Anda di halaman 1dari 2

Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran

1. 1. Sistem Air Panas Kelompok 3 – Praktikum Sistem Plumbing dan Pencegahan Kebakaran
2. 2. “ Al Kahfi Akbar NIM 161624002 Dhiranty Nafina Irawan NIM 161624005 Harley Artito
Satyanto NIM 161624008 Reinhart Grandis Excel D. P. S. NIM 161624024 Senia Firlania
Novianti NIM 161624029
3. 3. Informasi Kami mengidentifikasi sistem plumbing khususnya sistem air panas pada
gedung Apartemen Pondok Pejaten Indah yang beralamat di Jl. Mampang Prpt. No.388A,
RT.1/RW.11, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12790.
4. 4. Gambar Gedung
5. 5. Informasi Gedung Lainnya Tinggi gedung = 28 meter Tinggii tiap lantai = 4 meter
6. 6. Definisi Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas
dengan menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung
dari alat pemanas ataupun melalui sistem pemipaan. Seperti halnya untuk air bersih,
peralatan air panas juga harus memenuhi syarat instalasi. Dalam garis besarnya besarnya
ada 2 macam instalasi, yaitu instalasi lokal dan instalasi sentral. Instalsi mana yang dipilih
pada tahap perancangan bergantung pada beberapa factor, antara lain ukuran dan jenis
penggunaan gedung, cara pemakain air panas dan harga peralatannya. 1
7. 7. Pada jenis ini, air panas dibangkirkan disuatu tempat dalam gedung. Kemudian dengan
pipa distribusi dialirkan ke seluruh lokasi alat plambing yang membutuhkan air panas.
Biasanya digunakan bahan bakar minyak. Dari pemanas biasanya air disimpan dalam suatu
tangki air panas yang besar kemudian didistribusikan ke dalam alat – alat plambing. Instalasi
Sentral • Sistem Langsung / Terbuka • Sistem Sirkulasi / Tertutup Instalasi Lokal •
Pemanasan Sesaat (instantaneous) • Pemanasan Simpang (Storage) • Pencampuran Uap
Panas dengan Air Pada jenis ini, pemanas air dipasang di tempat atau berdekatan dengan
alat plambing (plumbing fixture) yang membutuhkan air panas. Kelebihan dari cara ini
adalah bahwa air panas dapat lebih cepat diperoleh, kehilangan kalor pada pipa kecil sekali,
pemasangan instalasi dan perawatannya sederhana, harga nya cukup rendah.
8. 8. Instalasi Pipa Air Panas Hal yang harus diperhatikan :  Kemiringan 1/200 atau 1/300. 
Bila terpaksa pasang katup pelepas udara.  Keseragaman distribusi air panas Untuk
instalasi pipa pendek : sistem pipa tunggal Untuk instalasi pipa panjang : sistem sirkulasi 
Sistem pencegah ekspansi pipa  Pemilihan pipa dan Isolasi yang baik
9. 9. Kualitas Air Panas Semakin sedikit zat perusak (garam – garaman atau zat yang dapat
menimbulkan kerak / karat), akan semakin baik. Mengingat sifat anomaly air, volumenya
akan minimum pada temperature 4oC, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih
rendah maupun lebih tinggi dari angka tersebut. Kalau kerapatan (density) air pada
temperature 4oC dianggap sama dengan satu. Kalau air dipanaskan dari temperatur 4oC
sampai 100oC, volumenya akan bertambah sekitar 4,3%. Dalam perancangan hal ini harus
diperhatikan, karena tekanan akan bertambah karena kenaikan temperatur, biasanya untuk
mengatasinya dipasang katup ekspansi atau pipa yang dapat melepaskan tekanan yang
timbul akibat kenaikan temperatur tersebut.
10. 10. Tekanan Kerja dan Temperatur Didih
11. 11. Menurut Sistem Pipanya Sistem Aliran ke Atas (up feed) Sistem aliran ke Bawah (down
feed) Menurut Cara Penyediaannya Sistem Pipa Tunggal Sistem Sirkulasi atau Dua Pipa
Menurut Cara Sirkulasinya Sirkulasi Gravitasi Sirkulasi Paksaan Sistem penyediaan air
panas dapat dibagi menjadi klasifikasi berdasarkan
12. 12. Sumber Panas Pemanas Air dengan Gas Pemanas Air dengan Bahan Bakar Minyak
Pemanas Air dengan Listrik
