Anda di halaman 1dari 11

ARSITEKTUR TROPIS

MASJID MUHAMMAD CHENGHO


Ashabul Kafi
Sri Hastuti Minur
Febi Rachmawati
• Masjid Muhammad Cheng Hoo merupakan masjid terunik yang dimiliki Makassar, masjid yang
terletak di Tanjung Bunga ini merupakan bentuk keberadaan rakyat muslim Cina yang ada di
Makassar. Masjid yang didirikan tahun 2011 ini memiliki kekhasan tersendiri dari masjid pada
umunya. Masjid ini memadukan nuansa Timur Tengah dan Tiongkok serta perpaduan budaya Bugis
Makassar
desain bangunan masjid yang ini didominasi arsitektur Tionghoa berpadu kearifan
Bugis Makassar. Nama Cheng Hoo dilekatkan pada masjid sebagai wujud
penghargaan bagi Laksamana Cheng Hoo, sosok bahariwan muslim Tionghoa yang
tangguh dan berjasa besar terhadap pembauran, penyebaran, dan perkembangan
Islam di Nusantara.Cheng Hoo seorang pria muslim keturunan Tionghoa berasal dari
Provinsi Yunnan di Asia Barat Daya.
Masjid ini cukup unik. Dibangun berlantai dua yang mampu menampung 600
jamaah. Selain digunakan sebagai tempat peribadatan, masjid ini juga dilengkapi
dengan bangunan yang berfungsi sebagai sarana sosial seperti ruang amal dan
usaha, ruang pendidikan, lapangan olahraga dan tempat kesenian
1. Respon terhadap Aliran Angin

• Masjid ini memiliki banyak bukaan besar sehingga sirkulasi udara terjadi dengan
baik. Bukaan ini juga dapat menampilkan view rindangnya pepohonan dan danau
yang membentang. Sangat memperhatikan dan mengadopsi keadaan sekitarnya,
angin dapat keluar dan masuk bangunan dengan lancar, sangat sejuk
2. Respon terhadap Air Hujan

• Masjid ini dilengkapi dengan teras sehingga tampias air hujan tidak mengenai
bangunan
3. Penerangan

Pada siang hari masjid ini menggunakan pencahayaan alami dari sinar matahari,cahaya matahari
mampu masuk keseluruh ruang karena desain bangunan yang dibuat sedemikian rupa.Penggunaan
kaca sebagai jendela juga memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam masjid, penggunaan
shading bermotif pada dinding juga memungkinkan cahaya masuk. Masjid ini juga menggunakan lampu
hias yang sebagai penerangan pada malam hari
3. Insulasi Atap

Kubah utamanya berundak tiga seperti bentuk pagoda, rumah ibadah umat Tionghoa. Lalu ada
empat kubah kecil berbentuk segi empat mengelilingi empat sudut bangunan yang makna
filosofisnya mengambil konsep budaya keilmuan dan kepemimpinan yang disebut “Sulapa Appa”
atau segi empat. Salah satu maknanya dalam kepercayaan Bugis Makassar klasik, “Sulapa Appa” ini
menyimbolkan susunan semesta yakni api, air, angin dan tanah. Selain dilengkapi kubah layaknya
masjid, atap Cheng Ho dibuat berbentuk klenteng. Ini sebagai penanda dua identitas, Tionghoa
dan Muslim dalam satu atap.
4. Eksterior Masjid

Warna merah pada bagian atap hingga dinding-dinding luar masjid, ditambah kuning pada bagian sisi
dan putih menjadi ikon tersendiri yang bermakna keberagaman paling ditonjolkan masjid ini.
Penerapan warna merah dan kuning pada bangunan masjid ini karena menurut kebudayaan Tiongkok
warna merah merupakan lambang dari keceriaan dan suka cita, sedangkan kuning adalah warna
keemasan yang didalamnya terkandung harapan bahwa melalui masjid, Islam akan lebih gemilang
dalam hati setiap umat Muslim. Penggunaan shading bermotif menambah indah masjid ini
5. Interior masjid

Interior masjid ini didominasi oleh warna putih. Penerapan pada warna putih pada bagian dalam
bangunan ini karena warna putih dilambangkan dengan kesucian dan kedamaian. Warna putih juga
dapat memantulkan cahaya sehingga ruangan menjadi lebih terang. Bukaan-bukaan kaca yang tinggi
dan berirama menambah indah bangunan ini. Shading bermotif juga tambah mempercantik bangunan
ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai