0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan65 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kepribadian remaja. Secara garis besar membahas tentang konsep pengertian remaja, tahap-tahap perkembangannya, karakteristik pertumbuhan dan perkembangannya, serta ciri khas remaja seperti hubungannya dengan teman sebaya.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kepribadian remaja. Secara garis besar membahas tentang konsep pengertian remaja, tahap-tahap perkembangannya, karakteristik pertumbuhan dan perkembangannya, serta ciri khas remaja seperti hubungannya dengan teman sebaya.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kepribadian remaja. Secara garis besar membahas tentang konsep pengertian remaja, tahap-tahap perkembangannya, karakteristik pertumbuhan dan perkembangannya, serta ciri khas remaja seperti hubungannya dengan teman sebaya.
Amelia Pramono Life Cycle 1 Fakultas Kedokteran UNISMA 2016 KONSEP PENGERTIAN REMAJA
Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa (Damaiyanti, 2008). Menurut Dorland (2011), “remaja atau adolescence adalah periode di antara pubertas dan selesainya pertumbuhan fisik, secara kasar mulai dari usia 11 sampai 19 tahun”. Menurut Sigmund Freud (1856-1939), dalam Sunaryo (2004:44) mengatakan bahwa fase remaja yang berlangsung dari usia 12-13 tahun hingga 20 tahun. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja sampai dengan fase remaja akhir berdasarkan pendapat Sullivan (1892-1949). Terdapat beragam ciri khas pada masing-masing fase. 1. Fase Pra- Remaja 2. Fase Remaja Awal (Early Adolescence) 3. Fase Remaja Akhir 1. Fase Pra-Remaja
Periode transisi antara masa kanak-kanak dan
adolesens sering dikenal sebagai praremaja oleh profesional dalam ilmu perilaku (Potter&Perry, 2005). Menurut Hall seorang sarjana psikologi Amerika Serikat, masa muda (youth or preadolescence) adalah masa perkembangan manusia yang terjadi pada umur 8-12 tahun. Fase Pra-Remaja Ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama dalam melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan dengan teman sebaya yang memiliki persamaan, kerja sama, tindakan timbal balik, sehingga tidak kesepian (Sunaryo,2004:56). Tugas perkembangan terpenting dalam fase praremaja yaitu, belajar melakukan hubungan dengan teman sebaya dengan cara berkompetisi, berkompromi dan kerjasama. 2. Fase Remaja Awal (early adolescence)
Pada fase ini ketertarikan pada lawan jenis mulai
nampak. Remaja mencari suatu pola untuk memuaskan dorongan genitalnya. Menurut Steinberg (dalam Santrock, 2002: 42) mengemukakan bahwa masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. Sunaryo (2004:56) berpendapat bahwa, hal terpenting pada fase ini, antara lain 1. Tantangan utama adalah mengembangkan aktivitas heteroseksual. 2. Terjadi perubahan fisiologis. 3. Terdapat pemisahan antara hubungan erotik yang sasarannya adalah lawan jenis dan keintiman dengan jenis kelamin yang sama. 4. Jika erotik dan keintiman tidak dipisahkan, maka akan terjadi hubungan homoseksual. 5. Timbul banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual, keamanan dan keakraban. 6. Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan melakukan hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda. 3. Fase Remaja Akhir Fase remaja akhir merupakan fase dengan ciri khas aktivitas seksual yang sudah terpolakan. Hal ini didapatkan melalui pendidikan hingga terbentuk pola hubungan antarpribadi yang sungguh-sungguh matang. Fase ini merupakan inisiasi ke arah hak, kewajiban, kepuasan, tanggung jawab kehidupan sebagai masyarakat dan warga negara. Sunaryo (2004:57) mengatakan bahwa tugas perkembangan fase remaja akhir adalah economically, intelectually, dan emotionally self sufficient. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA 1. Perkembangan Biologis Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006: 52). Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung Hartono, 2002: 79) menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu;
1. Pertumbuhan tulang-tulang; badan menjadi tinggi,
