Anda di halaman 1dari 10

A Systematic Literature Review

Jurnal dan buku (2002-2022)

N Alat ukur
Peneliti Tahun Subyek Jumlah subyek Definisi Hasil
O (aspek)

1. Harmaini & 2018 Remaja 400 remaja Cybersex adalah aktivitas- Skala Cyber Hasil penelitian menunjukan
Sri Ayu yang berusia aktivitas yang mengandung Pornography adanya perbedaan cybersex
Novitriani 12-21 tahun unsur porno didalamnya, seperti Use Inventory pada remaja ditinjau dari
melihat gambar- gambar erotis, (CPUI) usia dan jenis kelamin,
terlibat dalam chatting tentang dimana cybersex pada usia
Perbedaan seks, saling tukar menukar remaja akhir lebih tinggi
Cybersex Pada gambar atau pesan email tentang dibandingkan dengan usia
Remaja seks (Cooper, 2002). Hal 137- remaja awal dan usia remaja
Ditinjau dari 138 madya, serta cybersex pada
Usia dan Jenis laki-laki lebih tinggi
Kelamin Di dibandingkan dengan
Pekanbaru Cybersex sebagai sebuah bagian perempuan.
dari Online Sexual Activity
(OSA) dan juga dapat
didefenisikan sebagai individu
yang menggunakan internet
untuk mendapatkan hal-hal yang
menarik dalam aktifitas seksual.
(Cooper et al., 2004) Hal 140
Cybersex adalah mengakses
pornografi di internet, terlibat
dalam real-time yaitu
percakapan tentang seksual
online dengan orang lain, dan
mengakses multimedia software
(Carners, Delmonico, & Griffin,
2001) Hal 141

2. Rizka 2020 Mahasiswa Jumlah Cybersex merupakan bentuk Penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Huwaidah, informan permainan peran yang berpura- dilakukan bahwa cybersex disebabkan
Dewi pura atau seolah dengan oleh rasa penasaran, iseng,
Rokhmah, & sebanyak 7 pengaruh teman sebaya,
Mury Ririanty orang, 5 orang menganggap dirinya melakukan teknik paparan iklan berkonten
sebagai hubungan seksual secara nyata, wawancara pornografi, stimulus obrolan
informan utama dengan secara tabu dari lawan bicara,
dan 2 orang langsung mudahnya akses internet, serta
Penyebab sebagai menggambarkan sesuatu yang menggunakan
Perilaku mendorong fantasi seksual pengaruh dari film dewasa.
informan panduan Perilaku seks pranikah yang
Cybersex dan mereka (Supusepa, wawancara,
Dampaknya tambahan. dilakukan informan terdiri
pada Perilaku 2011). Hal 348 dokumentasi dari kissing, necking, petting,
Mahasiswa dan observasi. hingga intercourse. Dampak
(Studi yang dirasakan informan atas
Kualitatif di perilaku cybersex adalah
Kabupaten terganggunya waktu tidur dan
Jember) informan cenderung terjaga
hingga larut malam karena
melakukan cybersex. Selain
itu, apabila tidak melakukan
cybersex, informan merasakan
perasaan bingung, merasa ada
yang kurang, dan gelisah.

3. Nila 2018 Remaja 496 remaja di Laier (2012) mengungkapkan skala Internet Berdasarkan hasil penelitian,
Anggreiny & Kota Padang bahwa cybersex berkaitan Sex
Septi Mayang dengan perilaku yang Screening dapat dilihat bahwa di Kota
Sarry dimotivasi secara seksual di Test (ISST) Padang terdapat 12 orang
internet melalui aplikasi berdasarkan (2,6%) remaja yang berada
internet. Senada teori pada kategori sangat beresiko

Perilaku Delmonico cybersex, 305 orang (65%)


dengan definisi tersebut, (1999).
Cybersex pada Cooper, Delmonico, Griffin berada pada kategori beresiko,
Remaja dan 152 orang (32,4%) berada
-Shelley, dan Mathy (2004) pada kategori beresiko rendah.

menyatakan bahwa Hal ini menunjukkan bahwa


dari 496 remaha di Kota
cybersex sering disebutkan Padang, sebagian besar berada
sebagai subkategori dari OSA pada kategori beresiko
(Online Sexual Activities) yang Cybersex.
berhubungan dengan
penggunaan internet untuk
terlibat dalam aktivitas yang
memuaskan secara seksual. Hal
213
4. Nagesta 2021 Remaja 200 remaja usia Cybersex, yaitu rangkaian Skala ini Hasilnya menunjukkan ada
Mayke Heryan 15-17 tahun di kegiatan seksual dengan tujuan menggunakan hubungan antara perilaku
& Yovana Kota Kendal. untuk mendapatkan kesenangan aspek perilaku cybersex dengan kontrol diri.
Retno seksual melalui internet, yang cybersex dari
Anggraini dapat diikuti dengan atau tanpa Cooper,
masturbasi (Ross, dkk., 2004). (Boies,
Hal 34 Knudson &
Hubungan Young 2004)
Kontrol Diri yang terdiri
dengan dari: 1)
Perilaku aktivitas yaitu
Cybersex Pada perilaku
Remaja di membuka,
SMA “X” melihat dan
Kota Kendal mengunduh
materi
pornografi
melalui
komputer dan
internet. 2)
refleksi yaitu
ketidakpuasan
secara seksual
dikehidupan
nyata yang
kemudian
dilampiaskan
dengan
mengakses
situs
pornografi. 3)
kesenangan
yaitu kegiatan
mengakses
situs
pornografi
untuk
mendapat
kepuasan. 4)
rangsangan
yaitu
munculnya
rangsangan
seksual ketika
berkomunikasi
dengan
aplikasi
chatting
dengan
muatan
pornografi.

5. Sarah Fathia 2021 Mahasiswa 122 orang Cybersex adalah mengakses Berdasarkan hasil data yang
Puteri & Indri mahasiswa pornografi di diperoleh, kelima aspek dari
Utami cybersex memiliki hubungan
Sumaryanti internet, yang terlibat dalam
real-time yaitu percakapan yang positif dengan
tentang seksual online dengan keempat kategori pre-
orang lain, dan mengakses marital sex, sehingga
Hubungan multimedia software (Carners, semakin tinggi aspek
Antara Delmonico, & Griffin, 2001).
Perilaku Hal 28 cybersex, semakin tinggi
Cybersex juga kategori pre-marital
dengan Pre- sex, begitupun sebaliknya.
Marital Sex
pada
Mahasiswa
Universitas X
di Kota
Bandung

6. Dr Rafael 2016 Mahasiswa 1.557 subjek Istilah “cybersex” atau aktivitas Internet Sex Hasil menunjukkan persentase
Ballester- berusia antara seksual online (OSA) mengacu Screening yang signifikan dari partisipan
Arnal Ph.D, 18-25 tahun. pada aktivitas berbasis internet, Test (ISST) yang beresiko (9%) atau
Mr Jesus diadaptasi dan secara patologis (1,7% pada
Castro Calvo, materi, dan perilaku yang divalidasi pria dan 0,1% pada wanita)
Dr M. Dolores bersifat seksual (Döring, untuk populasi teridentifikasi.
Gil- Daneback, Shaughnessy, Grov, Spanyol
& Byers, 2015). Ini terdiri dari (Ballester, Gil,
Llario & serangkaian kegiatan yang dapat Gomez, & Gil,
Beatriz Gil- dilakukan baik sendiri atau 2010) dari
Julia dalam interaksi dengan versi asli oleh
pengguna lain (Shaughnessy, Delmonico
Byers, & Walsh, 2011). Hal 2 (1997).
Cybersex
Addiction: A
Study on
Spanish
College

Students

7. Amanda L. 2017 Mahasiswa 339 orang OSA (Online Sexual Activity) menggunakan Hasil menemukan bahwa
Giordano & sebagai perilaku online apapun Internet 10,3% mendapat
Craig S. yang berkaitan dengan
Cashwell seksualitas mulai dari Scale of the skor dalam kisaran klinis
memperoleh pendidikan dan Sexual untuk kecanduan cybersex.
dukungan hingga mencari Addiction Selanjutnya, ditemukan
rangsangan seksual atau Screening perbedaan gender yang
Cybersex Test-Revised signifikan di antara kelompok
Addiction pasangan seksual (Cooper &
Griffin-Shelly, 2002). Hal 1 (SAST-R; rentang klinis dan non-klinis
Among Carnes et al., karena laki-laki lebih
College 2010). cenderung mendapat skor
Students: A dalam rentang klinis untuk
Prevalence kecanduan cybersex.
Study

8. Kristian 2004 Dewasa 1828 orang Cybersex sebagai subkategori Kuesioner Sebanyak 30% laki-laki dan
Daneback, usia 18-65 OSA dimana Internet online terdiri 34% perempuan dilaporkan
M.S.W., Al tahun dari pernah mengalaminya;
Cooper, & digunakan untuk aktivitas yang Namun, perbedaan jenis
Sven-Axel memuaskan secara 93 pertanyaan, kelamin tidak signifikan.
Mansson, ditampilkan di
seksual (Cooper, & Griffin- 75 halaman
Shelley, 2002). Hal 322 web, dan
dipecah
An Internet
Study of menjadi tujuh
Cybersex
Participants bagian.

9. Suciati & Ayu 2020 Mahasiswa Cybersex adalah subkategori Terdapat perbedaan yang
Amalia Online Sexual Activities (OSA) signifikan dalam intensitas
dan didefinisikan sebagai ketika mengakses konten pornografi

dua orang atau lebih terlibat (cybersex) di Official Account


Cybersex dalam pembicaraan seksual saat (OA) LINE antara mahasiswa
Online online untuk tujuan kenikmatan laki-laki dan
Activities
Among seksual dan mungkin termasuk perempuan, melihat lebih
Students in atau tidak termasuk masturbasi. dekat responden dalam
Yogyakarta (Danebeck, dkk: 2004). Hal penelitian ini, dapat
2544 disimpulkan bahwa
perempuan dapat
berhubungan dengan tingkat
intensitas yang lebih tinggi
daripada

laki-laki.

10. Aviv 2015 Dewasa 267 partisipan Cybersex biasanya melibatkan Penelitian ini Hasil menunjukkan bahwa
M.Weinstein, menonton, mengunduh, dan menggunakan keinginan akan pornografi,
Rinat Zolek, perdagangan online pornografi tes kecanduan gender, dan kesulitan dalam
Anna Babkin, atau terhubung ke ruang obrolan Cybersex, membentuk hubungan intim
Koby Cohen, menggunakan permainan peran yang terdiri secara signifikan memprediksi
& Michel dan fantasi untuk pria (21) dan dari 20 frekuensi penggunaan
Lejoyeux ruang ini memungkinkan orang pertanyaan cybersex dan menyumbang
untuk mengeksplorasi dan tentang 83,7% varian peringkat
menyelidiki dorongan seksual kecanduan penggunaan cybersex.
Factors dan fantasi pribadi mereka cybersex
predicting secara online. Hal 2 termasuk
cybersex use pornografi.
and difficulties
in forming
intimate
relationships
among male
and female
users of
cybersex

11. Elisabeth 2018 Subjek 18 Sampel 1 (n Cybersex dapat didefinisikan Ukuran hasil Hasilnya menunjukkan bahwa
Franc, Yasser =191), Sampel sebagai penggunaan aktivitas utama dari CysexMQ memadai untuk
Khazaal, tahun ke 2 (n =204) seksual online, seperti penelitian ini menilai motif cybersex.
Katarzyna atas dan pornografi, pertunjukan adalah
Jasiowka, pengguna
Thibault situs web seks langsung, webcam, atau CysexMQ.
Lepers, dengan ruang obrolan. Dikatakan bahwa
konten segala sesuatu yang dapat
Francesco dilakukan secara seksual dalam
Bianchi- terkait seks kehidupan nyata dapat
Demicheli, & dilakukan di Internet (Carnes,
Stéphane 2001). Hal 601
Rothen

Factor
structure of the
Cybersex
Motives
Questionnaire

Anda mungkin juga menyukai