Anda di halaman 1dari 4

STRUKTUR BANGUNAN ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI

 Bentuk Struktur : Bentuk masing-masing bangunan pada rumah tradisional Bali


berbeda-beda, sehingga bentuk strukturnya pun berbeda namun memiliki
kesamaan yaitu memiliki bagian kaki atau dasar bangunan berupa bebaturan,
bagian badan atau tengah berupa saka (tiang kolom), tembok dan bagian
kepalaatau atas berupa atap bangunan. Berikut ini beberapa penjelasan dari
masing-masing bagian tersebut:

o Bagian dasar/kaki bangunan


Pada bagian dasar bangunan arsitektur tradisional Bali disebut dengan
bebaturan. Fungsi dari bebaturan yaitu sebagai dasar dan fondasi bangunan.
Tinggi bebaturan berbeda-beda sesuai dengan fungsi bangunan dan
tingkatan hirarkinya. Pondasi pada bangunan tradisional Bali ada dua macam,
yaitu : pondasi menerus dan pondasi setempat. Pondasi menerus berfungsi
menopang tembok, sedangkan pondasi setempat atau dalam arsitektur
tradisional Bali dikenal dengan istilah jongkok asu berfungsi untuk menopang
tiang atau saka.
 Bagian tengah/badan bangunan
Pada bagian madya (tengah) yaitu berupa tembok, saka(tiang). Material yang
digunakan pada tembok yaitu dari bahan bata dan batu padas. Tembok pada
bangunan tradisional Bali tidak berkaitan dengan
konstruksi bangunan.Tiang (saka) merupakan konstruksi utama pada
bangunan tradisional Bali. Jumlah tiang kolom (saka) pada bangunan menjadi
nama dari bangunan tersebut, contohnya seperti : bale saka roras jumlah
tiangnya ada dua belas, bale sakenem jumlah sakanya ada 6 dan seterusnya.

 Bagian atas/kepala bangunan


Atap merupakan bagian utama (kepala) pada arsitektur tradisional Bali.
Bentuk atap bangunan pada rumah tinggal tradisional Bali berbeda sesuai
dengan fungsinya.
 Konstruksi atap Jineng/ Lumbung

 Konstruksi atap Paon/ Dapur


 Konstruksi atap Limasan

Anda mungkin juga menyukai