Anda di halaman 1dari 23

TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA

Masa remaja sering disebut masa transisi. Sebab, di masa


ini seseorang beralih dari masa anak-anak ke masa dewasa.

Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat


dibandingkan hubungan dengan orang tua
PENGERTIAN REMAJA
Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dengan demikian,
pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari
anak-anak menjadi orang dewasa (Damaiyanti, 2008).
Menurut Dorland, “remaja atau adolescence adalah
periode di antara pubertas dan selesainya pertumbuhan fisik,
secara kasar mulai dari usia 11 sampai 19 tahun”.
Menurut Sigmun Freud mengatakan bahwa fase remaja
yang berlangsung dari usia 12-13 tahun hingga 20 tahun.

.
TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA
Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja sampai dengan fase
remaja akhir berdasarkan pendapat  Sullivan (1892-1949).

a.       Fase Praremaja


Periode transisi antara masa kanak-kanak dan adolesens sering sikenal
sebagai praremaja oleh profesional dalam ilmu perilaku (Potter&Perry, 2005).
Menurut Hall seorang sarjana psikologi Amerika Serikat, masa muda (youth or
preadolescence) adalah masa perkembangan manusia yang terjadi pada umur 8-
12 tahun.
Fase praremaja ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan
teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama
dalam melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah kehidupan, dan
kebutuhan dalam membangun hubungan dengan teman sebaya yang memiliki
persamaan, kerja sama, tindakan timbal balik, sehingga tidak kesepian
(Sunaryo,2004:56).
Tugas perkembangan terpenting dalam fase praremaja yaitu,belajar
melakukan hubungan dengan teman sebaya dengan cara berkompetisi,
berkompromi dan kerjasama.
b.      Fase Remaja Awal

Fase remaja awal merupakan fase yang lanjutan dari


praremaja. pada fase ini ketertarikan pada lawan jenis
mulai nampak. Sehingga, remaja mencari suatu pola
untuk memuaskan dorongan genitalnya.

Menurut Steinberg (dalam Santrock, 2002: 42)


mengemukakan bahwa masa remaja awal adalah suatu
periode ketika konflik dengan orang tua meningkat
melampaui tingkat masa anak-anak.
Sunaryo (2004:56) berpendapat bahwa, hal terpenting pada fase
ini, antara lain:
a. Tantangan utama adalah mengembangkan aktivitas
heteroseksual.
b.      Terjadi perubahan fisiologis.
c.  Terdapat pemisahan antara hubungan erotik yang sasarannya
adalah lawan jenis dan keintiman dengan jenis kelamin yang
sama.
d.  Jika erotik dan keintiman tidak dipisahkan, maka akan terjadi
hubungan homoseksual.
e. Timbul banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual,
keamanan dan keakraban.
f.   Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri
dan melakukan hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda
c.       Fase Remaja Akhir
Fase remaja akhir merupakan fase dengan ciri khas aktivitas
seksual yang sudah terpolakan. Hal ini didapatkan melalui
pendidikan hingga terbentuk pola hubungan antarpribadi
yang sungguh-sungguh matang.

Fase ini merupakan inisiasi ke arah hak, kewajiban,


kepuasan, tanggung jawab kehidupan sebagai masyarakat dan
warga negara.
KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
REMAJA

a.       Perkembanang Biologis

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat


masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan
serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang
terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja
adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang
dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi
basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang
tumbuh (Sarwono, 2006: 52).
Perry&Potter mengungkapkan bahwa empat fokus utama perubahan fisik
adalah :

1.Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera


2.Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul
3.Perubahan distribusi otot dan lemak
4.Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks
sekunder.

Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan
kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan
terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta
pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung
Hartono)
b. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran


operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15
tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis,
dan logis daripada pemikiran operasional konkret.
c. Perkembangan Sosial

Potter&Perry mengatakan bahwa perubahan emosi selama


pubertas dan masa remaja sama dramatisnya seperti
perubahan fisik. Masa ini adalah periode yang ditandai oleh
mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan
masyarakat.

Pencarian identitas diri merupakan tugas utama dalam perkembangan


psikososial adelesens. Remaja arus membentuk hubungan sebaya yang
dekat atau tetap terisolasi secara sosial (Potter&Perry, 2005:693).
Pencarian identitas diri ini meliputi identitas seksual, identitas kelompok,
identitas keluarga, identitas pekerjaan, identitas kesehatan dan identitas
moral
CIRI KHAS REMAJA
a.       Hubungan dengan Teman Sebaya

Menurut Santrock (2003: 219) teman sebaya (peers) adalah anak-anak


atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama.

Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, 2003: 220)
mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja mulai belajar mengenai
pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi
dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti
minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan
proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya yang sedang
berlangsung.
b.      Hubungan dengan Orang Tua Penuh Konflik

Hubungan dengan orang tua penuh dengan konflik ketika memasuki masa remaja
awal. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan
biologis pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealism dan
penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas,
perubahan kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh
pihak orang tua dan remaja.

Collins (dalam Santrock, 2002: 42) menyimpulkan bahwa banyak orang tua
melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang
yang tidak mau menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang tua.
Bila ini terjadi, orang tua cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan
member lebih banyak tekanan kepada remaja agar mentaati standar-standar orang
tua
c.       Keingintahuan  tentang seks yang tinggi
Seksualitas mengalami perubahan sejalan dengan individu
yang terus tumbuh dan berkembang. Setiap tahap
perkembangan memberikan perubahan pada fungsi dan peran
seksual dalam hubungan.

