Anda di halaman 1dari 16

Tanggapan Warga SMAN 3 Malang Terhadap

Fenomena Pacaran

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH
Penelitian Sosiologi
Yang dibina oleh Ibu Evita kjdfhiushufhr

Oleh Kelompok:
1. Azarine Wahyu Anindita / 06
2. Salsabila Ramadha Mukti / 30
3. Zahratul Izzah / 34

PEMERINTAH KOTA MALANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 MALANG
Jl. Sultan Agung No. 7 Malang Telp 0341-32476
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar
dapat saling mengenal satu sama lain. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai tertarik
dengan lawan jenisnya. Dikalangan remaja, pacaran seringkali menjadi identitas yang sangat
dibanggakan dan meningkatkan rasa kepercayaan diri. Sebaliknya remaja yang belum
memiliki pacar seringkali dianggap kurang keren. Karena itu, mencari pacar dikalangan
remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka
tidak heran, mayoritas remaja saat ini sudah memiliki teman spesial yang disebut “pacar”.

Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu usia 10-
19 tahun. Permulaan individu menjalani hubungan ketika mulai tumbuh dorongan
ketertarikan terhadap lawan jenis. Menurut teori perkembangan Hurlock
ketertarikan (mengenal) lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan remaja yang
menunjukkan mulai berkembangnya hormon seksualitas (Santrock, 2003).

Ada banyak alasan yang sebenarnya mendasari individu untuk berpacaran. Adapun
alasan remaja berpacaran antara lain untuk bersantai-santai, bersenang-senang (having fun)
dan menikmati diri mereka (Degenova & Rice, 2005:146), proses sosialisasi (socialisation
process), untuk menjalin keakraban dengan lawan jenis dan eksperimen serta penggalian hal-
hal seksual, berpacaran dapat menjadi alat untuk memilih dan menyeleksi pasangan
(Santrock, 2003: 239).

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa inti pokok dari pacaran adalah suatu keadaan
yang telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang atau
biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah. Aktivitas yang terjadi antara dua
orang tersebut tidak terlepas dari proses sosial yang mengharuskan seseorang terlibat dalam
suatu interaksi sosial. Serangkaian aktivitas yang dilakukan bersama tersebut juga diikuti
dengan adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri, serta adanya keterikatan emosi antara
pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan saling mengenal dan melihat kesesuaian
antara satu sama lain.

Dalam proses perkembangan pada masa remaja, remaja akan mengalami keterlibatan
interaksi dengan banyak orang dan lingkungan terlebih dengan lawan jenisnya. Dari interaksi
inilah, biasanya remaja muncul rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya karena merasa
nyaman dan senang berada di dekatnya. Rasa ketertarikan itulah yang memunculkan sebuah
rasa ingin memiliki, mengenal lebih lanjut, dan memiliki sebuah hubungan yang disebut
dengan pacaran.
Pada saat ini batasan-batasan dalam pacaran sudah mulai memudar seiring dengan
berkembangnya zaman. Untuk itu lingkungan sosial berperan penting dalam membentuk
gaya individu dalam berpacaran. Tetapi sekarang gaya berpacaran cenderung bebas dan
ditujukan kepada publik seperti berpegangan tangan dan berpelukan. Menurut mereka itu
merupakan hal biasa untuk dilakukan dengan pasangan meskipun sedang di tempat publik.

Dalam penelitian ini, kami akan memilih beberapa perwakilan siswa-siswi dan guru
SMAN 3 Malang yang berasal dari angkatan yang berbeda serta siswa-siswi yang pernah
menjalani hubungan berpacaran dan yang belum pernah menjalani hubungan berpacaran.
Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah dan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa melakukan wawancara. Kelompok kami akan melakukan janjian kepada beberapa
perwakilan siswa-siswi dan guru yang telah kelompok kami pilih untuk melakukan
wawancara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi warga SMA Negeri 3 Malang terhadap fenomena pacaran?

1.3 Tujuan Observasi

1. Mengetahui tingkat perilaku pacaran pada remaja SMA Negeri 3 Malang


2. Mengetahui pemahaman mengenai pacaran yang berlebihan pada warga SMA Negeri
3 Malang
3. Mengetahui pendapat mengenai perilaku pacaran yang terjadi di SMA Negeri 3
Malang
4. Memenuhi nilai dari tugas penelitian dan makalah sosiologi dengan topik Pacaran

1.4 Manfaat Observasi

1. Mendapatkan informasi mengenai perilaku pacaran pada remaja SMA Negeri 3


Malang
2. Mendapatkan pemahaman mengenai perilaku pacaran yang berlebihan menurut warga
SMA Negeri 3 Malang
3. Mendapat serta melatih skill bekerja dalam tim
4. Melatih kemampuan mengobservasi sebuah fenomena sosial

1.5 Hipotesis

Adanya pengaruh fenomena pacaran terhadap pandangan dan aktivitas di SMA Negeri 3
Malang
Bab 2
Kajian Pustaka

2.1 Kajian Pustaka

A. Pacaran

Pacaran merupakan suatu bentuk hubungan sosial yang nyata dan sangat sering kita
jumpai pada lingkungan sekolah. Fenomena pacaran biasanya ditandai dengan adanya pola
hubungan antara seorang perempuan dan laki-laki namun tidak tersentuh oleh hukum formal
dan agama. Dengan kata lain pacaran merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan
bersama dan juga diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri)
serta adanya keterikatan emosi antara seorang pria dan seorang wanita yang belum menikah
dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat adanya kesesuaian antara satu sama lain.

B. Fase Perkembangan Remaja

Fase-fase perkembangan seksualitas pada remaja di antaranya yaitu:


a. Pra remaja, di mana berusia sekitar 10 hingga 13 tahun. Soetjaningsih (2004:
134), menyebutkan ciri-ciri perkembangan seksual pada masa ini yaitu
perkembangan fisik yang masih tidak memiliki banyak perbedaan dengan
sebelumnya. Andaikan ada perubahan fisik, maka perubahan tersebut masih
amat sedikit dan tidak mencolok.
b. Remaja awal, pada masa ini remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik
yaitu fisik sudah mulai matang dan berkembang (Soetjiningsih, 2004: 134).
Selain itu tidak jarang dari mereka yang memilih melakukan fantasi untuk
menyalurkan perasaan cinta dengan teman lawan jenisnya yaitu dengan bentuk
hubungan telepon, surat menyurat atau mempergunakan sarana komputer
(Achir Yani, 1999: 22)
c. Remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara
penuh yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah, sedangkan anak
perempuan sudah mengalami haid (Soetjiningsih, 2004: 134). Pada masa ini
gairah seksual sudah mencapai puncak sehingga remaja mempunyai
kecenderungan untuk melakukan sentuhan fisik, misalnya yaitu bercumbu
bahkan kadang-kadang mencari kesempatan untuk melakukan hubungan
seksual. Sehingga pada masa ini kehamilan remaja semakin meningkat akibat
hubungan seksual (Achir Yani, 1999: 23).
d. Remaja akhir, sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh sudah
menjadi orang dewasa (Soetjiningsih, 2004: 135). Mereka telah mempunyai
perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka sudah mulai
mengembangkannya dalam bentuk pacaran.
Fase-fase perkembangan remaja diatas ini berdasarkan pendapat para ahli. Dan dapat
disimpulkan bahwa perkembangan seksualitas remaja dibagi menjadi empat fase, yaitu pra
remaja, remaja awal, remaja menengah, dan remaja akhir.

C. Alasan remaja pacaran

Ada banyak alasan yang sebenarnya mendasari individu untuk berpacaran. Adapun
alasan remaja berpacaran antara lain untuk bersantai-santai, bersenang-senang (having fun)
dan menikmati diri mereka (Degenova & Rice, 2005:146), proses sosialisasi (socialisation
process), untuk menjalin keakraban dengan lawan jenis dan eksperimen serta penggalian hal-
hal seksual, berpacaran dapat menjadi alat untuk memilih dan menyeleksi pasangan
(Santrock, 2003: 239).

2.2 Penelitian relevan

Dalam melakukan penelitian ini, kami mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berikut ini beberapa hasil
penelitian relevan yang kami jadikan sebagai bahan telaah dari penelitian kami.