anggota-anggota badan menjadi panjang, -mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya 2. Pertumbuhan awal jaringan payudara, puting dan areola ukurannya meningkat. 3. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, bulu kemaluan menjadi kriting 4. Menstruasi atau haid 5. Tumbuh bulu-bulu ketiak. 6. Kadar estrogen yang meningkat juga mulai mempengaruhi genital. Uterus mulai membesar dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal, hal tersebut bisa terjadi secara spontan atau akibat perangsangan seksual. Vagina memanjang, dan rambut pubis dan aksila mulai tumbuh. Perubahan biologis pada anak laki-laki: 1. Pertumbuhan tulang-tulang, 2. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara, 3. Ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada Kadar testosteron yang meningkat ditandai dengan peningkatan ukuran penis, testis, prostat dan vesikula seminalis. Perry&Potter (2005:690) mengungkapkan bahwa empat fokus utama perubahan fisik adalah : 1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera 2. Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebah pinggul 3. Perubahan distribusi otot dan lemak 4. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder. Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002:94). 2. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002: 15)
pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya. Secara lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam. Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja 3. Perkembangan Sosial
Potter&Perry (2005:535) mengatakan bahwa
perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja sama dramatisnya seperti perubahan fisik. Masa ini adalah periode yang ditandai oleh mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan masyarakat. Santrock (2003: 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja John Flavell (dalam Santrock, 2003: 125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka. Pencarian identitas diri merupakan tugas utama dalam perkembangan psikososial adelesens. Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi secara sosial (Potter&Perry, 2005:693). Pencarian identitas diri ini meliputi identitas seksual, identitas kelompok, identitas keluarga, identitas pekerjaan, identitas kesehatan dan identitas moral. CIRI KHAS REMAJA 1. Hubungan dengan Teman Sebaya
Menurut Santrock (2003: 219) teman sebaya
(peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, 2003: 220) mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman memainkan peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja. Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih sayang (ikatan yang aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan seksual Pada saat remaja, seseorang memperoleh kebebasan yang lebih besar dan mulai membangun identitasnya sendiri. Secara emosional, mereka menjalin hubungan yang lebih dekat dengan kelompoknya dibandingkan keluarga. Krisis identitas ini membuat remaja mengalami rasa malu, takut, dan gelisah yang menimbulkan gangguan fungsi di rumah dan di sekolah (Potter&Perry, 2010). Namun, dalam beberapa hal, remaja mengalami ketegangan baik akibat tekanan kelompoknya, maupun perubahan psikososial. Sehingga remaja cenderung melakukan tindakan yang dapat mengurangi ketegangan tersebut, misalnya merokok dan memakai obat-obatan. Ada beberapa dampak apabila terjadi penolakan pada teman sebaya. Menurut Hurlock (2000: 307) dampak negatif dari penolakan tersebut adalah :
a) Akan merasa kesepian karena kebutuhan
social mereka tidak terpenuhi. b) Anak merasa tidak bahagia dan tidak aman. c) Anak mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan penyimpangan kepribadian. d) Kurang memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi. e) Akan merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman sebaya mereka f) Sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini akan meningkatkan penolakan kelompok terhadap mereka dan semakin memperkecil peluang mereka untuk mempelajari berbagai keterampilan sosial. g) Akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi social terhadap mereka, dan ini akan menyebabkan mereka cemas, takut, dan sangat peka. h) Sering melakukan penyesuaian diri secara berlebihan, dengan harapan akan meningkatkan penerimaan sosial mereka. Hurlock (2000: 298) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat yang diperoleh jika seorang anak dapat diterima dengan baik. Manfaat tersebut yaitu:
