PENDAHULUAN
1
“adolescene” yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam
perkembangan menjadi dewasa. Sedangkan menurut bahasa aslinya, remaja
sering dikenal dengan istilah “adolescence”. Menurut Piaget, Istilah
“adolescence” yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Soekanto
mengemukakan dalam bukunya Sulaiman Umar yang berjudul Perilaku
Menyimpang Remaja, bahwa golongan remaja muda adalah para gadis
berusia 13 sampai 17 tahun. Inipun sangat tergantung pada kematangannya
secara seksual, sehingga penyimpangan-penyimpangan secara kasuistis pasti
ada. Bagi laki-laki yang disebut remaja muda berusia dari 14 sampai 17
tahun. (Sulaiman, 2012)
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran faktor penyebab penyalahgunaan lem ehabon
pada remaja kelurahan gogagoman rt 24.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Remaja Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap
perkembangan remaja, yaitu :
4
tahu harus memilih yang mana. Pada fase remaja madya ini mulai
timbul keinginan untuk berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal
tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-
aktivitas seksual yang mereka inginkan.
5
b) Pada remaja perempuan : pinggul melebar, pertumbuhan rahim
dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan
sekitar kemaluan.
6
kebiasaan buruk lainnya seperti, Minuman Keras (Miras), Ganja
(Marijuana), Narkoba, Penyalagunaan Obat-obatan Rumah Sakit dalam
dosis berlebihan (Dextrol, dan berbagai jenis obat Batuk dll).
Penyebaranya diimbangi oleh rasa ingin tahu atau mahu mencoba oleh
kalangan para pemuda papua sangat tinggi. Jenis zat Lem Aibon
merupakan tergolong dalam zat adiktif berbahaya lainnya,sama halnya
dengan menghirup minyak Bensin, minyak Tanah dll, di dalam zat
berbahaya diatas membuat para anak atau pemuda merasakan atau
mengalami sensasi positif seperti perasaan relaks dan kegembiraan
(euphoria) sesaat. Berbagai tindakan perilaku yang menyimpang telah
menjadi bagian dari kehidupan anak. Daerah perkotaan mempunyai ciri-
ciri heterogenitas yang tinggi, individualistik dan satu sama lain kurang
atau tidak saling mengenal.
7
2.1.6 Dampak Pengunaan Lem Aibon
8
menyimpang. Artinya tidak ada batasan dalam pergaulannya dengan
remaja seusianya, tetapi berbeda dengan tutur bahasanya atau sopan
santunya terhadap sesame dalam bertutur kata sedikit lebih kasar dan
sedikit lebih lantang dalam berbicara baik terhadap temanya ataupun
terhadap orang yang lebih tua darinya, khususnya orang tuanya, sedangkan
sikap dalam berperilakunya lebih berani dan mudah tersinggung, dan
membuat keributan dan kebut-kebutan dalam mengendarai sepeda motor”
Kesimpulan pernyataan diatas berdasarkan observasi penulis, remaja yang
menghisap lem aibon dalam pergaulanya sehari-hari tidak ada perbedaan
dari remaja yang tidak menghisap lem aibon yaitu bergaul dengan orang
yang ada dilingkunganya, akan tetapi berbeda dalam hal sikap atau
perilakunya, perbedaan sikap ini yaitu, sikap dalam berperilaku maupun
sikap dalam 23 bertutur kata, remaja yang menghisap lem aibon memiliki
sikap dalam bertutur kata sedikit lebih kasar dan sedikit lebih lantang
dalam berbicara, baik sesama temanya maupun berbicara dengan orang
yang lebih tua darinya, sedangkan sikap dalam berperilakunya lebih berani
dan mudah tersinggung, dan membuat keributan dan kebut-kebutan dalam
mengendarai sepeda motor(Sukma Ginawati,2011)
9
ide paranoid, gangguaan fungsi sosial, dan pekerjaan. (Soetjiningsih,
2010 : 170).
10
2.1.8 Faktor-Faktor Penyebab Menghisap Lem Aibon
a. Teman Bergaul
b. Ingin Mencoba
11
2.2 Kerangka Teori
REMAJA
LEM AIBON
DAMPAK PENGGUNAAN
LEM AIBON
12