Undang-undang Pornografi telah disahkan. Implementasinya bagaimana, kita lihat saja. Efektif
atau tidaknya UU tersebut tidak hanya bergantung pada para penegak hukum tetapi juga iktikad
baik masyarakat. Satu hal yang sudah pasti, pornografi dapat membahayakan perkembangan
anak-anak kita.
Sebuah Majalah Keluarga telah menerbitkan sebuah artikel tentang bahaya pornografi bagi
anak-anak. Tulisan selengkapnya sebagai berikut :
Tak perlu ikut pusing dan repot mendefinisikan pornografi, bermain kata-kata untuk mencari
celah kebolehannya. Dalam Islam, mengumbar aurat, melukiskan atau menceritakan hubungan
intim adalah dilarang.. juga, sesuatu yang dapat membangkitkan gairah seksual sehingga
memicu penyaluran bukan pada tempat yang dihalalkan adalah haram. Sebab telah terbukti
kerusakannya, tidak saja pada orang dewasa bahkan anak-anak.
Terdapat banyak bahaya yang ditimbulkan oleh pornografi, yang sifatnya secara berangsur-
angsur dan bisa menyebabkan kecanduan. Seperti orang yang gemar minuman keras, lama-
lama dia akan menjadi pecandu. Anak-anak juga demikian, semakin sering melihat hal-hal
berbau pornografi, kemungkinan terjadi penyimpangan seksual atau kecanduan seks semakin
besar.
Apalagi saat ini media electronik dan massa, semakin gencar menayangkannya. Kondisi
semacam ini akan memperbesar bahaya potensial yang ada pada pornografi. Berikut ini,
beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh pornografi berdasarkan penelitian dan pengamatan di
Negara yang mempelopori adanya seks bebas (free sex) yaitu Amerika.
Di negara barat yang mempunyai akses internet lebih leluasa, para pengidap pedhophilia (orang
yang senang melakukan hubungan seks terhadap anak-anak kecil) dan pemburu seks
memanfaatkannya untuk mencari mangsa (anak-anak). Internet merupakan media yang terbukti
nyata sebagai alat berguna bagi mereka. Semakin sering mereka mengakses pornografi lewat
internet, semakin tinggi resiko melakukan apa yang diihatnya, termasuk kekerasan seksual,
perkosaan, dan pelecehan sekseual terhadap anak.
Menurut salah satu penelitian, anak dibawah 14 tahun yang melihat pornografi, lebih banyak
terlibat praktek penyimpangan seksual, terutama perkosaan. Sedikitnya lebih dari sepertiga
pelaku pelecehan seksual pada anak dan pemerkosa dalam penelitian ini, mengaku
melakukannya akibat melihat pornografi. Dari 53% pelaku itu dilaporkan menggunakan
pornografi sebagai rangsangan untuk melakukan aksinya.
Pornografi juga mempermudah pelecehan seksual terhadap anak dalam berbagai cara.
Contohnya, para pedofilia menggunakan foto/gambar porno unuk menunjukkan pada korbannya
bahwa suatu aktivitas seksual tertentu tidak mengapa. Mereka akan berkata, “Orang ini
menikmatinya, demikian juga kamu nanti.”
3. Pornografi menyebabkan penyakit seksual, hamil diluar nikah, dan kecanduan seks
Semakin sering anak-anak melihat baik pornografi “lembut” atau hal-hal yang mengandung
penyimpangan seksual mereka akan mempelajari sebuah pesan yang sangat berbahaya dari
pembuat pornografi, yaitu “seks tak bertanggung jawab adalah boleh dan dibutuhkan”. Karena,
pornografi mendorong ekspresi seksual tanpa tanggung jawab, hal ini akan membahayakan
kesehatan anak. Salah satunya adalah terjadinya peningkatan secara terus menerus penyakit
kelamin.
Di AS, sekitar 1 dari 4 remaja yang telah melakukan hubungan seksual, menderita penyakit
kelamin tiap tahunnya. Hal ini menhasilkan 3 juta kasus penyakit kelamin pada remaja. Rata-rata
insfeksi Syphilis di antara para remaja telah meningkat lebih dari 2 kali lipat, sejal pertengahan
tahun 1980-an. Jumlah anak yang terkena penyakit kelamin setiap tahunnya, lebih banyak
disbanding jumlah seluruh penderita polio selama 11 tahun, saat terjadi wabah pada tahun 1942-
1953. Hasil lain yang terlihat jelas dengan adanya aktivitas seksual pada anak-anak adalah
peningkatan jumlah kehamilan di anatara para pelajar.
Penelitian telah menunjukkan bahwa lelaki yang melihat seabrek hal-hal yang berbau pornografi
sebelum usia 14 tahun (bukan berarti setelah usia ini boleh melihat-red), lebih aktif secara
seksual dan sibuk dengan aktivitas seksual yang beraneka ragam daripada yang tidak melihat.
Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa di antara 932 pecandu seks, 90% lelaki dan 77%
perempuanmenyatakan bahwa pornografi berhubungan nyata dengan kecanduannya itu.
Anak-anak sering meniru apa yang dibaca, dilihat atau yang didengar. Banyak penelitian
mengemukakan bahwa pornografi dapat mendorong mereka melakukan tindakan seksual
terhadap anak yang lebih muda, kecil dan lemah. Para ahli di bidang kejahatan seksual terhadap
anak menyatakan bahwa aktifitas seksual pada anak yang belum dewasa selalu memunculkan 2
kemungkinan pemicu : pengalaman dan melihat. Hal ini berarti bahwa anak-anak yang
menyimpang secara seksual mungkin telah tercemar atau gampang melihat hal-hal seksual
melalui pornografi.
Dalam sebuah penelitian dari 600 lelaki dan perempuan usia SMP dan di bawahnya di AS,
peneliti Dr. Jennings Bryant menemukan bahwa 91% lelaki dan 82% wanita mengaku telah
menonton film porno atau yang berisi kekerasan seksual. Lebih dari 66% lelaki dan 40% wanita
dilaporkan inginmencoba beberapa adegan seks yang telah ditontonnya. Dan diantara Siswa
Sekolah Menengah (SMP), 31% lelaki dan 18% wanita mengaku benar-benar melakukan
beberapa adegan dalam film porno itu, beberapa hari setelah menontonnya.
Pesan-pesan yang tidak bertanggungjawab yang sangat kuat dari pornografi, bisa mengajari
anak-anak tentang masalah-masalah seksual.
Foto, video, majalah, game, dan situs internet yang berbau porno yang menggambarkan
perkosaan dan tindakan tak berprikemanusiaan pada wanita dalam adegan seksual, menjadi
alat perusak bagi pendidikan seks. Bahayanya bagi anak bercabang-cabang, sebagaian adalah
perubahan perilaku. Berulang-ulang penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak melihat
bentuk-bentuk gambar pornografi, punya pengaruh dramatis pada pelakunya yaitu bagaimana
mereka melihat wanita, kejahatan seksual, hubungan seksual, dan seks pada umumnya.
Kesimpulan penelitian-penelitian ini tak terbantahkan dalam kenayataan, yaitu:
Ketika responden pria diberi pornografi jenis kasar selama sedikitnya 6 minggu, mereka :
Terbentuk sifat kasar secara seksual yang semakin meningkat terhadap wanita
*
Mulai menyepelekan perkosaan sebagai tindak kejahatan atau tak lagi menganggapnya sebagai
kejahatan
*
Muncul hasrat yang besar terhadap jenis pornografi yang lebih menyimpang, aneh, atau
kejam(seks yang normal tidak lagi dirasakan memuaskan)
*
Selama waktu kritis tertentu pada masa kanak-kanak, otak anak kecil telah terprogram tentang
orientasi seksual. Selama periode ini, pikiran tersebut terlihat membangun jaringan mengenai
apa yang merangsang atau menarik seseorang. Melihat norma-norma dan perilaku seksual yang
sehat selama waktu kritis itu, dapat membentuk orientasi seks yang sehat. Sebaliknya, jika
melihat penyimpangan seksual bisa terpatri dalam otaknya dan menjadi bagian tetap dalam
orientasi seksualnya.
Temuan-temuan Psikolog Dr. Victor Cline menyatakan bahwa ingatan-ingatan dari pengalaman
yang terjadi saat perasaan terangsang (termasuk di sini rangsangan seksual) dipatri di otak oleh
epinephrine, suatu hormone dalam glandula adrenalin, dan susah dihapus. Hal ini mungkin
merupakan sebagian penjelasan tentang pengaruh candu pornografi. Melihat pornografi bisa
membuat kondisi seseorang secara potensial mengulangi fantasi seksualnya sewaktu
masturbasi.
