Anda di halaman 1dari 38

STANDAR PERANCANGAN TATA ASRAMA YANG EFISIEN

MENURUT SANTRI ASSALAAM

CHAPTER 1

INTRODUCTION

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada umumnya , tidak semua dari murid assalaam mengerti standar


perancangan tata ruang yang efisien dan pencahayaan yang standar ,
padahal jika mengerti maka akan sangat menguntungkan diri sendiri dan
juga orang lain yang bekerja pada bagian listrik.

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang,


maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan
kebutuhannya Jika kita bisa mngatur perancangan tata ruang yang baik
maka kita akan merasa nyaman tinggal di dalamnya , selain itu kita pasti
akan terkendalikan kesehatan dan terhindar dari penyakit penyakit yang
biasanya disebabkan oleh ruangan yang kotor,lembab , bau dan penataan
barang yang membuat semua pencahayaan dan penghawaan terhalangi .

Namun tidak semua santri mengetahui dan peduli dengan penataan


ruang,

Padahal jika mereka tahu ini semua sangat menguntungkan dirinya


dalam suasana belajar di kamar , dan juga penataan di kelas dan ruangan
lainnya saya akan mengkaji apakah semua itu telah mencapai stanfdar
nasional desain tata ruang dan tekhnik arsitektur menururt para arsitek ,
desain interior , desain eksterior dan orang tehnik sipil lainnya.

Dengan penataan yang baik juga maka kita akan mendapat cahaya
yang standar dan bisa menghemat energi listrik,sehingga semua hal yang
kita tinggali bisa efisien .
Pada karya tulis saya kali ini , saya akan meneliti dan menerangkan
teori dari berbagai sumber yang saya dapat tentang pencahayaan yang
standar dan efisien yang pada umunya dipakai oleh penata perancangan
tata ruang di dalam negeri maupun luar negeri.Bahkan saya akan
memberikan beberapa ide desain asrama kepada instansi sekolah saya
mungkin bisa menjadi sebagai rasa terima kasih dan pengabdian saya
untuk sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam menuyusun karya tulis ini,penulis menyusun pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jumlah santri Assalaam yang memperhatikan tentang


perancangan tata ruang yang efisien
2. Memberikan alasan santri Assalaam tentang perancangan tata ruang
yang efisien
3. Untuk menunjukkan dampak dari santri assalaam tentang perancangan
tata ruang yang efisien

C. TUJUAN PENULISAN

1. Berapa jumlah santri Assalaam yang memperhatikan tentang


perancangan tata ruang yang efisien
2. Mengapa alasan santri Assalaam tentang perancangan tata ruang yang
efisien
3. Apa dampak dari santri assalaam tentang perancangan tata ruang yang
efisien
D. BATASAN MASALAH

1. Jumlah mengetahui jumlah santri Assalaam yang memperhatikan


tentang perancangan tata ruang yang efisien
2. Alasan alasan santri Assalaam tentang perancangan tata ruang yang
efisien
3. Dampak dari santri assalaam tentang perancangan tata ruang yang
efisien

E. METODE PENULISAN

Dalam menulis makalah ini, penulis memiliki beberapa metodologi itu


adalah Penelitian Perpustakaan. Penelitian perpustakaan adalah semacam
metodologi yang digunakan oleh penulis dalam mendukung data dengan
mengambil refrence dari buku artikel, majalah, jurnal, penulisan sumber
internet, dll. Dalam penelitian perpustakaan ini, penulis akan menemukan
informasi yang didukung dari buku artikel, majalah, dan artikel internet
yang terkait dengan penelitian.

F. SYSTEMATIC OF WRITING

Sistemtika penulisan terdiri dari empat bab.

 Bab pertama berisi pendahuluan


a) Latar belakang masalah
b) Rumusan masalah
c) Tujuan penulisan
d) Metode penulisan
e) Sistematika penulisan
 Bab kedua berisi landasan teori
a) Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Islam Assalaam
b) Pengertian Standar Perancangan Tata Ruang
 Bab ketiga berisi pembahasan
a) Pengaturan Penghawaan Dan Pencahayaan
b) Pengaturan Penataan Perabot Di Ruangan Yang Sempit
c) Sistem Dan Standar Pencahayaan
 Bab keempat berisi penutup
a) Simpulan
b) Saran

Dengan sistematika penulisan seperti ini penulis harap agar


pembaca dapat mempelajari dan memahami karya tulis ini.
CHAPTER II

BASE OF THEORY

A. THE HISTORY OF ASSALAAM ISLAMIC MODERN BOARDING


SCHOOL

Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam is a boarding school


located in Pabelan District of Kartasura Sukoharjo Regency of Central
Java. PPMI Assalaam is a private Islamic educational institution
established by the Surakarta Islamic Studies Council Foundation (MPI)
founded by H. Abdullah Marzuki and Hj. Siti Aminah Abdullah.

It was founded on 17 August 1402 H to coincide with 7 August


1982. Before PPMI Assalaam established educational activities that were
carried out with Madrasah Diniyyah Awaliyah, then at the demands of the
people YMPI established Madrasah Tsanawiyah (MTs) with a dormitory
system that was the forerunner of the establishment of Pondok Modern
which was then named Pondok Pesantren Punggawan, borrowed the name
of the village where the educational activities were centered.

On July 20, 1985 the name Assalaam was officially used, and at the
same time marked the beginning of the use of a new campus in Pabelan
Kartasura Sukoharjo Village. The building at the time consisted of
classrooms, sports halls (GOR), student dormitories, teacher and nanny
housing, kitchens etc. At the same time, Madrasah Aliyah (MA) was
established as a continuation of Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalaam.

In 1986/1987 madrasah takhasush established a preparatory class for


prospective students who will continue to MA Assalaam which originated
from the general high school outside Assalaam. In 1988/1989, Assalaam
High School was established in order to meet the needs of the community
and keep up with the development of education that occurred outside
Assalaam. Entering the 2005/2006 school year, Vocational High School
(SMK) was established. computer and networking skills programs and
graphics preparation. SMK intends to print professionals by staying
insightful on the values of The Islam.

PPMI Assalaam has scored thousands of alumni spread throughout


Indonesia and various countries around the world. In the past, assalaam
alumni were housed in an organization called IKMAS (Ikatan Keluarga
Ma'had Assalaam Surakarta) and have played an active role in various
fields in people's and country life. But as the situation developed, as well
as alumni of Assalaam Community.

B. PENGERTIAN ASRAMA

Asrama merupakan hunian atau bangunan tempat tinggal bagi


kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar,
asrama yang dirancang dan dibangun dengan standar-standar khusus
sesuai dengan jenjang usia penghuninya (KBBI). Di Indonesia keberadaan
asrama mulai menjadi perhatian karena mampu menampung siswa untuk
tinggal dalam lingkungan kampus. Banyak kampus sekarang menyediakan
fasilitas asrama bagi siswanya. Satu hal yang diperhatikan saat
membangun asrama adalah daya tampung dan ketersediaan lahan. Untuk
itu fasilitas utama yang menjadi perhatian adalah kamar. Padahal
diperlukan fasilitas lain dalam asrama selain kamar, karena kegiatan di
asrama tidak hanya tidur, tetapi juga belajar, bersosialisasi, makan minum,
aktivitas domestik (mencuci) maupun kegiatan higienis pribadi.

C. STANDAR UKURAN ASRAMA


Berdasarkan Buku de Chiara, Time Saver Standards for Building
Types mengenai persyaratan ruang area, ukuran asrama yang digunakan
adalah:
Tabel 1. Room Area Chart

Number of Double Min.Area Needed (sq


Number of People
bunks ft)

2 4 120

4 8 280

6 12 360

8 16 480

10 20 600

12 24 720

14 28 840

16 32 960

Minimum ketinggian langit-langit adalah 8 kaki atau 2,4 m


Sumber: Time Saver Standarts For building Types 2nd edition,
Joseph De Chiara And John Hancock Callender May 1975.

