Anda di halaman 1dari 11

MELIHAT PORNOGRAFI DITINJAU DARI PSIKOANALISA,

FISIOLOGI DAN DAMPAK DI MASYARAKAT

Artikel
Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Dosen Pembimbing:

Dr. Dra. Hj. Nina Siti Salmaniah Siregar, M.Si

Disusun Oleh:

Ryan Ananda
198530199

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial & Politik
Universitas Medan Area
Medan
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2


Bagian I Latar Belakang............................................................................................. 3
Bagian II Pembahasan ................................................................................................ 5
Bagian III Penutup ................................................................................................... 10
Referensi .................................................................................................................. 11
Bagian I Latar Belakang

Perubahan Teknologi dan Aksesibilitas: Kemajuan teknologi digital telah

mengubah cara orang mengakses dan mengonsumsi konten pornografi. Internet

memberikan akses mudah dan anonim ke berbagai jenis konten pornografi. Ini telah

menyebabkan perubahan dalam pola perilaku seksual dan konsumsi pornografi,

serta meningkatkan risiko penyalahgunaan dan kecanduan. Pornografi adalah

konten visual atau audio yang digunakan untuk membangkitkan hasrat seksual.

Pengaruh pornografi terhadap masyarakat telah menjadi perbincangan hangat

karena dampak negatif yang ditimbulkannya. Pornografi tidak hanya berdampak

pada individu yang melihatnya, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan.

Masalahnya, pornografi dapat memicu timbulnya perilaku menyimpang yang

merugikan diri sendiri dan orang lain. Pornografi yang hanya bersifat konsumtif

tanpa edukatif akan memicu perilaku yang mengarah pada ketagihan (addiction),

perilaku menyimpang, dan perilaku kekerasan. Dalam konteks psikoanalisis,

pornografi dapat mempengaruhi kondisi emosional dan psikologis individu,

terutama dalam hal gratifikasi instan yang dapat menurunkan tingkat kepuasan

seksual seseorang.

Dampak Psikologisnya pengaruh pornografi terhadap individu dapat

memiliki dampak psikologis yang signifikan. Psikoanalisis menunjukkan bahwa

pornografi dapat mempengaruhi persepsi individu tentang seksualitas, mengubah

preferensi seksual, dan mempengaruhi hubungan interpersonal. Beberapa orang

mungkin mengalami kesulitan dalam membedakan fantasi pornografi dengan

realitas seksual sehari-hari, yang dapat menyebabkan masalah dalam hubungan dan

keintiman.
Konsumsi pornografi juga dapat memiliki efek fisiologis dan neurologis pada

otak dan sistem saraf. Paparan berulang terhadap stimulus pornografi dapat

menyebabkan pelepasan dopamin yang tinggi, yang dapat menyebabkan

ketergantungan dan perubahan pada mekanisme penghargaan otak. Hal ini dapat

mengarah pada peningkatan toleransi terhadap pornografi dan dorongan untuk

mencari konten yang lebih intens atau ekstrem.

Gangguan Hubungan dan Seksual: Konsumsi pornografi yang berlebihan

dapat mempengaruhi kualitas hubungan dan kehidupan seksual seseorang.

Beberapa studi menunjukkan hubungan antara konsumsi pornografi yang tinggi

dengan penurunan kepuasan seksual dalam hubungan, disfungsi ereksi, penurunan

hasrat seksual, dan kesulitan dalam membangun koneksi emosional yang intim.

Pornografi juga memiliki dampak sosial dan moral yang signifikan di masyarakat.

Proliferasi konten pornografi yang mudah diakses dapat mempengaruhi persepsi

dan norma sosial terkait dengan seksualitas. Hal ini dapat menciptakan ekspektasi

yang tidak realistis, stereotip seksual yang merugikan, serta masalah sosial seperti

eksploitasi seksual dan perdagangan manusia.

Maka dari itu, penulis mengangkat tema ini untuk mengkaji lebih dalam

mengenai hal pornografi. Pertama, bolehkah kita melihat pornografi yang akan

diuraikan dengan pendekatan ilmu psikoanalisa, fisiologi dan melihat seberapa

besar dampak yang ditimbulkan dikehidupan bermasyarakat. Kedua, bagaimana

seharusnya seorang individu menyikapi masalah pornografi untuk kehidupannya.


Bagian II Pembahasan

1. Definisi Melihat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah "melihat"

didefinisikan sebagai berikut: Menggunakan indera penglihatan untuk memperoleh

gambaran tentang sesuatu yang ada di sekitar. Contoh: Dia melihat ke luar jendela

untuk melihat pemandangan di luar. Memperoleh informasi atau pemahaman

tentang sesuatu melalui pengamatan. Contoh: Dia melihat buku tersebut untuk

mencari informasi yang dibutuhkan. Memperhatikan atau mengamati dengan

saksama. Contoh: Guru meminta murid-murid untuk melihat dengan seksama

gambar yang ditunjukkan. Menyaksikan atau menghadiri acara atau pertunjukan.

Mereka pergi ke bioskop untuk melihat film terbaru. Memiliki kemampuan atau

keahlian untuk memahami atau menilai sesuatu. Contoh: Dia melihat kelemahan

dalam proposal itu dan memberikan saran perbaikan.

Dalam kamus Poerwodarminto istilah melihat diartikan sebagai

“Menggunakan mata untuk mengetahui. Misalnya: memandang, menengok,

menonton dan sebagainya”. Jadi istilah melihat memiliki dua unsur pokok yaitu

setiap perbuatan melihat pasti macam bentuknya dan adanya tujuan untuk

mengetahui sesuatu. Sehingga akan terjadi konsentrasi terhadap apa yang sedang

dikerjakannya.

2. Ditinjau Psikoanalisa

Pornografi adalah representasi atau gambaran secara eksplisit atau grafis

tentang adegan seksual yang bertujuan untuk membangkitkan gairah seksual atau

kepuasan seksual penontonnya. Dalam konteks psikoanalisa dan psikologi

komunikasi, pornografi dapat dianalisis dari perspektif yang berbeda. Psikoanalisa


adalah pendekatan psikologis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Dalam

psikoanalisa, pornografi dapat dilihat sebagai cermin dari hasrat dan fantasi seksual

individu. Menurut psikoanalisa, seksualitas merupakan bagian integral dari

kehidupan manusia, dan pornografi mencerminkan aspek-aspek psikoseksual yang

mendasari pikiran dan perilaku manusia.

Dalam konteks psikoanalisa, pornografi dapat dipahami sebagai sarana

ekspresi hasrat seksual yang tersembunyi atau terlarang. Konsumsi pornografi bisa

menjadi bentuk pemenuhan fantasi atau imajinasi seksual yang tidak dapat

diwujudkan dalam kehidupan nyata. Psikoanalisa juga mencatat potensi bahwa

pornografi dapat mempengaruhi dan membentuk preferensi seksual individu serta

persepsi mereka tentang seksualitas.

Dalam psikologi komunikasi, pornografi dapat dianalisis dalam konteks

pengaruh media dan komunikasi. Pornografi merupakan salah satu bentuk media

seksual yang digunakan untuk tujuan hiburan atau stimulasi seksual. Dalam analisis

ini, perhatian diberikan pada dampak konsumsi pornografi terhadap persepsi

seksual, norma-norma sosial, dan hubungan interpersonal. Psikologi komunikasi

juga menyoroti peran pornografi dalam mempengaruhi persepsi diri dan citra tubuh.

Konsumsi pornografi yang berlebihan dapat memengaruhi pemahaman individu

tentang seksualitas, menetapkan standar yang tidak realistis, dan mempengaruhi

interaksi sosial serta komunikasi seksual dalam hubungan.

3. Ditinjau dari fisiologi

Ketika ditinjau dari perspektif fisiologis, pornografi dapat mempengaruhi

respons fisiologis dan neurologis individu. Pornografi dapat memicu respons

fisiologis seperti peningkatan detak jantung, peningkatan aliran darah ke organ


reproduksi, serta produksi hormon seperti testosteron dan dopamin. Pemaparan

yang berulang terhadap konten pornografi yang kuat atau intens dapat

menyebabkan respons fisiologis yang lebih kuat dari pada konten yang lebih lemah,

karena adanya adaptasi dan toleransi terhadap stimulus seksual.

Dampak pada Sistem Saraf: Pemaparan yang berulang terhadap pornografi

dapat mempengaruhi sistem saraf dan menghasilkan perubahan neurologis. Konten

pornografi yang kuat atau stimulasi yang berlebihan dapat memicu pelepasan

dopamine, neurotransmitter yang terkait dengan sensasi kenikmatan dan

penghargaan. Hal ini dapat menyebabkan potensi pengembangan kecanduan atau

ketergantungan pada pornografi.

Disfungsi Seksual: Konsumsi pornografi yang berlebihan dapat berhubungan

dengan kemungkinan penurunan kepuasan seksual dan munculnya disfungsi

seksual. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pornografi yang

berlebihan dapat berhubungan dengan masalah seperti disfungsi ereksi, penurunan

hasrat seksual, dan kesulitan mencapai kepuasan seksual dalam hubungan yang

sebenarnya.

Perubahan Preferensi Seksual: Paparan yang berulang terhadap pornografi

juga dapat mempengaruhi preferensi seksual individu. Beberapa studi

menunjukkan bahwa konsumsi pornografi yang intens dapat mempengaruhi

preferensi seksual, termasuk mengubah persepsi tentang aktivitas seksual yang

diinginkan atau diharapkan dalam kehidupan nyata.

Dampak Emosional dan Hubungan: Konsumsi pornografi yang berlebihan

juga dapat memiliki dampak emosional dan pada hubungan interpersonal. Individu

yang sangat bergantung pada pornografi untuk memenuhi kebutuhan seksual


mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan emosional

yang sehat atau mengalami konflik dalam hubungan mereka.

4. Dampak di MasyarakatDampak pada Anak-anak dan Remaja:

1) Gangguan perkembangan seksual: Paparan pornografi pada usia yang

sangat muda dapat mengganggu perkembangan seksual normal anak-anak

dan remaja. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman mereka tentang

seksualitas yang sehat dan menghasilkan persepsi yang salah atau tidak

realistis tentang hubungan intim.

2) Gangguan psikologis: Anak-anak dan remaja yang terpapar pornografi

dalam jumlah besar atau konten yang eksploitasi seksual mungkin

mengalami masalah psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, dan

rendahnya harga diri.

3) Risiko pelecehan seksual: Paparan pornografi yang tidak tepat pada anak-

anak dan remaja dapat meningkatkan risiko mereka menjadi korban

pelecehan seksual. Hal ini dapat menyebabkan trauma jangka panjang dan

mengganggu perkembangan emosional serta sosial mereka.

Dampak pada Orang Dewasa:

1) Gangguan hubungan dan kehidupan seksual: Konsumsi pornografi yang

berlebihan dapat mempengaruhi kualitas hubungan dan kehidupan seksual

orang dewasa. Beberapa orang mungkin mengalami penurunan kepuasan

seksual dalam hubungan mereka, disfungsi seksual, atau kesulitan dalam

membangun koneksi emosional yang intim.

2) Potensi kecanduan dan ketergantungan: Orang dewasa yang secara terus-

menerus mengonsumsi pornografi dengan intensitas yang tinggi berisiko


mengembangkan kecanduan dan ketergantungan pada konten tersebut. Hal

ini dapat mempengaruhi fungsi sosial, pekerjaan, dan kesejahteraan secara

keseluruhan.

3) Perubahan preferensi seksual: Paparan pornografi yang berlebihan dapat

mengubah preferensi seksual orang dewasa. Beberapa orang mungkin

mengembangkan preferensi yang ekstrem atau tidak realistis, yang dapat

mempengaruhi hubungan dan kehidupan seksual mereka.

Masalah baru soal pornografi, prostitusi, pelecahan seksual dan pemerkosaan:

1) Kini, pelaku pemerasan seksual dilaporkan menggunakan AI untuk membuat

konten dewasa palsu dengan foto atau video korban yang diambil dari media

sosial.

2) Jasa Sewa Pacar Berkedok Vulgar, Intim dan sampai Open Bo

3) KemenPPPA menyebutkan 16.106 kasus kekerasan seks anak di sepanjang

tahun 2022 di Indonesia

4) Seorang Ayah di Blitar menghamili anaknya sendiri yang berumur 12 tahun

5) Rabu, 14 Juni 2023. Berita Pemerkosaan kepada seorang remaja putri berumur

17 tahun yang dipaksa threesome

6) Siswi SMP di Mojokerto, Dibunuh teman dan diperkosa 2 kali

7) Alasan tak dilayani istri, pria di Toba cabuli anak kandung usia 3 tahun

8) 2 orang siswi smp dicekoki miras lalu diperkosa oleh 12 pria

9) Sopir angkut melakukan pemerkosaan kepada remaja putri di Sergai

10) Anak SD melakukan pemerkosaan kepada adik kelasnya


Bagian III Penutup

Begitu banyak dampak yang dihasilkan, karena pornografi. Mulai dari aspek

psikologi, fisiologi dan merusak kehidupan manusia. Mulai dari sekarang tanamkan

edukasi yang baik kepada keluarga, teman ataupun anak-anak yang ada disekitaran

kita. Perlu adanya pengawasan terhadap apa yang menjadi konsumsi untuk dilihat.

Hal itu dapat menjaga diri dari hal-hal yang dapat merusak dan merugikan. Mulai

dari diri sendiri dan teruskan kepada oranglain.


Referensi

Liputan6: Berita Seputar kasus pornografi, prostitusi, pelecahan seksual,

pemerkosaan dan pemerkosaan anak dibawah umur.

"The Effects of Pornography on Individuals, Marriage, Family, and Community"

oleh American Psychological Association (APA).

"Pornography: Impact on Sexual Satisfaction, Mental Health, and Relationships"

oleh Natalia K. Caltabiano dan Belinda J. Lunnay.

"Pornography and the Male Sexual Script: An Analysis of Consumption and Sexual

Relations" oleh Gail Dines dan Robert Jensen.

"The Impact of Pornography on Children: Findings from Research" oleh Julia M.

Lippman dan Michele L. Ybarra.

"Pornography and Sexual Aggression: Associations and Directions for Future

Research" oleh Ana J. Bridges, et al.

Anda mungkin juga menyukai