Indentitas seksual terbentuk secara berangsur-angsur pada masa kanak-kanak dan remaja.
Sebenarnya, anak-anak umumnya tidak memiliki suatu kekuatan seksual alami sampai
menginjak usia 10 dan 12 tahun. Selama perkembangannya, anak-anak khususnya mudah
terkena pegaruh yang mempengaruhi proses perkembangan itu. Jalur singkat melalui pornografi
membelokkan proses perkembangan kepribadian normal, denganmemberikan informasi yang
salah tentang seksualitas, perasaan terhadap diri dan jasmani yang membuat anak binggung,
berubah dan rusak.
Pronografi sering mengenalkan pada sensasi seksual sebelum waktunya. Padahal secara
perkembangan, anak-anak belumlah siap menghadapinya. Pengetahuan tentang sensasi
seksual ini dapat membingungkan dan memberi rangsangan berlebihan pada anak. Rangsangan
seksual pornografi dan akibat akhir yang diperoleh darinya adalah merusak jiwa. Contohnya, jika
rangsangan awal pada seorang anak lelaki adalah foto-foto porno, dia akan terbiasa terangsang
melalui foto-foto itu. Hasilnya adalah sulit bagi seseorang mengalami kepuasan seksual, selain
dari gambar-gambar porno.
Anak-anak merupakan amanah Allah. Untuk itu, seharusnya dijaga dan dididik sebaik-baiknya.
Jangan biarkan moral dan akhlaknya teracuni pornografi yang sudah terbukti pengaruh
buruknya. Seharusnya umat Islam bisa mengambil pelajaran dari bobroknya moral bangsa barat
akibat menurutkan hawa nafsu mereka. Bukannya malahmeniru dan berusaha membudayakan.
Jangan relakan anak-anak kita yang sudah berada dalam kesucian Islam ternodai budaya setan.
Bila digunakan dengan baik, teknologi Internet tentu berdampak positif. Seseorang
dapat dengan mudah mencari informasi yang ingin diketahui. Dengan hanya
mengetikkan kata pada mesin pencari (search engine), ada banyak situs web yang
dirujuk tentang informasi tersebut. Adanya e-mail memungkinkan seseorang dapat
mengirim sebuah surat untuk orang lain dengan cepat dan mudah. Ruang
obrol (chatting room) memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan
banyak orang yang saling berjauhan sekaligus. Atau yang sedang marak, hadirnya
situs web jejaring sosial seperti Facebookatau Friendster yang memungkinkan
seseorang untuk menemukan teman lama yang sudah lama tidak dijumpai.
Namun, hal positif dari Internet ternyata dapat berakibat buruk bila digunakan secara
tidak bertanggung jawab. Banyak anak yang ketagihan atau kecanduan Internet
sehingga mereka betah berlama-lama di depan komputer sehingga lupa akan
kewajiban mereka yang lebih penting untuk makan, mandi bahkan enggan untuk
belajar. Salah satu penyebab seorang anak begitu menyukai Internet karena mereka
mendapatkan suatu pengalaman baru dan mereka bisa mendapatkan kenyamanan.
Atau mereka mendapat sesuatu dari dunia maya ini yang tidak bisa didapatkan di
dunia nyata. Di dunia maya dia bisa menjadi orang lain yang diinginkan. Misalnya,
seorang anak yang pemalu dapat dengan mudah berkenalan melalui chating atau e-
mail. Dalam game online, mereka dapat membuat karakter mereka menjadi karakter
yang cantik, kaya, atau hal lain yang mungkin berbeda dengan kehidupan nyata
mereka.
Awalnya, mungkin seorang anak tidak berniat untuk melihat pornografi dan akan
memanfaatkan Internet untuk tujuan yang baik. Tetapi, situs porno ini dapat muncul
secara tiba-tiba saat seorang anak mencari bahan informasi untuk tugas sekolahnya
atau untuk keperluan lainnya. Seorang anak yang masih lugu belum dapat menilai
baik atau buruknya suatu hal, maka seorang anak usia 8-12 tahun sering menjadi
sasaran.
Pada usia ini, otak depan seorang anak belum berkembang dengan baik. Sedangkan
otak depan adalah pusat untuk melakukan penilaian, perencanaan dan menjadi
eksekutif yang akan memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu. Pada otak
belakang merupakan pendukung dari otak depan. Di sini juga dihasilkan dopamin,
yaitu hormon yang menghasilkan perasaan nyaman, rileks atau fly pada seseorang.
Seorang anak yang kecanduan akan sulit menghentikan kebiasaannya sehingga dia
akan melakukan hal tersebut berulang kali. Anak dapat merasa bersalah tetapi tidak
berani mengutarakan perasaannya kepada orang-tuanya karena takut atau kesibukan
ayah dan ibunya. Dalam keadaan cemas, otak berputar 2,5 kali lebih cepat dari
putaran biasa pada saat normal. Akibat perputaran yang terlalu cepat ini, otak
seorang anak dapat menciut secara fisik sehingga otak tidak berkembang dengan
baik. Suatu keadaan yang dapat merusak masa depan seorang anak. Selain itu,
gambar-gambar cabul yang ada di situs web porno, biasanya akan melekat dan sulit
untuk dihilangkan dalam pikiran anak dalam jangka waktu yang cukup lama.
Cara Menghindari Bahaya Internet
Berbagai bahaya di Internet dan masalah kecanduan Internet bukan tidak dapat
diatasi. Dengan mengetahui dampak negatif dari Internet, sebagai orang-tua Anda
dapat melindungi buah hati Anda dengan melakukan hal-hal berikut:
124
4
1 dari 1 Kompasianer menilai Bermanfaat.
Pornografi anak di internet kian parah. PBB menyebutkan, lebih dari 200 gambar porno anak
diproduksi tiap hari dengan keuntungan mencapai 3 hingga 20 miliar dolar setahunnya.
Pornografi anak masih jadi masalah yang amat serius. Yang mengenaskan, 69 persen dari
keseluruhan gambar yang ditampilkan adalah anak-anak berusia 10 tahun atau di bawahnya.
Sebesar 24 persen lagi berumur 6 tahun atau lebih muda. Laporan lembaga Internet Watch
Foundation (IWF) yang berbasis di Inggris menyebutkan bahwa proporsi situs yang
memposting pornografi anak yang mengerikan, misalnya penyiksaan dan pemerkosaan,
melonjak 11 persen di tahun 2008 dibandingkan tahun 2007. IWF berhasil mengenali 1.536
website di seluruh dunia yang nekat mempublikasikan pornografi anak di tahun 2008.
Begitu banyaknya, hingga polisi yang menangani di bidang penyelidikan pornografi anak
rentan mengalami trauma dan terkena masalah kesehatan mental. Hasil studi University of
New Hampshire (UNH) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa secara konstan polisi
disuguhi pelecehan seks anak kelas berat. Seperti dikutip detikINET(5/11/2009), studi
tersebut mensurvei lebih dari 500 investigator di Amerika Serikat.
Pada 2008 lalu, sejumlah penyedia jasa layanan internet (ISP) terbesar di dunia telah sepakat
untuk memblokir akses ke situs pornografi anak. Seperti yang dilakukan Verizon, Sprint, dan
Time Warner Cable yang membuat kesepakatan dengan pemerintah negara bagian New York
untuk membatasi sejumlah newsgroup seperti mailing list yang mengarah pada
pedofilia. Sebuah investigasi menemukan 88 newsgroup yang berisi
11.390 foto cabul anak-anak.
Di Indonesia sendiri, kasus pornografi anak lewat internet pernah dibongkar. Oktober 2009,
polisi menangkap tiga pria pelaku terkait perdagangan dan pengganda DVD, VCD bajakan,
dan penyebaran pornografi anak di situs www.jualtocil.com. Tersangka mengaku mendapat
materi-materi itu dari situs internet di Los Angeles. Mereka terancam UU Anti-pornografi
dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Hal ini menunjukkan ancaman yang tidak bisa
dimungkiri bahwa anak-anak berada dalam bahaya di dunia teknologis yang semakin maju.
Jaringan internet mempermudah kerja dan penyebaran karya para pedofil itu.
Pada 2009 laporan yang dikeluarkan oleh Symantec, berdasarkan penggunaan layanan
OnlineFamily, menyebut 10 topik yang paling sering ditelusuri anak-anak berusia 8-13 tahun
mulai periode Februari hingga Juli: YouTube, Google, Facebook,Seks, MySpace, Porn,
Yahoo, Michael Jackson, Fred, eBay. Tentunya, ini kabar buruk bagi para orang tua yang
memiliki anak yang mulai akrab dengan internet. Padahal, kemajuan teknologi informasi dan
elektronik justru mengharuskan anak-anak berkenalan dengan kemajuan agar tidak gagap
teknologi di kemudian hari. Kecakapan mengunakan teknologi informasi telah menjadi
parameter pencapaian pendidikan, dimana sekolah-sekolah telah mengajarkan mengenai
internet, tema yang sangat menarik minat banyak orang.