Time Saver Standards for Building Types menyebutkan bahwa luas


ruangan minimum untuk satu kamar dengan 2 tempat tidur tingkat yang
dihuni 4 orang adalah 120 kaki persegi atau +11m2 . Dapat dipahami juga
jika di kamar tersebut ditempatkan 2 tempat tidur tidak bertingkat, maka
luasan yang dibutuhkan kurang lebih sama karena angka tersebut
memperhitungkan area yang dibutuhkan oleh tempat tidur. Luasan kamar
asrama dipengaruhi oleh banyaknya penghuni, jumlah tempat tidur yang
digunakan dan jenis tempat tidur yang digunakan. Pada umumnya, kamar
asrama yang dihuni oleh 2 atau lebih orang menggunakan tempat tidur
double decker/double bunk untuk mengoptimalkan luas kamar agar dapat
menampung banyak penghuni.

D. STANDAR PENCAHAYAAN RUANGAN

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang,


maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan
kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja
dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:

A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda


yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur
pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya
serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung
maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan
langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi
warna cerah agar tampak menyegarkan

B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang
perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih
memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih
effisien pemantulan antara 5-90%
C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang
perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng.
Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni
memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem
ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan


dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk
hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta
dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada
serta kesilauan dapat dikurangi.

E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan


dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh
ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu
diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini
adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya
mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan


dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah
jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang
dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:
Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAA
KEGIATA KETERANGAN
N MINIMAL
N
(LUX)

Ruang
penyimpanan &
Pekerjaan
ruang
kasar dan
100 peralatan/instalasi
tidak terus –
yang memerlukan
menerus
pekerjaan yang
kontinyu

Pekerjaan
Pekerjaan dengan
kasar dan
200 mesin dan
terus –
perakitan kasar
menerus

Pekerjaan 300 Ruang


rutin administrasi,
ruang kontrol,
pekerjaan mesin
&
perakitan/penyusu
n

Pembuatan
gambar atau
bekerja dengan
Pekerjaan mesin kantor,
500
agak halus pekerjaan
pemeriksaan atau
pekerjaan dengan
mesin

Pemilihan warna,
pemrosesan teksti,
Pekerjaan
1000 pekerjaan mesin
halus
halus & perakitan
halus

Mengukir dengan
1500 tangan,
Pekerjaan Tidak pemeriksaan
amat halus menimbulkan pekerjaan mesin

bayangan dan perakitan


yang sangat halus

3000 Pemeriksaan
Pekerjaan Tidak pekerjaan,
terinci menimbulkan perakitan sangat

bayangan halus

Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02


United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman
Efisiensi Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan
tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut

Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Pencahayaan Contoh Area


Keperluan
(LUX) Kegiatan

Pencahayaan Layanan
Umum untuk penerangan yang
ruangan dan area minimum dalam
area sirkulasi luar
yang jarang
20 ruangan,
digunakan
pertokoan
dan/atau tugas- didaerah terbuka,
tugas atau halaman tempat
penyimpanan
visual sederhana
Tempat pejalan
50
kaki & panggung

70 Ruang boiler

100 Halaman Trafo,


ruangan tungku,
dll.

Areasirkulasi di
industri,
150
pertokoan dan
ruang penyimpan.

Pencahayaan Layanan
umum untuk penerangan yang
200
interior minimum dalam
tugas

Meja & mesin


kerja ukuran
sedang, proses
umum dalam
300 industri kimia
dan makanan,
kegiatan
membaca dan
membuat arsip.

