Anda di halaman 1dari 2

Bentuk dan Keadaan Fisik Matahari Matahari merupakan bagian tata surya yang bersinar sendiri dan

merupakan pusatnya tata surya (Bayong, 2009, p. 32). Diameter matahari kali diameter bumi,
massanya massa bumi, suhu di permukaan Kelvin, suhu di bagian inti Kelvin. Matahari dapat dipelajari
dari spektrumnya yang sampai ke bumi berupa sinar matahari. Jarak matahari ke bumi dinyatakan
dalam satuan astronomi (1 astronomi =150 juta km). Matahari merupakan bintang yang memproduksi
energi sendiri yang dapat berwujud sinar karena terjadi reaksi termonuklir dan diketahui pula bahwa
bulan tidak bercahaya dan hanya memantulkan cahaya yang didapat dari matahari. Matahari
merupakan bagian dari galaksi yaitu galaksi Bimasakti (Murtono, 2005, p. 26). Berikut adalah
karakteristik matahari yang perlu kita ketahui yaitu: 1. Matahari merupakan bintang yang terdekat
dengan Bumi dan sekaligus merupakan pusat tata surya. 2. Jarak rata-rata bumi dan matahari adalah
150.000.000 km (1 AU=1 SA), dimana AU (Astronomi Unit) dan SA (Satuan Astronomi). 3. Sinar
matahari menempuh waktu selama 8 menit untuk sampai ke bumi. 4. Dalam inti matahari terjadi
reaksi fusi nuklir yang merubah hidrogen menjadi helium. 5. Energi yang dipancarkan oleh matahari
merupakan pusat sumber energi di tata surya. 6. Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh semua
mahluk hidup di muka bumi ini sebagai pendukung dalam proses metabolisme tubuh (Suseno, 2015,
pp. 43-44). Matahari berbentuk bulat dan memiliki beberapa lapisan. Lapisan matahari dapat
dibedakan dalam dua bagian, yaitu bagian dalam (interior) dan bagian luar (atmosfer). Lapisan interior
dan lapisan atmosfer yang masingmasing terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu: Bagian Interior a.
Inti 1) Suhu di lapisan ini diperkirakan mencapai l6 juta K. 2) Pada lapisan ini reaksi fusi dapat
berlangsung. 3) Energi hasil reaksi fusi dipancarkan ke luar secara radiasi. b. Lapisan Radiasi c. Lapisan
Konveksi 2. Bagian Luar (atmosfer) a. Fotosfer 1) Fotosfer merupakan permukaan matahari yang
tebalnya sekitar 500 km 2) Lapisan ini yang memancarkan cahaya sangat kuat sehingga disebut lapisan
cahaya 3) Suhu di fotosfer diperkirakan rata-rata 6.000 K 4) Lapisan ini terlihat dengan teleskop yang
dilengkapi penapis (filter) yang mengurangi intensitas cahaya matahari sampai 1/100000 kali
Kromosfer 1) Kromosfer terletak antara ketinggian 500 – 2000 km 2) Di lapisan bawah (dekat fotosfer),
suhu kromosfer diperkirakan sekitar 4.000 K. Makin ke atas, suhu kromosfer makin tinggi. Pada lapisan
yang paling atas, suhu kromosfer diperkirakan mencapai 10.000 K 3) Kromosfer dapat dilihat pada saat
terjadi gerhana matahari total. Selain itu juga dapat dilihat dengan penapis H-alpha atau kalsium. c.
Korona 1) Korona merupakan lapisan matahari yang paling luar 2) Bentuk korona selalu berubah-ubah
3) Tebal korona diperkirakan mencapai 2,5 juta km 4) Adapun suhunya diperkirakan mencapai 1 juta
K 5) Korona dapat diamati dengan teleskop yang disebut koronagraf dan saat gerhana matahari total.
(Suseno, 2015, pp. 43-45) B. Sejarah Terbentuknya Tata Surya Tata surya adalah kumpulan benda-
benda langit yang terdiri dari sebuah bintang besar yang disebut matahari, dan semua objek terikat
oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut adalah delapan buah planet yang sudah diketahui
dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi,dan
jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata surya (Solar System) atau yang juga
disebut Keluarga Matahari (The sun and its family) adalah suatu sistem yang terdiri dari matahari
sebagai pusat tata surya itu dan dikelilingi dengan planet-planet, komet (bintang berekor), meteor
(bintang beralih), satelit, dan asteroid. Awalnya, terdapat dua teori yang menjelaskan mengenai
proses penciptaan tata surya dan planet-planetnya, yaitu: . Hipotesis Evolusioner oleh Descartes
(1596-1650): proses bertahap untuk menghasilkan matahari dan planet-planet 2. Hipotesis
Catastrophic oleh Buffon (1707-1788): peristiwa mendadak untuk menghasilkan tata surya. Kemudian
Laplace (1796) menggabungkan teori pusaran Descartes dan hukum gravitasi Newton untuk
menghasilkan model yang disebut Hipotesis Nebula. Hipotesis Nebula matahari (1940) diusulkan
untuk merevisi teori Laplace (Karttunen, 2007, p. 197). 1. Teori Nebula, dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796). Tata surya berasal dari kabut panas yang
berputar. Karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk benjolan bulat seperti bola yang besar.
Makin mengecil bola itu, makin cepat pula putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memampat pada
kutubnya dan melebar di bagian ekuatornya, bahkan sebagian massa gas di ekuatornya itu menjauh
dari gumpalan intinya yang kemudian membentuk gelang-gelang dan berubah menjadi gumpalan
padat. Itulah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut tetap berbentuk
gas pijar yang kita lihat seperti sekarang ini (Montmerle, 2006, p. 40). 2. Teori Awan Debu,
dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950)
Teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Salah satu
gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu
tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan
gumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di
bagian tepinya. Partikelpartikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang disebut matahari. Bagian yang lebih luar
berputar sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih
kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan
satelit-satelitnya (Suseno, 2015, p. 14). 3. Teori Planetesimal dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin
(1843- 1928) seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom. Tata surya
terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal
pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan
matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek
gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan
memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang disebut lanetisimal dan beberapa yang
besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk
planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid. 4. Teori Pasang-
Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari Inggris, teori ini hampir
sama dengan teori Planetesimal. Teori ini menyatakan bahwa setelah bintang itu berlalu, massa
matahari yang lepas itu membentuk bentukan cerutu yang yang menjorok kearah bintang. Kemudian,
akibat bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas
di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-planet.
Teori ini menjelaskan, apa sebab planet planet di bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus merupakan planet raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat
matahari merupakan planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari
yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda beda yang terdekat dan terjauh
besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi (Suseno, 2015, p. 14). Teori Bintang Kembar, dikemukakan
oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956 Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.
Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi
kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain
bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak
menjadi matahari.

Anda mungkin juga menyukai