Internet sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat kita, terutama di perkotaan.
Sehingga, kita tidak mungkin lagi menghindarinya hanya untuk menyelamatkan anak-anak
dari bahaya pornografi di internet. Padahal ancaman dari para pedofil dan penjahat seks yang
memanfaatkan internet sangat nyata dan telah terbukti.
Anak-anak generasi sekarang jauh lebih cerdas dibandingkan generasi orangtuanya dalam
konsumsi media. Dengan sedikit informasi dan rasa penasaran, mereka belajar mengakses
internet dan materi yang ada di dalamnya, dengan segala risiko. Tanpa orangtua bisa
mengawasi, anak-anak mudah sekali terjerumus ke dalam hal-hal baru yang belum mereka
tahu nilai faedahnya. Tentu saja bukan hanya pornografi, melainkan juga permainan online
yang membuat ketagihan. Beberapa kasus menunjukkan, anak-anak kuat bermain game
online berjam-jam, bahkan ada yang tinggal di warnet selama beberapa hari hanya untuk
bermain game.
Apakah sex education juga perlu dimasukkan dalam kurikulum sekolah? Saya kira,
pornografi telah menimbulkan korban (langsung atau tidak) terutama pada perempuan dan
anak-anak. Pendidikan seks, dengan kurikulum yang tepat dan mungkin perlu kajian lebih
lanjut, adalah langkah yang perlu diambil departemen pendidikan untuk mencegah terjadinya
efek lanjutan dari pornografi. Anak perempuan paling rentan menjadi korban, karena itu perlu
proteksi yang salah satunya lewat pendidikan seks di sekolah dan terutama di rumah.
Keluarga adalah salah satu basis pendidikan paling penting mengingat tingkat interaksi dan
kesalingterkaitan individu-individu di dalamnya. Saya kira, pendidikan seks juga penting
untuk meminimalisir/mencegah human trafficking, karena banyak kalangan kurang paham
dengan kasus-kasus ini, padahal Indonesia menjadi salah satu “ladang” subur kasus
trafficking di level regional maupun internasional.
maaf saodara2, tulisan ini masih memakai data lama. sebab, selain saya
menulisnya beberapa bulan lalu, saya juga kurang melakukan riset.
Gw ga begitu konsentrasi mengikuti seminar itu, tapi ada beberapa point yang
gw ambil, jadi maafkan kalo masih ada yang kurang.
Gimana anak-anak yang masih polos, imut, lucu itu bisa terkontaminasi dengan
hal-hal berbau pornografi?
Jawabannya klise, melalui media cetak dan elektronik seperti Komik, Majalah,
Koran?, Games, Internet *tentunya*, TV, VCD/DVD dan HP.
Mirisnya lagi, NARUTO yang sekarang sedang digemari anak laki-laki ternyata
banyak sekali unsur pornografinya. Jujur gw ga tau, karna gw memang ga
pernah baca itu komik, games dan apapun yang berbau naruto. Coba kalo ada
yang punya anak, adik, ato ponakan yang mengoleksi naruto silahkan dicek,
kalo ada adegan atau kata-kata yang menjurus kesana.
Games pun demikian adanya, kalo liat the sims, gw juga ga begitu suka games.
Yang gw tergila-gila banget dulu Cuma pet society, tapi untuk games saat ini
sudah sedemikian banyak ragam dan macamnya. Dan sebagian besar
mengandung unsur kekerasan selain pornografi itu sendiri. Dari pakaian, lekuk
tubuh, payudara yang besar sampe menyembul keluar walaupun itu animasi tapi
tetap saja yang memainkan tidak Cuma kita orang-orang dewasa, tapi juga anak
kecil yang gambar-gambar itu akan terus terekam kalo dia memainkannya terus
terus terus dan terus.
Selain dari dua hal di atas, pasti juga udah tau kalo TV itu yang paling
berbahaya. Apalagi sinetron dan film-film saat ini. You named it, film indonesia
genre remaja yang judulnya menjurus semua, dengan pemain yang pake rok
minim, contoh saja the virgin, yang ngajarin gimana cara jual diri buat belanja?
