Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NIRMALA AZIZA

NIM : D051181328

TABEL PERBEDAAN METODE KRITIK ARSITEKTUR


Tabel berikut menyajikan perbedaan dari berbagai aspek metode kritik arsitektur normatif, interpretif, dan deskriptif.

ASPEK- METODE KRITIK NORMATIF METODE KRITIK INTERPRETIF METODE KRITIK DESKRIPTIF
ASPEK
Merupakan bentuk kritik yang Merupakan kritik yang ditafsir oleh Kritik Arsitektur Deskriptif adalah
mengkritisi sesuatu baik abstrak seorang pengamat dengan bentuk mengkritisi suatu karya arsitektur
maupun konkrit sesuai dengan kritikan cenderung objektif, sehingga dengan cara mendeskriptifkan
norma, aturan, atau ketentuan yang pengamat tersebut dapat berdasarkan kenyataan atau fakta.
DEFINISI ada mempengaruhi pandangan orang lain
diharapkan orang lain tersebut
memiliki pandangan yang sama
dengan si pengamat terhadap sebuah
objek arsitektur.
Adanya keyakinan (conviction) Kritik ini tidak didasarkan pada klaimBersifat tidak menilai, tidak
bahwa di lingkungan dunia doktrin dan klaim objektifitas serta menafsirkan, atau semata-mata
manapun, bangunan dan wilayah tidak tidak diposisikan sebagai bentukmembantu orang melihat apa yang
perkotaan selalu dibangun melalui penghakiman(judgement) dan lebih sesungguhnya ada. Kritik ini
HAKIKAT
suatu model, pola, standar, atau kepada sekadar anjuran yangberusaha mencirikan fakta-fakta
METODE
sandaran sebagai sebuah prinsip. mencoba bekerja dengan penjelasan yang menyangkut sesuatu
lebih terperinci yang kadangkala juga lingkungan tertentu. Dibanding
banyak hal yang terlupakan metode kritik lain kritik deskriptif
tampak lebih nyata (factual).
Bertujuan untuk meningkatkan Bertujuan untuk menggiring pengamat Lebih bertujuan pada kenyataan
pemahaman yang terikat pada suatu untuk merasakan apa yang dirasakan bahwa jika kita tahu apa yang
TUJUAN norma, aturan atau ketentuan yang kritikus terhadap suatu karya yang sesungguhnya suatu kejadian dan
berlaku dikaji proses kejadiannya maka kita dapat
lebih memahami makna bangunan.
JENIS-  Metode Doktrin (suatu norma  Kritik Evokatif (bentuk kritik  Metode Depiktif, merupakan
yang bersifat general, yang menggugah pemahaman metode yang menyatakan
pernyataan prinsip yang tak intelektual atas makna yang apa yang sesungguhnya ada
terukur) dikandung pada suatu dan terjadi secara nyata
bangunan. Sehingga kritik ini tanpa dikurangi atau dilebih-
 Metode Sistematik (suatu tidak mengungkap suatu objek lebihkan
norma penyusunan elemen- itu benar atau salah melainkan
elemen yang saling berkaitan pengungkapan pengalaman  Metode Biografis,merupakan
untuk satu tujuan) perasaan akan ruang. metode yang hanya
mencurahkan perhatiannya
 Kritik Advokatif (Kritik yang kepada sang arsitek yang
 Metode Tipikal (suatu norma membela, memposisikan diri membuat karya arsitektur
yang didasarkan pada model seolah-olah kita adalah arsitek tersebut, khususnya aktifitas
JENIS
yang digeneralisasi untuk tersebut. Kritik dalam bentuk yang telah dilakukannya.
METODE
satu kategori bangunan penghakiman dan mencoba
spesifik) mengarahkan pada suatu topik  Metode Kontekstual,
yang dipandang perlu). merupakan jenis metode dari
 Metode Terukur (sekumpulan kritik deskriptif dimana uraian
dugaan yang mampu  Kritik Impresionis (Kritik yang dituangkan berupa
mendefinisikan bangunan dipakai sebagai alat untuk informasi tentang aspek
dengan baik secara melahirkan karya seni baru. sosial, aspek politik, dan
kuantitatif) Kritik ini menggunakan karya aspek ekonomi pada saat
seni atau bangunan sebagai bangunan dirancang.
dasar bagi pembentukan karya
seninya).

Kelebihan  Dapat menjadi guideline  Didalam kritik interpretif ini,  Dengan kritik deskriptif kita
tunggal sehingga terlepas tindakan seorang interpreter bisa mengetahui suatu karya
dari pemahaman yang samar atau pengamat tidak hingga ke seluk beluknya.
dalam arsitektur mengklaim satu doktrin, Seperti aspek sosial, polotik,
 Dapat memberi arah yang sistem, tipe atau ukuran. hingga ekonomi bangunan.
jelas dalam pengambilan  Kritikus menyajikan suatu
keputusan perspektif baru atau cara
 Dapat memberikan daya pandang baru atas suatu objek
yang kuat dalam yang dikaji
menginterpretasi ruang  Membuat objek yang semula
 Memberikan kepastian dalam dianggap menjemukan
arsitektur yang ambigu menjadi lebih terlihat dan
 Memperkaya penafsiran mudah diingat
 Mendorong segala  Hanya menyajikan satu arah  Hanya menjelaskan secara
sesuatunya tampak mudah topik yang dipandang perlu singkat tentang isi, proses,
 Mengarahkan penilaian untuk kita perhatikan secara dan pencipta sebuah karya.
menjadi lebih sederhana bersama tentang bangunan.
 Menganggap kebenaran  Kritik bersifat subjektif
Kekurangan
dalam lingkup yang tunggal  Dapat dijadikan sebagai
 Memungkinkan tumbuhnya sebuah dasar bagi penciptaan
pemikiran dengan kebenaran karya baru yang berasal dari
yang “absolut” karya orang lain atau disebut
“parasit”

Anda mungkin juga menyukai