Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, pergaulan remaja lebih cenderung ke arah negatif, karena cara
Berfikir remaja yang salah. Sehigga akan mengakibatkan terjadinya kenakalan
remaja. Lingkungn yang berperan penting dalam pembentukan karakter, prilaku
dan tingkah laku seseorang inilah yang sangat berpengaruh. Karena Lingkungan
yang baik akan membentuk pribadi yang baik pula, tetapi apabila lingkungan buruk
akan membentuk pribadi yang buruk pula. Terkecuali jika kita dapat merubahnya
sendiri.

Di era ini nilai dan norma seakan akan sudah di abaikan, sehingga nilai dan norma
yang berperan penting sebagai pengatur prilaku dan tingkah laku sudah tidak
berfungsi lagi. Jadi tidak heran lagi apa bila remaja jaman sekarang banyak
melakuhkan penyimapangan khususnya dalam bidang penyimpangan seksual yang
dapat merugikan pribadi atau pun pihak lain.

Angka kenakalan remaja yang selau meningkat, terlebih dalam bidang


penyimpangan seksual (pornografi) yang banyak di pengaruhi khususnya pengaruh
dari luar yaitu “westernisasi” yang di pengaruhi oleh negara – negara barat, yang di
negara barat sendiri yang namanya sex bebas adalah hal yang lumrah untuk di
lakuhkan, ini lah yang menyebabkan kenakalan remaja dalam bidang pornografi
semakin meningkat dan meraja rela di indonesia dan tidak hanya itu pengaruh
teknologi – teknologi atau situs – situs yang sangat mudah untuk dalam mengakses
situ porno itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pornografi ?

2. Apa penyebab kenakalan remaja dalam bidang pornografi ?

3. Bagaimana cara mencegah pornografi ?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pornografi ?

2. Untuk mengetahui penyebab pornografi ?

3. Dan agar dapat terhindar dar pornografi ?

1.4 Manfaat

1. Siswa akan mengetahui penyebab kenakalan remaja dalam bidang


pornografi ?
2. Siswa akan tahu cara mengatasi atau menanggulangi kenakalan remaja
dalam bidang pornografi ?
3. Dan siswa akan terhindar dari baya pornografi ?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori – Teori Yang Mendasari Yang Relevan

 Pengertian Pornografi.
 Pornografi didefinisikan oleh Ernst dan Seagle sebagai berikut: Pornografi
adalah berbagai bentuk atau sesuatu yang secara visual menghadirkan
manusia atau hewan yang melakukan tindakan sexual, baik secara normal
ataupun abnormal.
 Peter Webb sebagaimana dikutip oleh Rizal Mustansyir melengkapi definisi
pornografi dengan menambahkan bahwa pornografi itu terkait dengan
obscenity (kecabulan) lebih daripada sekedar eroticism. Menurut Webb,
masturbasi dianggap semacam perayaan yang berfungsi menyenangkan
tubuh seseorang yang melakukannya.
 Sedangkan menurut Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2008, tentang
Pornografi, didefinisikan bahwa pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi,
foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan,
gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media
komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan
atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam
masyarakat.

 Penyebab Kenakalan Remaja (pornografi)


 Munculnya perasaan terhadap lawan jenis menjadi pintu masuk pornografi
dalam diri remaja. Keingintahuan pada lawan jenis mendorongnya untuk
melihat gambar atau lukisan porno. Selain itu kualitas diri pribadi remaja
itu sendiri, seperti : perkembangan emosional yang kurang bahkan tidak
sehat, adanya hambatan dalam perkembangan hati nurani yang bersih dan
agamis, ketidak mampuan mempergunakan waktu luang secara sehat dan

3
ekonomis, kelemahan diri dalam mengatasi kegagalan dengan meilih
kegiatan alternatif yang keliru dan pengembangan kebiasaan diri yang tidak
sehat di dalam kehidupan sehari – hari.
 Kedua, kualitas lingkungan keluarga dan masyarakat, seperti rumah dan
keluarga dengan situasi yang gersang dari kasih sayang dan pengertian,
ekonomi yang tidak mendukung kemauan dan kesempatan belajar,
pergeseran nilai dan moral kesusilaan warga masyarakat.
 Suguhan media massa seperti program televisi yang tidak lagi mengejar
impian dan nilai – nilai moral, tetapi sebaliknya menyerap nilai – nilai yang
menyimpang dari masyarakat yang sakit. Mengajarkan orang untuk berbuat
licik, jahat, membunuh, dan seni berbohong. Tayangan yang berbau
kekerasan, seksual, banyak memengaruhi jalan pemikiran permirsa.
Akibatnya mereka menganggap hal – hal tersebut sebagai sesuatu yang
normal untuk dilakuhkan merusak perkembangan moral yang sehat, dan
kondisi setempat yang merangsang remaja tumbuh ke arah prilaku seksual
yang tidak sehat.
 Internet dan teknologi yang semakin berkembang dan bertambah maju
mengakibatkan remaja semakin mudah untuk mengakses situs – situs,
terutama situs yang menyimpang atau situs porno.