Tuhanku… apa yang ada dipikiran para produser, sutradara dan penulis scriptnya
sih? Mereka ga takut anaknya ngikut seperti itu?
Kenapa gw sampe miris dan sedih banget, karna di seminar tadi juga
diperlihatkan wawancara dengan anak-anak, ditanya udah pernahkah melihat
film porno atau something like that? Banyak sekali yang menjawab pernah dan
sering. Dan banyak pula yang menjawab melihatnya saat masih SD dan SMP
Gw ga munafik, gw juga pernah melihat film seperti itu, dan saat gw semester 1
kuliah itu pertama kalinya gw ngeliat. Mungkin karna gw orang kampung kali
yah, yang memang kolot dan diajarkan buat takut.
Tau apa mereka masalah senggama, tau apa mereka penis dan vagina itu. Itu
pelajaran biologi saat gw SMP kalo ga salah.
Subhanallah. Sekali lagi gw bukan sok suci, tapi please BERPIKIR, kemana hati
nurani kalian yang tertawa saat itu terjadi ke salah satu keluarga kalian.
Ini bukan sesuatu yang harus ditertawakan atau dijadikan bahan becandaan. Ini
hal yang serius, ini menyangkut masa depan. Dan sudah dilakukan penelitian
*maafkan kelalaian gw yang ga mencatatnya*, kalau otak anak yang sering
melihat pornografi itu sama dengan otak orang yang pernah tabrakan dan itu
KERUSAKAN OTAK PERMANEN.
Kalo dari seminar tadi katanya, terbuka dan komunikasi terhadap anak. Gw akan
kopas sedikit nih.
Komik, cek bacaan mereka, baca dulu sebelum membeli. Secara berkala periksa
meja belajar *ini jangan sampe ketahuan*, kenalkan anak pada berbagai jenis
bacaan dan diskusikan dengan mereka.
Yang diatas itu gw kopas dari slide seminar tadi, gw masih berusaha
memahaminya. Sekarang gw Cuma bisa berdoa semoga keluarga gw dan
keluarga para sahabat dijauhkan dan dihindarkan dari bencana diatas.
Naudzubillahi min dzalik. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang
dilindungi.
Seminar tadi dari Yayasan Kita dan Buah Hati, kalo mau tau lebih banyak bisa
menghubungi mereka di email:kitadanbuahhati@yahoo.com atau mau add
facebooknya di email yang sama.
Cara Mencegah/menangkal Materi
Pornografi/Bokep Pada Anak-Anak Kita
Sun, 27/12/2009 - 12:20am — godam64
Materi porno banyak beredari di mana-mana mulai dari vcd film, gambar
hot transfer dari hp ponsel bluetooth, konten porno di situs web internet,
majalah/tabloid pornoaksi, iklan-ikan panas sex appeal, dan lain
sebagainya. Untuk itu sebagai orang tua yang baik kita harus
menghindarkan anak dari materi pornografi dan pornoaksi agar tidak
memberi dampak yang buruk bagi anak kita.
3. Blokir tv, komputer, internet, radio, dan sebagainya saat kita tidak
ada. Kalau hanya menonton video ilmu pengetahuan yang telah kita
sensor maka tidak apa-apa selama tidak bisa mengakses tv. Kadang anak
penasaran dan membuka-buka apa saja yang dilihatnya. Yang parah lagi
anak mengambil kesimpulan sendiri tanpa arahan dari orang yang
paham.
5. Berikan telepon genggam hp yang standar hanya bisa telpon dan sms
saja, hitam putih dan tidak bisa menampilkan gambar, tanpa kamera,
tanpa video, tanpa internet, tanpa bluetooth, daya tampung terbatas dan
lain-lain seperti nokia pisang yang jaman dulu awal hape keluar.
Kordinasikan dengan pihak sekolah untuk membuat standar ponsel yang
boleh digunakan dan kapan boleh dipakai. Sebaiknya request khusus ke
operator tertentu agar nomor yang bisa dihubungi dan menghubungi
terbatas yang nantinya digunakan oleh semua siswa dan guru ditambah
fitur tertentu yang mempermudah proses belajar mengajar di sekolah.
Jangan lupa berdoa dan sering bercengkrama dengan anak untuk berbagi
keluh kesah. Bersikaplah terbuka dan anggap anak sebagai teman bukan
hanya objek perintah penderita saja. Semoga berhasil terima kasih!