PENGOLAHAN TAPAK
Memperhatikan unsur-unsur yang dapat memengaruhi iklim mikro dalam pengolahan tapak
seperti:
a. Topografi (kemiringan, orientasi, eksposur, ketinggian, bukit atau lembah di sekitar tapak));
b. Permukaan tanah (alami atau buatan, albedo, permeabilitas, temperatur tanah, area
perkerasan atau vegetasi);
c. Obyek tiga dimensi (pohon, deretan pepohonan, pagar, dinding dan bangunan yang dapat
memengaruhi aliran udara dan pembayangan matahari dapat membagi zona-zona iklim mikro
yang berbeda)
ORIENTASI BANGUNAN
Orientasi bangunan adaptif terhadap kondisi fisik dan/atau lingkungan pada tapak meliputi:
a. Orientasi dan bentuk massa bangunan dirancang untuk dapat memaksimalkan pencahayaan
alami dan meminimalkan rambatan radiasi panas sinar matahari yang masuk ke dalam
bangunan Gedung
b. Orientasi, bentuk massa, dan penampilan bangunan disesuaikan dengan bentuk lahan,
jalan, bangunan sekitarnya, pergerakan matahari tiap tahun arah angin, curah hujan, dan debu
TATA
serta RUANGudara
kelembapan DALAM,
sekitar RUANG LUAR & TATA MASSA BANGUNAN
• Mempertimbangkan rasio luas dan volume bangunan terhadap penerimaan radiasi panas
matahari
• Mempertimbangkan perencanaan bentuk dan tata massa bangunan terhadap pola aliran
udara dan kecepatan angin yang akan terjadi pada tapak
• Memperhatikan kondisi pembayangan matahari, jarak dan kepadatan antar massa
bangunan, serta aliran udara di sekitar tapak untuk mengurangi beban termal bangunan
• Memperhatikan jarak antara lantai dengan langit-langit untuk memungkinkan penurunan
temperatur
IKLIM & LINGKUNGAN
SELUBUNG BANGUNAN
• Komponen dalam selubung bangunan yang harus didesain untuk mencapai efisiensi
penggunaan energi yang diinginkan meliputi dinding, atap, pembukaan celah, ventilasi,
akses bangunan gedung, cahaya alami, kaca, peneduh, dan kekedapan udara
• Pemilihan jenis material komponen bangunan yang tepat, seperti material pada
pembayang matahari, dinding luar, atap, bukaan, kaca, dan insulasi, berdasarkan
kemampuannya dalam menyimpan, memantulkan, dan meneruskan panas; seperti
menggunakan material kaca dengan koefisien perolehan panas dan transmisi panas yang
sesuai, namun tetap mempertimbangkan kenyamanan visual pengguna bangunan serta
pengaruhnya terhadap kondisi temperatur udara bangunan; menggunakan material
bangunan yang ringan (lightweight), menggunakan permukaan atap reflektif dan atau
berinsulasi termal
• Memperhatikan desain bukaan berdasarkan orientasinya terhadap posisi matahari
sepanjang tahun untuk mengurangi radiasi panas matahari masuk ke dalam bangunan
dengan menghindari/meminimalisir bukaan yang menghadap ke arah datangnya panas
matahari langsung
IKLIM & LINGKUNGAN
SISTEM PENCAHAYAAN
• Mengoptimalkan pencahayaan alami dari pagi hingga sore hari
• Mengutamakan posisi jendela (bukaan pencahayaan alami) pada sisi bangunan yang tidak
terkena sinar matahari langsung, atau dengan penambahan pembayang matahari untuk
menghindari silau dalam bangunan
• Sistem pencahayaan buatan digunakan apabila sistem pencahayaan alami tidak mampu
mencapai tingkat pencahayaan minimal yang dipersyaratkan (iluminasi) dalam SNI, atau
IKLIM & LINGKUNGAN
PENGGUNAAN MATERIAL BANGUNAN
• Pengendalian penggunaan material berbahaya pada material penutup atap, cat, bahan
perekat kayu/ bambu/ material terbarukan, dan cat material logam
• Penggunaan material bersertifikat ramah lingkungan pada material struktur, material
penutup dinding, material kayu/ bambu/ material terbarukan, material cat, material
penutup atap
PENGELOLAAN SAMPAH & LIMBAH
• Penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)
• Penyediaan fasilitas pengelolaan limbah padat dan limbah cair sebelum di buang ke
saluran pembuangan kota
• Daur ulang air yang berasal dari limbah cair (grey water)
STRUKTUR CANGKANG
Pada gambar Tampak
Harus memiliki bentuk lengkung, tunggal, maupun ganda (single or double curved).
STRUKTUR LIPAT
Pada gambar denah
Kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri.
STRUKTUR KABEL
Pada gambar potongan
sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi,
batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah
bangunan.
beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material
konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.
Pada gambar detail
Stabilisasi dilakukan dengan penerapan material yang berat dan homogen sehingga
diperoleh beban yang terdistribusi merata.
Pada gambar tampak
Stabilisasi dengan pengaku busur atau kabel untuk mencapai bentuk yang kaku dengan
menambah jumlah kabel membentuk jaring-jaring
Penambahan batang pembentang sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah
tarikan internal didalam kabel.
Penambatan atau pengangkuran ke pondasi