450 Gantungan baju,


pemeriksaan,
kantor untuk
menggambar,
perakitan mesin
dan bagian yang
halus, pekerjaan
warna, tugas
menggambar
kritis.
Pekerjaan mesin
dan diatas meja
yang sangat
halus, perakitan
mesin presisi
kecil dan
instrumen;
komponen
elektronik,
1500
pengukuran &
pemeriksaan
bagian kecil yang
rumit (sebagian
mungkin
diberikan oleh
tugas
pencahayaan
setempat)

Pekerjaan
berpresisi dan
Pencahayaan
rinci sekali, misal
tambahan setempa
instrumen yang
t untuk 3000
sangat kecil,
tugas visual yang
pembuatan jam
tepat
tangan,
pengukiran

Sumber : www.energyefficiencyasia.org
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada
penerangan untuk melihat komputer, karena tingkat penerangan yang
dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu
nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun
rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan
komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan


Komputer

Tingkat
Keadaan Pekerja Pencahayaan
(lux)

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen


yang terbaca jelas 300

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen 400-500


yang tidak terbaca jelas
500-700
Tugas memasukan data

Sumber: Grandjean

Tulisan Terkait :

Dampak Pencahayaan (next update)

Sumber:

Talty, Industrial Hygiene Engineering, 1988


Grandjen, Occupational Ergonomic, 2000

E. PENGATURAN PENGHAWAAN DAN PENCAHAYAAN PADA


BANGUNAN

     Dua elemen pada desain bangunan yang harus mendapat perhatian


adalah tata pencahayaan dan penghawaan.  Dua elemen ini sangat penting
dilakukan secara benar, dengan tujuan agar ruang-ruang di dalam
bangunan mendapat pencahayaan dan penghawaan alami cukup, agar
memberi kenyamanan pemakai dalam melakukan aktivitasnya. Ruang-
ruang yang memiliki penghawaan dan pencahayaan alami baik juga akan
memiliki kelembaban udara cukup, sehingga kesehatan lingkungan tetap
terjaga. Selain itu, memiliki penghawaan dan pencahayaan alami yang
cukup berarti menghemat energi listrik yang diperlukan, karena tidak
tergantung pada pencahayaan dan penghawaan buatan.

Bagaimana cara menghemat  energi pada penghawaan dan


pencahayaan di dalam rumah?

     Menghemat energi di dalam bangunan/rumah dapat dilakukan dengan


mengurangi pemakaian penghawaan dan pencahayaan buatan.

        Beberapa  cara untuk mengurangi konsumsi energi di dalam rumah


antara lain:

Pengudaraan/penghawaan alami

 Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin. Letak


gedung yang paling menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke
barat. Bukaan-bukaan menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar
langsung sinar matahari.
Gambar1. Orientasi bangunan terhadap matahahari

 Letak gedung tegak lurus terhadap arah angin

Gambar2. Letak gedung terhadap arah angin

 Bangunan  sebaiknya berbentuk persegi panjang, hal ini menguntungkan


dalam penerapan ventilasi silang

Gambar3. Cross ventilation


 Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat menurunkan suhu

Gambar4. Penggunaan vegetasi sebagai filter cahaya matahari

 Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara

 Penempatan bukaan secara horizontal maupun vertikal

 Penempatan ruangan yang lebih besar ke arah aliran angin

 Hindari penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini
menyebabkan perputaran angin telalu cepat

 Hindari penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini


menyebabkan angin yang masuk langsung keluar begitu saja

 Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur


tidak boleh menghadap ke barat

 Memakai menara angin, yang berfungsi menangkap dan menghisap angin,


sehingga udara dapat terus bersirkulasi

 Memakai material alami yang lebih banyak menyerap panas, seperti


perlengkapan interior dari kayu, pagar dan dinding tanaman.
Gambar5. Green Roof

 Plafon yang ditinggikan, agar udara dapat bergerak lebih bebas

 Memakai bentuk atap miring (pelana sederhana) yang dapat


mengeliminasi suhu di bawah ruang bawah atap

Gambar6. Atap pelana sederhana

 Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dijauhkan


sedikit dari rumah

 Ruang yang menambah kelembaban (kamar mandi, wc, tempat cuci) harus
direncanakan dengan pertukaran udara yang tinggi.

 Memberi teras pada bangunan/rumah, berfungsi sebagai area peralihan


antara ruang luar (halaman) dengan ruang dalam (bangunan) yang dapat
menciptakan iklim mikro, baik di dalam bangunan ataupun di sekitarnya.

 Memberi teritisan lebar di sekeliling atap bangunan untuk membuat ruang


di dalamnya semakin sejuk
Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas udara di dalam
bangunan:

 Penataan ruang yang tepat

 Memakai bahan bangunan dan bahan perabot yang mengandung bahan


kimia sedikit

 Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan dan perabot akibat
kelembaban tinggi

 Memperbanyak penanaman tumbuhan hijau

 Membatasi merokok di dalam ruangan

 Mamakai konsep secondary skin pada fasad untuk meredam panas


matahari.

 Menyediakan lahan terbuka di dalam bangunan

 Menggunakan Insulator panas di bawah material atap

 Meletakkan Kolam air pada lingkungan bangunan

Suhu ideal di dalam bangunan khususnya rumah adalah 24-26


°C dengan kelembaban 50%-60%. Suhu dan kelembaban yang lebih tinggi
atau lebih rendah dari ambang batas tersebut akan mengurangi tingkat
kenyamanan rumah untuk dihuni.

Umumnya luas total seluruh bidang jendela pada sebuah ruang


yang baik bagi pencahayaan alami kira-kira antara 1/6 – 1/8 dari luas
lantai ruangan tersebut.

Pengendalian aliran angin dan optimalisasi pemanfaatannya terhadap


bangunan:
     1. Konfigurasi bentuk bangunan

     2. Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas

Gambar9. Penempatan bukaan pada bagian bawah dinding di atas penutup


lantai.
Gambar10. Bukaan pada atap difungsikan sebagai pengalir panas

    Dengan penempatan yang lebih tinggi, ±30 cm di atas permukaan


lantai, hasil yang diperoleh lebih maksimal di banding peletakan bukaan
tepat di atas lantai.

     3. Wind tunnel

    Konsep wind tunnel sebagai pengarah aliran udara lebih tepat


digunakan pada ruang-ruang terbuka. angin yang dialirkan ke area yang
sempit dari tempat terbuka yang luas memiliki kecepatan yang lebih tinggi
dan tekanan yang lebih besar sehingga hembusan angin diharapkan
menjangkau ke daerah yang lebih jauh.

     4. Ventilasi silang


Penataan Pencahayaan

 Menggunakan lampu hemat energi;

 Mengatur jadwal penyalaan lampu, misalnya dengan mengaktifkan timer;

 Menambah alat penghemat energi lampu (penggunaan dimmer, daylight


sensor, zoning, present/movement detector, sensor ultrasonik);

 Mematikan lampu saat ruang tidak digunakan (pasang peringatan di setiap


saklar dan pintu keluar);

 Menghindari penggunaan satu saklar yang dihubungkan dengan beberapa


titik lampu. Kondisi ini membuat pemakaian tidak fleksibel karena
menyalakan satu lampu berarti beberapa lampu lain ikut menyala;

 Memakai lampu dengan jumlah yang sesuai.


 Meminimalisasi penggunaan pencahayaan buatan

 Meletakkan bukaan sesuai fungsi ruang yang mendukung aktifitas di


dalamnya.

 Membuat perbedaan ketinggian atap atau memakai skylight untuk


memasukkan cahaya dari atas.

 Mengatur posisi ketinggian jendela terhadap lantai untuk meminimalisasi


masuknya cahaya berlebih.
Kontributor: Dwita Hadi Rahmi\

CHAPTER III

DISCUSSION OF PROBLEMS

A. Kondisi Asrama Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam


Berdasarkan hasil yang saya teliti , asrama pondok
pesantren modern islam assalaam terletak di tempat yang strategis
untuk efektivitas pembelajaran standart pondok pesantren. Pondok
pesantren modern islam assalaam bagian putri memiliki 4
bangunan asrama dan 3 bangunan sekolah.

