Anda di halaman 1dari 12

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jpifalbiruni.v5i2.124


Oktober 2016

EVOLUSI BINTANG PADA PEMBENTUKAN TATA SURYA DAN


SISTEM KEPLANETAN

Khilyatul Khoiriyah
Madrasah Aliyyah NU Demak; e_mail: khiliyah@gmail.com

Diterima: 29 September 2016. Disetujui: 12 Oktober 2016. Dipublikasikan: Oktober 2016

Abstract: This research is the literature studies that provide an introduction to the theory of the formation
and early evolution of solar system and planetary systems. Theories that discussed are limit on the theory
which has been closed to the truth of observation result. Topics include the structure of solar system, star
formation, the structure of evolution and dispersal of protoplanetary disks, planetesimals formation,
terrestrial and giant planets formation, the formation of the smaller objects in the solar system and planet
migration.

Abstrak: Penelitian ini merupakan studi literatur yang membahas tentang masalah pembentukan dan evolusi
awal tata surya dan sistem keplanetan dengan memberikan konsep dasar yang ringkas. Teori-teori yang dikaji
secara khusus dibatasi pada teori yang telah mendekati kebenaran dari hasil pengamatan. Topik yang dibahas
adalah struktur tata surya, pembentukan bintang, struktur evolusi dan pembubaran cakram protoplanet,
pembentukan planetesimal, planet terestrial dan planet raksasa, pembentukan benda-benda kecil dalam tata
surya dan migrasi planet.

© 2016 Pendidikan Fisika, FTK IAIN Raden Intan Lampung

Kata kunci: cakram protoplanet pembentukan bintang, planet, migrasi planet, tata surya.

PENDAHULUAN benar karena masing-masing mempunyai


Studi teoritis tentang pembentukan kelebihan dan kekurangan. Tidaklah
tata surya dan sistem keplanetan telah mudah untuk menemukan teori yang
berlangsung lama. Perkembangan teori benar. Hasil teoritis diharapkan akan dapat
yang telah ada, secara garis besar dapat mendekati hasil pengamatan.
dibedakan berdasarkan jamannya menjadi Jaman ketiga adalah teori
tiga kelompok. pembentukan tata surya setelah tahun
Jaman pertama adalah teori 1970. Pada jaman ini hanya ada satu teori
pembentukan tata surya sebelum tahun yaitu teori Laplace modern.
1960. Teori yang telah berkembang pada Selain pembagian atas tiga kategori
jaman ini di antaranya adalah: teori komet jaman di atas, terdapat dua mazhab utama
Buffon, teori nebula Laplace, model yang mencoba menjelaskan tentang asal
Roche, teori planetesimal Chamberlin- mula tata surya kita. Mazhab pertama
Moulton, teori pasang-surut Jeans, teori adalah mazhab monoistik. Matahari dan
pertumbuhan Schmidt-Lyttleton dan teori planet serta anasir yang ada di dalamnya
pusaran von Weizsäcker. berasal dari materi yang sama. Pencetus
Jaman kedua adalah teori-teori hipotesis ini adalah Laplace dan beberapa
pembentukan tata surya antara tahun 1960 filosof sebelumnya seperti Descartes,
sampai tahun 1970. Teori-teori tersebut di Immanuel Kant, dan von Weizsäcker.
antaranya adalah: teori protoplanet Mc Mazhab yang kedua adalah
Crea, teori penangkapan Woolfson, dan mazhab dualistik yang dianut oleh Buffon,
teori Nebula Matahari. Tentu saja teori- Chamberlain, Moulton, Jeans, Jeffrey,
teori tersebut masih belum dapat dianggap Woolfson, Schmidt dan Lyttleton.
246 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256