13. 13. Pemanas Air dengan Gas
14. 14. Pemanas Air dengan Bahan Bakar Minyak
15. 15. Pemanas Air dengan Listrik Kapasitas Sedang Kapasitas Besar
16. 16. SNI 03 – 7065 – 2005 Tabel 2 Pemakaian Air Panas Minimum Sesuai Penggunaan
Gedung (Air Panas pada Temperature 60°C)
17. 17. SNI 03 – 7065 – 2005
18. 18. SNI 03 – 7065 – 2005
19. 19. SNI 03 – 6481 – 2000
20. 20. Perhitungan Kebutuhan berdasarkan Jumlah Pemakai 𝑄 𝑑 = 𝑁𝑞 𝑑 𝑄 𝑛 = 𝑄 𝑑 × 𝑞ℎ 𝑉 = 𝑄 𝑑
× 𝑣 𝐻 = 𝑄 𝑑 × (𝑡ℎ − 𝑡 𝑐) 𝑄 𝑑 = Jumlah air panas per orang per hari (liter/orang/hari) 𝑁 =
Jumlah orang 𝑄 𝑛 = Laju aliran panas maksimum (liter/jam) 𝑉 = Volume tanki penyimpanan
(liter) 𝐻 = Kapasitas pemanas (kcal/jam) 𝑡ℎ = Temperatur Air Panas 𝑡 𝑐 = Temperatur Air
Dingin
21. 21. Kebutuhan air panas 𝑄 𝑑 = 185 liter / orang / hari table 4 SNI 03-7065-2005 Waktu
pemakaian terpadat 3 jam (asumsi) Kapasitas 𝑁 = 452 orang Jumlah air panas selama 1 jam
: (452*185/24) = 3.490 liter / jam Jumlah air panas terpadat 𝑄 𝑛 = (3.490*3) = 10.470 liter
dalam 3 jam 𝑞 𝑑 = (185*452) = 83.620 liter / hari Misalkan th = 60 dan tc=5 𝐻 = 10.175
kcal/jam
22. 22. Tampak Atas dan Isometrik Lantai 1
23. 23. Tampak Atas dan Isometrik Typical Lantai 2 – Lantai 6
24. 24. Pipa Diameter Panjang dikali skala (x250) [m] Jumlah Sambungan Jika Panjang setiap
pipa = 4m BahanDalam mm Dalam inch Hot 15 3/5” 427.656 107 buah Perhitungan Untuk
bahan nya sendiri pipa tembaga adalah pipa yang paling baik untuk instalasi air panas
karena tahan terhadap panas dan tahan terhadap tekanan yang tinggi. Namun, karena
harganya yang mahal maka bahan alternatifnya adalah polimer (plastic khusus) PP-R yang
lentur dan tahan terhadap tekanan air panas.
25. 25. Analisis Sumber panasnya berasal dari listrik (menggunakan pemanas air dengan listrik).
Sumber air dari gedung ini berasal dari perusahaan air setempat (PDAM) Instalasi pada
gedung ini menggunakan instalasi local dengan jenis pemanasan instaneous. Yang artinya,
air dingin dialirakan ke heater lalu dipanaskan ketika dibutuhkan air panas. Untuk sistem
pipanya sendiri, gedung ini menggunakan sistem aliran ke atas (up feed) yaitu air panas
dialirkan ke alat – alat plambing melalui pipa – pipa cabang dari suatu pipa utama yang
dipasang pada lantai terbawah gedung (basement). Untuk cara penyediaannya, gedung ini
menggunakan sistem pipa tunggal yang artinya pipa hanya akan mengantarkan air panas
dari pemanas (heater) tanpa pipa balik. Untuk cara sirkulasinya, gedung ini menggunakan
sistem dengan sirkulasi paksaan yaitu menggunakan pompa.
26. 26. Perbandingan Sistem Plumbing pada Gedung Apartemen Pondok Pejaten Indah dengan
SNI 03-6481-2000 Pada bagian 6.3.5. Alat pra pemanas yang memanfaatkan panas air
buangan. Pipa air minum yang menyalurkan air ke alat pra pemanas yang memanfaatkan
panas air buangan harus dilengkapi dengan pemecah hampa dan katup penahan balik yang
ditempatkan di antara pemecah hampa dan alat pra pemanas tersebut. Bila tangki
penyimpanan air panas yang menampung aliran dari alat pra pemanas tersebut diatas
mempunyai pipa pengisi air dingin, maka pipa pengisi tersebut harus dilengkapi dengan
pemecah hampa yang ditempatkan sekurang-kurangnya 10 cm di atas taraf tertinggi tangki
dan sebuah katup penahan balik yang ditempatkan di antara pemecah hampa dan tangki.
Pada bangunan ini belum terdapat pemecah hampa namun sudah terdapat katup penahan
balik atau check valve. Pada bagian 6.9.4. Pipa penyediaan air alat plambing. Ukuran
minimum pipa penyediaan air minum untuk alat plambing harus mengikuti tabel 6.9.4. Pada
bangunan gedung ini sudah memenuhi SNI karena sama dengan ukuran minimum yang
distandarkan.

Anda mungkin juga menyukai