PROYEK
Menyadari semakin meluasnya aplikasi manajemen proyek dalam dunia usaha,
industri, dan bidang-bidang lain dewasa ini, timbul pemikiran perlunya suatu kodefikasi dan
standarisasi yang berkaitan dengan profesi MP. Maksud ini bukan didorong oleh kurangnya
kualitas penyelenggara proyek dalam praktek lapangan, melainkan lebih ditunjuk pada usaha
memudahkan mereka yang hendak menekuni profesi MP dan juga pemakai jasa MP.
Umumnya pimpro dan timpro mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
cukup sebelum bertugas mengelola proyek. Mereka masing-masing membawa konsep profesi
dari bidang teknis dan disiplin ilmu serta pengalaman implementasi dipekerjakan sebelumnya
ke dalam area manajemen proyek. Disinilah dasar timbulnyapemikiran diatas, yaitu tidak
adanya standar dan kode profesi yang memberikan batasan perihal manajeman proyek
sehingga J.R Adams (1994) mengemukakan sebagai berikut.
pada kenyataanya, siapa saja, terlepas dari pengalaman kerjanya, tidak pandang latar
belakang pendidikan akademisnya, dapat menjadi pimpro dengan sekadar mengklaim titel
tersebut.
Memiliki keahlian teknis sesuai dengan lingkup kerja proyek, misalnya seorang
insinyur sipil untuk proyek mendirikan kantor.
Tersedia pada saat itu, yaitu pada waktu yang diperlukan.
Manajer inti berpengalaman yang diharapkan mampu memecahkan masalah
manajerial manajerial yang mungkin timbul.
Memiliki indikasi bersedia menghadapi berbagai tantangan.
Jadi, karir pimpro dan para pelaku penting umumnya mengikuti urutan di ata. Artinya tidak
ada perencanaan nyataataupun latihan dan pendidikan formal bagi mereka untuk profesi MP,
kecuali bekal pengetahuan teknis dari disiplin ilmu yang merupakan porsi dominan dari
lingkup kerja proyek yang hendak ditangani. Sesungguhnya dengan persiapan yang lebih
matang dalam aspek penguasaan ilmu manajemen proyek, mereka akan dapat menyelesaikan
tugasnyalebih baik dan melakukan lebih sedikit kesalahan pada waktu menjadi pimpro untuk
pertama kali, sehingga dapat dihindari pemborosan waktu, tenaga dan sumber daya. berikut
perumusan 9 bidang ilmu yang menjadi komponennya.
Disiplin ilmu manajemen proyek adalah ilmu manajemen, yaitu pengetahuan untuk
mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini kegiatan tersebut bersifat spesifik, yaitu berbentuk
proyek. Atau lebih luas lagi, mengelola dinamika perubahan (management of change).
Sebagai ilmu manajeman, profesi MP berkaitan erat dengan fungsi merencanakan,
memimpin, mengorganisir, dan mengendalikan berbagaikegitan proyek yang sering kali sarat
dengan kandungan disiplin ilmu arsitektur, enginering, akuntansi, dan lain-lain. Jadi
perbedaan antara profesi MP dengan profesi-profesi tersebut di atas terletak pada konteks
penyelenggaraan proyek.
Sebagai mana layakny asuatu profesi formal, profesi manajemen proyek juga harus memiliki
berbagai atribut, seperti body of knowledge, standard of entry, code of conduct, dan lain-lain
a. Body of knowledge
BOK adalah atribur yang berkaitan dengan konsep dan prinsip unik profesi yang
bersangkutan. Ini kemudian didokumentir, dikodefikasi dan distandarisasi sehingga dapat
dipelajari dan diajarkan di lembaga pendidikan formal, kemudian dipakai sebagai pegangan
dalam praktek lapangan. Misalnya, BOK disiplin ilmu kedokteran. Sertifikasi yang
dikeluarkan memberikan keterangan bahwa individu pemegangya telah pernah mengikuti dan
menamatkan pendidikan dan latihan di lembaga tersebut
b. Kode etik
Atribut ini umumnya dimiliki oleh setiap macam profesi, untuk dipakai sebagai pegangan/
petunjuk yang berkaitan dengan tingkah laku yang benar bagi profesi yang bersangkutan.