Setelah 5 tahun saya belajar di pondok , saya mengambil


sebuah kesimpulan bahwa asrama pondok saya ini dibagi menjadi
5 asrama. Berikut pembagian asrama dan ulasan saya mengenai
bangunan di masing masing asrama tersebut :

1. Rayon 1
Rayon 1 terletak di bagian paling depan dari asrama asrama
lainnya , rayon 1 ini memiliki bangunan bermodel lorong
seperti gambar berikut :
Gambar 1 . Lorong Asrama 1
Asrama seperti ini sangat strategis dengan luas antara
kamar satu dengan yang lain efisien dan memiliki 8 jendela
setiap kamar nya sehingga sirkulasi udara berjalan dengan
lancar. Hanya saja pengalaman saya dan keluhan dari teman
teman saya selama tinggal di rayon 1 ini terkadang
penataan perabot dan kasur yang salah sehingga
menimbulkan banyak nya nyamuk , lembab serta panas.

Saran saya terhadap masalah tersebut adalah , jika sebuah


bangunan masih terasa sangat panas kita perlu
menggunakan secondary skin atau memasang insulator
panas pada bangunan. Contoh nya seperti berikut :

a. Pereda Panas

(Turbin Ventilator)
Tidak hanya untuk pabrik ataupun gudang. Turbin
ventilator pun dapat diaplikasikan pada asrama. Banyak
manfaat yang akan didapat ketika alat ini diterapkan di
tempat tinggal, seperti: Cegah Pengap, udara panas dan
pengap sering kali juga akan megganggu kesehatan
tubuh. Itulah mengapa, ventilasi udara di dalam rumah
harus ada.Seperti turbin ventilator yang akan membuat
masalah udara dalam hunian teratasi. Bahkan
kelembaban rumah pun akan terjaga.Ramah
Lingkungan Alat ini dapat dikatakan ramah lingkungan
karena bahan pembuatnya sepert Zinium. Seperti
dijelaskan sebelumnya, material ini sangat tahan
terhadap korosi. Lebih dari itu, Zinium juga kuat dari
berbagai cuaca maupun suhu udara.

Hemat Biaya ,Karena tidak menggunakan inslatasi


listrik, tentu saja turbin ini hemat biaya dan energi.
Selama 24 jam, alat ini pun akan bekerja secara
maksimal.

Gambar 2 . Turbin Ventilator

Gambar 3. Bagian Turbin Ventilator


Gambar 4 . Kerja Turbin Ventilator

Atau mungkin jika dana pondok memadai , maka


disarankan juga menggunakan AC.

b. Agar tidak ada nyamuk


Berdasarkan keluhan dari teman teman saya dan
pengalaman pribadi , nyamuk memang sangat
mengganggu , ini disebabkan karena aturan ranjang
kasur yang tidak efisien udara dan juga karena baju
menumpuk tidak segera di cuci , cara untuk
mengatasinya adalah dengan mengatur kembali
perabotan dan menggunakan obat nyamuk dan juga
raket nyamuk sebagai fasilitas tambahan.
Gambar 5 . Raket Nyamuk

2. Rayon 2
Rayon 2 terletak di pojok dari pondok pesantren modern
islam assalaam bagian putri persis di depan rayon 3. Rayon
2 ini dihuni oleh santri santri yang baru saja menginjakkan
kaki di pondok, yaitu kelas 7 dan Takhasus serta kelas 10
Matrikulasi .

