ADIKSI SEKSUAL
Disusun oleh :
Salsabila Ainul Ghalbi
1102016196
Pembimbing:
dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Adiksi Seksual”. Referat ini disusun
untuk memenuhi tugas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa.
Penyusunan referat ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ atas
bimbingnnya selama penulis menyelesaikan referat ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan koas atas dukungan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa
referat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan materi penulisan dan menambah wawasan penulis.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Efek pornografi dapat dilihat setelah beberapa waktu (jangka panjang). Tahap-tahap
dibawah ini adalah tahap efek pornografi yang dialami oleh konsumen pornografi:
1. Tahap addiction (kecanduan). Sekali seseorang menyukai materi pornografi, ia akan
mengalami ketagihan. Jika yang bersangkutan tidak mengkonsumsi pornografi maka
ia akan mengalami “kegelisahan”. Ini bahkan dapat terjadi pada orang berpendidikan
atau pemeluk agama yang taat.
2. Tahap Escalation (eskalasi). Pada tahap ini seseorang akan membutuhkan materi
seksual yang lebih eksplisit, lebih sensasional, lebih ‘menyimpang’ dari yang
sebelumnya sudah biasa ia konsumsi. Kedua efek ini berpengaruh terhadap perilaku
seks seseorang.
3. Tahap Desensitization (desensitisasi). Pada tahap ini, materi yang tabu, immoral,
mengejutkan, perlahan akan menjadi sesuatu yang biasa. Sebagai contoh, pecandu
pornografi beranggapan bahwa para pelaku pemerkosaan hanya perlu diberi hukuman
ringan.
4. Tahap Act-out. Pada tahap ini, seorang pecandu pornografi akan meniru atau
menerapkan perilaku seks yang selama ini ditontonnya di media (Novita, 2018).
KESIMPULAN
Kemudahan dalam mengakses internet di era digital saat ini merupakan salah satu hal
yang berdampak pada tingginya kasus adiksi seksual. Adiksi seksual (pornografi)
menyebabkan kerusakan otak di bagian Prefrontal Cortex yang akan berdampak pada
berkurangnya kemampuan kognitif dan afeksi. Pada orang dengan adiksi seksual biasanya
dapat mengkonsumsi materi pornografi selama berjam – jam dalam sehari, sehingga dampak
fisik dan psikologis pun dapat muncul. Terapi perilaku kognitif dapat dilakukan untuk
mengurangi pikiran, mengurangi perilaku negatif, meningkatkan manajemen waktu dan
meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada orang dengan adiksi seksual. Support system
yang baik dan mendukung di sekitar orang dengan adiksi seksual dapat sangat membantu
berjalannya terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Carnes, P. J., Hopkins, T. A., & Green, B. A. 2014. Clinical Relevance of the Proposed
Sexual Addiction Diagnostic Criteria. Journal of Addiction Medicine, 8(6), 450–461.
Galih Haidar, Nurliana Cipta Apsari. 2020. Pornografi Pada Kalangan Remaja. Prosiding
Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.7, No.1, Hal.136 – 143.
Imawati, D., Sari, M.T. 2018. Studi Kasus Kecanduan Pornografi pada Remaja. Motiva:
Jurnal Psikologi Vol.1, No.2, Hal.56-62.
Mariyati, dkk. 2017. Intervensi Cognitive Behavior Therapy dan Self Help Group Untuk
Menurunkan Kecemasan Pada Remaja yang Kecanduan Pornografi: Case Series. Jurnal Ners
Widya Husada Vol.4, No.3, Hal.77 – 84.
Novita, E. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Menonton Film Porno pada
Remaja. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Vol.4, No.1, Hal.31-44.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Diakses
melalui https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_44.pdf pada 29 April 2021.
Efek pornografi dapat
dilihat setelah beberapa waktu (jangka panjang).
Tahap-tahap dibawah ini adalah tahap efek
pornografi yang dialami oleh konsumen pornografi:
Efek pornografi dapat
dilihat setelah beberapa waktu (jangka panjang).
Tahap-tahap dibawah ini adalah tahap efek
pornografi yang dialami oleh konsumen