Anda di halaman 1dari 17

KONTEKS

Arsitektur sebagai Tempat & Ruang yang Bermakna


Arsitektur hadir sebagai tempat dan ruang yang bermakna, memiliki hubungan visual yang
kuat dengan lingkungan di sekitarnya, serta memperkaya kehidupan orang-orang yang
menggunakannya. Setiap bangunan dapat terlibat dengan sejarah, kepercayaan, dan
kebutuhan tempat dan waktu tertentu.

Arsitektur & Konteks Urban


Arsitektur adalah Bahasa fisik kota dan pembangunan komunitas, dan bangunan baru akan
bertindak sebagai benang merah yang menenun tradisi kehidupan kota menjadi tatanan baru
yang utuh.
Ruang dan tempat publik akan membangun karakter lokal yang unik dan berkualitas dari
bentuk yang melekat di wilayah geografisnya.
Arsitektur sebagai Proses
Arsitektur adalah fenomena sintetis yang mencakup semua bidang aktivitas manusia. Hakikat seni arsitektur
adalah untuk melayani manusia melalui kemanfaatannya.
KONTEKS
Pendekatan kontekstualisme melalui:
1. Komposisi, tujuan arsitektur bukan imitasi alam atau kepuasan artistic, melainkan kenyamanan
fungsional dan ekonomi. Tipe bangunan adalah jasil program-program arsitektur yang
dirumuskan untuk mewadahi aktivitas manusia.
2. Kelanggengan, merupakan upaya konservatif sekaligus sophisticated, tipe bersifat alamiah dan
mengekspresikan permanennya rumah dan monument; sesuaitu yang konstan sepanjang
sejarah
3. Struktur formal internal, tipe muncul sebagai akibat dari perbandingan dan overlapping dari
ketentuan formal tertentu. Melalui bentuk-bentuk dasar tersebut bangunan-bangunan akan
berhubungan satu sama lain secara selaras (kontekstual)
4. Penjajaran reason & memory, arsitektur menjadi tempat dengan karakter unik, melalui proses
desain yang analogis, melalui memori, mengimajinasikan dan merekonstruksi fantasi masa
depan, digerakkan melalui potensi inventif dari perangjat tipe
5. Type image, penggunaan elemen milik arsitektur masa lampau dengan interdependensi dari
elemen yang bisa terabaikan dan dimanfaatkan dalam ketunggalannya sebagai fragmen bebas
untuk menunjang type-image
6. Style, menyelaraskan formalism bangunan baru (melalui eksplorasi kesamaan gaya dan
teknologi) yang bersebelahan dengan bangunan lama atau lingkungan yang lama yang
IKLIM & LINGKUNGAN

PENGOLAHAN TAPAK
Memperhatikan unsur-unsur yang dapat memengaruhi iklim mikro dalam pengolahan tapak
seperti:
a. Topografi (kemiringan, orientasi, eksposur, ketinggian, bukit atau lembah di sekitar tapak));
b. Permukaan tanah (alami atau buatan, albedo, permeabilitas, temperatur tanah, area
perkerasan atau vegetasi);
c. Obyek tiga dimensi (pohon, deretan pepohonan, pagar, dinding dan bangunan yang dapat
memengaruhi aliran udara dan pembayangan matahari dapat membagi zona-zona iklim mikro
yang berbeda)

• Perlindungan terhadap sumber daya alam pada tapak bangunan


• Memungkinkan pengelolaan air hujan pada persil bangunan Gedung
• Perlindungan air permukaan
• Pengelolaan vegetasi, tanah, dan konstrol terhadap erosi tapak
• Pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 bagi tapak di lahan terkontaminasi limbah B3
IKLIM & LINGKUNGAN

ORIENTASI BANGUNAN
Orientasi bangunan adaptif terhadap kondisi fisik dan/atau lingkungan pada tapak meliputi:
a. Orientasi dan bentuk massa bangunan dirancang untuk dapat memaksimalkan pencahayaan
alami dan meminimalkan rambatan radiasi panas sinar matahari yang masuk ke dalam
bangunan Gedung
b. Orientasi, bentuk massa, dan penampilan bangunan disesuaikan dengan bentuk lahan,
jalan, bangunan sekitarnya, pergerakan matahari tiap tahun arah angin, curah hujan, dan debu
TATA
serta RUANGudara
kelembapan DALAM,
sekitar RUANG LUAR & TATA MASSA BANGUNAN

• Mempertimbangkan rasio luas dan volume bangunan terhadap penerimaan radiasi panas
matahari
• Mempertimbangkan perencanaan bentuk dan tata massa bangunan terhadap pola aliran
udara dan kecepatan angin yang akan terjadi pada tapak
• Memperhatikan kondisi pembayangan matahari, jarak dan kepadatan antar massa
bangunan, serta aliran udara di sekitar tapak untuk mengurangi beban termal bangunan
• Memperhatikan jarak antara lantai dengan langit-langit untuk memungkinkan penurunan
temperatur
IKLIM & LINGKUNGAN

SELUBUNG BANGUNAN
• Komponen dalam selubung bangunan yang harus didesain untuk mencapai efisiensi
penggunaan energi yang diinginkan meliputi dinding, atap, pembukaan celah, ventilasi,
akses bangunan gedung, cahaya alami, kaca, peneduh, dan kekedapan udara
• Pemilihan jenis material komponen bangunan yang tepat, seperti material pada
pembayang matahari, dinding luar, atap, bukaan, kaca, dan insulasi, berdasarkan
kemampuannya dalam menyimpan, memantulkan, dan meneruskan panas; seperti
menggunakan material kaca dengan koefisien perolehan panas dan transmisi panas yang
sesuai, namun tetap mempertimbangkan kenyamanan visual pengguna bangunan serta
pengaruhnya terhadap kondisi temperatur udara bangunan; menggunakan material
bangunan yang ringan (lightweight), menggunakan permukaan atap reflektif dan atau
berinsulasi termal
• Memperhatikan desain bukaan berdasarkan orientasinya terhadap posisi matahari
sepanjang tahun untuk mengurangi radiasi panas matahari masuk ke dalam bangunan
dengan menghindari/meminimalisir bukaan yang menghadap ke arah datangnya panas
matahari langsung
IKLIM & LINGKUNGAN

SISTEM VENTILASI UDARA


• Memperhatikan tata massa bangunan, bentuk massa bangunan, posisi bukaan, posisi
lubang ventilasi, serta kecepatan dan sudut aliran udara di sekitar tapak
• Menyediakan ventilasi alami yang cukup seperti melalui sistem ventilasi silang dan ventilasi
apung; memperhatikan tekanan angin positif dan negatif di sekitar tapak
• Sistem ventilasi mekanis harus disediakan apabila sistem ventilasi alami tidak memadai.
Penggunaan sistem pengondisian udara buatan harus meminimalkan beban pendinginan
bangunan melalui desain bangunan

SISTEM PENCAHAYAAN
• Mengoptimalkan pencahayaan alami dari pagi hingga sore hari
• Mengutamakan posisi jendela (bukaan pencahayaan alami) pada sisi bangunan yang tidak
terkena sinar matahari langsung, atau dengan penambahan pembayang matahari untuk
menghindari silau dalam bangunan
• Sistem pencahayaan buatan digunakan apabila sistem pencahayaan alami tidak mampu
mencapai tingkat pencahayaan minimal yang dipersyaratkan (iluminasi) dalam SNI, atau
IKLIM & LINGKUNGAN
PENGGUNAAN MATERIAL BANGUNAN
• Pengendalian penggunaan material berbahaya pada material penutup atap, cat, bahan
perekat kayu/ bambu/ material terbarukan, dan cat material logam
• Penggunaan material bersertifikat ramah lingkungan pada material struktur, material
penutup dinding, material kayu/ bambu/ material terbarukan, material cat, material
penutup atap
PENGELOLAAN SAMPAH & LIMBAH
• Penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)
• Penyediaan fasilitas pengelolaan limbah padat dan limbah cair sebelum di buang ke
saluran pembuangan kota
• Daur ulang air yang berasal dari limbah cair (grey water)

RUANG TERBUKA HIJAU


• Ruang terbuka hijau privat lebih dari 10%
• Area hijau dapat diakses oleh publik
IKLIM & LINGKUNGAN

PENYEDIAAN JALUR PEDESTRIAN


• Bangunan gedung memiliki pedestrian dengan arah yang mengakses antara luar gedung
menuju ke teras gedung atau menerus dalam satu komplek Gedung
• Bangunan Gedung memenuhi persyaratan kemudahan terhadap fasilitas dan aksesibilitas
• Bangunan gedung memiliki jalur pedestrian yang terhubung atau menghubungkan
fasilitas publik, misal transportasi umum, jembatan penyebrangan, ruang publik, dan
menuju persil/kavling sekitarnya
• Bangunan Gedung memiliki fasilitas bagi pengguna sepeda, misal jalur khusus sepeda,
tempat parkir sepeda, dsb

PENYEDIAAN LAHAN PARKIR


• Penyediaan lahan parkir tidak melebihi 30% dari KDB yang diizinkan
• Penyediaan lahan parkir berupa lahan parkir vertikal, sehingga mengurangi penggunaan
atau kerusakan lahan, misal menggunakan gedung parkir mekanis
• Penyediaan lahan parkir berupa basemen direncanakan maksimal 2 lapis
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

PEMILIHAN SISTEM STRUKTUR BENTANG LEBAR


BERDASARKAN ASPEK ENVIRONMENTAL FILTER
• Kapasitas, Batasan kapasitas didasarkan pada batasan sistem struktur dan jenis material
yang digunakan (penentuan jenis sistem struktur berdasarkan kebuhan dimensi dan fungsi
ruang, serta mempertimbangkan upaya meminimalisir dampak negatif ke lingkungan
seperti pada penentuan jumlah titik kolom/pondasi dan area perkerasan yang menutupi
permukaan tanah)
• Peraturan, Memperhatikan peraturan terkait jenis konstruksi yang digunakan untuk
menghindari/memperkecil resiko atau dampak terhadap pengguna bangunan, masyarakat
sekitar, dan lingkungan (misalnya: persyaratan ketahanan api, luas lantai dan tinggi
bangunan yang diizinkan, persyaratan seismik, dsb)
• Biaya, Pertimbangan pemilihan sistem struktur dan material berdasarkan biaya dan fungsi
bangunan, serta pertimbangan pelaksanaan konstruksi hijau
• Beban, Pertimbangan beban struktur yang juga dipengaruhi lokasi dan iklim (misal: daerah
rawan gempa, angin kencang, salju, dsb)
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

PEMILIHAN SISTEM STRUKTUR BENTANG LEBAR


BERDASARKAN ASPEK ENVIRONMENTAL FILTER
• Lokasi, Pertimbangan unsur lokasi seperti jenis tanah, topografi, ketinggian air tanah,
bencana alam
• Sumber daya, Pertimbangan ketersediaan sumber daya terkait pemilihan jenis material
untuk struktur bangunan
• Teknologi, Pertimbangan teknologi yang diperlukan untuk jenis struktur tertentu yang juga
memengaruhi proses konstruksi dan biaya pembangunan, termasuk konsumsi energi dan
transportasi yang dibutuhkan
• Sinergi, Sinergi antara pemilihan jenis struktur dengan setiap aspek arsitektural lainnya
juga perlu dipertimbangkan, seperti kesesuaian jenis struktur dengan kebutuhan tata ruang
bangunan, sistem utilitas yang digunakan, ekspresi arsitektur yang diinginkan, pengaruhnya
terhadap konteks kawasan, dsb
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

MENGGUNAKAN SALAH SATU JENIS SISTEM STRUKTUR


BANGUNAN BENTANG LEBAR PADA BANGUNAN UTAMA
FORM RESISTANT

BENDING RESISTANT a. Arch


b. Vault
a. Joist, beam, girder c. Dome
b. Vierendeel d. Grid shell
c. Folded plate e. HP shell
d. Cylindrical shell f. Freedom shell
AXIAL RESISTANT TENSILE RESISTANT
a. Truss: prismatic a. Stayed structures
truss, folded truss b. Propped structures
b. Space truss c. Suspended structures
c. Tree structures d. Cable truss
e. Anticlastic structures
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

STRUKTUR CANGKANG
Pada gambar Tampak
Harus memiliki bentuk lengkung, tunggal, maupun ganda (single or double curved).

Pada gambar Potongan


Harus tipis terhadap permukaan atau bentangannya.
Harus dibuat dari bahan yang keras, kuat, ulet dan tahan terhadap tarikan dan tekanan.
Beban yang bekerja pada cangkang diteruskan ke tanah melalui tegangan geser, tarik, dan
tekan pada arah dalam bidang  permukaan
memerlukan penggunaan cincin tarik  pada tumpuannya
Perbandingan bentang tebal sebesar 8 cm dapat digunakan untuk kubah yang berbentang
38m.
Kondisi tumpuan tidak boleh menimbulkan momen lentur pada permukaan cangkang, jadi
kondisi jepit harus dihindari.
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

STRUKTUR LIPAT
Pada gambar denah
Kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri.

Pada gambar potongan


Rumus bentuk: f = 1/10 L dimana f = tinggi lipatan dan L = lebar bentangan
Tumpuan diletakkan pada bagian lipatan bawah
Perubahan bentuk dapat terjadi karena pergeseran tumpuan atau terjadi lengkungan pada
bidang akibat Lipatan dihubungkan dengan pengaku atau yang disebut Steffener

Pada gambar tampak


Penanggulangan deformasi dapat digunakan pelat/bidang pengaku pada bidang lipatnya
atau batang pengaku
Dasar perkembangan bentuk konstruksi lipat, yaitu bentuk-bentuk dasar: piramida, prismatik
dan semi prismatik.

Pada gambar layout plan


STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

STRUKTUR RANGKA RUANG/ SPACE FRAME

Pada gambar Potongan


Tinggi rangka ruang merupakan variabel penting dalam meminimumkan persyaratan,
volume material, dan desain elemen.

Pada gambar layoutplan


Bentuk dasar pada rangka batang ruang adalah tetrahedron
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

STRUKTUR RANGKA BATANG / TRUSS


Pada gambar Potongan
susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi
bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan
bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut dianggap tergabung pada titik
hubungnya dengan sambungan sendi. Penentuan gaya dalam batang pada rangka batang adalah
dengan menggambarkan bentuk deformasi yang mungkin terjadi berdasarkan pada tinjauan
keseimbangan titik hubung. konfigurasi batang dapat digunakan untuk menstabilkan struktur terhadap
beban lateral dengan penggunaan batang kaku (bracing)
keseimbangan vertikal potongan struktur dapat dijamin ketika gaya geser eksternal diimbangi dengan
gaya geser tahanan total atau gaya geser tahanan internal yang besarnya sama tapi arahnya
berlawanan dengan gaya geser eksternal. Momen lentur terbesar pada umumnya terjadi di tengah
rangka batang yang ditumpu terbebani merata, dan semakin mengecil ke ujung. Gaya geser eksternal
terbesar terjadi di kedua ujung, dan semakin mengecil ke tengah.

Pada gambar Detail


batang-batang rangka dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi
pada titik hubung. penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil.
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

STRUKTUR KABEL
Pada gambar potongan
sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi,
batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah
bangunan.
beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material
konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.
Pada gambar detail
Stabilisasi dilakukan dengan penerapan material yang berat dan homogen sehingga
diperoleh beban yang terdistribusi merata.
Pada gambar tampak
Stabilisasi dengan pengaku busur atau kabel untuk mencapai bentuk yang kaku dengan
menambah jumlah kabel membentuk jaring-jaring
Penambahan batang pembentang sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah
tarikan internal didalam kabel.
Penambatan atau pengangkuran ke pondasi

Anda mungkin juga menyukai