Matahari dan planet serta anasir kosmik Ukuran-ukuran dasar tersebut


lainnya yang ada di dalamnya tidak harus diambil dari hasil pengamatan yang telah
berasal dari materi yang sama, serta bisa dilakukan dalam dasawarsa terakhir ini,
terbentuk pada kurun waktu yang berbeda. baik dalam bentuk data kuantitatif, grafik
Setiap teori memiliki keberhasilan dalam maupun gambar. Penurunan secara teoritis
memecahkan masalah tertentu, namun bisa tersebut kemudian dikembangkan dan
jadi mempunyai kelemahan untuk kasus dibandingkan dengan hasil pengamatan
yang berbeda. yang pernah dilakukan dalam riset-riset
Beberapa peneliti lain juga telah sebelumnya, untuk menentukan teori yang
melakukan riset dalam bidang ini. paling mendekati kebenaran.
Safronov (1969) telah banyak menuliskan
ide-ide dasar tentang teori pembentukan METODE PENELITIAN
planet terestrial dalam monograf klasiknya Penelitian ini menggunakan
yang berjudul ”Evolusi awan protoplanet metode studi literatur. Sehingga, dengan
serta pembentukan bumi dan planet- menggunakan metode ini, penelitian
planet”. Mizuno (1980) juga telah dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
mengemukakan unsur penting teori mengkaji secara teoritis buku-buku
pertambahan inti (akresi) pada referensi beserta artikel-artikel ilmiah
pembentukan gas raksasa. yang relevan dengan masalah
Data terbaru pada dasawarsa pembentukan dan evolusi awal sistem
terakhir memberikan petunjuk yang keplanetan.
menarik dalam masalah ini. Termasuk Pada umumnya beberapa buku atau
pengamatan cakram protoplanet, artikel ilmiah menggunakan simbol yang
penemuan sabuk Kuiper dan penemuan berbeda. Oleh karena itu, dalam penulisan
sistem planet-planet ekstrasolar. Meskipun laporan penelitian ini akan dilakukan
pengamatan telah menegaskan prakiraan penyeragaman dan penyelarasan dalam
prediksi, tetapi juga telah ditekankan penulisan simbol agar tidak terjadi
perlunya ekplorasi teori yang baru. kesalahan pemahaman.
Ada beberapa pertanyaan utama Selain itu juga dilakukan
yang selalu muncul dan harus dicari pengumpulan data-data kuantitatif benda-
jawabannya mengenai pembentukan benda luar angkasa yang telah tersedia.
sistem keplanetan dan evolusi awalnya. Data-data tersebut dapat berupa tabel,
Bagaimana planet-planet raksasa dan gambar, grafik dan lain sebagainya. Hal ini
terestrial terbentuk? Apakah berasal dari dilakukan untuk mendukung perhitungan
satu benda yang sama? Apakah terbentuk teoritis kuantitatif besaran-besaran yang
secara bertahap? Apakah susunan tata terkait di dalamnya.
surya itu unik? Apakah ada tata surya lain
selain tata surya kita? Bagaimana planet HASIL DAN PEMBAHASAN
bisa dihuni? Bagaimana benda-benda kecil Schilling, G. (1999) mengatakan
luar angkasa terbentuk? tata surya terbentuk dari sebuah cakram.
Penelitian ini akan mengkaji secara Saat bintang menjadi cukup panas,
teoritis tentang masalah pembentukan dan pertumbuhan material akan berhenti dan
evolusi awal sistem keplanetan dengan menerbangkan cakram. Hal ini terjadi
memberikan pengenalan konsep dasar setelah planet-planet terbentuk di
secara ringkas. Untuk dapat mengkaji sekeliling bintang. Sehingga orbit planet-
masalah ini dengan baik, pertama kali planet merupakan sisa kerangka cakram
perlu merangkum ukuran-ukuran dasar tersebut. Hal ini juga dapat menjelaskan
yang dapat diamati dari tata surya dan sebab-sebab semua planet mengelilingi
sistem keplanetan.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256 247

matahari dalam arah yang sama dan kira- awan Hidrogen interstellar. Cakram debu
kira berada dalam bidang yang sama. terbentuk mengelilingi bintang yang baru
Kenyon, S. J. (2000) meninjau lahir. Jika ada material yang jatuh di atas
kembali teori tentang runtuhnya cakram bintang, sebagian akan menjadi panas dan
protostellar. Diawali dengan pendahuluan dikeluarkan sepanjang sumbu putar
singkat tentang pertumbuhan cakram fisis, bintang. Cakram akan terlihat melebar
Kenyon mengambarkan model koagulasi dengan bagian tengah yang lebih tipis di
pembentukan planet pada daerah terluar bandingkan dengan bagian tepinya.
dari cakram planetesimal. Model koagulasi Armitage, P. J. (2007) menjelaskan
sabuk Kuiper menghasilkan objek teori pembentukan sistem keplanetan dan
seukuran Pluto dalam skala waktu 10 – 40 evolusi awalnya. Masalah-masalah yang
Myr. Model ini menghasilkan distribusi dikaji meliputi: (i) struktur, evolusi dan
ukuran yang sesuai dengan observasi objek bubarnya cakram protoplanet, (ii)
sabuk Kuiper dengan magnitudo merah, R pembentukan planetesimal, planet-planet
≈ 20 – 27. terestrial dan raksasa, (iii) evolusi orbital
Cassen, P. (2006) memberikan karena migrasi cakram gas, (iv) hamburan
gagasan bahwa planet pada sistem solar planetesimal, dan (v) interaksi planet-
terbentuk dari cakram protoplanet. planet. Armitage mengusulkan model
Material berputar-putar di sekitar matahari teoritis yang sekarang didukung oleh
dan secara alamiah mengikutinya. pengamatan tata surya dan sistem planet
Keberadaan cakram progenitor secara luar Matahari.
implisit merupakan gagasan Descartes dan Sedikitnya ada tiga mekanisme
telah menjadi ciri-ciri umum untuk yang dapat menimbulkan evolusi
menjelaskan aspek-aspek sistematis tata pembentukan orbital substansial, yaitu:
surya. 1. Interaksi antara planet-planet dengan
Akibat teori Nebular ini, sistem cakram protoplanet gas Menurut
keplanetan merupakan konsekuensi luar Goldreich dan Tremaine (1980),
biasa dari pembentukan bintang. interaksi antar planet dengan cakram
keplanetan merupakan konsekuensi luar protoplanet gas akan menyebabkan
biasa dari pembentukan bintang. migrasi orbital sebagai konsekuensi
Astronomi moderen telah memenuhi perubahan momentum sudut antara
aspek-aspek esensial dari hipotesis ini planet dengan cakram gas. Cakram gas
dengan membuka keberadaan planet di yang masih ada dapat menjadi penting
sekitar bintang dan cakram-cakram di untuk massa planet terestrial dan
sekitar bintang-bintang muda. Gagasan raksasa. Menurut Lin, Bodenheimer dan
bahwa planet terbentuk dari cakram yang Richardson (1996), migrasi cakram gas
melingkungi bintang membawa akibat memberikan penjelasan teoritis baku
bahwa bagaimanapun juga bahan pada keberadaan Jupiter yang panas.
pembentuk sistem keplanetan 2. Interaksi antara planet-planet dan
berhubungan dengan cakram asal mereka. sebuah cakram planetesimal sisa.
Alles, D. L. (2006) mengkaji tentang Menurut Levinson, dkk (2007), planet
pembentukan bintang-bintang dan tata (khususnya planet raksasa) juga dapat
surya. Sistem protoplanet merupakan merubah momentum sudutnya karena
sistem yang sangat kompleks. Alles juga adanya interaksi dengan lemparan
melampirkan gambar-gambar planetesimal yang keluar dari proses
terbentuknya bintang berdasarkan dari pembentukan planet. Mekanisme ini
hasil pengamatan. menyebabkan migrasi orbital dari
Bintang terbentuk setelah ada sebagian kecil raksasa es dan mungkin
peristiwa keruntuhan gravitasi dari sebuah
248 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256

juga pada Saturnus selama sejarah awal awan gas runtuh karena pengaruh gaya
tata surya. gravitasi, akan terbentuk pusaran yang
3. Interaksi dalam sistem awal yang tidak menghasilkan gaya sentrifugal yang akan
stabil dari dua atau lebih planet-planet menyebabkan keruntuhan di sepanjang
bermassa besar. Menurut Lin dan Ida sumbu putarnya. Karena terjadi proses
(1997), Rasio dan Ford (1996), keruntuhan awan, energi gravitasi diubah
Weidenchilling dan Marzari (1996), menjadi panas yang membuat tekanan di
tidak ada jaminan sistem planet yang dalam awan gas naik dan akhirnya
terbentuk akan menjadi stabil keruntuhan berhenti dengan terbentuknya
selamanya. Ketidakstabilan dapat cakram gas panas yang berpusar.
menyebabkan hamburan planet-planet, Laplace mengusulkan, Matahari
yang biasanya menghasilkan terbentuk di pusat cakram dan planet-
pelemparan planet yang bermassa lebih planet terbentuk dari material yang keluar
rendah, meninggalkan survivor pada dari sekelilingnya. Menurutnya, karena
orbit eksentrik. Hal ini mungkin akan cakram gas menjadi dingin, cakram akan
dapat menjadi dasar asal mula orbit pecah menjadi cincin-cincin. Material
eksentrik yang terlihat pada sistem dalam cincin-cincin tersebut akan
planet luar Matahari. menggumpal secara bertahap membentuk
Sebuah teori pembentukan tata planet. Mekanisme teori ini dapat
surya dan sistem keplanetan harus dapat menjelaskan secara sederhana penyebab
menjelaskan data-data dan fakta-fakta planet-planet bergerak mengelilingi
hasil pengamatan. Sebelum banyak Matahari pada arah yang sama dan putaran
ditemukan beberapa fakta tentang tata orbitnya berada pada bidang yang sama,
surya dan sistem keplanetan, Laplace telah dengan lintasan yang hampir menyerupai
mengemukakan gagasan tentang asal mula lingkaran.
pembentukan tata surya dan sistem
keplanetan. Menurut Laplace, ada empat
fakta yang harus dijelaskan pada teori
pembentukan tata surya, yaitu :
1. Orbit semua planet-planet boleh
dikatakan (karena inklinasi yang kecil)
berada pada satu bidang yang sama.
2. Semua planet mengelilingi Matahari
dalam arah yang sama.
3. Lintasan orbit planet hampir semuanya
Gambar 1. Nebula Orion
berupa lingkaran.
(Sumber: Eales, S. Planet and Planetary
4. Putaran planet pada sumbunya sama
Systems, p 134, 2009)
dengan arah orbitnya pada Matahari.
Meskipun terdapat gagasan
Gagasan Laplace bahwa
Laplace tersebut yang tidak sesuai dengan
pembentukan tata surya dan sistem
fakta yang didapatkan pada masa
keplanetan berawal dari awan gas telah
sekarang, setidaknya Laplace telah
terbukti pada masa sekarang. Gambar 1.
memberikan dasar yang dapat digunakan
memperlihatkan Nebula Orion yang
untuk membangun teori asal mula
diambil oleh teleskop luar angkasa
pembentukan tata surya dan sistem
Hubble. Nebula Orion merupakan bagian
keplanetan.
dari awan molekuler Nebula.
Menurut Laplace, berawal dari
Gambar tersebut menarik bagi para
suatu putaran awan gas, keempat gagasan
astrofisikawan, terutama bagian-bagian
tersebut akan terpenuhi. Jika sekumpulan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256 249

yang diperlihatkan pada sisipan (inset)


Empat diantaranya telah disisipkan pada
gambar. Tiga diantaranya terdapat bintang
muda yang terletak pada pusat potongan.
Potongan-potongan tersebut berupa
bayangan hitam pada cakram di sekitar
bintang yang tersembunyi di balik cahaya
nebula karena adanya partikel-partikel
kecil berupa debu di dalam cakram. Pada
sisipan di sebelah kanan atas, terlihat
bintang tersembunyi di dalam cakram dan
debu. Kemungkinan cakram tersebut akan
Gambar 2. Awan Molekuler Bamard 68
segera dapat diamati secara terperinci pada (Sumber: Pezzaglia, B. Stellar Evolution, 2006)
operasi Atacama Large Millimetre Array
yang akan dimulai tahun 2010 karena debu Gambar 2. adalah gambar awan
meneruskan sinar infra merah dan radiasi molekuler Bamard 68 yang merupakan
submilimeter. tempat awal dimulainya pembentukan
Pada ruang angkasa di antara bintang. Pada gambar tersebut terlihat
bintang-bintang merupakan ruang yang seolah terdapat sebuah daerah “kosong”
hampir kosong. Pada ruang tersebut terjadi yang dingin, bersuhu antara 10 – 30 K,
hamburan oleh atom-atom Hidrogen. padahal wilayah itu merupakan tempat
Atom-atom tersebut berada dalam jarak yang lebih rapat dibandingkan dengan
yang saling berjauhan dan bergerak sangat daerah di sekitarnya. Sebagian besar berisi
cepat karena sangat panas akibat terbakar atom-atom Hidrogen dan Helium. Suhu
oleh radiasi ultraviolet dari bintang. yang dingin dan kerapatan yang relatif
Keadaan ini membuat atom menjadi sulit tinggi menyebabkan gaya gravitasi lebih
untuk membentuk ikatan molekuler. dominan dibandingkan dengan tekanan
Beberapa bagian ruang angkasa termal sehingga terjadi keruntuhan awan.
terdapat daerah perbatasan atom-atom Selama proses keruntuhan berlangsung,
yang tidak terlalu lebar. Sinar kosmik awan berada dalam suhu kurang dari 100
memadatkan awan-awan debu dan gas K dan memancarkan sinar infra merah,
yang tebal. Ketika awan-awan menjadi sehingga mekanismenya tidak bisa diamati
lebih dingin dibandingkan dengan tempat secara terperinci.
lain di sekitarnya, awan-awan akan
menjadi tempat yang sempurna untuk
pembentukan bintang. Saat kerapatan
daerah tersebut mancapai 1000 kali lebih
besar dibandingkan daerah lainnya, atom-
atom akan bergabung membentuk molekul
dan awan gas menjadi awan molekuler.
Awan molekuler ini bengkak,
menggembung, kental dan tidak halus.

Gambar 3. Keruntuhan Awan Nebula Orion


(Sumber: Pezzaglia, B., Stellar Evolution, 2006)

Gambar 3. merupakan gambar


keruntuhan awan Nebula Orion. Pada
250 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256

gambar tersebut terlihat ada beberapa membentuk cakram tipis di sekitar


kilatan cahaya yang diduga sebagai tempat protobintang.
terjadinya keruntuhan awan.
Gambar 4. merupakan gambar
simulasi awan molekuler yang mengalami
proses turbulensi. Turbulensi yang terjadi
merupakan proses perputaran awan yang
menyebabkan keruntuhan awan karena
gravitasi. Pada gambar terlihat, potongan
awan lepas menjadi bagian yang lebih
kecil. Potongan tersebut kemudian
berpusar sehingga ada bagian yang runtuh.
Potongan awan terus berpusar sampai
didapatkan satu bagian yang lebih kecil Gambar 5. Pertumbuhan Cakram Protostar
lagi. Keruntuhan akan berhenti karena (Sumber: Pezzaglia, B., Stellar Evolution, 2006)
tekanan naik yang menyebabkan gaya
gravitasi diubah menjadi panas. Awan gas Gambar 5. menunjukkan
menjadi padat. Sehingga ketika pertumbuhan cakram protobintang. Pada
kesetimbangan hidrostatik tercapai, awan gambar tersebut terlihat adanya
gas berubah menjadi protobintang. pertumbuhan cakram circumstellar di
antara protobintang. Protobintang tertutup
debu sehingga tidak terlihat. Di tengah-
tengah cakram tampak adanya emisi yang
memancar dalam arah tegak lurus dengan
cakram.

Gambar 4. Simulasi Turbulensi Awan


Molekuler Gambar 6. Diagram Cakram Circumstellar
(Courtesy: Padoan, Kritsuk, Norman, diakses 30 (Courtsey of NASA)
Mei 2009)
Gambar.6. menunjukkan
Protobintang merupakan bintang mekanisme pembentukan cakram yang
yang baru terbentuk. Protobintang yang mengelilingi bintang. Pancaran yang
baru saja terbentuk akan menjadi lebih keluar membawa fraksi material jatuh di
padat dibandingkan dengan kerapatan sepanjang bintang. Pancaran tersebut
awan di sekitarnya. Material-material yang seperti aliran air yang menyembur dari
bergabung menjadi protobintang memiliki pipa air, menubruk pasir, membersihkan
peluang untuk dilempar dan akan berpusar lubang di sekitar bintang dan mencegah
kembali di sekitar. Jika pusaran itu gas tambahan jatuh di atas cakram
mencapai kemampatan yang sangat tinggi, circumstellar. Cakram terlihat
maka unsur-unsur yang bergabung akan mengembang di sekitar bintang. Pelebaran
cakram pada bagian yang dekat dengan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256 251

bintang terlihat lebih tipis dibandingkan menunjukkan rotasi cakram yang tertarik
dengan bagian yang lebih jauh dari ke belakang (mundur). Kountur biru
bintang. menunjukkan rotasi cakram yang menuju
Material pada protobintang yang ke arah kita (maju). Cakram protostellar ini
baru terbentuk akan bertambah dengan diduga sebagai awal terbentuknya sistem
cepat. Material tersebut akan bergerak keplanetan.
lebih cepat ke permukaan protobintang.
Ketika protobintang menyebar,
mekanisme pertumbuhannya merupakan
mekanisme abrasi sehingga protobintang
akan kehilangan massa. Untuk
melestarikan momentum sudutnya, di
sekitar protobintang harus terbentuk
cakram protostellar.
Ketika potongan-potongan awan
bergerak lebih cepat daripada saat
keruntuhannya, putaran awan menjadi
pipih dan membentuk cakram protostellar. Gambar 8. Pembentukan Cakram
Cakram protostellar memperlambat rotasi Protostellar
protobintang. Perlambatan rotasi (Sumber: Boss, A., From Moleculer Clouds to
Circumstellar Disks, p 73, 2004)
protobintang membangkitkan medan
magnetik. Medan magnetik
membangkitkan angin protostellar. Gambar 8. memperlihatkan
pembentukan cakram protostellar pada
daerah pembentukan bintang Taurus yang
diamati dengan teleskop luar angkasa
Hubble dan dipotret dengan kamera
NICMOS. Pada gambar tersebut, awalnya
cakram terlihat berupa konfigurasi bentuk
jam pasir dengan aliran molekuler yang
terbuka. Bintang pusat tersembunyi,
tampak sebagai bayangan hitam dan
cakram terbentuk di sisi atas dan bawah.
Cahayanya dipantulkan dari permukaan
Gambar 7. Pembentukan Cakram cakram ke arah atas dan bawah oleh
Protostellar wilayah gas dan debu.
(Sumber: Pezzaglia, B. Stellar Evolution, 2006)
Hal ini menyebabkan terbentuknya
lingkungan radiasi yang sangat berbeda di
Gambar 7. menunjukkan
antara dua daerah ekstrim tersebut. Taurus
pembentukan cakram protostellar. Pada
menjadi relatif lunak dan Orion menjadi
gambar tersebut memperlihatkan pancaran
kebanjiran radiasi ultraviolet saat awal
termal debu cakram protostellar NGC
terbentuk bintang masif.
7538 S pada jarak 10.000 tahun cahaya.
Bintang terbentuk karena adanya
Massa cakram gasnya sama dengan 100
keruntuhan gravitasi awan interstellar
kali massa Matahari. Kerapatan inti
Hidrogen. Saat bintang menjadi cukup
awannya sama dengan 1000 kali kerapatan
panas, pertumbuhan material bintang akan
Matahari. Warna hijau menunjukkan inti
terhenti dan material bintang akan
awan. Warna kuning menunjukkan cakram
menerbangkan cakram.
protostellar. Warna merah menunjukkan
protostar. Kountur warna merah
252 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256