Mia Fatma Ekasari, dkk (2019) menyimpulkan bahwa perubahan biologis pada masa
pubertas memberikan kontribusi kepada semakin menyatunya seksualitas ke dalam sikap dan
perilaku gender remaja sehingga menyebabkan aktivitas seksual remaja yang semakin
meningkat seiring dengan terjadinya perubahan hormon yang dialami pada masa puber.

Sulistiowati (2015) menyimpulkan bahwa pada kalangan remaja, pacaran menjadi


identitas yang sangat dibanggakan, biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri
jika sudah memiliki pacar dan sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar kerap kali
dianggap kurang gaul.

Veny Retnowati (2020) menyimpulkan bahwa perilaku seksual pada remaja


dipengaruhi oleh berbagai aspek, antara lain teman sebaya, lingkungan sekolah, masyarakat
dan aspek sosial budaya. Teman sebaya memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan
perkembangan remaja.

Dari beberapa penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya fenomena
pacaran dipengaruhi oleh perubahan biologis, pola pikir dan interaksi dengan lingkungan
sekitar. Dimana anggapan bahwa berpacaran adalah sesuatu yang dapat dibanggakan
dipengaruhi oleh teman sebaya dan lingkungan sekitarnya.

2.3 Kerangka berpikir


Kerangka berpikir yang diajukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab 3
Metode Penelitian

3.1 Waktu Penelitian


Kami akan melakukan penelitian ini pada tanggal 15 Maret - 17 Maret 2023. Kami
akan melakukan penelitian ini dengan melakukan janji kepada responden kami.

3.2 Lokasi Penelitian


Sesuai dengan judul dari penelitian kami, maka lokasi penelitian kami adalah di SMA
Negeri 3 Malang.

3.3 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang akan kami gunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif dan
dilakukan di SMA Negeri 3 Malang. Kami akan mengumpulkan data dengan
melakukan wawancara, yang dimana mempunyai sifat deskriptif dan lebih cenderung
ke analisis. Dari wawancara tersebut, kami akan menganalisis data yang kami dapat.

3.4 Jenis pendekatan


Jenis pendekatan yang kami gunakan adalah Fenomenology. Kami akan meneliti
fenomena pacaran yang banyak terjadi pada masa sekarang.

3.5 Jenis data


Jenis data yang akan kami gunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
intern. Kami akan memperoleh data pertama dari sumber pertama yang akan kami
dapatkan pada saat melakukan wawancara. Dan kami akan mengumpulkan data-data
yang berguna untuk penelitian ini secara sendiri.

3.6 Sumber data


Sumber data yang kami gunakan untuk penelitian ini adalah responden. Kami
mendapatkan informasi untuk melengkapi penelitian kami dari jawaban responden
selama wawancara.

3.7 Objek penelitian


Objek penelitian kami adalah perwakilan siswa-siswi SMAN 3 Malang yang
melakukan pacaran dan tidak berpacaran. Kelompok kami memilih topik berpacaran
ini karena topik ini sangat menarik untuk dibahas dan dipertanyakan, karena kita ingin
melihat bagaimana pandangan warga SMA Negeri 3 Malang terhadap perilaku
berpacaran, karena ini juga mungkin bisa terjadi terhadap orang sekitar kita. Maka
dari itu kelompok kami ingin mengetahui bagaimana pandangan dari mereka juga.
3.8 Subjek penelitian
Sesuai dengan judul kami di awal kami mengambil topik ini dengan tujuan ingin
melihat tanggapan atau respon yang terjadi di sekolah karena itu kami memilih Warga
SMA Negeri 3 Malang sebagai subjek dalam penelitian.

3.9 Teknik pengumpulan data


Kelompok kami memilih teknik pengumpulan data dengan melakukan Wawancara,
karena kita akan meneliti dan menilai bagaimana pandangan warga SMA 3 Negeri
Malang terhadap perilaku Berpacaran dan teknik pengumpulan data dengan
wawancara bisa mendapat informasi yang mendalam dan detail, hal ini juga dapat
dilakukan pada semua orang atau bahkan golongan.

Calon Responden

No. Nama Kelas Nomor Telepon

1. Dwiky Surya X +62 895-8028-33087

2. Sabiila Nuura X +62 812-3366-8509

3. Putu Ataraxis X +62 877-0175-1394

3. Nida Aulia Putri XI +62 813-5945-2101

4. Salsabila Aurera Islami XI +62 822-4561-3508

5. Adelia Lutfianda Putri XII +62 896-0169-6282

Instrumen Penilaian

1. Nama Responden: Dwiky Surya (X)


Kondisi: Berpacaran
No. Daftar Pertanyaan Hasil

1. Apakah responden sudah pernah Sudah


berpacaran?

2. Sudah berapa kali berpacaran? Lima kali

3. Rata-rata rentang waktu berpacaran? Tiga hari hingga dua tahun

4. Aktivitas yang dilakukan saat Melakukan main bersama, menonton


berpacaran? film bersama,bergandengan tangan,
saling memeluk, merangkul dan
melakukan kiss di pipi.

5. Orang tua mengetahui apabila Mengetahui


berpacaran?

6. Alasan tidak memberitahu orang tua? -

7. Bagaimana respon orang tua? Orang tua dari responden merespon


dengan baik dan mengingatkan untuk
apabila berpacaran sebaiknya berhati-
hati dan melakukan pacaran yang sehat
serta diingatkan pula untuk menjaga
iman

8. Apa itu pacaran? Menurut responden arti dari pacaran


adalah menaruh hati kepada seseorang

9. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden berpengaruh, hal ini


terhadap motivasi belajar? dapat terjadi dikarenakan ketika
responden memiliki pacar, beliau
menjadi lebih semangat untuk ke
sekolah

10. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden berpengaruh, karena


terhadap konsentrasi belajar? ketika semisal terdapat seseorang yang
berpacaran di dalam kelas, hal itu dapat
mengganggu konsentrasi belajar dari
anak kelas yang lain

11. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan menurut
responden adalah berhubungan yang
tidak semestinya seperti adanya
kekerasan dan kontak pada fisik

12. Apakah di lingkungan sekitar terdapat Menurut responden seperti berciuman


orang-orang yang berpacaran dengan berhubungan hingga hamil di usia
berlebihan? remaja.

13. Apakah perilaku berpacaran responden Iya, hal ini disebabkan karena ketika
berlebihan? responden berpacaran melakukan kontak
fisik yang berlebihan sehingga dapat
menyebabkan keposesifan.

14. Cara membentengi diri dari berpacaran Menjaga sikap ketika berpacaran,
yang berlebihan? memperkuat iman, memperbaiki diri,
dan lebih menghargai pasangan ketika
berpacaran

15. Others Question -

2. Nama Responden: Salsabila Aurera Islami (XI)


Kondisi: Berpacaran
No. Daftar Pertanyaan Hasil
1. Apakah responden sudah pernah Sudah
berpacaran?

2. Sudah berapa kali berpacaran? Lima kali

3. Rata-rata rentang waktu berpacaran? Satu bulan hingga tiga bulan

4. Aktivitas yang dilakukan saat Melakukan sleep call, pergi ke konser


berpacaran? bersama, menonton bioskop,
mengerjakan tugas bersama dan jalan-
jalan

5. Orang tua mengetahui apabila Mengetahui


berpacaran?

6. Alasan tidak memberitahu orang tua? -

7. Bagaimana respon orang tua? Orang tua responden merespon dengan


baik dan menyambut dengan baik
kedatangan pacar dari responden apabila
berkunjung

8. Apa itu pacaran? Hubungan lebih dari teman biasa antara


pria dan wanita yang didasari oleh rasa
cinta atau suka

9. Apakah berpacaran berpengaruh Dapat berpengaruh, hal dikarenakan


terhadap motivasi belajar? ketika responden merasa malas untuk
belajar, pacar dari responden dapat
berperan sebagai motivasi pendorong
untuk lebih giat belajar sehingga dapat
bersama-sama mencapai target nilai
yang diinginkan

10. Apakah berpacaran berpengaruh Dapat berpengaruh, hal ini dikarenakan


terhadap konsentrasi belajar? ketika responden dan pacar dari
responden bertengkar dapat membuat
masalah tersebut selalu terpikirkan oleh
responden sehingga menyebabkan
berpengaruh kepada konsentrasi belajar

11. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan adalah, ketika
melakukan sebuah hubungan pacaran
tetapi ketika memiliki masalah kedua
belah pihak saling mengandalkan ego
masing-masing dan tidak mau saling
mendengarkan

12. Apakah di lingkungan sekitar terdapat Ada, yaitu ketika responden dan pacar
orang-orang yang berpacaran dengan dari responden bertengkar, dimana
berlebihan? beberapa kali responden sudah meminta
maaf terlebih dahulu tetapi pacar dari
responden tidak mau menerima dan
begitu pula sebaliknya

13. Apakah perilaku berpacaran responden Tidak


berlebihan?

14. Cara membentengi diri dari berpacaran Mendasari diri bahwa ketika berpacaran
yang berlebihan? mencari positifnya saja dan apabila
berpacaran tidaklah berlebihan

15. Others Question Cara membagi waktu dengan berpacaran


Bagaimana membagi waktu antara yaitu apabila terdapat waktu luang saja
berpacaran, sekolah, dan organisasi? seperti pulang sekolah atau ketika tidak
terdapat les. Responden dan pacar dari
responden memiliki prinsip bahwa
berpacaran tidak harus dilakukan setiap
hari.

3. Nama Responden: Adelia Lutfianda Putri (XII)


Kondisi: Berpacaran
No. Daftar Pertanyaan Hasil

1. Apakah responden sudah pernah Sudah


berpacaran?

2. Sudah berapa kali berpacaran? Dua kali.

3. Rata-rata rentang waktu berpacaran? Dua bulan hingga satu tahun

4. Aktivitas yang dilakukan saat Makan bersama, saling sharing mengani


berpacaran? tugas, dan menghabiskan waktu untuk
jalan-jalan.

5. Orang tua mengetahui apabila Mengetahui


berpacaran?

6. Alasan tidak memberitahu orang tua? -

7. Bagaimana respon orang tua? Orang tua responden merasa tidak


masalah apabila responden berpacaran

8. Apa itu pacaran? Menurut responden pacaran adalah


hubungan dari pria dan wanita yang
lebih dari sahabat karena itu kita
bersedia menjadi bagian dari dia dan
sebaliknya maka dari itu kita harus
saling memahami dan bisa saling
meluangkan waktu
9. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden berpengaruh, hal
terhadap motivasi belajar? dikarenakan ketika berpacaran
responden dapat menjadi lebih terpacu
untuk semangat belajar karena dengan
mempunyai pacar yang berperan
menjadi moodbooster semangat untuk
ke sekolah dan belajar.

10. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden berpengaruh, hal ini


terhadap konsentrasi belajar? dikarenakan konsentrasi belajar dapat
terganggu karena memikirkan masalah
dengan pacar

11. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan menurut
responden adalah ketika berpacaran
dengan melibatkan kontak fisik yang
berlebihan

12. Apakah di lingkungan sekitar terdapat Tidak ada


orang-orang yang berpacaran dengan
berlebihan?

13. Apakah perilaku berpacaran responden Tidak


berlebihan?

14. Cara membentengi diri dari berpacaran Membuat perjanjian pada awal atau
yang berlebihan? sebelum pacaran contoh menentukan
batasan sehingga dapat lebih
menghargai dan kalau melebihi batas
harusnya sudah menikah.

15. Others Question

4. Nama Responden: Sabiila Nuura (X)


Kondisi: Tidak Berpacaran
No. Daftar Pertanyaan Hasil

1. Apakah responden sudah pernah Belum pernah


berpacaran?

2. Alasan tidak berpacaran? Alasannya adalah kadang ingin


membatasi diri dari berpacaran atau
memagari diri dengan agama. Meskipun
terkadang responden ingin merasakan
berpacaran.

3. Apa itu pacaran? Dua insan yang saling setuju untuk


mengikat dalam hubungan pacaran

4. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden bisa dikatakan


terhadap motivasi belajar? berpengaruh bila dilihat dari pribadi
masing-masing. Jika salah satu pihak
rajin belajar, yang satunya juga bisa
ngambis bareng. Tetapi juga dapat
memberi dampak negatif seperti sering
pacaran daripada belajar

5. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden berpengaruh, karena


terhadap konsentrasi belajar? bisa jadi saat pacaran mereka lupa akan
semuanya dan lebih fokus terhadap
pasangan. Hal inilah yang dapat
menyebabkan pecahnya konsentrasi
belajar, karena mereka akan lebih sering
memikirkan pasangannya atau sibuk
berpacaran, sehingga lebih sering
pacaran daripada belajar.

6. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan di lingkungan


sekolah menurut responden adalah
seperti sender-senderan dan melakukan
hal yang tidak pantas dilihat atau tidak
tau waktu dan tidak tau tempat. Bila di
luar sekolah, harus jaga sikap agar
pandangan orang lain tidak buruk,
membatasi kontak fisik karena bila
berlebihan bisa menyebabkan ke suatu
hal yang lebih buruk.

7. Apakah di lingkungan sekitar terdapat Teman di sekitar responden tidak ada


orang-orang yang berpacaran dengan yang berpacaran secara berlebihan
berlebihan? seperti sex dsb, hanya melakukan hal
yang normal

8. Pandangan mengenai orang yang Pandangan responden terhadap pacaran


berpacaran secara berlebihan hingga yang berlebihan sampai having sex itu
melakukan sex dsb? sudah benar-benar diluar batas. Kalau
misal yang melakukan adalah orang
yang sudah dewasa, daripada berpacaran
sampai having sex mending menikah
aja. Jadi kaya setidaknya hubungannya
sudah sah dan dianggap sebagai pasutri
oleh masyarakat. Jadi biar tidak
dicemooh oleh masyarakat seperti tidak
punya nilai agama, kesopanan, dan lain
sebagainya. Kalau yang melakukan
masih dibawah usia, dalam artian masih
belum legal itu sudah sangat parah dan
kemungkinan besar nantinya akan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Mungkin pasangan tersebut sendiri
menikmati masa-masa yang dianggap
menyenangkan bersama pasangannya
saat itu, namun bila hal yang tidak
diinginkan sudah terjadi dapat
menimbulkan banyak masalah. Seakan-
akan kita jatuh tertimpa tangga mungkin
menurut responden. Misal mereka di
bawah umur itu sampai melakukan
having sex dan sampai hamil diluar
nikah, nah pada saat itu mereka bakal
langsung menerima semacam hukuman
atas hal buruk yang mereka lakukan.
Seperti dicemooh warga, stress mungkin
karena bingung dan masih sama-sama
egois sehingga tidak mau bertanggung
jawab atas hak yang mereka lakukan.
Dan seringnya, mungkin walaupun
sudah memperbaiki hal buruk tersebut,
masyarakat di sekitar akan tetap
melabelling pasangan tersebut, kalau
mereka telah berbuat dosa besar gitu.
Dan pasangan yang pacaran sampai
having sex itu tidak bisa menahan nafsu
dalam artian mereka hanya ingin
kesenangannya dan tidak berpikir
panjang kalau hal yang mereka lakukan
akan berdampak besar dan berdampak
panjang, seperti cemooh dan labeling
dari masyarakat yang akan terus terjadi.

9. Cara membentengi diri dari berpacaran Menurut responden adalah dengan


yang berlebihan? menghindari kontak fisik, menjadi
teman yang baik, bisa ngasih solusi,
saling menguatkan, dan mengajarkan
yang baik.

10. Others Question Dalam bergaul atau chatting dapat


Bagaimana cara membatasi diri agar diusahakan tidak menggunakan emoji
tidak berpacaran ? yang bisa menyebabkan keinginan
pacaran atau baper.

5. Nama Responden: Putu Ataraxis (X)


Kondisi: Tidak Berpacaran

No. Daftar Pertanyaan Hasil

1. Apakah responden sudah pernah Belum pernah


berpacaran?
2. Alasan tidak berpacaran? Malas pacaran, karena merasa dikekang,
pacaran yang deket banget, lihat dia tiap
hari, dapat menimbulkan rasa canggung
karena responden tidak fast respon dan
cuek atau tidak menyapa saat bertemu.

3. Apa itu pacaran? Menurut responden, pacaran adalah


hubungan 2 orang cewek dan cowok.

4. Apakah berpacaran berpengaruh Berpengaruh banget, kalau misal ada


terhadap motivasi belajar? masalah sama pasangan bisa ngebuat
badmood juga sehingga dapat
menurunkan motivasi belajar. Pengaruh
baiknya adalah disemangatin.

5. Apakah berpacaran berpengaruh Berpengaruh banget, kalau bucin banget


terhadap konsentrasi belajar? bisa membuat keteteran tugas sehingga
dapat berdampak buruk ke nilai.

6. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan adalah


kemana-mana bareng, bucin, nilai
ambruk, terlalu fokus dengan pacar,
pacaran tidak tau waktu dan tempat.

7. Apakah di lingkungan sekitar terdapat Contohnya adalah BA dan pacar pacaran


orang-orang yang berpacaran dengan yang sampai berpegangan tangan dan
berlebihan? berlebihan

8. Pandangan mengenai orang yang Orang yang berpacaran secara


berpacaran secara berlebihan hingga berlebihan sehingga melakukan sex dan
melakukan sex dsb? ciuman adalah orang yang bodoh,
karena tidak memikirkan masa depan.

9. Cara membentengi diri dari berpacaran


yang berlebihan?

10. Others Question Mengajak ngobrol, main ke rumah, jalan


Apa yang dilakukan selama PDKT dan bareng, makan bareng, sleep call 2 kali
respon orang tua? pernah. Orang tua tidak tau, ke rumah
cewek yang sedang di pdkt in tetapi
orang tua cewek tidak ada di rumah dan
tidak pernah ketahuan.

11. Berapa lama PDKT yang dilakukan? Paling lama 2 tahun, tidak lanjut hingga
pacaran karena yang cewek tidak siap

12. Alasan tidak mau pacaran beda agama? Malas dan tidak ingin menentang orang
tua

6. Nama Responden: Nida Aulia Putri (XI)


Kondisi: Tidak Berpacaran
No. Daftar Pertanyaan Hasil

1. Apakah responden sudah pernah Belum pernah


berpacaran?

2. Alasan tidak berpacaran? Karena tidak ada alasan

3. Apa itu pacaran? Hubungan antara pria dan wanita yang


lebih dari sekedar hubungan pertemanan

4. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden, hal ini tergantung


terhadap motivasi belajar? dari pribadi masing-masing, apabila
setiap pribadi memiliki visi dan misi
yang sama dalam belajar, maka
kemungkinan besar akan berpengaruh

5. Apakah berpacaran berpengaruh Menurut responden, hal ini tergantung


terhadap konsentrasi belajar? dengan keprofesionalan pribadi dalam
membagi waktu antara konsentrasi
belajar dan hal-hal lain

6. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan menurut


responden adalah ketika melakukan
aktivitas pacaran yang hingga
menyebabkan hal-hal negatif dan
menimbulkan dampak yang buruk

7. Apakah di lingkungan sekitar terdapat Tidak


orang-orang yang berpacaran dengan
berlebihan?

8. Pandangan mengenai orang yang Menurut responden, hal ini sangatlah


berpacaran secara berlebihan hingga tidak baik untuk dilakukan dan apabila
melakukan sex dsb? terdapat orang di lingkungan sekitar
yang melakukan hal ini, maka
responden akan mencoba untuk
mengingatkan

9. Cara membentengi diri dari berpacaran Menurut responden, berpacaran dengan


yang berlebihan? sewajarnya saja, saling memberi support
dan menjadikan hubungan tersebut
menjadi suatu hal yang positif dan juga
saling menguntungkan

10. Others Question Tidak, karena responden memiliki


Apakah ketika responden kelak prinsip bahwa berpacaran haruslah
berpacaran terdapat kemungkinan saling mendatangkan hal positif dan
menjadi berpacaran yang berlebihan? tidak berlebihan

Anda mungkin juga menyukai