Anda di halaman 1dari 3

Kecanduan Pornografi: Penyebab, Gejala, dan

Perawatan
   

Seseorang dikatakan kecanduan ponografi ketika video porno sudah berdampak


pada kehidupan sehari-harinya, seperti rusaknya hubungan atau bahkan
hilangnya pekerjaan. Kondisi ini termasuk dalam gangguan psikologis dan perlu
diatasi untuk memperbaiki kualitas hidup penderitanya.
Kecanduan biasanya akan membuat penderitanya menghabiskan banyak waktu untuk
menonton video porno, alih-alih mengerjakan sesuatu yang lebih berguna, seperti
menyelesaikan pekerjaan atau bahkan berinteraksi dengan orang lain.

Sebenarnya, penggunaan istilah kecanduan di sini masih menjadi perdebatan. Ada


yang mengatakan bahwa terlalu banyak menonton video porno tidak bisa dikatakan
sebagai kecanduan. Namun, jika dilihat dari tanda dan gejalanya, kondisi ini bisa
dibilang mirip dengan kondisi seseorang yang kecanduan alkohol atau narkoba.
Sebagai contoh, orang yang kecanduan pornografi sering kali kesulitan untuk
menghentikan kebiasaannya dalam menonton video porno, layaknya pecandu narkoba
yang sulit berhenti mengonsumsi narkoba. Selain itu, tidak jarang kecanduan pornografi
juga berdampak buruk pada kualitas hidup seseorang.

Penyebab Kecanduan Pornografi


Kecanduan pornografi dapat digolongkan sebagai gangguan hiperseks. Penyebab
kecanduan pornografi belum diketahui secara pasti. Namun, seperti masalah
kecanduan lainnya, kecanduan pornografi mungkin disebabkan oleh beberapa hal ini:

1. Ketidakseimbangan zat kimia alami di otak


Beberapa senyawa kimia tertentu di otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin,
bertugas untuk mengatur suasana hati seseorang. Jika kadar senyawa kimia tersebut
terlalu tinggi, bisa timbul perilaku agresif dari seseorang yang kemudian memicu
kecanduan pornografi.

2. Perubahan kerja otak


Seringnya seseorang terpapar dapat menyebabkan senyawa kimia otak yang
menimbulkan kepuasan bekerja tanpa henti. Lama kelamaan hal ini dapat mengubah
kerja otak.
Pada kasus kecanduan pornografi, semakin sering seseorang menonton video porno,
semakin banyak pula stimulasi seksual yang dibutuhkan otak untuk terangsang.
Akibatnya, otak akan “meminta” video porno untuk mendapatkan lebih banyak stimulasi
seksual.

3. Kondisi yang memengaruhi otak


Beberapa kondisi yang mengubah kerja otak, misalnya epilepsi atau demensia, dapat
menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang dapat memengaruhi perilaku seksual
seseorang.
Kecanduan pornografi dapat terjadi pada siapa saja, baik wanita dan pria. Orang-orang
yang sudah memiliki kecanduan terhadap hal lain juga akan lebih rentan mengalami
kecanduan pornografi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kemudahan akses konten
pornografi saat ini.
Selain itu, risiko terjadinya kecanduan pornografi juga lebih tinggi pada orang yang
memiliki gangguan kesehatan mental, misalnya depresi, konflik keluarga, atau
pengalaman dilecehkan secara seksual.

Gejala Kecanduan Pornografi


Menonton video porno sebenarnya bukanlah sebuah masalah. Namun, hal tersebut
mengindikasikan kecanduan jika:
 Pikiran selalu menjurus ke arah pornografi, walau sedang tidak menonton video porno.
 Tak tahan untuk menonton video porno di mana pun berada, termasuk di tempat umum
seperti sekolah atau kantor.
 Terus menonton video porno, walau mengetahui bahaya yang mungkin timbul.
 Merasa tidak puas saat berhubungan seks dengan pasangan jika tidak sambil menonton
video porno.
 Merasa kesal ketika diminta untuk mengurangi atau berhenti menonton video porno.
 Sudah mencoba berhenti menonton video porno, tetapi tak kunjung berhasil.
 Menggunakan pornografi sebagai cara untuk mengatasi stres, kesepian, atau
kesedihan.
 Skala kecanduannya meningkat, misalnya muncul keinginan untuk mempraktikkan
secara langsung apa yang ditonton.

Penanganan Kecanduan Pornografi


Kebiasaan menonton video porno bisa mengganggu aspek-aspek penting dalam
kehidupan, seperti hubungan dengan pasangan atau keluarga, pekerjaan, pendidikan,
atau bahkan perasaan Anda sendiri.
Selain itu, tidak jarang kecanduan pornografi disertai dengan gangguan psikologis lain,
seperti kecemasan berlebih, tanda-tanda depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda segera berkonsultasi dengan psikolog.
Untuk mengatasi gangguan tersebut, psikolog akan merekomendasikan konseling.
Konseling bisa dilakukan secara individu, kelompok, atau bersama keluarga, tergantung
pada bagaimana kecanduan ini berdampak pada hidup Anda. Meski begitu, biasanya
konseling akan dilakukan secara privat terlebih dahulu.
Terapi yang umum diberikan bagi orang yang kecanduan pornografi berupa terapi
bicara dan terapi perilaku kognitif. Terapi ini akan membantu Anda memahami hal
dasar yang menyebabkan Anda kecanduan pornografi dan membantu Anda lepas dari
kecanduan ini.
Akan tetapi, jika psikolog menilai kondisi Anda disertai dengan depresi atau gangguan
obsesif-kompulsif, Anda akan dirujuk ke psikiater untuk mendapatkan obat. Biasanya
konseling tetap akan berjalan bersamaan dengan pengobatan.
Memang akan tidak mudah untuk mengungkapan kebiasaan menonton video porno
kepada orang lain. Namun, kecanduan pornografi penting untuk ditangani demi hidup
yang lebih stabil dan produktif. Jadi, jika Anda merasa pornografi telah mendominasi
dan berdampak buruk pada hidup Anda, tidak perlu ragu untuk berkonsultasi
kepada psikolog atau psikiater.

Anda mungkin juga menyukai