Gambar 6 . Rayon 2 Putri

Bentuk Rayon dua ini berupa lorong sama dengan rayon 1


hanya saja lebih sempit jarak lorong nya , mungkin jika ada
kendala yang sama seperti di rayon 1 seperti nyamuk
lembab dan panas maka solusinya jug a sama . hanya saja
adakendala jemuran di sebelah Kamar mandi. Saya sering
menemukan sejenis kelabang dan berbagai hewan lainnya
dikarenakan jemuran para santri terjatuh kemudian hujan
dan lembab. Untuk itu cara mengatasinya adalah dengan
mengganti jemuran kawat dengan baja panjang yang di
delam nya terdapat bulatan untuk hanger .

Gambar 7. Jemuran Liveo

Sehingga cara seperti ini bias mengurangi peluang jemuran


jatuh dan terdapat rongga udara sehingga jemuran tidak
lembab.

3. Rayon 3
Rayon 3 terletak di paling sudut pondok pesantren modern
islam assalaam bagian putri, persis di depan rayon 2 .

Gambar 8. Rayon 3 Putri


Rayon 3 dihuni oleh santri kelas IX dan Ex Takhasus yang
telah menjadi kelas X . Rayon 3 merupakan kamar khusus
yang di dalam satu kamar terdiri dari 4 orang per kamar
(KAPATRI) dan 3 orang per kamar (KAGATRI).Kamar di
rayon 3 ini sejuk karena sirkulasi udara dengan 3 jendela
dan berada sejajar dengan tubuh kita.

4. Rayon 4
Rayon 4 terletak di depan rayon 1 dan juga tepat di depan
lapangan volley , rayon 4 ini merupakan rayon terfavourit
para santri karena jemuran yang tinggal di depan dapan ,
udara yang sejuk karna pohon dan juga bias melihat
pemandangan dari arah barat maupun timur. Hanya saja
banyak kendala terkait dengan tomket yang sering
berkeliaran di kamar akibat pohon yang besar. Solusi dari
saya adalah
a. Tutup pintu dan jendela rapat-rapat, atau gunakan kassa
nyamuk untuk mencegah tomcat masuk ke dalam
rumah
b. Matikan lampu ketika tidur, karena tomcat selalu
mendekati arah cahaya
c. Gunakan pakaian yang tertutup jika bermain di area-
area yang penuh tanaman serta tempat lembab
d. Selalu bersihkan lingkungan rumah yang menumpuk
atau yang tidak dipakai lagi
e. Semprotkan ruangan dengan obat nyamuk atau
insektisida sebelum sekolah dan sebelum tidur setelah
di semprot tunggu di luar agar obat tidak terhirup oleh
kita.
Gambar 9 . obat untuk tomket
f. Selalu bersihkan tempat tidur setiap hari dengan
penghisap debu

5. Rayon 5
Rayon 5 terletak di darul arqom dan di lantai 1 rayon
4 .kendala yang sering terjadi di bagian kamar rayon 5 yang
bagian lantai 1 rayon 4 adalah seringnya mati lampu saat
menyetrika, sebenarnya hal ini juga terjadi di rayon 4 (mati
lampu sederet) solusi yang mungkin bisa mengatasi
masalah tersebut adalah :

Soft Start Inverator Solusi Listrik tanpa Tambah Daya

Soft Start atau soft starter ada bermacam-macam, mulai


dari harga Rp.50.000 sampai jutaan. Biasanya yang
menyentuh angka Rp.300.000 ke-atas sudah mendukung
stabilizer.

Soft start bekerja dengan cara menahan arus listrik,


sehingga perangkat elektronik yang membutuhkan daya
besar ketika dinyalakan akan mengkonsumsi listrik lebih
rendah.
Asumsinya, untuk listrik paket 1, jika disebuah rumah ada
kulkas, mesin air / sanyo yang menyala bersamaan,
kemudian hendak menyalakan komputer maka otomatis
listrik akan anjlok dan mati.

Berbeda ketika ditambahkan soft start, karena daya awal


yang dibutuhkan menjadi tidak terlalu besar sehingga listrik
tidak akan anjlok / jeglek.

B. Kondisi standar pencahayaan asrama pondok pesantren


modern islam assalaam
1. Asrama 1 & Asrama 2 (lorong)

Untuk pembahasan pencahayaan asrama lorong ini , pada


umumnya menurut standar internasional kamar tidur adalah
200 – 300 lux karena asrama juga dipakai belajar , kerja
kelompok , merundingkan sebuah rencana untuk para
pengurus , bersenda gurau dan kebanyakan di asrama 1 dan
asrama 2 yang berpenghuni 16 orang adalah

Light loss factor (LLF ) - 0,7-0,8. LLF tergantung :


kebersihan sumber cahaya,
tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu,
dan lainnya
Nilai LLF kita ambil nilai sebesar - 0,7
Jumlah lampu dalam satu titik (n) adalah 1
Maka,

N= 200 LUX x 7 meter x 4 meter


3000 Lumen x 0,7 x 0,5 x 1
N= 5600
1050
N= 5,3 (dibulatkan menjadi 5 buah lampu)

Maka didapat bahwa Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk


memberikan pencahayaan pada Kamar tidur di Rumah
tinggal adalah sebanyak 5 Buah dengan
Lampu yang digunakan adalah TL 40 Watt.
Atau jumlah watt yang dibutuhkan adalah 5 x 40 watt =
200 watt.

2. Asrama 3 , 4 & 5

N= 200 LUX x 4 meter x 3 meter


3000 Lumen x 0,7 x 0,5 x 1
N= 2400
1050
N= 2,2 (dibulatkan menjadi 2 buah lampu)

Maka didapat bahwa Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk


memberikan pencahayaan pada Kamar tidur di Rumah
tinggal adalah sebanyak 2 Buah dengan
Lampu yang digunakan adalah TL 40 Watt.
Atau jumlah watt yang dibutuhkan adalah 2 x 40 watt =
80 watt.
C. Kondisi Standar Penghawaan Asrama Pondok Pesantren
Modern Islam Assalaam
1. Asrama 1 & Asrama 2
Banyak yang mengeluh karena panas saat berada di asrama
ni karena jendela berada di atas semua sehingga kita tidak
terkena angin , solusi nya agar tidak renovasi adalah sudah
saya sebutkan di point sebelum nya yaitu pemasangan
aluminium insulator panas dan AC

2. Asrama 3,4 dan 5


Untuk asrama 3,4 dan 5 jendela berada sejajar dengan
tubuh kita sehingga udara menjadi sejuk . Hal ini sudah
sangat pas untuk kesehatan tubuh para siswa .

D. Desain Asrama Untuk Pondok Pesantren Modern Islam


Assalaam
CHAPTER IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Dari karya tulis ini kita dapat mengetahui standar asrama yang di huni
oleh santri pondok pesantren assalaam bagian putri sebagai berikut :

1. Asrama 1 dan 2 (lorong)


Kurang memenuhi standar penghawaan udara karena
jendela tidak melewati batas tinggi manusia , dan terlalu
banyaknya orang di asrama 1 dan 2 sehingga pengap dan
panas.

2. Asrama 3
Telah memenuhi standar penghawaan udara dan cahaya
sehingga kamar tersebut paling di sukai oleh siswa.

3. Asrama 4 & 5 (apartemen)


Telah memenuhi standar penghawaan udara dan cahaya.

B. SARAN
Seperti yang telah kita baca pada karya tulis ini , penulis
menyarankan berbagai solusi yang tertera di bab 3 pada point kondisi
asrama pondok pesantren modern islam assalaam , dan saya sebagai
penulis telah memberikan design untuk asrama bermodel lorong seperti
asrama 1 & 2 , mungkin hanya itu yang dapat penulis design karena
perihal banyak nya complain di asrama tersebut.Tetaplah menjaga diri
kalian dan kebersihan diri sendiri maupun lingkungan yang kita tempati

Anda mungkin juga menyukai