1. Merasa senang dan aman.
2. Mengembangkan konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakui mereka. 3. Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang diterima secara sosial dan keterampilan sosial yang membantu kesinambungan mereka dalam situasi sosial. 4. Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian meraka ke luar dan untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri mereka. 5. Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial. 2. Hubungan dengan orang tua penuh konflik
Hubungan dengan orang tua penuh dengan konflik
ketika memasuki masa remaja awal. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealism dan penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak orang tua dan remaja. Collins (dalam Santrock, 2002: 42) menyimpulkan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menurut menjadi seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan menantang standar- standar orang tua. Bila ini terjadi, orang tua cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan memberi lebih banyak tekanan kepada remaja agar mentaati standar-standar orang tua. 3. Keingintahuan tentang seks yang tinggi Seksualitas mengalami perubahan sejalan dengan individu yang terus tumbuh dan berkembang (Potter&Perry,2010:30). Setiap tahap perkembangan memberikan perubahan pada fungsi dan peran seksual dalam hubungan. Masa remaja merupakan masa di mana individu menggali orientasi seksual primer mereka lebih banyak daripada masa perkembangan manusia lainnya. Remaja menghadapi banyak keputusan dan memerlukan informasi yang akurat mengenai topik-topik seperti perubahan tubuh, aktivitas seksual, respons emosi terhadap hubungan intim seksual, PMS, kontrasepsi, dan kehamilan (Perry&Potter, 2010:31). Informasi faktual ini dapat datang dari rumah, sekolah, buku atau pun teman sebaya. Bahkan informasi seperti ini pun,remaja mungkin tidak mengintegrasikan pengetahuan ini ke dalam gaya hidupnya. Mereka mempunyai orientasi saat ini dan rasa tidak rentan. Karakteristik ini dapat menyebabkan mereka percaya bahwa kehamilan atau penyakit tidak akan terjadi pada mereka, dan karenanya tindak kewaspadaan tidak diperlukan. Penyuluhan kesehatan harus diberikan dalam konteks perkembangan ini (Potter&Perry, 2005:535). 4. Mudah Stres
Menurut Potter&Perry (2005:476), Selye (1976)
berpendapat bahwa stres adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespons atau melakukan tindakan. Remaja juga sangat rentan dengan stres. Sebab, di masa ini seseorang akan memiliki keinginan serta kegiatan yang sangat banyak. Namun, apabila keinginan dan kegiatan itu tidak berjalan atau tidak terwujudkan sebagaimana mestinya, remaja cenderung menjadikan hal tersebut sebagai beban pikiran mereka. Untuk mengobati itu, remaja menghibur diri atau meminimalisisr stres mereka dengan berkumpul atau bersenang-senang dengan teman sebayanya. TEORI – TEORI PERKEMBANGAN REMAJA Teori Psikoanalisa Ahli teori psikoanalitik menegaskan bahwa pengalaman pada masa dini dengan orang tua akan sangat membentuk perkembangan seseorang khususnya remaja. Asmadi (2004:103) mengatakan bahwa, menurut Freud, struktur kepribadian manusia terdiri atas aspek Das Es (The Id), Das Ich (The Ego), dan Das Ueber Ich (the super ego). Remaja dipenuhi oleh ketegangan dan konflik. Untuk mengurangi ketegangan ini, remaja menyimpan informasi dalam pikiran tidak sadar mereka. Tingkah laku yang sekecil apapun mempunyai makna khusus bila kekuatan tidak sadar di balik tingkah laku tersebut ditampilkan. Cara ego mengatasi konflik antara tuntutannya untuk realitas, keinginan id dan kekangan dari superego yaitu dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri (defense mechanisme), artinya istilah psikoanalisa ini untuk metode yang tidak disadari ego merusak realitas dan karena itu melindungi dirinya dari rasa cemas. Menurut Freud tahap permulaan dari perkembangan kepribadian, sebagai berikut :
a) Tahap oral (oral stage) adalah perkembangan
yang terjadi pada usia 18 bulan pertama, dimana kesenangan bayi berpusat di sekitar mulut. b) Tahap anal (anal stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 1,5 dan 3 tahun, di mana kesenangan terbesar anak meliputi anus atau fungsi pembuangan yang berhubungan dengan anus. c) Tahap falik (phallic stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 3 sampai 6 tahun, kata phallus artinya penis atau alat kelamin laki-laki. Artinya kesenangan berpusat pada alat kelamin karena anak menemukan bahwa memanipulasi diri sendiri memberikan kesenangan. d) Tahap latensi (latency stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 6 tahun dan pubertas, anak menekan semua minat seksual dan mengembangkan keterampilan intelektual dan sosial. e) Tahap genital (genital stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini adalah masa kebangkitan kembali dorongan seksual, sumber kesenangan seksual yang adalah dari orang lain yang bukan keluarganya. Remaja berada pada tahap ini. TEORI PSIKOSOSIAL