 Cara Mencegah Penyimpangan Seksual


 Terjadinya penyimpangan seksual di kalangan remaja tentunya harus di
tanggulangi sedini mungkin. Terlebih remaja adalah bagian masyarakat
yang akan bertanggung jawab pada kemajuan suatu bangsa. Beberapa
langkah yang perlu di lakuhkan antara lain pemahaman terhadap
permasalahan yang di hadapi, penanaman agama, pembiasaan melakuhkan
ibadah yang tepat hinga menumbuhkan kesadaraan diri, memberi contoh
teladan yang sehat, menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan
peninjauan kembali media massa dan teknologi dan internet yang
berhubungan dengan penyimpangan seksual.

4
2.2 Ringkasan Dan Kerangka Berfikir Peneliti

 Jadi bisa di ambil kesimpulan dari pendapat para ahli yaitu “ pornografi
adalah bahan lukisan, gambar, atau tulisan serta gerakan – gerakan tubuh
yang memperlihatkan seluruh anggota badan ”

2.3 Hipotesis

 Berdasarkan konsep – konsep yang telah di tuangkan dalam kerangka


berfikir, maka hipotesis yang dapat di ajukan adalah sebagai berikut.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan remaja menyimpang, diantaranya yaitu,


perubahan dalam aspek fisik biologis maupun aspek biologis. Kebingungan, rasa
ingin tahu, canggung, dan kertertarikan terhadap lawan jenis serta faktor
keharmonisan keluarga dan suguhan media massa dan teknologi serta internet .

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan arah
mengenai informasi permasalahan inti yang ada dalam suatu penelitian.

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan
atau biasa sering disebut dengan masa pubertas, yang rata – rata berusia 15 – 16
tahun.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakuhkan di MAS Daarul Ma’arif Tegineneng Lampung yang hanya


mengambil sampel kelas X (sepuluh) dan hanya kelas X.

3.2 Obyek Penelitian (Sample)

Sample adalah objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh
sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Tujuan penentuan sample adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek


penelitian, memelalui pengamatan dari populasi. Suatu metode pengambilan
sample yang ideal mempenyuai sifat – sifat sebagai berikit.

3.3 Teknik Sampling

Penggunaan teknik sampling saya pilih karena mempunyai kelebihan diantaranya


yaaitu.

6
1. Sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.
2. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi
penelitian.
3. Dapat menentukan presisi ( perbedaan hasil yang dapat dari contoh/sample
) dari hasil penelitian dengan jalan mencari penyimpangan baku dari data
yang diperoleh.
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin.

3.4 Pendekatan Penelitian

Dalam melakuhkan penelitian ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu


pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif. Jika data yang diperoleh dalam
penelitian di sajikan dalam bentuk uraian kata – kata atau kalimat, maka pendekatan
yang digunakan adalah kualitatif. Namun, apabila data yang digunakan berbentuk
angka – angka dan cara pengolohanya menggunakan analisis statistik, maka
pendekatan yang digunakan adalah bentuk kuantitatif.

3.5 Teknik pengumpulan data secara Kuantitatif

Teknik pengumpulan data secara Kuantitatif adalah penelitian yang datanya


berbentuk angka – angka dan hasil dari penelitian juga berupa angka sebagai
jawaban pasti.Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atauhipotesis yang
berkaitan dengan fenomena alam. Prosespengukuran adalah bagian yang sentral
dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.

7
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik
objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk
yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari
populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi
masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan
ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat
diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data
ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.

8
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Validitas Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Setiap
variable di ukur dengan menggunakan skala internal, sedangkan skor menggunakan
perbandingan jawaban yang di tentukan dengan dua alternatif jawaban.

4.2 Pengujian Data

Uji validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau keabsahan suatu
instrument.bsuatu instrumen yang valid memiliki validitas data yang tinggi,
demikian sebaliknya. Sebuah intrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang di inginkan dalam sebuah penelitian dan dapat diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud.

Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, penulis mencoba instrumen


tersebut pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini di sebut dengan kegiantan uji
coba (try out) instrumen. Untuk mengetahui ketepatan data diperlukan uji validitas.
Dua macam validitas sesuai dengan cara pengujinya adalah sebagai berikut.

1. Validatas eksternal, yaitu apabila data yang dihasilkan dari instrumen


tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai lain variabel
penelitian yang dimaksud. Data dihitung secara keseluruhan.
2. Validitas internal, yaitu apabila terdapat kesesuaian antara bagian – bagian
instrumen secara keseluruhan.

9
4.3 Pengolahan Data / Analisis Data

Lembar Pengolahan data

Tabel Kuesioner (Angket)

Alternatif Jawaban

N0 Pernyataan 1 2

YA TIDAK

1. Apakah anda mempunyai hand phone ? 27 01

2. Apakah anda sering membuka internet ? 28 0

3. Apakah anda tau situs porno di internet / web ? 07 21

4. Apakah anda pernah melihat video porno ? 16 12

5. Apakah anda pernah memiliki video porno ? 08 20

6. Apakah anda pernah memiliki foto – foto fulgar ? 05 23

7. Apakah Orang tua anda pernah mengawasi anda dalam 22 06


menggunakan teknologi ?

8. Apakah Guru / pihak sekolah melarang anda membawa hp 02 26


?

10
9. Apakah Pihak sekolah sering melaksanakan razia terhadap 0 28
hp anda?

10. Apakah anda setuju dengan di tiadakanya situ porno ? 28 0

11. Apakah penting video porno itu ? 01 27

12. Apakah anda pernah menyesal setelah melihat video porno 12 04


?

13. Apakah anda pernah berfikir bahwa perbutan ini (melihat 16 0


video porno) itu berdosa dan berkeinginan untuk tidak
melihatnya lagi ?

14. Apakah video yang kamu lihat kamu dapatkan dari internet 02 14
?

15. Apakah Video yang kamu lihat kamu dapatkan dari teman 14 02
anda ?

Jumlah 188 184

11
4.4 Pembahasan Analisis Data

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. 96% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 adalah pemegang handphone


sedangkan 4% bukan.

2. 100% menyatakan siswa kelas X.6 sering membuka internet sedangkan 0%


tidak

3. 25% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 mengetahui situs porno di internet
sedangkan 75% tidak.

4. 57% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 pernah melihat video porno
sedangkan 43% tidak.

5. 29% menyatakan siswa kelas X.6 pernah memiliki video porno sedangkan
71% tidak.

6. 18% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 pernah memiliki foto – foto fulgar
sedangkan 82% menyatakan tidak.

7. 79% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 di awasi oleh orang tua dalam
penggunaan teknologi sedangkan 21% tidak.

12
8. 7% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 dilarang mebawa HP oleh pihak
sekolah sedangkan93% tidak.

9. 0% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 pernah di razia oleh pihak sekolah
terhadap Hpnya sedangkan 100% mengatakan tidak.

10. 100% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 setuju dengan di tiadakanya situs
porno sedangkan 0% tidak.

11. 4% menyatakan bahwa peting video porno sedangkan 96% tidak.

12. 75% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 pernah menyesal setelah melihat
video porno sedangkan 25% tidak.

13. 100% menyatakan bahwa siswa kelas X.6 pernah berfikir bahwa perbuatan
melihat video porno itu berdosa dan berkeinginan untuk tidak melihatnya
sedangkan 0% tidak.

14. 12.5% menyatakan bahwa siswa kelas X.6, video porno yang mereka lihat
di dapatkan dari intrnet sedangkan 87.5% tidak.

15. 87.5% menyatakan bahwa siswa kelas X.6, video porno yang mereka lihat
di dapatkan dari temanya sedangkan 12.5% tidak.

13
BAB V

PENUTUP

Pada Bab ini, akan saya uraikan mengenai hasil kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan

Melihat dari hasil dari penelitian saya, saya menyimpulkan bahwa dalam
penggunaan teknologi seperti hand phone dan lain sebagainya, internet, lingkungan
seperti tempat tinggal dan dalam pergaulan, dan yang terakhir pegaruh dari media
massa, sangat memengaruhi dan sangat membahayakan terhadap pembentukan
prilaku siswa dan siswi. Padahal mereka tahu bahwa yang mereka lihat itu akan
sangat berdampak negatife bagi mereka sendiri. Dari pada itu mereka juga hidup
dalam kesalahan yang dinilai dari segi agamapun bahwa itu sangat berdosa, karena
akan memicu dosa yang lebih besar. Mereka lebih mementingkan menghabiskan
waktunya untuk melihat video porno di banding melakuhkan aktivitas yang
bermanfaat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saya sebagai peneliti menyarankan:

1. Agar lebih sering dilakukan penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya dari


video porno dan pengaruh yang ditimbulkannya di kalangan para remaja
khususnya yang duduk di bangku sekolah.
2. Hendaknya tata tertib sekolah lebih di tingkatkan agar siswanya tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama (Melihat ataupun menyebarkan video
porno).
3. Hendaknya sekolah-sekolah lebih sering melakukan razia kepada para
murid-muridnya agar para remaja tidak ada yang menyebarkan video
porno di sekolah.
4. Hendaknya para orangtua lebih mengenal dan mengawasi anak-anaknya
agar anak-anaknya bisa, baik dari segi moral maupan agama.

14
DAFTAR PUSTAKA

Vina Dwi Laning. 2008. Kenakalan Remaja dan Penanggulanganya


:Pornografi, Klaten : direktorat

jenderal manajemen pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan


nasional.

Bimata Tim. 2013. Rancangan Penelitian : Konsep dasar Penelitian, Sukoharjo :


CV Willian.

M. Sa’abah, Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam,

(Yogyakarta: UI Press, 2001).

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi


II (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005).

Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan Penjelasannya


(Cet. II;

IndonesiaTera: Jakarata, 2009).

15

Anda mungkin juga menyukai