Kubur batu adalah wadah penguburan mayat yang terbuat dari batu.
Menhir Biasa disebut sebagai batu tegak, menhir adalah batu alam yang telah
dibentuk manusia untuk keperluan pemujaan atau untuk tanda penguburan.
Dolmen atau meja batu adalah peninggalan zaman megalitikum yang terdiri dari
sebuah batu besar yang ditopang oleh batu-batu berukuran lebih kecil sebagai
kakinya.
Sarkofagus adalah kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang umumnya
terdapat tonjolan pada ujungnya.
Punden Berundak benda peninggalam zaman megalithikum yang berbentuk anak
tangga, berfungsi sebagai pemujaan arwah nenek moyang dan dianggap suci,
dinamakan punden berundak.
Arca batu adalah pahatan berbentuk manusia atau binatang yang dipercaya sebagai
wujud dari nenek moyang.
1. Megalith Tua, menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dan
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh
bangunannya adalah menhir, punden berundak-undak, arca-arca statis.
2. Megalith Muda, menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM)
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunannya
adalah peti kubur batu, dolmen, waruga, sarkofagus dan arca-arca dinamis.
1. Tradisi megalitikum yang berasal dari masa prasejarah dan umumnya berupa
monumen yang tidak dipakai lagi.
2. Tradisi megalitikum yang masih berlanjut dan umumnya ditemukan di daerah Nias,
Toraja, Sumba, Sabu, Flores, dan Timor.
Pada zaman megalitikum, masyarakat telah mengenal kepercayaan, meskipun masih dalam
tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Masyarakatnya percaya bahwa
arwah nenek moyang yang telah meninggal masih terus hidup di dunia arwah. Mereka juga
meyakini bahwa kehidupannya sangat dipengaruhi oleh arwah nenek moyang. Perlakuan baik
terhadap arwah nenek moyang yang meninggal dipercaya akan menghindarkan dari ancaman,
begitu pula sebaliknya.