Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yolla Padmadewi W

No : 35
Kelas : X MIPA 3

Sejarah Zaman Megalitikum

Pengertian zaman megalitikum adalah zaman dimana manusia telah bisa


membuat hasil kebudayaan yang terbuat dari bahan batu batu besar. Disebut
kebudayaan Megalitikum karena semua alat yang digunakan atau dihasilkan
merupakan berasal dari batu-batu berukuran besar besar seperti menhir, dolmen,
punden berundak (terbuat dari batu untuk meletakan sesaji), dan sarkofagus.

Selain penggunaan batu-batu besar sebagai simbol kekuatan magis atau


sebagai altar, alat upacara, serta sarana penguburan, tradisi megalitik juga
melibatkan struktur ruang/arsitektur tertentu, benda-benda logam (pisau, pedang,
tabuhan, dan sebagainya), gerabah (seperti tempayan), kayu, serta manik-manik.
Di Nusantara banyak ditemukan tradisi kubur tempayan yang terkait dengan
kultur megalitik. Adanya kebiasaan menyertakan bekal kubur, berupa manik-
manik atau senjata, juga berkembang kuat pada zaman ini. Pada beberapa tempat,
zaman megalitik juga melibatkan bentuk-bentuk seni tatah batu atau ukir batu,
sehingga batu merupakan arca yang menunjukkan figur-figur tertentu, seperti di
kawasan Pagaralam, Sumatera Selatan.
Ciri Kehidupan Manusia Purba Zaman Megalitikum
Kehidupan manusia purba Zaman Megalitikum sudah mulai memproduksi
bahan makanannya sendiri, jadi tidak hanya menggunakannya saja tetapi sudah
bisa mengolahnya.

Kehidupan sosial zaman megalitikum mereka hidup pada kelompok-


kelompok yang besar, hal tersebut terjadi karena sudah adanya pertanian dan
peternakan sehingga populasi penduduk yang menetap semakin bertambah.
Ditambah lagi makanan yang tersedia lebih banyak, sehingga kehidupan sosial
zaman megalitikum lebih tertata rapi dan mereka menetap, tidak berpindah dari
suatu tempat ke tempat lain.

Kepercayaan Zaman Megalitikum


Setidaknya ada 3 kepercayaan yang dianut pada zaman Megalitikum,
diantaranya yaitu Animisme, Dinamisme dan Totemisme. Kepercayaan animisme
artinya mereka menyembah roh-roh nenek moyang mereka. Manusia purba
zaman ini beranggapan bahwa setiap benda baik hidup atau mati pasti
mempunyai roh. Roh atau bisa disebut nyawa para leluhur mereka seperti kepala
suku, pendeta, dan lain – lain, dianggap suci dan wajib disembah.
Kepercayaan selanjutnya dinamisme artinya mereka menyembah benda-
benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib seperti keris dan keris. Benda-
benda tersebut dipercaya dapat memberikan pengaruh baik bagi kehidupan
masyarakat. Kemudian Tetonisme artinya menyembah binatang-binatang tertentu
yang memiliki kekuatan lebih dari manusia, seperti harimau, buaya, gajah dan
lainnya.

Peninggalan Zaman Megalitikum


Peninggalan sejarah zaman Megalitikum masih dapat kita lihat sampai
sekarang, contohnya dari suku yang ada di Indonesia masih menggunakan hasil
kebudayaan Megalitikum. Berikut ini beberapa peninggalan kebudayaan pada
zaman ini.

1. Menhir
Menhir adalah tugu batu yang sengaja dibuat untuk mengenang jasa para
pemimpin kelompok mereka yang telah meninggal. Menhir (men = batu; hir =
berdiri) adalah bangunan berupa batu panjang yang didirikan tegak menjulang
sebagai media atau sarana penghormatan, sebagai tempat roh, sekaligus lambang
dari si mati.

2. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mati dari satu batu utuh terdiri atas wadah dan tutup.
Mayat diletakkan dalam posisi berbaring meringkuk. Sarkofagus banyak
ditemukan di Indonesia terutama di Bondowoso (Jawa Timur) dan Bali. Pada
sarkofagus sering dipahatkan motif kedok/topeng dalam berbagai ekspresi untuk
melindungi roh si mati dari gangguan gaib.
3. Dolmen
Dolmen adalah sejenis meja batu besar yang digunakan untuk mengadakan
upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang. Dolmen (dol = meja; men = batu)
adalah batu besar dengan permukaan rata. Digunakan sebagai tempat meletakkan
sesaji, pelinggih roh, dan tempat duduk ketua suku agar
mendapat berkat magis dari leluhurnya.

4. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat.
Punden berundak merupakan bangunan pemujaan para leluhur berupa bangunan
bertingkat dengan bahan dari batu. Di atas bangunan tersebut biasa didirikan
menhir.

Menhir Punden berundak

Sarkofagus

Anda mungkin juga menyukai