Anda di halaman 1dari 5

Analisis Pengambilan Keputusan oleh Mahasiswa

Kedokteran UNS 2018 akibat kecanduan Video Porno.

Fadhil Muhammad Sholihin


Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
02msfadhil@gmail.com

Abstract. Addiction to pornography is the desire to watch or view


pornographic content, addiction to pornography has an impact on itself,
namely damage to the brain and changes in attitude that can also affect
other people and people around pornography addicts. Someone who is
addicted will always want to watch porn videos even if they do not
watch they will feel anxiety. The purpose of this study is to determine
whether pornographic video addiction can affect decision making by
students of the medical study program at the Faculty of Medicine,
Sebelas Maret University in March 2018,.Does pornography additction
affect the brain that regulates part of decision making. Addiction to
pornography can damage the five parts of the brain and the most
decisive part is the brain’s pre-frotal cortex, which is important for
decision making, communication, lust. In addition, the brain is also
increasingly difficult to repair hypserstimulation from dopamine.

Keywords: addiction, video, pornography, college student, brain, dopamine

1. PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya teknologi semakin maju juga kita dalam mencari informasi,
selain memiliki sisi positif dimana kita bisa mencari informasi dengan mudah, kemajuan
teknologi juga memiliki sisi negatif yang berbahaya yaitu dengan mudahnya kita dapat
mengakses konten pornografi di dunia maya yang bisa kita akses dengan mudah melalui telepon
gengam yang memiliki akses internet, dan komputer yang juga memiliki akses internet.(Suyatno,
2011)
Dengan mudahnya di akses konten pornografi banyak anak remaja yang mulai mengikuti
apa yang ada di konten pornografi itu sendiri, menurut survei komnas pelindungan anak yang di
lakukan pada tahun 2010 menunjukan bahwa 97% remaja pernah mengakses konten pornografi,
93% remaja pernah berciuman, 62,7% remaja pernah berhubungan badan dan 21 % remaja
indonesia pernah melakukan aborsi. Hal ini merupakan dampak dari pengaksesan pornografi
yang dapat merusak remaja.(Suyatno, 2011)

Pornografi adalah suatu tulisan yang memiliki kaitan dengan hal yang berbau pelacuran dan
kebanyakan tulisan itu berbentuk cerita bohongan yang diambil dari suatu hal imajinasi seksual,
pornografi juga tidak memiliki alur dan karakter.(Bhakti & Rahman, 2017)

Menurut Sarlito W. Sarwono(2008:143), secara umum pendidikan seksual adalah suatu


informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi porses
terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual dan
aspek-aspek kesehatan, kejiwaan, dan kemasyarakanPendidikan seksual merupakan hal yang
penting, kekurangan pendidikan seksual dapat menyebabkan berbagai penyimpangan tingkah
laku seksual. Kekurangan itu sendiri dapat disebabkan karena remaja yang malu untuk
membicarakan seputar seksual kepada orang terdekatanya seperti orang tuanya, oleh sebab itu
remaja suka mencari sendiri informasi tentang dunia seksual sendiri bahkan mencari informasi
dari media atau orang lain yang dimana orang tua tidak mengawasi anak itu untuk mencari
informasi seksual itu dan menjadi tidak efektif menyebabkan terjadinya penyimpangan tingkah
laku pada remaja.(Hariyani, Mudjiran, & Syukur, 2012)

Menurut Ferguson & Richard (2009) mendefinisikan pornografi sebagai media dengan
aktivitas seksual atau ketelanjangan yang eksplisit dan memiliki gairah seksual sebagai tujuan
utamanya. Sedangkan menurut Levert (dalam Yamoah, & Daniel, 2015) pornografi adalah
representasi visual dari seksualitas yang mendistorsi konsep individu tentang sifat hubungan
suami-istri. Hal ini dapat mengubah perilaku dan perilaku seksual. Ini merupakan ancaman besar
bagi pernikahan, anak-anak, kebahagiaan individu dan keluarga. (Ambarsari, Psikologi,
Psikologi, & Surakarta, 2018)

Perilaku menonton porno memiliki beberapa faktor ada faktor eksternal atau faktor dari luar
dirinya sendiri. Faktor eksternal yang penting itu adalah orang tua, orang tua sebagai pemberi
pemahaman kepada anak mereka(Yusuf & Daharnis, 2013)