Masa remaja merupakan masa di mana individu menggali


orientasi seksual primer mereka lebih banyak daripada masa
perkembangan manusia lainnya.
d.      Mudah stres
Menurut Potter&Perry ,Selye (1976) berpendapat bahwa stres adalah segala
situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk
berespons atau melakukan tindakan.

Remaja juga sangat rentan dengan stres. Sebab, di masa ini seseorang akan
memiliki keinginan serta kegiatan yang sangat banyak. Namun, apabila
keinginan dan kegiatan itu tidak berjalan atau tidak terwujudkan sebagaimana
mestinya, remaja cenderung menjadikan hal tersebut sebagai beban pikiran
mereka. Sehingga remaja mudah mengalami stres.

Untuk mengobati itu, remaja menghibur diri atau meminimalisisr stres mereka
dengan berkumpul atau bersenang-senang dengan teman sebayanya.
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN REMAJA

a.       Teori Psikoanalisa


Psikoanalisa merupakan suatu teori yang berdasarkan pada penganalisaan
psikologi seseorang. Ahli teori psikoanalitik menegaskan bahwa
pengalaman pada masa dini dengan orang tua akan sangat membentuk
perkembangan seseorang khususnya remaja. Ciri-ciri tersebut dipelajari
dalam teori psikoanalisa yang utama, yaitu dari Sigmund Freud. Asmadi
(2004:103) mengatakan bahwa, menurut Freud, struktur kepribadian
manusia terdiri atas aspek Das Es (The Id), Das Ich (The Ego), dan Das
Ueber Ich (the super ego).

Dari teori besar Freud yaitu id, ego, dan superego, Freud percaya bahwa
dipenuhi oleh ketegangan dan konflik. Untuk mengurangi ketegangan ini,
remaja menyimpan informasi dalam pikiran tidak sadar mereka. Ia juga
mengatakan bahwa tingkah laku yang sekecil apapun mempunyai makna
khusus bila kekuatan tidak sadar di balik tingkah laku tersebut ditampilkan.
b.      Teori Psikososial
Erikson mengembangkan teori psikososial sebagai
perkembangan dari teori psikoanalisis Freud. Erik Erikson
mengatakan bahwa tahap perkembangan individu
selama hidupnya dipengaruhi oleh interaksi sosial yang
menjadikan individu menjadi matang secara fisik dan
psikologis.
c.       Teori Kognitif

Apabila teori psikoanalisa menekankan pada pentingnya pikiran remaja yang


tidak disadari, maka teori-teori kognitif mementingkan pikiran-pikiran sadar
mereka. Dua teori kognitif yang penting adalah teori perkembangan kognitif
dan Piaget dan teori pemprosesan informasi.

Menurut teori Piaget, remaja secara aktif mengkontruksikan dunia kognitif


mereka sendiri, informasi tidak hanya dicurahkan ke dalam pikiran mereka
di lingkungan. Piaget juga menyatakan bahwa remaja menyesuaikan pikiran
mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru, karena tambahan
informasi akan mengembangkan pemahaman
Empat tahapan dari Piaget adalah sebagai berikut :
Tahap sensorimotorik (sensoriotor stage), yang berlangsung dari lahir sampai
     

kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini, anak mengkonstruksikan mengenai dunia dengan
mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar) dengan
tindakan fisik dan motorik.

Tahap praoperasional (preoperational stage) adalah yang berlangsung kira-kira


     

usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak memulai mempersentasikan dunia dengan
kata-kata, citra, dan gambar-gambar.

Tahap operasional konkrit (concrete operational stage) adalah yang berlangsung


     

dari kira-kira 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak dapat melakukan operasi dan
penalaran logis, menggatikan pemikiran logis, menggantikan pemikiran intuitif,
sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh atau konkrit

Tahap operasional formal (formal operational stage) adalah yang terjadi antara
     

usia 11 dan 15 tahun. Pada tahap ini, individu bergerak melebihi dunia pengalaman
yang actual dan konkrit, dan mengubah cara berpikir tentag perkembangan berpikir
anak dan remaja.
d.      Teori Tingkah Laku dan Belajar Sosial

Ahli teori ini juga akan menyatakan bahwa alasan untuk rasa ketertarikan remaja
terhadap satu sama lain tidak disadari, remaja tidak menyadari bagaimana
warisan biologis mereka dan pengalaman hidup pada masa kecil telah berperan
dalam mempengaruhi kepribadian mereka di masa remaja.
Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-
kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat
berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih
erat dibandingkan hubungan dengan orang tua.

Teori-teori perkembangan remaja antara lain, teori psikoanalisa, teori psikososial, teori
kognitif serta teori tingkah laku dan belajar sosial.

Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja, remaja awal, dan remaja akhir.

Karakteristik  pertumbuhan dan perkembangan remaja antara lain, perubahan fisik yang
terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat
badan serta kematangan sosial, remaja berfikir secara logis dan transisi sosial remaja
mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain.

Sementara itu, ciri khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat,
hubungan dengan orang tua penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan mudah
stres.
DAFTAR PUSTAKA
v  Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik
Keperawatan. Bandung:Refika Aditama.
v  Dorland, W.A. Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland.
Jakarta:EGC.
v  Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2005. Fundamental Keperawatan
Vol.1. Jakarta: EGC.

v  Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2010. Fundamental Keperawatan


Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.Sunaryo. 2004. Psikologi untuk
keperawatan. Jakarta:EGC
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai