Anda di halaman 1dari 8

PETA KORIDOR TUNJUNGAN

1.Pertandaan (signage)

A. Pendahuluan

Kawasan Tunjungan merupakan pusat Kota Surabaya yang meliputi Embong Malang – Blauran
– Praban – Tunjungan. Sebagai pusat bisnis, maka fasade kawasan ini tidak lepas dari
keberadaan reklame ruang luar atau yang dalam maka akan disebut sebagai sign.. Di sepanjang
koridor muncul papan reklame/billboard dan sign/penanda yang menutupi wajah bangunan
sehingga mengakibatkan menurunnya estetika arsitektural dari bangunan yang tertutupi.
Reklame sebagai salah satu jenis elemen penandaan (sign) memiliki arti penting bagi
masyarakat, swasta, Pemerintah Kota maupun bagi perencana kota.

Gbr: Eksisting sign yang menutupi wajah bangunan eks gedung Handelsbon (bekas kantor
perdagangan Hindia Belanda) di pojok persimpangan jalan Tunjungan-Praban Kota Surabaya
dimana Proporsi a : b : c = lebar reklame : lebar gedung : bagian gedung yang tampak dari muka

Pada saat ini, keberadaan reklame yang mendominasi wajah kawasan Tunjungan, membentuk
rangkaian (sequence) street picture yang tidak teratur, baik dikarenakan isi reklame konten,
dimensi.Ketidak sesuaian keberadaan reklame di kawasan ini mengakibatkan rusaknya nilai
sejarah kawasan dan nilai arsitektural kawasan.

Gambar 2. Sequence yang terbentuk dari sign pada muka bangunan saat ini dibandingkan wajah
bangunan aslinya pada th. 1945
B. Komponen Kesinambungan Dan Keseimbangan

- Komponen Kesinambungan di Jalan Tunjungan

a. Reklame berbentuk bando/melintang di tengah jalan dan JPO memutus kesinambungan dari
enclosure sebuah koridor menjadi terputus.

Gambar 6. Bangunan JPO Tunjungan Electronic Center yang memutus kesinambungan koridor
bangunan

b. Ketinggian kanopi dan pohon, ketinggian atap bangunan dan ketinggian pemasangan sign
pada levelling bangunan dapat membantu membentuk sebuah garis koneksi yang
menghubungkan antar bangunan sehingga membentuk rangkaian kesinambungan antar
bangunan.

Gambar 7. Kesinambungan terbentuk dari kesamaan tinggi atap bangunan


- Komponen Keseimbangan di Jalan Tunjungan

Komponen ini hanya bisa dilakukan oleh pembaca sign yang berjalan kaki, sedangkan pengamat
berkendaraan bermotor tidak akan bisa mengamati dikarenakan posisi pengamat yang tidak
menghadap tegak lurus pada fasade bangunan yang diamati.

Gbr: bangunan yang memiliki keseimbangan dalam bentuk, proporsi, warna dan gaya dengan
karakter bangunan

Hasil Evaluasi

a. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa koridor ini tidak memiliki garis imajiner penghubung
yang menghubungkan perletakan obyek-obyek pembentuk komposisi, atau garis yang
menghubungkan satu bentuk dengan bentuk lainnya dalam komposisi sehingga tidak tercipta
keteraturan letak.

b. Pembaca sign memerlukan kemudahan dalam untuk membaca sign di jalan Tunjungan, oleh
karena itu dengan menyesuaikan dimensi jalan dan posisi bangunan terhadap jalan maka
bangunan konservasi di jalan Tunjungan memerlukan sign yang posisinya tegak lurus terhadap
jalan dan sejajar terhadap jalan agar bisa dibaca dengan baik oleh pejalan kaki yang berjalan di
pedestrian dan pengendara kendaraan yang berada di badan jalan
Solusi terpilih

a. Ketinggian sign antara yang di fasade ataupun free standing sign disamakan setinggi pada
garis levelling bangunan dalam koridor

b. Sign dipasang untuk melayani kebutuhan bagi orang yang membacanya dan bukan untuk
kebutuhan dari bangunan itu sendiri. Oleh karena itu, arah hadap Sign dipasang dengan
menghadap kepada
pembacanya, sehingga harus ada sign yang dipasang sejajar bangunan agar mudah dibaca pejalan
kaki dari seberang jalan dan tegak lurus terhadap bangunan agar mudah dibaca pengguna
kendaraan bermotor maupun pejalan kaki yang berjalan di bawah kanopi bangunan.

c. Sign tidak terlalu detail agar mudah terbaca lalu lintas kendaraan, yaitu dengan
dominanan sign yang baik dapat dilihat pada bangunan Hotel Mojopahit atau Rabo Bank

Solusi Desain

Contoh desain penggunaan free standing sign di Jalan Tunjungan pada era-kolonial

Gbr: Penempatan sign yang menghadap arah lalu lintas pejalan kaki dan pengguna kendaraan
bermotor
2.Pelestarian

Perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) dan urban places (alun-alun,
plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan
terhadap bangunan bersejarah. Manfaat dari adanya preservasi antara lain:

1) Peningkatan nilai lahan.

Fasilitas umum itu, Taman gantung di Jembatan eks Tunjungan Center. Jembatan tersebut
dilengkapi tanaman, dan bangku taman agar pengunjung bisa menikmati pemandangan 'Kota
Tua' Tunjungan. pembangunan Taman Gantung ini untuk menghidupkan kembali Jalan
Tunjungan yang penuh dengan sejarah. memastikan bahwa ciri khas Kota Surabaya adalah
taman, tapi karena tidak ada lagi lahan yang bisa dibangun, maka membangun taman itu dengan
bergantung di atas jalan

Solusi menurut saya: diberikan suasana kafe, dan juga hiburan ntuk mengembalikan fungsinya
sebagai public center bagi masyarakat Surabaya di sekitar taman gantung di sisinya

2) Peningkatan nilai lingkungan

Di sekitar Tunjungan sudah mulai dilakukan perbaikan lampu khas Kota Surabaya dan
juga Termasuk memperbaiki ataupun memasang baru pedestrian di sepanjang rute tersebut. Itu
termasuk kawasan Genteng dan Tunjungan yang menjadi daya tarik utama kota Surabaya
Solusi menurut saya : pengoptimalan RTH dalam ruangan dilakukan pada di sekitar Koridor
Tunjungan, Pencahayaan dan penghawaan alami dengan penggunaan roster pada dinding
koridor. Dengan demikian dapat menghemat energy karena angin dan cahaya matahari yang
masuk melalui lubang-lubang roster

3) Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial.

Dalam upaya mewujudkan rencana di atas, pedestrian Jalan Tunjungan akan dilebarkan.
Rencananya trem juga akan lewat Jalan Tunjungan. Sebagai gantinya, Pemkot membebaskan
lahan tepi sungai di Simpang Dukuh. Lahan itu tembus ke Jalan Simpang. "Lebarnya lebih besar
dibanding Jalan Tunjungan”

. Solusi Menurut saya : Memberikan akses jalan yang dibangun di atas jalan raya. Fungsinya
sebagai jalur khusus untuk pejalan kaki sehingga kegiatan “Hunting” Foto dan berjalan kaki
lebih nyaman.
4) Menjaga identitas kawasan perkotaan.

Saat ini Pemerintah mulai menghidupkan pesona Jalan Tunjungan dengan pemeliharaan
cagar budaya dan berbagai acara. Hal ini dilakukan mengingat arti pentingnya nilai sejarah dan
mengenalkan kota ini sebagai Kota Pahlawan bagi generasi muda.

Solusi Menurut Saya : Pembaruan Bangunan – Bangunan Bersejarah dan membuat ruang
pertunjukan,Menciptakan Distrik bersejarah dan budaya yang mengenal kembali sejarah di jalan
tunjungan

Anda mungkin juga menyukai