PENDAHULUAN
1.1 Khasus
Komik menduduki posisi pertama dalam survey yang dilakukan oleh Yayasan
kita dan Buah Hati. Padahal, komik merupakan media yang sangat digemari oleh
anak, terutama untuk anak kelas 4-6 Sekolah dasar. Dengan konten yang berisikan
visual dan bercerita yang dapat diserap dengan mudah bagi anak-anak.
Situs permainan seperti game online juga serupa, para karakter atau avatar
yang ada di dalam video game biasanya muncul dengan kostum yang terbuka dan
vulgar. Pada bulan Januari lalu, lewat sebuah seminar nasional yang diadakan di
Kediri. Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman menyebutkan bahwa
banyak 98 persen anak yang memegang telepon pintar atau gawai pernah melihat dan
mengakses konten pornografi. Setali tiga uang, Wakil Ketua KPAI Maria Advianti
juga menuturkan hal yang sama.
Kekhawatiran para tokoh pelindung anak itu sanagat wajar, melihat angka
yang disebutkan di awal sangat besar. Konten pornografi sangat mudah diakses oleh
anak-anak. Informasi sangat terbuka lebar di dunia maya dan generasi saat ini juga
sudah sangat melek dengan teknologi.
ISI
A. Pengertian pornografi
Pornografi itu atau kejahatan seksual bisa merusak pada lima bagian
otak. Terutama pada pre frontal corteks (belakang otak yang tepat berada di
belakang dahi). Sedangkan kecanduan narkoba hanya merusak tiga bagian
otak, papar Erlinda kepada Sindonews di Jakarta.
“Jadi apabila orang yang sudah kecanduan, parahnya orang pakai baju
saja dimata dia telanjang bulat. Padahal pakai busana,” tandasnya.
1. Kerusakan Otak
Kerusakan otak akibat dari pornografi bukanlah suatu hal yang tidak
dapat dilihat secara fisik. Menurut ahli bedah Dr. Donald Hilton Jr, ketika
otak pecandu pornografi difoto menggunakan alat magnetic resonance
imaging maka alat tersebut akan menunjukkan hasil yang sama persis dengan
kerusakan otak pada korban kecelakaan.
3. Penyimpangan Sosial
3. Haram membuat dan melakukan yang menjadi jalan pada perbuatan haram
“Dan orang yang mendustakan ayat Allah SWT., mereka akan ditimpa
siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik”.
Jika itu suatu pornografi maka itu adalah haram, dan jika haram wajib
di jauhi, dan jika kita masih juga menghalalkannya maka azab Allah SWT.
akan datang baik azab di dunia maupun diakhirat. Dan sesungguhnya azab
Allah SWT. teramatlah pedih.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pornografi identik dengan zina, sedangkan zina tidak ada agama apapun yang
merestuinya. Terlebih lagi agama Islam yang menganggap zina sebagai sesuatu yang
keji dan dosa besar. Demikian juga dengan akal sehat, menolak zina dan pornografi.
Tidak ada yang merestui tersebarluasnya pornografi, kecuali mereka yang telah
dibutakan oleh Allah SWT. mata hatinya. Dalam prespektif Al-Quran. Batasan
pornografi sudah sangat jelas sekali, sebagaimana dinyatakan dalam ayat QS. An-
Nur: 30 – 31.
Islam tidak sekedar menetapkan agar tak ada seorangpun dalam wilayah Islam
yang mengumbar aurat, kecuali dalam hal-hal yang dibenarkan syariat, namun Islam
juga memberikan satu perangkat agar ekonomi berjalan dengan benar, sehingga tak
perlu ada orang yang harus mencari nafkah dalam bisnis pornografi/pornoaksi. Islam
juga memberikan tuntunan hidup dan aturan bermasyarakat yang akan menjaga agar
setiap orang memahami tujuan hidup yang sahih serta tolak kebahagiaan yang hakiki
sehingga demand (permintaan) pada bisnis pornografi/pornoaksi pun akan merosot
tajam. Bagaimanapun, setiap bisnis hanya akan berputar kalau ada supply
(penawaran) dan demand (permintaan). Karena itu, keduanya harus dihancurkan.
B. Saran
Harus disadari bahwa masalah pornografi adalah suatu problema yang sangat
komplek dan memprihatinkan, oleh karena itu diperlukan upaya dan dukungan dari
pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang terkait untuk menanggulangi pornografi
yaitu dengan dibuatkannya peraturan perundang-undangan agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, sebab hal tersebut tidak dapat hilang dengan sendirinya
meskipun telah dikeluarkan undang-undang dengan disertai sanksi yang keras dan
tegas.
Untuk menghindari itu semua, selain diberikan sanksi yang keras dan tegas
juga diperlukan dari dalam diri masing-masing untuk mempertebal keimanannya
kepada Allah dan hari akhir dengan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dan
perlu juga dibekali pelajaran baik itu agama, maupun rasa nasionalisme dan
patriotisme atau memberikan budi pekerti. Tujuannya adalah demi membentengi
sikap mental agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Al-Qur’an dan terjemahannya, Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir,
Departemen Agama Republik Indonesia, Bandung
Paul, Henry A, MD., 2008, Konseling Psikoterapi Anak, Cetakan I, Yogyakarta
Jensen, Robert 2008, Pornografi & Kekerasan Seksual, 2008, London, Inggris
Diver, Krysia, 2005, Archaeologist finds oldest porn statue The Guardian, Inggris