Anda di halaman 1dari 8

Nama: Atikah Rahmadani

NIM: 19045123

RESUME VIDEO TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA

A. TEORI NEBULA
Di kemukakan oleh Immanuel Kant (jerman) tahun 1755, dan Pierre Simn De
lepace (prancis) 1796. Pada awalnya ada kabut melayang laying di antariksa,
kemudian terjadi penggabungan antara kabut kabut tersebut. Pengumpulan kabut
tersebut membentuk suatu tenaga akibat suatu reaksi termonuklir yang terjadi dan di
gunakan untuk berputar. Pada bagian tengah pusaran membentuk padatan gas
menjadi bola gas besar. Bola gas tersebut akan terus menerus berputar pada bagian
yang merapat pada kutubnya. Dan melebar pada bagian ekuator. Kemudian
sebagian gas berkumpul dan memadat menjadi matahari sebagiannnya lagi
membentuk planet.

B. TEORI PLANETISIMAL
Thomas C. Camberlain (1843-1928) dan Forest R. Moulton (1872-1952)
Menurut para ahli planet terbentuk dari bintang yang telah ada sebelumnya yaitu
matahari.
C. TEORI PASANG SURUT
Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891-1962)
Matahari sebagai bintang yang telah ada sebelumnya. Sebuah bintang yang
melewati matahari. Kemudian, terjadi tarik menarik antar matahari dengan bintang
sehingga berakibat pada terlepasnya partikel2- partikel matahari. Membentuk pola
cerutu. Dan bintang yang semakin jauh massa cerutu itu trputus putus dan
membentuk gumpalan gas di sekitar matari yang kemudian membentuk planet.
D. TEORI AWAN DEBU
G. F Kuiper (1950)
Matahari dan semua planetnya terbentuk dari sebuah kabut kosmis yang
menggumpal dan melayang kemudian memadat. Gerakannya menjadi gerakan
berputar seakan akan memiliki pusat sumber dan terjadi konsentrasi gas yang akan
menjadi matahari.
E. TEORI BINTANG KEMBAR
Hoyle
Mula mula mataari adalah bintang kembar yang berdekatan dan slah satunya
meledak berantakan. Pecahan dari dari bintang tersebut ditarik oleh matahari yang
tidak meledak dan menimbulkan irama perputaran yang tidak bertabrakan. Dan
materi sisanya menjadi planet-planet yang lain.
REVIEW JURNAL NASIONAL

Judul Jurnal : EVOLUSI BINTANG PADA PEMBENTUKAN TATA


SURYA DAN SISTEM KEPLANETAN
Di buat Oleh : Khilyatul Khoiriyah
Di Publikasikan : Oktober 2016
Reviewer : Atikah Rahmadani

Pendahuluan
Studi teoritis tentang pembentukan tata surya dan sistem keplanetan telah
berlangsung lama. Perkembangan teori yang telah ada, secara garis besar dapat
dibedakan berdasarkan jamannya menjadi tiga kelompok. Jaman pertama adalah
teori pembentukan tata surya sebelum tahun 1960.
Teori yang telah berkembang pada jaman ini di antaranya adalah: teori
komet Buffon, teori nebula Laplace, model Roche, teori planetesimal
ChamberlinMoulton, teori pasang-surut Jeans, teori pertumbuhan Schmidt-Lyttleton
dan teori pusaran von Weizsäcker. Jaman kedua adalah teori-teori pembentukan tata
surya antara tahun 1960 sampai tahun 1970.
Teori-teori tersebut di antaranya adalah: teori protoplanet Mc Crea, teori
penangkapan Woolfson, dan teori Nebula Matahari. Tentu saja teoriteori tersebut
masih belum dapat dianggap benar karena masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Tidaklah mudah untuk menemukan teori yang benar. Hasil teoritis
diharapkan akan dapat mendekati hasil pengamatan. Jaman ketiga adalah teori
pembentukan tata surya setelah tahun 1970. Pada jaman ini hanya ada satu teori
yaitu teori Laplace modern.
Safronov (1969) telah banyak menuliskan ide-ide dasar tentang teori
pembentukan planet terestrial dalam monograf klasiknya yang berjudul ”Evolusi
awan protoplanet serta pembentukan bumi dan planetplanet”. Mizuno (1980) juga
telah mengemukakan unsur penting teori pertambahan inti (akresi) pada
pembentukan gas raksasa.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Sehingga, dengan
menggunakan metode ini, penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
mengkaji secara teoritis buku-buku referensi beserta artikel-artikel ilmiah yang
relevan dengan masalah pembentukan dan evolusi awal sistem keplanetan.
Oleh karena itu, dalam penulisan laporan penelitian ini akan dilakukan
penyeragaman dan penyelarasan dalam penulisan simbol agar tidak terjadi
kesalahan pemahaman. Selain itu juga dilakukan pengumpulan data-data kuantitatif
bendabenda luar angkasa yang telah tersedia.. Hal ini dilakukan untuk mendukung
perhitungan teoritis kuantitatif besaran-besaran yang terkait di dalamnya.