Erikson mengembangkan teori psikososial sebagai
perkembangan dari teori psikoanalisis Freud. Erik Erikson mengatakan bahwa tahap perkembangan individu selama hidupnya dipengaruhi oleh interaksi sosial yang menjadikan individu menjadi matang secara fisik dan psikologis. Semakin mampu mengatasi konflik semakin sehat individu tsb. Basic Conflict menurut Erik Erikson adalah sbb: TAHAP 1 : Percaya versus tidak percaya (trust versus mistrust) adalah tahap psikososial Erikson yang dialami dalam tahun pertama kehidupan. Rasa percaya tumbuh dari adanya perasaan akan kenyamanan fisik dan rendahnya rasa ketakutan serta kecemasan tentang masa depan. TAHAP 2: Otonomi versus malu dan ragu-ragu (autonomy versus shame and doubt) adalah tahap perkembangan yang terjadi pada akhir masa bayi dan “toddler” (usia 1-3 tahun). TAHAP 3: Inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus guilt) adalah tahap perkembangan yang terjadi selama masa persekolahan. TAHAP 4 : Industri versus perasaan rendah diri (industry versus inferiority) adalah tahap perkembangan yang tejadi kira-kira pada usia sekolah dasar. TAHAP 5 : Identitas versus kekacauan identitas (identity versus identity confusion) adalah tahap perkembangan yang dialami individu selama masa remaja. Pada masa ini individu diharapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya. TAHAP 6: Intimasi versus isolasi (intimacy versus isolation) adalah tahap perkembangan yang dialami individu selama masa dewasa awal. Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan untuk membentuk hubungan intim dengan orang lain. TAHAP 7: Generativitas versus stagnasi (generativity versus stagnation) adalah tahap perkembangan yang dialami individu pada masa dewasa tengah. TAHAP 8 : Integritas versus rasa putus asah (intregity versus despair) adalah tahap perkembangan yang dialami individu pada masa dewasa akhir. TEORI KOGNITIF
Apabila teori psikoanalisa menekankan pada
pentingnya pikiran remaja yang tidak disadari, maka teori-teori kognitif mementingkan pikiran- pikiran sadar mereka. Dua teori kognitif yang penting adalah teori perkembangan kognitif dari Piaget dan teori pemrosesan informasi. Menurut teori Piaget, remaja secara aktif mengkontruksikan dunia kognitif mereka sendiri, informasi tidak hanya dicurahkan ke dalam pikiran mereka di lingkungan. Piaget juga menyatakan bahwa remaja menyesuaikan pikiran mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru, karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman Empat tahapan dari Piaget adalah sebagai berikut:
a) Tahap sensorimotorik (sensoriotor stage),
yang berlangsung dari lahir sampai kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini, anak mengkonstruksikan mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik dan motorik. b) Tahap praoperasional (preoperational stage) adalah yang berlangsung kira-kira usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata- kata, citra, dan gambar-gambar. c) Tahap operasional konkrit (concrete operational stage) adalah yang berlangsung dari kira-kira 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh atau konkrit d) Tahap operasional formal (formal operational stage) adalah yang terjadi antara usia 11 dan 15 tahun ke atas.. Pada tahap ini, individu bergerak melebihi dunia pengalaman yang actual dan konkrit, dan mengubah cara berpikir remaja. TEORI BELAJAR SOSIAL
Ahli teori ini juga akan menyatakan bahwa alasan
untuk rasa ketertarikan remaja terhadap satu sama lain tidak disadari, remaja tidak menyadari bagaimana warisan biologis mereka dan pengalaman hidup pada masa kecil telah berperan dalam mempengaruhi kepribadian mereka di masa remaja. Psikolog Amerika Bandura danWalter Mischel adalah arsitek utama dari versi teori belajar social kontemporer yang disebut teori belajar kognitif. Bandura percaya bahwa kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain, melalui belajar observasi (modeling atau imitasi) TERIMA KASIH..
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu