Fenomena Pacaran
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH
Penelitian Sosiologi
Yang dibina oleh Ibu Evita kjdfhiushufhr
Oleh Kelompok:
1. Azarine Wahyu Anindita / 06
2. Salsabila Ramadha Mukti / 30
3. Zahratul Izzah / 34
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar
dapat saling mengenal satu sama lain. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai tertarik
dengan lawan jenisnya. Dikalangan remaja, pacaran seringkali menjadi identitas yang sangat
dibanggakan dan meningkatkan rasa kepercayaan diri. Sebaliknya remaja yang belum
memiliki pacar seringkali dianggap kurang keren. Karena itu, mencari pacar dikalangan
remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka
tidak heran, mayoritas remaja saat ini sudah memiliki teman spesial yang disebut “pacar”.
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu usia 10-
19 tahun. Permulaan individu menjalani hubungan ketika mulai tumbuh dorongan
ketertarikan terhadap lawan jenis. Menurut teori perkembangan Hurlock
ketertarikan (mengenal) lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan remaja yang
menunjukkan mulai berkembangnya hormon seksualitas (Santrock, 2003).
Ada banyak alasan yang sebenarnya mendasari individu untuk berpacaran. Adapun
alasan remaja berpacaran antara lain untuk bersantai-santai, bersenang-senang (having fun)
dan menikmati diri mereka (Degenova & Rice, 2005:146), proses sosialisasi (socialisation
process), untuk menjalin keakraban dengan lawan jenis dan eksperimen serta penggalian hal-
hal seksual, berpacaran dapat menjadi alat untuk memilih dan menyeleksi pasangan
(Santrock, 2003: 239).
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa inti pokok dari pacaran adalah suatu keadaan
yang telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang atau
biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah. Aktivitas yang terjadi antara dua
orang tersebut tidak terlepas dari proses sosial yang mengharuskan seseorang terlibat dalam
suatu interaksi sosial. Serangkaian aktivitas yang dilakukan bersama tersebut juga diikuti
dengan adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri, serta adanya keterikatan emosi antara
pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan saling mengenal dan melihat kesesuaian
antara satu sama lain.
Dalam proses perkembangan pada masa remaja, remaja akan mengalami keterlibatan
interaksi dengan banyak orang dan lingkungan terlebih dengan lawan jenisnya. Dari interaksi
inilah, biasanya remaja muncul rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya karena merasa
nyaman dan senang berada di dekatnya. Rasa ketertarikan itulah yang memunculkan sebuah
rasa ingin memiliki, mengenal lebih lanjut, dan memiliki sebuah hubungan yang disebut
dengan pacaran.
Pada saat ini batasan-batasan dalam pacaran sudah mulai memudar seiring dengan
berkembangnya zaman. Untuk itu lingkungan sosial berperan penting dalam membentuk
gaya individu dalam berpacaran. Tetapi sekarang gaya berpacaran cenderung bebas dan
ditujukan kepada publik seperti berpegangan tangan dan berpelukan. Menurut mereka itu
merupakan hal biasa untuk dilakukan dengan pasangan meskipun sedang di tempat publik.
Dalam penelitian ini, kami akan memilih beberapa perwakilan siswa-siswi dan guru
SMAN 3 Malang yang berasal dari angkatan yang berbeda serta siswa-siswi yang pernah
menjalani hubungan berpacaran dan yang belum pernah menjalani hubungan berpacaran.
Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah dan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa melakukan wawancara. Kelompok kami akan melakukan janjian kepada beberapa
perwakilan siswa-siswi dan guru yang telah kelompok kami pilih untuk melakukan
wawancara.
1.5 Hipotesis
Adanya pengaruh fenomena pacaran terhadap pandangan dan aktivitas di SMA Negeri 3
Malang
Bab 2
Kajian Pustaka
A. Pacaran
Pacaran merupakan suatu bentuk hubungan sosial yang nyata dan sangat sering kita
jumpai pada lingkungan sekolah. Fenomena pacaran biasanya ditandai dengan adanya pola
hubungan antara seorang perempuan dan laki-laki namun tidak tersentuh oleh hukum formal
dan agama. Dengan kata lain pacaran merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan
bersama dan juga diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri)
serta adanya keterikatan emosi antara seorang pria dan seorang wanita yang belum menikah
dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat adanya kesesuaian antara satu sama lain.
Ada banyak alasan yang sebenarnya mendasari individu untuk berpacaran. Adapun
alasan remaja berpacaran antara lain untuk bersantai-santai, bersenang-senang (having fun)
dan menikmati diri mereka (Degenova & Rice, 2005:146), proses sosialisasi (socialisation
process), untuk menjalin keakraban dengan lawan jenis dan eksperimen serta penggalian hal-
hal seksual, berpacaran dapat menjadi alat untuk memilih dan menyeleksi pasangan
(Santrock, 2003: 239).
Dalam melakukan penelitian ini, kami mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berikut ini beberapa hasil
penelitian relevan yang kami jadikan sebagai bahan telaah dari penelitian kami.
Mia Fatma Ekasari, dkk (2019) menyimpulkan bahwa perubahan biologis pada masa
pubertas memberikan kontribusi kepada semakin menyatunya seksualitas ke dalam sikap dan
perilaku gender remaja sehingga menyebabkan aktivitas seksual remaja yang semakin
meningkat seiring dengan terjadinya perubahan hormon yang dialami pada masa puber.
Dari beberapa penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya fenomena
pacaran dipengaruhi oleh perubahan biologis, pola pikir dan interaksi dengan lingkungan
sekitar. Dimana anggapan bahwa berpacaran adalah sesuatu yang dapat dibanggakan
dipengaruhi oleh teman sebaya dan lingkungan sekitarnya.
Calon Responden
Instrumen Penilaian
11. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan menurut
responden adalah berhubungan yang
tidak semestinya seperti adanya
kekerasan dan kontak pada fisik
13. Apakah perilaku berpacaran responden Iya, hal ini disebabkan karena ketika
berlebihan? responden berpacaran melakukan kontak
fisik yang berlebihan sehingga dapat
menyebabkan keposesifan.
14. Cara membentengi diri dari berpacaran Menjaga sikap ketika berpacaran,
yang berlebihan? memperkuat iman, memperbaiki diri,
dan lebih menghargai pasangan ketika
berpacaran
11. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan adalah, ketika
melakukan sebuah hubungan pacaran
tetapi ketika memiliki masalah kedua
belah pihak saling mengandalkan ego
masing-masing dan tidak mau saling
mendengarkan
12. Apakah di lingkungan sekitar terdapat Ada, yaitu ketika responden dan pacar
orang-orang yang berpacaran dengan dari responden bertengkar, dimana
berlebihan? beberapa kali responden sudah meminta
maaf terlebih dahulu tetapi pacar dari
responden tidak mau menerima dan
begitu pula sebaliknya
14. Cara membentengi diri dari berpacaran Mendasari diri bahwa ketika berpacaran
yang berlebihan? mencari positifnya saja dan apabila
berpacaran tidaklah berlebihan
11. Apa itu pacaran yang berlebihan? Pacaran yang berlebihan menurut
responden adalah ketika berpacaran
dengan melibatkan kontak fisik yang
berlebihan
14. Cara membentengi diri dari berpacaran Membuat perjanjian pada awal atau
yang berlebihan? sebelum pacaran contoh menentukan
batasan sehingga dapat lebih
menghargai dan kalau melebihi batas
harusnya sudah menikah.
11. Berapa lama PDKT yang dilakukan? Paling lama 2 tahun, tidak lanjut hingga
pacaran karena yang cewek tidak siap
12. Alasan tidak mau pacaran beda agama? Malas dan tidak ingin menentang orang
tua