Hasil Penelitian
Schilling, G. (1999) mengatakan tata surya terbentuk dari sebuah cakram.
Saat bintang menjadi cukup panas, pertumbuhan material akan berhenti dan
menerbangkan cakram. Hal ini terjadi setelah planet-planet terbentuk di sekeliling
bintang. Sehingga orbit planetplanet merupakan sisa kerangka cakram tersebut.
Cassen, P. (2006) memberikan gagasan bahwa planet pada sistem solar
terbentuk dari cakram protoplanet.
Kenyon, S. J. (2000) meninjau kembali teori tentang runtuhnya cakram
protostellar. Akibat teori Nebular ini, sistem keplanetan merupakan konsekuensi
luar biasa dari pembentukan bintang. keplanetan merupakan konsekuensi luar biasa
dari pembentukan bintang. Astronomi moderen telah memenuhi aspek-aspek
esensial dari hipotesis ini dengan membuka keberadaan planet di sekitar bintang dan
cakram-cakram di sekitar bintang-bintang muda.
Sedikitnya ada tiga mekanisme yang dapat menimbulkan evolusi
pembentukan orbital substansial, yaitu: 1. Interaksi antara planet-planet dengan
cakram protoplanet gas Menurut Goldreich dan Tremaine (1980), interaksi antar
planet dengan cakram protoplanet gas akan menyebabkan migrasi orbital sebagai
konsekuensi perubahan momentum sudut antara planet dengan cakram gas.
2. Interaksi antara planet-planet dan sebuah cakram planetesimal sisa. Menurut
Levinson, dkk (2007), planet (khususnya planet raksasa) juga dapat merubah
momentum sudutnya karena adanya interaksi dengan lemparan planetesimal yang
keluar dari proses pembentukan planet. 3. Interaksi dalam sistem awal yang tidak
stabil dari dua atau lebih planet-planet bermassa besar.
Sebuah teori pembentukan tata surya dan sistem keplanetan harus dapat
menjelaskan data-data dan fakta-fakta hasil pengamatan. Menurut Laplace, ada
empat fakta yang harus dijelaskan pada teori pembentukan tata surya, yaitu : 1.
Orbit semua planet-planet boleh dikatakan (karena inklinasi yang kecil) berada pada
satu bidang yang sama. 2. Semua planet mengelilingi Matahari dalam arah yang
sama. 3. Lintasan orbit planet hampir semuanya berupa lingkaran. 4. Putaran planet
pada sumbunya sama dengan arah orbitnya pada Matahari.

Simpulan
1. Asal usul terbentuknya tata surya dan sistem keplanetan berawal dari
gagasan Laplace yang menyatakan bahwa berawal dari suatu putaran awan gas akan
terjadi empat mekanisme berikut: a. Orbit semua planet-planet berada pada satu
bidang yang sama. b. Semua planet mengelilingi Matahari dalam arah yang sama. c.
Lintasan orbit planet hampir semuanya berupa lingkaran. d. Putaran planet pada
sumbunya sama dengan arah orbitnya pada Matahari.
2. Berdasarkan hasil pengamatan dan studi teoritis beberapa peneliti dan
ilmuwan pada bidang Astrofisika dan Astronomi, tata surya dan sistem keplanetan
terbentuk dari sebuah bintang. Berawal dari proses kelahiran bintang, hingga
terbentuknya cakram bintang, tata surya dan sistem keplanetan berkembang dengan
kesetimbangan internal dan syarat batas tertentu.
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Judul Jurnal : A capture theory of the origin of the Solar System


Di buat Oleh : M.M Woolfsun
Di Publikasikan : 27 April 1964
Reviewer : Atikah Rahmadani