Untuk proyek dilampirkan Apendiks VII (pada buku jilid 2) yang disusun oleh PMI-USA.
c. Standard of entry
Atribut ini menetapkan standar minimum bagi mereka yang dapat diakui sebagai
pemegang/pemilik profesi yang bersangkutan. Standar tersebut memberi batasan tentang
pendidikan formal, pelatihan dan ujian (testing) sebelum dapat diberikan sertifikat sebgai
pengakuan formal atas penguasaan ilmu dari profesi yang bersangkutan.
Bagi pembentukan profesi baru diperlukan suatu badan atau organisasi yang mendukung
(sanctioning organization). Badan ini memberikan pimpinan, merumuskan standar,
melakukan penelitian dan berfungsi sebagai pusat komunikasi dan koordinasi bagi mereka
yang berkepentingan dengan profesi yang sedang dikembangkan. Di antara tugasnya yang
terpenting adalah meningkatkan pengertian yang lebih baik kepada masyarakat dan juga
pemegang profesi mengenai maksud dan tujuan dari profesi yang bersangkutan.
PMI (project management institute) di Amerika Serikat sejak tahun 1981 dan beberapa
institusi di negara-negara lain seperti INTERNET (International Project Nanagemant
Association) di Eropa telah merintis program dan langkah-langkah untuk menyusun dan
memenuhi atribut di atas dengan sasaran berikutnya sertifikasi profesi manajemen proyek.
Mengingat banyaknya macam, kompleksitas dan ukuran proyek, dapat dipahami bagaimana
sulitnya menyusun suatu PM-BOK yang berusaha menampung demikian variabel. Sebagai
contoh, PMI memerlukan waktu yang panjang (10 tahun) untuk menyiapkan satu Project
Management Body Of Knowledge. Ini pun masih terbuka untuk menampung saran-saran
suatu perbaikan agar lebih mudah memahami perumusan PM-BOK dari PMI maka perlu
diketahui definisi yang menjadi latar belakang, yakni sebagai berikut
manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaian dengan memimpin dan
mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan
teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup,
mutu, jadwal, dan biaya serta memenuhi keinginan pada stake holder
Telah disebutkan di muka, area ilmu manajemen proyek (PM-BOK) adalah suatu dokumen
yang menjelaskan sejumlah ilmuyang berada dalam lingkup profesi manajemen proyek. PM-
BOK tersebut berlaku untuk semua jenis proyek dengan pengertian bahwa penerapannya
harus disesuaikan dengan jenis ataupun ukuran proyek yang bersangkutan.
C. Batasan PM-BOK
Dengan memperhatikan batasan di atas, tersusunlah PM-BOK seperti terlihat pada gambar 3-
1 dengan keterangan sebagai berikut:
1. Kerangka kerja terdiri dari
o Pengelolaan intergrasi
2. Komponen inti terdiri dari :
o Pengelolaan lingkup proyek
o Pengelolaan waktu atau jadwal
o Pengelolaan biaya
o Pengelolaan kualitas atau mutu
3. Komponen pendukung terdiri dari:
o Pengelolaan sumber daya mnusia (SDM)
o Pengelolaan risiko
o Pengelolaan pengadaan/kontrak
o Pengelolaan komunikasi
Kerangka Kerja
Pengelolaan intergrasi adalah proses yang dibutuhkan agar komponen kegiatan dan peserta
proyek dapat terkoordinasikan sebagaimana mestinya.
Komponen Inti
Komponen inti merupakan sasaran proyek yang terkai satu dengan lain selama siklus proyek.
Komponen Pendukung
Pengelolaan Intergrasi
Pengelolaan intergrasi adalah adalah proses yang bertujuan agar berbagai unsur kegiatan
proyek terkoordinasi dan terintegrasi sebagaimana mestinya. Langkah-langkah yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
Salah satu tolak ukur pengendalian penting yang juga dikerjakan pada langkah ini adalah
menyusun control budge dan jadwal induk serta meletakkan dasar spesifikasi dan kriteria
mutu proyek.
Pelaksanaan hasil perencanaan adalah kegiatan untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah
dirumuskan pada perencanaan. Pada siklus proyek, kegiatan tersebut sebagian berlangsung
pada tahap implementasi. Output dari langkah di atas adalah hasil kerja yang umumnya
berupa deliverability. Acapkali bila dipandang perlu dilakukan permintaan dengan cara
mengeluarkan change order untuk memenuhi tujuan proyek.
3. Mengendalikan Seluruh Perubahan (Overeral Change Control)
Bila diperlunya adanya perubahan lingkup (change order) maka yang perlu diperhatikan
adalah pengendalian perubahan tersebut meliputi:
Menjaga intergritas performance base line dan mengusahakan agar selalu terpenuhi,
Melakukan koordinasi agar adanya perubahan tersebut diperhatikan segala unsur
penyelenggara proyek dengan melakukan tindakan yang diperlukan.
Output dari langkah ini adalah tindakan koreksi dan revisi perencanaan.
Teknik dan metode pada pengelolaan intergrasi lebih jauh dibahas dalam bab 4, yaitu
hubungannya dengan konsep sistem dan interfrase management .
Penelolaan Lingkup
Lingkup proyek adalah total jumlah kegiatan yang harus dilakukan untuk menghasilkan
produk yang diinginkan oleh proyek tersebut. Misalnya, produk proyek engineering
konstruksi dapat berubahinstalasi gedung bertingkat, sedangkan produk engineering
manufaktur menghasilkan kendaraan bermotor tipe baru. Dalam hali ini dokumen yang berisi
batasan lingkup proyek yang memuat kuantitas, kualitas, spesifikasi, dan kriteria amatlah
penting artinya. Meskipun tidak mungkin menuliskan sekian banyak komponen lingkup
proyek ke dalam suatu dokument resmi, perlu diusahakan agar dalam implementasinya nanti
tidak terbuka peluang timbulnya interpretasi yang berbeda-beda antara mereka yang
berkepentingan, terutama antara pemilik dan pelaksana atau kontraktor juga diusahakan
secara substansial. Sistematika proses pengelolaan lingkup terlihat pada gambar 3-3 dengan
rincian keterangan di bawahnya.
1. Inisiasi Proyek
Ini merupakan pernyataan resmi organisasi mengenai komitmennya terhadap pengadaan atau
peluncuran proyek. Umumnya tahap ini dilalui oleh pertimbangan dan seleksi yang
mendalam seperti studi kelayakan. Pada waktu ini ditentukan garis besar produk atau instalasi
yang akan dibuat atau dibangun. Output dari proses ini adalah penentuan pimpro dan project
charter yang antara lain memuat penjelasan tugas dan tanggung jawab personil kunci proyek.
Perencanaan lingkup terdiri dari perumusan dan penulisan lingkup proyek kedalam lembaran
yang dikenal sebgai scope statement yang belakangan dikenal sebagai dasar pengambilan
keputusan perihal lingkup proyek. Definisi lingkup meliputi pemecahan lingkup proyek yang
telah dinyatakan dalam scope statement menjadi komponen manageable.
Pengendalian lingkup adalah kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengevaluasi
perubahan lingkup, seperti adanya alasan perubahan, otorisasi yang dikeluarkan, dampak
yang diakibatkan terhadap biaya dan jadwal, kemudian pemantauan pelaksanaan perubahan.
Output proses ini adalah change order dan tindakan koreksi. Sedangakan verifikasi lingkup
meliputi pengkajian apakah produk proyek telah sah sesuai dengan kontrak
Pengelolaan Biaya
Pengelolaan biaya meliputi segala kegiatan yang berkaitandengan pengadaan dan pemakaian
dana proyek, dimulai dari proses memperkirakan jumlah keperluan dana, mencari dan
memilih sumber dan macam biaya, perencanaan serta pengendalian alokasi pemakaian biaya
sampai pada akuntasi dan administrasi pinjaman/keuangan.
Perencanaan sumber daya meliputi pengidentifikasi jenis dan kuantitas sumber daya yang
diperlukan guna melaksanakan pekerjaan sesuai dan lingkup proyek
2. Perkiraan Biaya
Kuantitas dan jenis sumber daya diindentifikasi dilanjutkan dengan estimasi keperluan biaya
guna pengadaan sumber daya bersangkutan yang dinyatakan dalam satuan uang. Mengadakan
perkiraan biaya termaksud mengkaji atau menjadi alternatif terbaik dari segi biaya. Output
dari proses ini adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya proyek beserta penjelasan yang
diperlukan.
3. Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berarti memerinci alokasi biya untuk masing-masing kegitan, yang
diintergrasikan dengan jadwal penggunaannya. Anggaran ini nantinya akan menjadi tolok
ukur pengendalian kinerja kegiatan yang bersangkutan. Output dari proses ini adalah
dokumen anggaran biaya proyek serta rencana penarikkannya.
4. Pengendalian Biaya
Proses pengendalian biaya termaksud memantau dan mencatat apakah apakah penggunaan
biaya telah sesuai dengan perencanaan. Bila tidak sesuai, dicari sebabnya dan dievaluasi
dampak yang mungkin terjadi serta diadakn koreksi. Output dari proses ini adalah change
order dan revisi anggaran
. Rekayasa nilai
Waktu atau jadwal meruapakan salah satu sasaran utama proyek. Keterlambatan akan
1 . Identifikasi Kegiatan
Proses pengelolan waktu diawali dengan megidentifikasi kegiatan proyek agar
komponen lingkup proyek WBS atau deliverables yang telah di tentukan dapat terlaksana
sesuai dengan jadwal . Output dari proses ini ialah daftar kegiatan dan WBS.
2 . Penyusunan Urutan kegiatan
Setelah di uraikan menjadi komponen komponenya, linkup proyek disusun kembali
menjadi urutan kegiata sesuai dengan logika ketergantungan. Output dari proses ini ialah
jaringan kerja.
3 . Perkiraan Kurun Waktu
Setelah terbentuk jaringan kerja ( butir b), masing- masing komponen kegiatan diberikan
perkiraan kurung waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersang kutan.
Output proses ini adalah jaringan kerja yang telah memiliki kurun waktu dan perkiraan
sumber daya yang diperlukan untuk menyelesai kan kegiatan tersebut.
4 . Penyusunan Jadwal
Jaringan kerja yang masing- masing komponen kegiatannya telah diberi kurung waktu
kemudian secara keseluruhan dianalisis dan di hitung kurung waktu penyelesaian proyek dan
milestone yang merupaka titik pentingg dari sudut jadwal induk, milestone dan jadwal untuk
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Salah satu teknik spesifik untuk pengendalian waktu proyek adalah mengelola
float atau slack pada jaringan kerja serta konsep cadangan waktu (time reserved)
yang diperkenalkan oleh D . H. Bush ( 1991). Topik pengelolaan waktu dan jadwal
dibahas pada Bagian V-B (Jilid 2).
Pengelolaan Mutu
Pengelolaan mutu meliputi kegiatan yang diperlukan agar hasil proyek
memenuhi persyaratan , kriteria dan spesifikasi yang telah ditentukan. Agar suatu
produk atau servis hasil proyek memenuhi syarat penggunaan diperlukan suatu proses
yang panjang dan kompleks, mulai dari mengkaji syarat yang di kehendaki oleh
pemilik proyek atau pemesan produk, menyusun program mutu dan akhirnya
merencanakan mengendalikan aspek mutu pada tahap implementasi atau produksi.
( confidence) bahwa proyek akan dapat memenuhi standar mutu yang di tentukan. Program
ini antara lain meliputi identifikasi kriteria dan spesifikasi yang akan dipakai proyek ,
kemudian mengkaji relefasinya dengan standar yang telah di bakukan established) dan
membuat rencana prihal kebijakan kualitas dan mereview organisasi yang akan menaganinya.
Quality Assurance meliputi semua kegiatan dalam quality system yang bertujuan
memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa semua tindakan
yang diperlukan untuk mencapai standar mutu proyek telah di laksanakan dengan berhasil
Quality control meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan pemantauan dan
pengkajian hasil proyek ( baik hasil antara atau final) untuk memenuhipersyaratan yang di
tentukan. Proses ini adalah perbaikan ( bila terjadi penyimpangn)
Teknik dan metode yang penting dalam pengelolaan mutu adalah sebagai berikut :
Destruct
Inspeksi dan uji coba kemanpuan kinerja
Control chart
Pareto diagram
Metode sampling
Satu jenis pengeloaan yang mungkin tersulit adalah pengelolaan sumberdaya manusia.
Pengelolaan sumber daya manusia.pengelola ini betujuan untuk mengupayakan penggunaan
secara efektif sumber daya manusia proyek. Pengelolaan ini di mulai dari inventarisasi
kebutuhan, merekrut atau mengajukan keperluan,menyusun organisasi,membentuk tim, serta
mempraktekan cara kepemimpinan yang sesuai
Sistematika proses pengolaan di perinci seperti terlihat pada Gambar 3-7 dengan
penjelasan sebagai berikut :
1 . perencanaan organisasi
2 . Pengisian personil
Pengisian personil terdiri dari kegiatan mencari , menyeleksi dan melati personil proyek
yang akan di tugaskan di kantor pusat ataupun lapangan . personil proyek dapat berasal dari
induk organisasi.
3 . pembentukan tim
Pembentukan tim merupakan proses yang amat penting dari segi pengolaan sumber
daya manusia proyek. Proses ini bemaksud meningkat kan kecakapan dan kinerja personil
dan kerja sama dalam tim guna melaksankan kegiata proyek
Teknik dan metode
Sebagai bahan perbandingan, di bawah ini diuraikan struktur PM-BOK dari internasional
Project Management Association (Internet) yang dikelompokkan menjadi teknik dan produser,
organisasi, teknologi, pengetahuan umum proyek, manajemen umum, kompotensi umum manajemen,
dan kepandaian inegrasi.
Suatu program pendidikan dan pelatihan menggunakan PM-BOK akan menghasilkan pimpro
dan personil proyek yang mempunyai bekal pengetahuan dan profesionalisme yang cukup bagi
potensi keberhasilan pengelolaan proyek.
A. Teknik dan Produser PM
Proyek
Siklus proyek
Struktur rincian lingkup kerja (SRK)
Matriks alokasi dan tanggung jawab paket kerja
Perencanaan dan jadwal
Pengukuran prestasi
Analisis risiko
D. Manajemen Umum
Sistem informasi manajemen
Pengelolaan SDM
Akuntansi dan finansial
Penjualan dan pemasaran
Hukum
Ekonomi
Pengelolaan produksi
Strategi usaha
Operasi
Finansial
Personil
Informasi
E .Teknik
F .Kecakapan Integrasi
Personil
Bentuk integrasi
Dasar-dasar teknik melakukan integrasi
Dengan adanya profesi MP yang dipersiapkan dan direncanakan secara terarah berupa
latihan dan pendidikan formal serta sertifikasi yang disasarkan atas PM-BOK, jalan terbuka
lebar bagi karier mereka yang ingin menekuni bidang manajemen proyek (Gambar 3-11
memperlihatkan potensi jalur MP, yang memperlihatkan jenjang yang dapat ditempuh oleh
personil proyek (dalam hal ini diwakili oleh manajer proyek).
Jalur A
Jalur A adalah yang lazim terjadi. Suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang tertentu
(nonproject oriented company), misalnya mempoduksi bahan bakar minyak (BBM) akan
memperluas salah satu unitnya . Untuk itu, pimpinan perusahaan memilih dan menunjuk salah
satu insinyur senior dari bidang pemerintahan (struktur lini untuk menjadi pimpro/manajer
proyek perluasan pabrik tersebut. Setelah berhasil menyelasaikan proyek dengan baik, manajer
proyek dikembalikan lagi ke bidang fungsional dan mendapat promosi sebagai kepada bidang.
Akan tetapi, tidak menyesal kemungkinan setelah proyek selesai, eks manajer proyek
mengambil pendidikan MM (Magister Manajemen) atau MBA bidang/jurusan manajemen
proyek dan memperoleh sertifikat. Kemudian melanjutkab karier seperti pada jalur B.
Jalur B
Jalur pengembangan karier dan profesi lebih terarah. Setelah menamatkan pendidikan
formal akademis tingkat (S-1), seseorang bergabung dengan perusahaan yang kegiatan
utamanya erat (exposed) dengan penyelenggaraan proyek, seperti konsultan, kontraktor, atau
organisasi (BUMN, Departemen) yang sedang menangani proyek . Setelah 5-6 tahun bekerja di
lingkungan tersebut, ia diharapkan dapat menyerap ilmu dan pengalaman serta memahami
berbagai produser serta policy bagaimana menjalankan suatu usaha dan kaitannya dengan
kegiatan proyek. Langkah berikutnya ialah mengambil pendidikan lanjutan (S2) seperti MM
atau MBA jurusan manajemen proyek ini. Ini akan memberikan cukup bekal dan persiapan bagi
tugas dan tanggung jawab sebagai senior project control atau deputi manajer proyek
professional untuk proyek-proyek berukuran sedang. Jenjang karier berikutnya akan terbuka
sesuai prestasi yang sesuai dengan yang bersangkutan.
Program Sertifikasi
Di samping tersebut terdapat jalur edukasi akademis yang pesertanya setelah tamat
memperoleh gelar MBA atau MSc dalam Project Management, terdapat pula jalur praktisi, yaitu
melalui program sertifikasi. Program ini bermaksud untuk memformalkan pendidikan bagi profesi
PM, yaitu dengan mengadakan ujian dan pemberian sertifikat sebagai tanda bahwa pemegang
sertifikat telah menguasai ilmu dasar (basic knowledge) manajemen proyek. Salah satu institusi
yang telah melaksanakan program sertifikasi ini adalah PMI-USA yang dimulai sejak tahun 1984.
Kualifikasi yang diberikan adalah sebagai berikut.
Pengalaman Pekerjaan
Berapa lama pengalaman kerja di proyek dan jabatan yang pernah diduduki
Kegiatan profesional
Kenggoataan perkumpulan profesi, seminar, penulisan makalah atau buku, yang berkaitan
denga proyek.
Bobot komitmen profesi di atas dinilai dengan angka. Di bawah angka tertentu, calon belum
dianggap memenuhi syarat. Bagi mereka yang lulus kualifikasi diberikan serifikat dan gelar PMP atau
Project Management Proffesional oleh PMI.
RINGKASAN
Melihat semakin luasnya aplikasi manajemen proyek di dunia usaha dan industri,
timbul pemikiran untuk melakukan kodefikasi , standarisasi, dan sertifikasi profesi
manajemen proyek.
Sertifikasi formal bagi suatu profesi umumnya didahului oleh pendidikan, latihan,
Dan ujian dari lembaga yang berwenang untuk maksud tersebut.
Salah satu atribut dasar dari profesi adalah batang tubuh ilmu pengetahuan (body
Of knowledge-BOK) yang bersangkutan, seperti ilmu pengetahuan bagi profesi dokter.
Berbagai lembaga manajemen telah menyusun BOK untuk manajemen proyek, di antaranya
Project Manajemen Institute (PMI) di USA.