Anda di halaman 1dari 4

Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya
terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang)
yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi- galaksi. Tahap
ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang
telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas
yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang
dan kemudian pada akhirnya memampat lagi.

Teori Materialis

Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan
yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada pada kebudayaan Yunani
kuno dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal
dalam bentuk paham materialisme dialetika Karl Marx.

Para penganut materialisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak
paham ateis mereka.Misalnya dalam bukunya Principen Fondamentaux de Philosophie, filosop
materialis George Politzer mengatakan bahwa ”alam bukanlah sesuatu yang diciptakan” dan
menambahkan: ”Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari
ketiadaan”.

Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada
model alam semesta atatis abad 19 dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah
pertanyaan ilmiah. Namun sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan
gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.

4. Teori “Alam Semesta Quantum”

Teori ini diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1966. Dia mengemukakan
bahwa alam semesta adalah sudah ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula.
Dalam teori ini, ruang hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada adalah partikel-partikel
sub atomik.

5. Teori Kabut (Teori Nebula)

Teori kabut dikemukakan oleh filsuf Jerman yang bernama Immanuel Kant pada tahun 1775.
Teori ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Simon De Laplace, seorang
matematikawan Prancis.
Teori kabut menyatakan bahwa mula-mula ada sebuah nebula (kabut yang terdiri dari gas,
terutama hidrogen dan helium, dan debu-debu angkasa) yang bulat dan berotasi sangat lambat .
Akibatnya kabut mulai menyusut. Akibat penyusutan dan rotasi ini terbentuklah sebuah cakram
datar dibagian tengahnya. Matahari berada dipusat cakram. Cakram ini terus berputar lebih
cepat sehingga bagian-bagian tepi cakram terlepas membentuk materi. Dari materi ini akhirnya
terbentuklah planet-planet yang tetap mengitari matahari. Satelit dari planet terbentuk dengan
cara yang sama.
Proses terbentuknya tata surya menurut teori kabut (nebula):
a) Nebula berasal dari gas dan debu, sebagian besar menjadi Matahari.
b) Terbentuk Matahari dan planet lain yang masih Berpijar.
c) Matahari terbentuk planet-planet bertebaran tak terarah.
d) Matahari berputar pada porosnya, planet-planet terbentuk atmosfernya.
e) Planet terbentuk atmosfer, dibumi telah muncul kehidupan karena sudah ada lapisan
atmosfer.

6. Teori Planetesimal

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Chamberlein dan F. R. Moulton, ilmuwan Amerika awal
abad ke-20. Teori ini mengatakan mula-mula ada matahari yang berpapasan dengan sebuah
bintang. Oleh karena letaknya berdekatan, tarikan gravitasi bintang menyebabkan sebagian
matahari tertarik kearah bintang tersebut.
Ketika bintang menjauh bahan-bahan itu sebagian ada yang terlepas dan jatuh ke matahari, dan
sebagian menjadi gumpalan-gumpalan kecil (planetesimal) yang mulai melayang diangkasa
sebagai planet-planet yang mengelilingi matahari.

7. Teori Bintang Kembar

Teori ini ditemukan pada tahun 1930-an. Teori Bintang Kembar menyatakan bahwa mula-mula
ada 2 buah bintang kembar kemudian salah satu bintang meledak. Oleh karena pengaruh gaya
gravitasi, maka bintang yang meledak menjadi kepingan-kepingan kecil yang bergerak
mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak merupakan matahari
sedangkan kepingan-kepingan yang mengitarinya menjadi planet-planet.

8. Teori Protoplanet

Teori ini ditemukan pada tahun 1940 oleh Carl von Weizsaeker, seorang astronom Jerman dan
disempurnakan oleh P. Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekar.
Teori ini menyatakan bahwa mula-mula dijagat raya ini ada kumpulan gas dan debu. Kurang
lebih 5 milyar tahun yang lalu, gumpalan gas dan debu tersebut memampat. Proses
pemampatan ini membuat partikel-partikel debu dan gas tertarik kebagian dalam menuju pusat
awan membentuk bola dan terus berotasi. Rotasi inipun bertambah cepat dengan ditariknya
partikel-partikel debu dan gas ke pusat awan. Oleh karena rotasi yang cepat ini, maka gumpalan
gas mulai memipih membentuk cakram, bagian tengah tebal dan bagian pinggir memipih.
Akibat saling menekan, maka bagian tengah menjadi panas dan berpijar (disebut protosun atau
cikal bakal matahari). Bagian tepinya terpecah-pecah akibat rotasi yang cepat. Bagian tengah ini
yang akhirnya menjadi matahari dan bagian tepi yang terpecah-pecah menjadi gumpalan-
gumpalan kecil (protoplanet) yang tetap berotasi. Protoplanet akhirnya membeku dan menjadi
planet-planet serta anggota tata surya lainnya.

9. Teori Pasang Surut Bintang

Teori Pasang Surut pertama kali disampaikan oleh Buffon. Buffon menyatakan bahwa tata surya
berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet.
Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan
Harold Jeffreys. Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas
Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari. Gas-gas tersebut terlepas
dan kemudian mengelilingi Matahari. Gas-gas panas tersebut kemudian berubah menjadi bola-
bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras menjadi planet-planet
dan satelit.

10. Teori Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper
(1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk
dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
tEORI BINTANG KEMBAR. . by RA Lyttleton
1956.
Teori ini diberi nama teori bintang kembar karna Lyttleton beranggapan bahwa tata surya
( matahari dan planet ) terbentuk dari dua buah bintang, yang kemudian salah satunya hancur
dan membentuk panet dan yang lainnya menjadi bintang ( matahari ) adpun alsan dari pendapat
ini karna setelah penelitian terhadap tata surya lain ternya ada tata surya yang memiliki bintang
kembar, oleh karna itulah Lyttleton beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses
meladaknya bintang kembar. Adapun raian dari teori tersebut adalah sebagai berikut :

Pada awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang kembar yaitu matahari dan kembarannya.
Entah karma sebab apa kemudian lama kelamaan kembaran dari matahari tersebut mengalami
ledakan ledakan kecil hinga pada suatu ketika kemudian kembaran dari maahari tersebut benar
– bena meledak menjadi serpihan – serpihan kecil dan debu – debu.

Serpihan dan debu tersebut kemudian terperangkap oleh gaya grafitasi matahari, namun tidak
tersedot masuk. Kemudian debu – debu yang terbentuk nberkumpul dan mempilin sehingga
membentuk planet dan serpihan - serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan
planet dalam dan luar.

Anda mungkin juga menyukai