Penelitian menunjukkan remaja yang mengakses media porno secara online terus meningkat
(Mitchell, et al, 2007). Sebanyak 93% remaja di Amerika Serikat yang berusia 13- 17 tahun
mengakses internet, 63% online setiap hari dan 36% online beberapa kali sehari ((Lenhart,
Purcell et al., 2010). Sebanyak 80% remaja di Indonesia merupakan pengguna internet. Akses
yang tidak terpantau ini menyebabkan kekhawatiran karena mengakibatkan perilaku kompulsif
yang berhubungan dengan konsumsi pornografi (Delmonico & Griffin, 2008). (Mariyati,
Daulima, & Mustikasari, 2018)

Pornografi dapat berdampak pada perubahan sikap dan perilaku pada seseorang yang
dimana sikap dan perilaku tersebut berubah karena keinginan untuk melihat konten pornografi
melakukan hal-hal yang ada di konten pornografi itu sendiri.Dampak yang terjadi pada seseorang
yang kecanduan pornografi bisa berdampak pada dirinya sendiri bahkan orang orang sekitarnya
juga bisa berdampak.(Hariyani et al., 2012)

Pornografi memiliki dampak buruk pada lima bagian otak sedangkan kecanduan narkoba
memiliki dampak pada tiga bagian otak. Pada kecanduan pornografi kerusakan biasanya terjadi
pada pre-frontal cortex, kerusakan pada pre-frontal cortex dapat menurunkan prestasi akademik,
dan merupakan tempat dari pengambilan keputusan, hawa nafsu dan emosi.Pada orang yang
kecanduan pornografi pelepasan dari dopamine dan endorfin dari otak mengalami
hyperstimulating atau rangsangan yang berlebih, sehingga otak bekerja lebih dan akan
mengalami pengecilan dan mengalami kerusakan, otak dari pencadu pornografi akan terus ingin
memproduksikan dopamin dalam otak. Dan pelepasan dopamine di rangsan karena menonton
atau melihat konten pornografi yang dimana itu mudah dipenuhi oleh pencadu pornografi itu
sendiri, yang dimana bisa mengakses konten pornografi dimanapun dan kapanpun.(Psikologi,
Psikologi, & Imawati, 2018)

Kecanduan pornografi dalam jangka pendek akan mengurangi tingkat ansietas karena tujuan
dari kebutuhan seksual itu sendiri sudah di penuhi. Awalnya kecanduan pornografi hanya untuk
melepaskan kebutuhan seksual dan pengalihan dari ansietas, saat hal itu menjadi sesuatu hal yang
candu akan berdampak pada kesehatan mental dan akan muncul hal baru yang dimana gejala
fisik yang bernama ansietas (Mariyati et al., 2018)

Empat tahapan dari efek pornografi terdiri dari adiksi, eskalasi, desensitasi, dan act out.
Adiksi adalah tahap kecanduan dimana penderita memiliki keinginan untuk terus menerus
menonton atau lihat konten pornografi dimana sebelumnya telah terpapar oleh pornografi.
Eskalasi adalah dimana pornografi sudah menjadi kebutuhan dimana konten yang dilihat berbeda
muatan dengan sebelumnya dan konten seks mulai menjadi lebih berat. Desensitisasi dimana
ketika hal berbau seks adalah hal yang tabu, tidak bermoral dan tidak bermartabat menjadi hal
yang lumrah dan biasa, dan seseorang pecandu pornografi yang sudah pada tahap ini mulai
kehilangan sikap sensitif terhadap korban kekerasan seksual. Tahap act out tahapan ini adalah
tahapan yang dimana pecandu pornografi sudah mulai melampiaskan atau mencontoh apa yang
ada di dalam konten pornografi itu sendiri. (Rachmaniar, Prihandini, & Janitra, 2018)

2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang metode bersifat deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data dan
memanfaatkan teori yang ada untuk mendukung data yang ada. Responden yang digunakan 20
mahasiswa dari prodi kedokteran fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret pada bulan Juni
2019. Selain melakukan angket peneliti juga mencari data yang bersifat deskriptif untuk memastikan
valid atau tidaknya data kuisioner.
Pengumpulan data peneliti menggunakan kuisioner dan wawancara. Kuisioner ini diberikan
kepada dua puluh orang mahasiswa prodi kedokteran fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret
2018. Pemilihan lingkungan mahasiswa kedokteran disebabkan karena mahasiswa sudah dapat
menilai hal baik, buruk dan menentukan pengambilan keputusan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap dua puluh mahasiswa kedokteran fakultas
kedokteran universitas sebelas maret 2018 menunjukan bahwa 45% menonton video porno lebih dari
1 kali dalam seminggu,15% mengakses konten pornografi kurang dari 1 kali, 20 % mahasiswa hanya
mengakses 1 kali dalam seminggu, dan 20% dari mahasiswa tidak pernah menonton video porno.
Dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah dari mahasiswa kedokteran universitas sebelas
maret sudah terpapar oleh konten pornografi.
Dan untuk mendukung apakah mengakses pornografi mempengaruhi pengambilan keputusan,
peneliti menanyakan apakah pornografi menggangu pikiran mahasiswa, dan melihat bahwa sekitar 45
% mahasiswa suka merasa bahwa pornografi menganggu pikiran mereka yang terdiri dari 30%
kadang kadang merasa terganggu sedangkan 15% merasa terganggu, dan 55% tidak merasa terganggu
oleh pornografi.

Setelah mengetahui berapa banyak mahasiswa yang terganggu akibat konten pornografi,
peneliti menanyakan membuktikan apakah menonton atau mengakses konten pornografi dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan, dari chart diatas di tunjukan bahwa hampir dari 85%
mahasiswa kedokteran universitas sebelas maret menyesali dari keputusan yang dipilih yang terdiri
dari 40% jarang merasa menyesal, 15% sering merasa menyesal dan 30% merasa selalu menyesal.
Dari hasil pengambilan data ini, peneliti menyimpulkan bahwa pornografi berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan mahasiswa kedokteran universitas sebelas maret.

4. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa lebih dari setengah
mahasiswa kedokteran universitas sebelas maret 2018 sudah terpapar oleh konten pornografi dan
sekitar 45 % mahasiswa kedokteran universitas sebelas maret merasa bahwa konten pornografi
menganggu kehidupan pribadi mereka dan 45% dari mahasiswa kedokteran universitas sebelas maret
merasakan bahwa mereka sering menyesalkan keputusan yang mereka pilih. Dari data hasil responden
dan teori yang ada menunjukan bahwa konten pornografi berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Kecanduan konten pornografi dapat menyebabkan otak mengeluarkan dopamine dan
endorfin dari otak mengalami hyperstimulating atau rangsangan yang berlebih, sehingga otak bekerja
lebih dan akan mengalami pengecilan dan mengalami kerusakan bagian pre-frontal cortex yang
dimana dapat mempengaruhi bagian pengambilan keputusan.

5. SARAN

Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang dampak
dari kecanduan video pornografi masih kurang. Masyarakat saat ini sedang dilanda pergaulan bebas
karena salah satu penyebabnya adalah kurangnya pendidikan edukasi di masyarakat. Sehingga
diperlukan edukasi kepada mahasiswa dan pada remaja akan bahayanya pornografi. Untuk
kedepannya agar mahasiswa atau remaja yang sudah mulai kecanduan menonton atau melihat konten
pornografi mulai mengkonsultasikan dirinya ke tenaga medis yang mendalami di bidang itu sendiri.
Tenaga medis juga diharapkan berperan aktif dalam meningkatkan kepeduliannya terhadap bahayanya
pornografi terhadap mahasiswa dan remaja yang sedang aktif mencari jati dirinya.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, P. I., Psikologi, P. S., Psikologi, F., & Surakarta, U. M. (2018). PERAN MEDIA
DENGAN KONTEN PORNOGRAFI.

Bhakti, C. P., & Rahman, F. A. (2017). Implementasi Tarbiyah Project Berbasis Peer
Counseling : 1(1), 104–114.

Hariyani, M., Mudjiran, M., & Syukur, Y. (2012). Dampak Pornografi Terhadap Perilaku Siswa
dan Upaya Guru Pembimbing untuk Mengatasinya. Konselor, 1(2), 1–8. https://doi.org/
10.24036/0201212696-0-00

Mariyati, Daulima, N. H., & Mustikasari. (2018). Terapi Kognitif Perilaku Dan Terapi
Kelompok Swabantu Untuk Menangani Ansietas Remaja Dengan Kecanduan
Pornografi Cognitive Behavioural Therapy And Self Help Group For Anxiety In
Adolescence With Phornography Addiction. Unissula Press, (12), 122–132.

Psikologi, F., Psikologi, F., & Imawati, D. (2018). STUDY OF PORNOGRAPHIC ADDICTION IN
ADOLESCENTS. 1(2), 56–62.

Rachmaniar, R., Prihandini, P., & Janitra, P. A. (2018). Perilaku Penggunaan Smartphone dan
Akses Pornografi di Kalangan Remaja Perempuan. Jurnal Komunikasi Global, 7(1), 1–11.
https://doi.org/10.24815/jkg.v7i1.10890

Suyatno, T. (2011). Pengaruh Pornografi Terhadap Perilaku Belajar Siswa ( Studi Kasus :
Sekolah Menengah X ). Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, 1–12.

Yusuf, A. M., & Daharnis, D. (2013). Jurnal konseling dan pendidikan. Jurnal Konseling Dan
Pendidikan, 1(3), 9–27.

Anda mungkin juga menyukai