Anda di halaman 1dari 33

SEJARAH ARSITEKTUR

RONA ASSAKRA 1221400003


MUVIDA 1221400010
YOGA ISKANDAR 1221400015
M. HAFIDZ PUTRA 1221400025
RESTU HANANTO 1221400031

ARSITEKTUR ZAMAN PRASEJARAN


SAMPAI MEGALITIKUM

Dasar Kebudayaan
Masa prasejarah disebut juga masa NIREKA , karena belum
ada peninggalan tertulis. Berasal dari bahasa sansekerta.
Nireka berarti tidak ada huruf.
Zaman nireka terbagi menjadi 3 masa prasejarah
1. Paleotikum
2. Mesolitikum
3. Megalitikum ( meliputi neolitikum dan logam [perunggu])
Tanda awal mula zaman prasejarah adalah temuan fosil fosil
manusia purba (pithecantropus) di lembah bengawan solo.

PALEOTHIKUM

Masa di mana alat alat hidup terbuat


dari batu kasar dan belum di asah.
Tingkat kecerdasa manusia saat ini masih
sangat rendah.
Manusia yang hidup pada masi ini masih
belum bertempat tinggal tetap / nomaden

MESOLITHIKU
M

MEGALITIKUM
Kata Megalitik Berasal bahasa yunani
yang berarti Batu besar. Zaman
megalitikum di tandai oleh bangunan
atau penemuan batu batu besar.

Latar belakang berdirinya bangunan


megalit
Kepercayaan kepada kekuatan nenek moyang Anisme. Disini
tercermin konsep hubungan antar manusia , leluhur dan alam
semesta.
Pemujaan roh leluhur menjiwai kepercayaan berbagai suku bangsa.
Sisa kebudayaan megalit mewarnai tata kehidupan tradisional di
plosok tanah air. Dari situs situs orasejarah dapat disimpulkan ,
bahwa bangsa indonesia asli sudah memliki kemampuan mengolah
dan mendirikan bangunan batu dari zaman nireka.
Kemampuan ini semakin berkembang saat masuknya pengaruh
hindu-budha di indonesia.
Kuatnya pengaruh hindu-budha selama 10 abad tidak
menghilangkan dasar kebudayaan megalit yang sudah menjadi
pribadi kita.

Peninggalan Zaman Megalitikum


Zaman Megalitikum (mega berarti besar dan
lithikum atau lithos berarti batu) disebut juga
zaman batu besar. Hasil budayanya berupa
bangunan-bangunan besar yang berfungsi
sebagai sarana pemujaan kepada roh nenek
moyang. Kebudayaan ini berlangsung hingga
zaman logam, bahkan sampai saat ini kita masih
dapat menjumpai di berbagai daerah di indonesia
sebagai sisa-sisa tradisi budaya Megalitikum.

1. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari
batu yang bermakna sebagai
tempat meletakkan saji-sajian
untuk pemujaan. Adakalanya di
bawah dolmen dipakai untuk
meletakkan mayat, agar mayat
tersebut tidak dapat dimakan oleh
binatang buas maka kaki mejanya
diperbanyak sampai mayat
tertutup rapat oleh batu.
Lokasi penemuan dolmen antara
lain Cupari Kuningan / Jawa Barat,
Bondowoso / Jawa Timur,
Merawan, Jember / Jatim, Pasemah
/ Sumatera, dan NTT.

2. Sarkofagus
Makna Sarkofagus :
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat
dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang
diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di
dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk,
kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu
serta besi.

3. Arca batu
Makna :
Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau
manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah,
kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca manusia
yang ditemukan bersifat dinamis.
Maknanya, wujudnya manusia dengan penampilan yang
dinamis seperti arca batu gajah.

4. Kubur Batu
Makna Kubur Batu :
Batu megalitikum ini dipercaya
menjadi tepat tinggal di alam gaib.
Semakin besar kubur batu, semakin menunjukan
kebesaran para bangsawan itu.
Yang pada intinya bermakna
sebagai tempat menyimpan mayat.

NEOLITHIKUM
Peralihan masa megalitikum ke Neolitikum di
tandai oleh terjadinya revolusi kehidupan,
yaitu dari mengembara jadi menetap.
Masa di mana alat alat kehidupan dibuat dari
batu yang sudah di haluskan, serta
bentuknya lebih sempurna.
Manusia telah mengenal tenunan dan
tembikar
Sudah bertempat tinggal menetap dan telah
pula mengenal bercocok tanam.
Menganut kepercayaan animisme dan
dinanisme

Awal Peradaban
Ketergantungan pada alam sekitar yang
dapat menimbulkan pola kehidupan yang
berpindah pindah. Namun seiring dengan makin
banyaknya kelompok masyarakat yang
mengakibatkan sulitnya pola kehidupan yang
berpidah pindah,maka mulailah budayahidup
menetap di suatu wilayah yang disebut
pemukiman.
Sejak manusia tinggal menetap maka
banyak ditemukan peninggalan tertulis dan
bangunan sebagai bukti otentik lahirnya suatu
peradaban, serta mengakhiri masa prasejarah.

Sikap Hidup Gotong royong pada waktu menanam


padi disawah, salah satu wujud kepribadian bangsa
sejak dulu kala.

Relief perahu di candi borobudur ini selain


membuktikan bahwa leluhur kita elaut juga
menggambarkan jenis perahu bercadik yang di
gunakan pada abad ke 9 M

Berbagai macam perahu bercadik nenek


moyang

Warisan Seni Budaya


Prasejarah

Beberapa cendrasa dan nekara hasil kerajinan


zaman perunggu

Candrasa dari yogyakarta


Moko dari pulau alo

Nekara terbesar
di pejeng,bali

Nekara dari pulau selayar

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Benda
peninggalan prasejarah dan
kegunaanya pada masa prasejarah
sangat beraneka ragam. Keseluruhan
benda tersebut mempunyai fungsi
yang tidak jauh berbeda antara satu
dengan yang lain yaitu untuk media
penghormatan dan pemujaan.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai