Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu. Zaman Megalitikum
biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan
meningkatkankebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman
Neolitikum sampai zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan.
Walaupunkepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaanterhadap roh nenek moyang,
1. Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek
moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang
dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di
Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-
bentuk menhir,
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena
bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Lokasi tempat ditemukannya
menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena
bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat
bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
2. Punden Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak
Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden
3.Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan.
Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan
oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu.
Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan,
Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan
4.Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari
batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan
bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki
kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak
zaman logam.
5.Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan
batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan
Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-
alat perunggu dan besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui
persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat
6.Arca batu
Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan
adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis.
Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah.
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang
diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat
penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
7.Waruga
Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Didalam peti pubur batu
ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa,
periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain.
Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah
kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau
kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan
meninggal.
Kebudayaan perunggu
Perunggu merupakan perpaduan bahan tembaga dengan timah. Cara pembuatan alat dari perunggu ada dua.
a. Cara bivalve, dilakukan dengan menggunakan cetakan batu yang terdiri atas dua buah bagian, kemudian
diikat menjadi satu, lelehan logam dituangkan, dan tunggu hingga beku. Setelah beku, cetakan dapat dibuka.
Alat ini dapat digunakan beberapa kali.
b. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin, yaitu dengan membuat model benda dari lilin, kemudian
dibungkus dengan tanah liat dan bagian atasnya diberi lubang, kemudian dibakar sehingga lapisan lilin meleleh
dan keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu juga dituangkan lelehan logam hingga penuh. Setelah logam
lelehan membeku, model dari tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari logam tinggal dirapikan
Beberapa Contoh Barang :
a. Nekara
Nekara merupakan alat bunyi-bunyian yang digantungkan secara mendatar dan dipukul dari atas. Ada nekara
yang ukurannya besar, dengan tinggi 186 cm dan lebar 160 cm, yakni Nekara Bulan Pejeng yang terdapat di
Bali. Nekara yang ukurannya kecil disebut moko, banyak ditemukan di Alor, Nusa Tenggara Timur. Daerah
temuan nekara yang lain adalah Sumatra, Jawa, Sumbawa,Roti, Selayar, dan Kei.
b.Kapak corong
Kapak corong adalah kapak yang bentuknya menyerupai corong. Terdapat lubang di bagian atas dan di
dalamnya digunakan untuk memasukkan tangkai kapak. Oleh karena itu disebut kapak sepatu, fungsinya sebagai
kapak biasa. Kapak corong yang panjang disebut candrasa. Kapak corong untuk upacara dihiasi dengan
bermacam pola hias. Kapak corong berukuran besar ditemukan di Makassar, Roti, Sentani (Papua), Tuban (Jawa
Timur), dan Jawa Barat.
c. Arca perunggu
Bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk manusia dan hewan yang bentuknya sederhana. Patung
perunggu kecil ditemukan di daerah Bangkinang (Riau) dan Limbangan (Bogor).
d. Perhiasan perunggu
Antara lain, gelang, cincin, dan bandul kalung yang bisa ditemukan di seluruh Nusantara.
e. Bejana perunggu
Semacam periuk yang ditemukan di Kerinci, Sumatra
a. Animisme
Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda. Manusia
purba percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di
dunia. Mereka juga memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat
jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya pohon, batu,
gunung, dsb. Agar mereka tidak diganggu roh jahat, mereka memberikan sesaji
kepada
roh-roh tersebut.
b. Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau
kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia
dalam
mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu
dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti
keris,
patung, gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib
tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.
c. Totemisme
Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja
karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi,
ular, dan harimau.