keseimbangan hidrostatik, perhitungan


fisis penampang suhu cakram pasif dan
agihan energy spektral. Setiap bagian
cakram memancarkan radiasi benda hitam
pada suhu lokal.
Model pengembangan cakram
sepanjang r merupakan konsekuensi
penangkapan dan proses ulang fraksi fluks
bintang yang lebih besar. Menurut Kenyon
Gambar 9. Cakram debu di sekitar bintang dan Hartmann dalam Armitage, P. (2007),
(Sumber: Schilling, G., From a Swirl of Gas, a pada radii yang besar model
Plant is Born, Science 286, 1999) pengembangan cakram mendekati
penampang suhu T  r -1/2. Cakram
Menurut teori dan hasil menyerap radiasi bintang yang dekat
pengamatan teleskop luar angkasa Hubble, dengan lapisan permukaan cakram.
cakram debu terbentuk di sekitar bintang Lapisan permukaan debu panas meradiasi
yang baru lahir. Ilustrasi adanya cakram ulang setengah fluks bintang. Bagian
debu di sekitar bintang yang baru lahir dalam cakram memproses ulang setengah
dapat dilihat pada Gambar 9. fluks bintang lain dan memancarkannya
Perbedaan fisis yang perlu kembali sebagai radiasi termal.
digambarkan antara cakram circumstellar Mekanisme yang menyebabkan
pasif dengan cakram circumstellar aktif pembubaran cakram diberikan oleh
adalah luminositas dan energi potensial pengamatan HST bintang bermassa
gravitasi yang dilepaskan oleh gas yang rendah. Pengamatan ini menyingkap fluks
mengalir di dalamnya. Dengan magnetik yang dihasilkan bintang masif di
mengabaikan energi pertumbuhan, laju dalam inti cluster trapezium Nebula Orion
pertumbuhan kritis cakram dengan laju (O’Dell, Wen dan Hu dalam Armitage, P.,
pertumbuhan , luminositas L< , dan 2007). Gambar yang didapatkan nampak
radius R* = 2 R< dapat dinyatakan dengan adanya bentuk kecebong nebulae disekitar
persamaan bintang muda dengan cakram
circumstellar yang diinterpretasikan
sebagai tanda fotoevaporasi dan
meninggalkan cakram gas sebagai hasil
…………… (1) iluminasi oleh radiasi ionisasi eksternal.
Radius kritis paling luar, rg diberikan
Jika cakram yang pipih menangkap ¼ dengan persamaan :
fluks bintang, maka secara numeric dapat
dinyatakan

……………(3)
………..(2)
Kecepatan suara dalam gas panas
melampaui kecepatan Keplerian lokal. Gas
Struktur termal cakram pada saat
kemudian tidak berikatan dan mengalir
awal didominasi oleh pemanasan internal
keluar dari cakram sebagai angin termal.
yang disebabkan oleh pertumbuhan
Bintang-bintang bermassa rendah
cakram. Pertumbuhan cakram dapat
kebanyakan menerima dosis radiasi
ditinjau dari struktur vertikal cakram
ultraviolet terlalu rendah dari sumber
circumstellar pasif atau aktif dalam
eksternal untuk merusak cakram mereka.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256 253

Proses lain yang membuat bubarnya sepanjang inti Nebula dan kemudian
cakram adalah fotoevaporasi yang mengalir membentuk benda simetri bola.
menyebabkan radiasi dari pusat bintang. Pada protomatahari Nebula terjadi proses
Laju massa yang hilang karena fisis yang mengakibatkan proses kimiawi.
fotoevaporasi dinyatakan dalam Sinar X dan ultraviolet diduga
persamaan: berasal dari pusat bintang karena bintang
sangat aktif waktu masih muda, dengan
latar belakang sinar kosmik yang berasal
dari sinar kosmik galaktik, ultraviolet
interstellar dan dekat dengan bintang masif
…………..(4) yang dapat membuat fotoevaporasi cakram
atau memanaskan cakram. Proses
dengan Φ merupakan fluks ionisasi pencampuran terjadi karena cakram
bintang. berturbulensi.
Gas yang membentuk protoplanet Turbulensi mengangkut material
berisi butiran debu interstellar yang terbuat dalam arah vertikal dan radial.
dari campuran Silikat, Grafit dan Polisiklik Pembentukan planet dari partikel debu
Aromatik Hidrokarbon (PAH). Pada ISM berukuran submikron memerlukan
pengukuran panjang gelombang dapat pertumbuhan sedikitnya dengan orde
dilakukan dengan asumsi butiran debu magnitudo 12 dalam skala ruang.
mengikuti distribusi hukum daya (Mathis, Pembentukan planet terjadi dalam
Rumpl dan Nordsieck dalam Armitage, P., tiga tahap, yaitu: (i) dari debu menjadi
2007) sebagai berikut planetesimal, (ii) dari planetesimal
……………. (5) menjadi embrio planet, dan (iii) dari
dengan a adalah ukuran butiran yang embrio planet menjadi planet.
diasumsikan berbentuk bola dan distribusi Pertumbuhan planetesimal yang saling
berkisar antara 0,005 – 1 μm. Agihan ini bertumbukan akan menghasilkan planet-
diasumsikan secara umum sebagai titik planet terrestrial. Pertumbuhan inti
awal evolusi dalam kondisi yang lebih planetesimal akan menghasilkan planet-
rapat. Pada keadaan paling panas, suhu planet gas raksasa.
bagian dalam cakram dapat tercapai Pada proses awal pembentukan,
sehingga merusak butiran. terjadi tumbukan yang tidak terkendali.
Jika gas yang membentuk cakram Salah satunya adalah tumbukan planet
protoplanet memiliki komposisi unsur dengan komet. Komet yang mengandung
yang telah diketahui, maka para ahli kimia es akan memberikan air pada planet yang
dapat menghitung tekanan dan suhu ditumbuknya. Planet yang dapat
kimiawi secara termodinamika. menyimpan air dalam bentuk cairan adalah
Kelimpahan beragam mineral dan es Bumi, sehingga Bumi menjadi satu-
dalam cakram akan mengikuti tahap satunya planet yang berada dalam wilayah
kondensasi ini yang membutuhkan waktu habitable.
untuk melakukan reaksi kimia sampai Pembentukan satelit merupakan
tercapai keadaan kesetimbangan. bagian kecil dari proses pembentukan
Kesetimbangan campuran lebih planet. Satelit terbentuk dalam cakram
bergantung pada suhu daripada tekanan debu yang mengelilingi runtuhnya
sehingga tahap kondensasi dapat dibuat protoplanet.
dengan predikasi variasi komposisi Asteroid merupakan hasil dari
cakram terhadap radius. usikan sebuah planet. Asteroid terbentuk
Matahari terbentuk dari material dari pengumpulan benda-benda kecil yang
yang berputar pada bidang equator di tersusun pada saat pertumbuhan
254 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256

planetesimal dalam sebuah Nebula memiliki arah putaran yang berbeda


Matahari. Pembentukan benda-benda ini dengan planet-planet yang lain.
didominasi oleh unsur Besi, batu atau Keadaan kedua, planetesimal akan
material sejenis Karbon Chondrite. terlempar keluar, bahkan bisa saja
Pembentukan meteorit merupakan hasil terlempar keluar dari tata surya. Supaya
usikan Asteroid. hukum kelestarian energi berlaku, planet
Hasil pengamatan spektroskopi tersebut harus pindah ke posisi yang lebih
menunjukkan bahwa meteorit rendah pada medan gravitasi Matahari.
berhubungan dengan Asteroid. Meteorit Perubahan posisi ini sangat kecil, tetapi
merupakan pecahan dari Asteroid. setelah beberapa milyar tahun kemudian,
Meteorit memberikan informasi tentang akan terlihat perubahan posisi yang cukup
asal mula terbentuknya tata surya. signifikan dari posisi awalnya. Perubahan
Meteorit merupakan sampel dari bagian posisi planet ini kemudian dikenal dengan
material padat dan cair yang dimiliki istilah migrasi planet.
sebuah planet. Migrasi planet dapat menjadi
Komet berasal dari material yang permasalahan yang sangat kompleks
tetap ada saat terjadi pembentukan planet ketika melibatkan planet-planet raksasa.
pada awal pembentukan tata surya, tetapi Model ini dapat memberikan gambaran
material ini tidak bergabung membentuk perubahan posisi planet raksasa seperti
planet, melainkan berkembang dengan Jupiter, berpindah posisi mendekati
syarat batas tertentu menjadi Komet. Matahari.
Pendapat lain menyatakan Komet
berasal dari hasil usikan benda-benda yang SIMPULAN DAN SARAN
lebih besar sebagai induk dari Asteroid. Simpulan
Pembentukan komet berhubungan dengan 1. Asal usul terbentuknya tata surya dan
Asteroid. Pendapat lain lagi menyatakan sistem keplanetan berawal dari gagasan
bahwa Komet berasal dari usikan awan Laplace yang menyatakan bahwa
molekuler raksasa. Hasil usikan tersebut berawal dari suatu putaran awan gas
menghasilkan awan molekuler raksasa akan terjadi empat mekanisme berikut:
baru yang kemudian disebut awan Oort. a. Orbit semua planet-planet berada
Sebuah Komet terbentuk bersamaan pada satu bidang yang sama.
dengan proses terbentuknya awan Oort. b. Semua planet mengelilingi
Setelah planet-planet terbentuk, Matahari dalam arah yang sama.
ada sejumlah planetesimal yang tersisa. c. Lintasan orbit planet hampir
Kebanyakan orbit planetesimal tersebut semuanya berupa lingkaran.
tidak stabil, sehingga cepat atau lambat
salah satu dari mereka ada yang bergerak d. Putaran planet pada sumbunya
mendekati planet. Ketika sudah berada sama dengan arah orbitnya pada
dekat dengan sebuah planet, orbitnya Matahari.
diubah oleh medan gravitasi planet, 2. Berdasarkan hasil pengamatan dan studi
sehingga akan terjadi dua kemungkinan teoritis beberapa peneliti dan ilmuwan
keadaan. pada bidang Astrofisika dan Astronomi,
Keadaan pertama, planetesimal tata surya dan sistem keplanetan
akan masuk menumbuk planet. Tumbukan terbentuk dari sebuah bintang. Berawal
planetesimal dengan planet dapat dari proses kelahiran bintang, hingga
menyebabkan sumbu rotasi dan kecepatan terbentuknya cakram bintang, tata surya
planet berubah. Peristiwa ini dapat dan sistem keplanetan berkembang
menjelaskan kenapa Venus dan Uranus dengan kesetimbangan internal dan
syarat batas tertentu.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256 255

