama 365,26 hari, yang kita
kenal selama 1 tahun. Revolusi bumi terhadap matahari menyebabkan terjadinya pergantian
musim, sedangkan rotasi bumi adalah perputaran bumi yang menyebabkan terjadinya siang dan
malam.

Bumi tidak berbentuk seperti bola atau lingkaran sempurna. Melainkan terdapat tonjolan pada
daerah khatulistiwa yang disebabkan karena perputaran bumi. Ukuran bumi dirangkum sebagai
berikut,

 Diameter bumi : 12.756 km


 Jari Jari bumi : 6.378 km
 Keliling bumi : 40.070 km (24.900 miles)

4. Mars

Planet mars adalah planet keempatdari matahari dan planet kedua terkecil setelah merkurius yang
memiliki diameter sekitar 6.800 km. Mars memiliki jarak ke matahari sekitar 228 juta km dengan
waktu satu kali orbit selama 687 hari dan periode rotasi sekitar 24,6 jam.

Kata Mars diambil dari bahasa Romawi yang berarti dewa perang, selain itu Mars juga sering
disebut sebagai planet merah karena permukaannya yang berwarna merah ketika dilihat dengan
mata telanjang, hal ini disebabkan karena reaksi oksida besi yang terjadi pada permukaan mars.

Mars memiliki dua satelit alami yaitu Phobos dan Deimos yang berukuran kecil dan berbentuk
tidak teratur. Karakteristik planet mars yaitu planet berbatu dengan lapisan atmosfer tipis,
terdapat kawah, arus lahar gunung berapi yang dahsyat, lembah-lembah, padang pasir, dan es di
kutubnya.

5. Jupiter

Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan merupakan planet yang terbesar dalam sistem tata
surya. Jupiter memiliki diameter pada permukaannya sekitar 142.860 km dan memiliki volume
yang mampu menampung 1.300 kali bumi.

Jupiter adalah gas raksasa yang sebagian besar tersusun dari helium dan hidrogen dengan
massa seperseribu massa Matahari dan 2,5 kali jumlah massa seluruh planet di Tata Surya.

Jupiter memiliki gas berwarna merah yang berputar mengelilingi tengah-tengah planet jupiter
sehingga akan membentuk ikat pinggang merah raksasa yang menyebabkan terjadinya badai
besar di permukaan Jupiter. Perlu diketahui bahwa rotasi Jupiter terjadi selama 9,8 jam yang
sekitar 2,5 kali lebih cepat dari bumi dan mempunyai waktu revolusi sekitar 12 tahun.

6. Saturnus

Saturnus adalah planet keenam dari Matahari dan merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter. Kita
tahu bahwa planet Saturnus adalah planet paling cantik diantara planet lainnya karena saturnus memiliki
cincin yang mengelilingi planet.
Cincin pada saturnus tersusun dari komponen cincin-cincin kecil yang berjumlah sangat banyak.
Cincin-cincin kecil ini tersusun dari gas beku dan butiran-butiran. Menurut para ahli Astronomi
butiran-butiran ini merupakan peninggalan dari satelit yang hancur karena benturan dengan
planet-planet yang lainnya.

Jika kita mengamati dari Bumi, pengamatan terhadap Saturnus tidak terlalu tampak hal ini
dikarenakan letak Saturnus sangat jauh dari Matahari sehingga cahaya pantulan Saturnus kurang
jelas.

Dalam satu kali berevolusi mengelilingi matahari, planet Saturnus membutuhkan waktu selama
29,46 tahun. Planet Saturnus juga melakukan rotasi atau berputar pada porosnya. Dalam sekali
berotasi Saturnus membutuhkan waktu 10 jam 40 menit 24 detik, sangat singkat dibandingkan
dengan Bumi. Dan setiap 378 hari, Planet Bumi dan Planet Saturnus serta Matahari berada dalam
satu garis lurus.

7. Uranus

Uranus adalah planet ketujuh dari matahari dan termasuk planet terbesar ketiga setelah Jupiter
dan Saturnus. Planet Uranus terkenal dengan sebutannya sebagai planet paling dingin di tata
surya. Hal ini karena suhu minimun disana bisa mencapai -224 celsius.

Selain menjadi planet terdingin, Planet Saturnus mempunyai keunikan dalam rotasinya. Planet
ini berotasi atau berputar ke porosnya dengan arah ke depan sehingga salah satu kutub
menghadap ke arah matahari. Menurut para astronom salah satu kutub yang mengarah ke
matahari tersebut disebabkan karena tumbukan dengan suatu objek yang besar sehingga
mengakibatkan arah rotasinya bergeser dan berbeda dengan planet-planet lainnya.

Objek Astronomi ini hancur dan membekas ketika benturan dengan uranus. Sisa dari kehancuran
ini membentuk awan dan uap air batu-batu di sekeliling uranus yang berbentuk cincin tipis.

Planet Uranus memiliki jarak dari matahari sekitar 2.870 juta km yang mempunyai diameter
sekitar 50.100 km. Sekali berotasi Uranus membutuhkan waktu selama 11 jam dan dalam
revolusinya Uranus membutuhkan waktu mengelilingi matahari sekitar 4 tahun.  

8. Neptunus

Planet Neptunus adalah planet kedelapan yang dihitung dari Matahari. Neptunus merupakan
planet terbesar keempat di tata surya yang memiliki diameter sekitar 49.530 km. Menurut para
ahli Astronomi massa Neptunus 17 kali lipat lebih besar daripada Bumi dan sedikit lebih besar
dari pada Planet Uranus.

Neptunus mengelilingi matahari pada jarak 4.450 juta kilo metermeter sehingga membutuhkan


waktu sekitar 164,8 tahun dalam sekali berevolusi dan dalam sekali putaran, Neptunus
membutuhkan waktu 16,1 jam.
Neptunus dinobatkan sebagai planet paling berangin di tata surya hal ini dikarenakan Neptunus
memiliki angin yang badai yang sangat sering terjadi, sehingga kapan saja badai besar bisa
terjadi di planet ini. 

Hampir sama dengan Saturnus dan Uranus, Planet Neptunus juga emiliki cincin yang tipis.
Disamping itu, jarak Neptunus dengan Matahari sangat jauh sehingga atmosfer Neptunus terluar
merupakan tempat yang sangat dingin di dalam Tata Surya dengan suhu minus 218 derajat
celcius.

Planet Terestrial atau Planet kebumian

Istilah Terestrial sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Terra yang bisa diartikan mirip bumi.
Planet Terestrial memliki permukaan yang padat karena kersusun atas bebatuan. Planet Teresrial
juga merupakan planet planet yang memiliki jarak yang dekat dengan matahari. Dan yang
termasuk kedalam planet terestrial adalah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.

Planet Jovian atau Planet Raksasa Gas

Dari namanya saja kita sudah bisa mengetahui bahwa planet jovian ini memiliki ukuran yang
relatif lebih besar dari planet terestrial. Begitupula dengan penyusun dari planet ini yang
merupakan kumpulan gas. Karena permukaannya yang berupa gas, maka kita tidak bisa berpijak
diatasnya. Planet ini juga memiliki tekanan yang besar. Planet Jovian ini terdiri dari empat planet
yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Sifat Bayangan Cermin Datar, Cekung dan


Cembung Lengkap
A. Sifat Bayangan Cermin Datar

Pengertian mengenai Bayangan Cermin Datar ialah cermin yg memiliki permukaan datar seperti
bentuk garis lurus. Bayangan dari benda yg dibentuk oleh cermin datas akan memiliki ukuran
panjang dan lebar yg sama persis dengan benda tersebut. Dengan jarak yg dibentuk diantara
benda serta cermin adalah sama dengan jarak antara cermin serta bayangannya.

Contoh Cermin Datar didalam Kehidupan Sehari – Hari adalah cermin rias yg dipakai sehari –
hari oleh kalian. Adapun untuk Sifat – Sifat Cermin Datar antara lain :

1. Bayangan bersifat maya

bayangan pada cermin datar akan berada didalam cermin.

2. Memiliki tinggi yang sama dg objek

objek akan tampak sama tingginya dengan bayangan apabila bercermin pada cermin datar.
3. Memiliki ukuran yang sama dg objek

ukuran yang dihasilkan oleh bayangan pun akan tampak sama seperti objek aslinya.

4. Bayangan bersifat tegak

Pada seseorang berdiri tegak, maka tubuh pada cermin datar akan tampak terlihat serta tubuhnya
tidak terbalik, bagian kepala akan tetap berada pada kepala dan kaki akan tetap pada kaki.

5. Bayangan bersifat terbalik

Pada saat bercermin menggunakan cermin datar, bagian kiri dari objek akan terlihat menjadi
bagian kanan dan begitu juga sebaliknya, bagian kanan akan menjadi bagian kiri.

6. Memiliki jarak benda yang sama dgn jarak bayangannya

Apabila objek berada pada jarak yang dekat, maka objek pada cermin juga akan terlihat dekat
dan sebaliknya.

B. Sifat Bayangan Cermin Cekung

Pengertian Bayangan Cermin Cekung adalah jenis cermin yg mempunyai permukaan berbentuk
cekung atau lengkungan teratur ke bagian dalam mirip dengan bentuk permukaan bola. Pada
bagian tengah cermin akan memiliki jarak yang lebih jauh ke benda dari pada bagian sisi atau
tepi cermin. Terdapat sebuah titik imajiner yang menjadi pusat dari kelengkungan cermin
tersebut yg mempunyai jarak sama dg setiap titik pada permukaan cermin.

Contoh Penggunaan Cermin Cekung pada Kehidupan Sehari – Hari biasanya digunakan untuk
pemantulan lampu kendaraan, agar cahaya yg dihasilkan tampak menyebar atau tidak bertumpu
pada satu titik saja. Cermin Cekung sendiri biasa digunakan pula pada senter, dan beberapa tipe
lampu sorot yang lainnya. Untuk Sifat – Sifat Cermin Cekung antara lain :

1. Sifat bayangan akan tampak nyata, terbalik, tegak, serta diperkecil apabila objek diletakan
lebih besar dari pada titik fokus cermin.

2. Sifat bayangan akan tampak nyata, terbalik, tegak, serta diperkecil apabila objek diletakan
diantara titik fokus cermin.

B. Sifat Bayangan Cermin Cekung

Pengertian Bayangan Cermin Cekung adalah jenis cermin yg mempunyai permukaan berbentuk
cekung atau lengkungan teratur ke bagian dalam mirip dengan bentuk permukaan bola. Pada
bagian tengah cermin akan memiliki jarak yang lebih jauh ke benda dari pada bagian sisi atau
tepi cermin. Terdapat sebuah titik imajiner yang menjadi pusat dari kelengkungan cermin
tersebut yg mempunyai jarak sama dg setiap titik pada permukaan cermin.
Contoh Penggunaan Cermin Cekung pada Kehidupan Sehari – Hari biasanya digunakan untuk
pemantulan lampu kendaraan, agar cahaya yg dihasilkan tampak menyebar atau tidak bertumpu
pada satu titik saja. Cermin Cekung sendiri biasa digunakan pula pada senter, dan beberapa tipe
lampu sorot yang lainnya. Untuk Sifat – Sifat Cermin Cekung antara lain :

1. Sifat bayangan akan tampak nyata, terbalik, tegak, serta diperkecil apabila objek diletakan
lebih besar dari pada titik fokus cermin.

2. Sifat bayangan akan tampak nyata, terbalik, tegak, serta diperkecil apabila objek diletakan
diantara titik fokus cermin.

C. Sifat Bayangan Cermin Cembung

Pengertian Bayangan Cermin Cembung ialah jenis cermin yg memiliki permukaan dg bentuk
melengkung ke luar. Pada bagian tengah cermin akan memiliki jarak lebih dekat ke benda dari
pada bagian tepiannya. Pada cermin cembung juga terdapat titik imajiner yg menjadi pusat
kelengkungan cermin itu sendiri yg memiliki jarak yg sama dgn setiap titik pada permukaan
cermin.

Contoh Cermin Cembung disetiap harinya, biasanya digunakan pada kaca spion kendaraan.
Adapun didalam Sifat – Sifat Cermin Cembung antara lain :

1. Sifat bayangan akan tampak maya

dimana bayangan akan tampak berada didalam cermin.

2. Sifat bayangan tampak tegak

bayangan dari objek akan tetap tampak sama seperti objek aslinya.

3. Sifat bayangan diperkecil

dimana ukuran objek pada cermin akan tampak lebih kecil dari objek aslinya.

Demikianlah pembahasan mengenai Sifat Bayangan Cermin Datar, Cermin Cekung dan Cermin
Cembung. Semoga saja apa yg telah dijelaskan oleh kami ini bisa berguna dan bermanfaat bagi
kalian Para Pembaca Online di Mistamajahp ini, karena sebagai Penulis Mistamajahp sangat
yakin bahwa diluar sana masih banyak Para Pelajar yg belum begitu memahami tentang Sifat
Bayangan Cermin Datar, Cekung dan Cembung ini.

Anda mungkin juga menyukai