Sebuah teori tentang asal-usul Tata Surya dijelaskan yang melibatkan


penangkapan materi dari bintang difus cahaya yang lewat di dekat Matahari.
Terlihat bahwa kondensasi planet dapat terbentuk dan akan mengambil orbit dengan
jari-jari memiliki kisaran nilai yang diperlukan.
1. PENDAHULUAN
Teori-teori nebula awal tentang asal-usul Tata Surya, yang mendalilkan
bahwa planet terbentuk selama proses kondensasi Matahari, tidak dapat
menjelaskan distribusi momentum sudut dalam sistem tersebut. Hal ini
mengarah pada pertimbangan interaksi pasang surut dua benda, yang tampaknya
merupakan mekanisme yang sederhana dan masuk akal di mana material dapat
ditarik keluar dari Matahari dan menyebabkan bergerak di orbit sekitarnya.
Namun, teori pasang surut Jeffreys (1918) dan Jeans (1919) telah lama
ditinggalkan karena pada akhirnya terbukti bahwa material dari Matahari tidak
akan cukup dingin untuk membentuk planet (Spitzer 1939) juga tidak akan
memperoleh momentum sudut yang cukup. (Russel 1935; Lyttleton 1961). Ide
yang sederhana dan jelas telah gagal dan serentetan teori yang lebih kompleks
menyusul.
Peristiwa bencana alam disarankan yang dapat menghapus pendamping
biner matahari (Lyttleton 1936, 1941; Hoyle 1946) dan teori nebula dihidupkan
kembali dengan faktor tambahan seperti pembentukan pusaran (v. Weissacher
1944) atau medan magnet (Hoyle 1955). Baru-baru ini Schmidt (1958)
menggambarkan proses akresi di mana jika sebuah bintang melintas di dekat
Matahari saat keduanya bergerak melalui awan gas dan debu, maka Matahari
dapat menangkap materi dari awan tersebut. Lyttleton (1961) menyatakan
bahwa bintang itu tidak diperlukan untuk proses penangkapan. Mungkin adil
untuk mengatakan bahwa saat ini tidak ada teori asal mula Tata Surya yang
dapat diterima sepenuhnya.
Teori-teori yang mencoba memecahkan satu masalah biasanya diatasi oleh
yang lain dan pertimbangan fenomena fisik yang semakin kompleks dan kurang
dipahami tampaknya tidak memperbaiki posisinya. Teori yang paling tidak
terbuka untuk kritik adalah yang paling umum dan paling tidak berkomitmen.
2. Kesimpulan
Berbagai perhitungan yang telah dijelaskan dalam makalah ini menunjukkan
kemungkinan bahwa dua bintang dapat berinteraksi di bawah gaya gravitasi saja
sedemikian rupa sehingga materi dari satu dapat ditangkap oleh yang lain. Ada
sejumlah prasangka terhadap penerimaan gagasan semacam itu, berdasarkan
keyakinan bahwa dua benda yang mendekati satu sama lain dari tak terhingga
pada akhirnya harus surut total hingga jarak tak terhingga. Satu-satunya jenis
interaksi yang biasanya dianggap meniadakan kesimpulan ini adalah tabrakan
langsung. Namun, apa yang kami temukan di sini adalah bahwa segera setelah
bintang-bintang, atau bahkan hanya satu dari mereka, diberi struktur terbatas,
Teori penangkapan asal mula tata surya 505 interaksi pasang surut menjadi
mungkin dan batasan perilaku mereka yang akan berlaku untuk interaksi dua
tubuh tidak lagi berlaku — karena kita sekarang berurusan dengan masalah
banyak benda. Tampaknya ada berbagai macam kondisi yang memberikan
fenomena penangkapan. Angka-angka yang dikutip dalam berbagai tabel adalah
angka-angka yang memiliki relevansi dengan ide penangkapan sebagai teori asal
mula Tata Surya tetapi mereka hanya mewakili sebagian kecil sampel dari
banyak perhitungan yang telah dilakukan.
Proses penangkapan tidak bergantung pada beberapa set parameter yang
sangat seimbang; Seseorang dapat membuat pernyataan umum bahwa ketika
setiap bintang difus cahaya dan bintang padat yang lebih berat berkumpul,
terdapat interaksi yang cukup luas yang akan mengarah pada penangkapan.
Perkembangan teori 'tangkap' ke poin yang dicapai dalam makalah ini memang
menjelaskan sejumlah fitur Tata Surya yang lebih penting dan lebih kasar.
Distribusi momentum sudut cukup diperhitungkan; momentum sudut planet
diturunkan langsung dari bintang yang mengelilingi Matahari sementara
Matahari hampir tidak terpengaruh oleh pertemuan tersebut. Seperti yang telah
dicatat dalam §5, setiap kondensasi planet akan muncul dari materi bermassa
asli antara 4 dan 1 massa Jupiter (J.m.) yang menunjukkan bahwa massa total
materi yang dihilangkan adalah antara 5 dan 8J.m. mengatakan.
Massa total planet. asteroid dan material lain yang mengorbit tentunya
kurang dari 2J.m. menyisakan banyak massa untuk dipertanggungjawabkan.
Oort telah menunjukkan bahwa ada kemungkinan materi dalam orbit elips
diganggu oleh planet-planet raksasa sehingga meninggalkan Tata Surya sama
sekali dan ini mungkin menjelaskan sebagian dari massa. Namun, sebagian
besar darinya akan diserap oleh Matahari dan konsekuensinya telah dibahas oleh
Jeffreys (1952) dalam kaitannya dengan teori lain.

Anda mungkin juga menyukai