Boss, A. P., From Molekular Clouds to


Saran Circumstellar Disks, Comet II: 67 –
1. Penelitian ini membahas masalah 80, Diakses pada 30 Mei 2009.
pembentukan dan evolusi awal tata Cassen, P. (2006) Protostellar Disks and
surya secara teoritis yang dikaitkan Planet Formation, In Mayor M,
dengan hasil pengamatan. Penurunan Quelos D, Udry S and Benz W (eds)
matematis dilakukan dengan Extrasolar Planets Saas – Fce Adv
menggunakan pendekatan yang courses vol. 31: 369 – 448.
sederhana sehingga masih banyak Dullemond, C. P. dkk. (2006). Models of
parameter yang dianggap ideal. Padahal Structure and Evolution of Planetary
di alam semesta masih terdapat benda- disks, ArXvi: astro-phy/0602619v1:
benda dengan sistem yang memiliki 1 – 18.
parameter tidak ideal. Hal ini membuka Eales, S. (2009). Planet and Planetary
penelitian lebih lanjut. Systems, First Edition, John Wiley
2. Pembentukan tata surya dan sistem & Sons, Ltd, Singapore.
keplanetan mencakup pembentukan Goldreich dan Tremain. (1980). Ap.J, 241,
semua benda-benda yang berada di 425.
dalamnya, sehingga mencakup wilayah Karttunen, H., Kröger, P., Oja, H., Pautanen,
yang sangat luas sekali. Penelitian ini M., Donner, K. J. (2007) Fundamental
hanya membahas sistem pembentukan Astronomy, Fifth Edition, Springer
planet-planet secara terperinci tetapi Berlin Heidelberg, New York.
tidak untuk pembentukan benda-benda Kenyon, S. J. (2000) Dynamical Evolution
luar angkasa lain. Hal ini membuka of Protoplanetary Disks, ArXiv: astro-
peluang penelitian lebih lanjut. phy/0010036v1: 1 – 24.
Levinson dkk. (2007) Protostar and Planet
V, eds B., Reiporth, D. Jewitt, and K.
Keil, University of Arizona Press,
DAFTAR PUSTAKA
Tucson.
Lin, Bodenheimer, dan Richardson. (1996)
Admiranto, A. G. (2009). Menjelajahi Nature, 380,606.
Bintang, Galaksi dan Alam Semesta,
Edisi Kedua, Penerbit Kanisius, Lin dan Ida. (1997). Ap. J, 477, 781.
Yogyakarta.
Alles, D. A. (2006). The Formation of Star Nurrahmi, L. A. (2008). Tinjauan Analitik
and Solar System, Teori Migrasi Planet, Skripsi. Program
ales@biol.wwu.edu, This web paper Studi Astronomi, ITB, Bandung,
was last update 10/13/06. http://digilib.itb.ac.id, diakses 15
Anonim. (2008). Universe, Encyclopedia februari 2010.
Britannica, Inc., Chicago. Mizuno, H. (1980). Progress of Theoritical
Arfken, G. B. dan Weber, H. J. (2005) Physics, 64, 544. Pezzaglia, B., 2006,
Mathematical Method for Physicist, Stellar Evolution, Astrophysics.
Sixth Edition, Elsevier Inc.,
Burlington, USA. Rasio dan Ford. (1996) Science, 744, 954.
Armitage, P. (2007) Lecture Notes on the
Formation and Early Evolution of Safronov, V. S. (1969) Evolution of the
Planetary systems, ArXvi: astro- Planetary Cloud and Formation of the
phy/0701485v1: 1 – 51. Earth and the Planet, English
Boas, M. L. (1983) Mathematical Methode translation NASA TT F-677.
in the Physical Sciences, John & Schilling, G. (1999) From a Swirl of Gas, a
Willey Sons, New York, USA. Plant is Born, Science: 286.
256 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 245-256

Siregar, S. (2001). Mekanika Benda Langit,


Penerbit ITB, Bandung. Siregar, S.,
2007, Benda Kecil dalam Tata Surya,
Penerbit ITB, Bandung.
Umberger, J., Protoplanetary Disks and the
First Stage of Planet Formation. 376
Notes Disks Gas Prelim 3.18, Diakses
pada 30 Mei 2009.
Weidenchilling dan Marzari. (1996). Nature,
384, 619.
Woolfson, M. M. (2000). The Origin and
Evolution of the Solar System,
Institute of Physics Publishing Ltd.
Bristol and Philadelphia.
Yasrina, A. (2010). Nukleosintesis dan
Evolusi Bintang, Skripsi, Program
Studi Fisika, FMIPA, UGM,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai