Anda di halaman 1dari 6

Tukachinsky (2010) has pointed out that this could be because different types of PSRs are

prominent at different ages, with adolescents and young adults more frequently having
romantic PSRs while older adults are more like to have the friendship type of PSRs.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kuantitatif. Menurut Goodwin (2010), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan
penelitian yang datanya dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk angka-angka.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan non-
eksperimental, yaitu jenis penelitian deskriptif yang mengumpulkan data kuantitatif
untuk menggambarkan variabel yang diteliti (Christensen, 2007).

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Definisi Konseptual

“Parasocial relationships (PSR) are the experience of friendliness,


companionship, and ‘affective participant involvement’ towards figure media
(Tukachinsky, 2010).”

Hubungan parasosial merupakan pengalaman akan pertemanan, persahabatan,


dan keterlibatan afektif yang dirasakan oleh partisipan terhadap media figur
(Tukachinsky, 2010)

3.3.2 Definisi Operasional

Hubungan parasosial merupakan keterlibatan afektif penggemar terhadap grup


idola K-pop yang ditandai dengan adanya ketertarikan, keinginan untuk berdekatan
secara fisik, perasaan memiliki hubungan khusus dengan idola, dan keinginan
untuk dapat menjalin komunikasi secara langsung.

3.4 Alat Ukur


Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur hubungan parasosial yaitu
Multiple-Parasocial Relationship Scale yang dikembangkan oleh Tukachinsky (2010).
Alat ukur yang dikembangkan oleh Tukachinsky ini terdiri dari dua bagian, yaitu
mengukur cinta parasosial (PSL) dan persahabatan parasosial (PSF).

Multiple-PSR Scale pertama kali dikembangkan oleh Tukachinsky (2010) dan


terdiri dari 24 item. Multiple-PSR Scale ini bertujuan untuk memberikan pandangan
yang lebih luas dan lebih berbeda tentang jenis-jenis PSR yang dikembangkan pemirsa
dengan tokoh media. Secara khusus alat ukur ini menilai parasocial friendship (PSF) dan
parasocial love sebagai dua aspek yang berbeda dari parasosial relationship (PSR). Alat
ukur ini memiliki 4 dimensi yaitu communication, support, physical, dan emotional
attraction. Dua dimensi termasuk bagian dari PSF yaitu communication dan support.
Sedangkan dua dimensi lainnya yaitu physical dan emotional attraction merupakan
dimensi dari PSL.

Alat ukur yang dikembangkan oleh Tukachinsky ini digunakan oleh beberapa
peneliti seperti Dibble, Hartmann, & Rosaen (2016) dan sudah diadaptasi serta
digunakan pertama kali di Indonesia oleh Thaufik (2013). Kemudian di adaptasi kembali
oleh Malvisa (2020) pada penelitiannya yang berjudul “Status Identitas Area Relasi
Dengan Lawan Jenis pada Remaja Akhir yang Mengalami Relasi Parasosial dengan
Idola K-pop” dengan tujuan untuk mengukur relasi parasosial remaja akhir dengan idola
K-pop. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadaptasi alat ukur yang digunakan oleh
Malvisa (2020). Alat ukur tersebut terdiri dari 24 item dan 2 dimensi yaitu cinta
parasosial dengan item berjumlah 11 dan persahabatan parasosial dengan jumlah item
sebanyak 13 item. Kisi-kisi alat ukur ini terdapat dalam tabel 2.1 versi yang sudah
diadaptasi oleh Malvisa (2020).

Tabel 3.1

Kisi-kisi alat ukur hasil adaptasi oleh Malvisa (2020)

Dimensi Sub Dimensi Item Contoh Item


Physical Attraction 1-4
Cinta
Emotional Response to
Parasosial 5-11
Character
Persahabatan Communication 12-17
Support and
Parasosial 18-24
Companionship

3.4.1 Validitas dan Reliabilitas

Alat ukur yang telah diadaptasi oleh Malvisa (2020) menggunakan bukti
validitas dan reliabilitas berdasarkan alat ukur yang telah ada. Hasil uji validitas
alat ukur tersebut didapatkan dari hasil expert review pada penelitian Thaufik
(2013) yang dilakukan oleh seseorang yang ahli dibidang terkait yang
menyatakan bahwa item-item dalam alat ukur ini sudah baik dan terdapat pula
bukti validitas hasil dari pengukuran yang dilakukan oleh Tukachinsky (2010).
Hasil validitas tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.2.

Alat ukur relasi parasosial tersebut juga telah diujicobakan oleh Thaufik
(2013) pada 28 orang perempuan dewasa awal (berusia 20-40) yang merupakan
fans idol K-pop dan memiliki nilai koefisien Cronbach’s Alpha yang dapat
dilihat dalam tabel 3.3. Selain hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh
Tukachinsky (2010) yang dapat dilihat dalam tabel 3.4.

3.4.2 Skoring dan Kategorisasi Data

Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang menggunakan skala


Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, ragu-ragu, tidak
sesuai, dan sangat sesuai. Setiap jawaban pada masing-masing item akan
diberikan skor 1-5 dan setiap item negatif akan dinilai sebaliknya. Semua skor
item nantinya akan dijumlahkan dan hasilnya akan dikelompokkan kedalam
kategori rendah dan tinggi. Kategorisasi skor tinggi dan rendah, peneliti
menggunakan kategori pada penelitian sebelumnya mengenai hubungan
parasosial oleh Thaufik (2013) yang dapat dilihat dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5

Kategorisasi hubungan parasosial oleh Thaufik (2013)


Dimensi Skor Kategori
44-55 Tinggi
Parasocial Love
11-43 Rendah
51-65 Tinggi
Parasocial Friendship
13-50 Rendah

3.5 Partisipan Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah penggemar K-pop di usia dewasa muda.
Teknik sampling yang akan digunakan adalah non-probability sampling dengan jenis
purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan cara menetapkan
ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan karakteristik sampel:

 Berusia 18-25 tahun


 Bergabung dengan suatu fandom
 Aktif menggunakan Twitter

3.6 Prosedur Penelitian

Pengambilan data akan dilakukan dengan pembagian formulir kuesioner online


dalam media Google Form yang disebarkan melalui sosial media Twitter. Kuesioner
penelitian juga akan disebarkan melalui grup chat dan personal chat menggunakan
aplikasi WhatsApp dan Direct Messenger Twitter untuk dapat menjangkau target
responden yang sesuai dengan kriteria. Calon responden yang sesuai dengan kriteria dan
bersedia untuk menjadi responden kemudian akan mengisi kuesioner penelitian secara
online dan mandiri. Google Form tersebut akan berupa data sosiodemografis dan item
dari alat ukur yang digunakan

3.7 Analisis Data


Skala Multi-PSR 24-item Tukachinsky (2010), menilai hubungan parasosial sebagai (a) para-
persahabatan, dukungan dan keintiman yang dibayangkan jika karakter media adalah orang
yang nyata, dan (b) para-cinta, menganggap karakter media sebagai menarik secara fisik dan
menginginkan karakter media.

Kami mengukur hubungan parasosial menggunakan Skala Multiple-PSR Tukachinsky


(2010). Skala ini menyentuh empat dimensi: komunikasi persahabatan parasosial (lima item,
misalnya, "Kadang-kadang saya berharap saya bisa meminta saran Amy"); dukun. gan
persahabatan parasosial (tujuh item, misalnya, "Saya bisa memiliki hubungan yang hangat
dengan Amy"); cinta parasosial-ketertarikan fisik (empat item, misalnya, "Saya menemukan
Amy sangat menarik secara fisik"); dan respons cinta-emosional parasosial (tujuh item,
misalnya, “Bagi saya, Amy bisa menjadi pasangan romantis yang sempurna”). Semua item
menampilkan set respons tipe Likert yang ditambatkan oleh 1 (sangat tidak setuju) dan 5
(sangat setuju). Kami menganalisis setiap dimensi secara terpisah.

Tukachinsky’s (2010) 24-item Multiple-PSR Scale, assesses parasocial relationship as (a)


para-friendship, the imagined support and intimacy if the media character were a real person,
and (b) para-love, perceiving a media character as physically attractive and desiring the
media character. We measured parasocial relationship using Tukachinsky’s (2010) Multiple-
PSR Scales. These scales tap four dimensions: parasocial friendship-communication (five
items, e.g., “Sometimes I wish I could ask Amy for advice”); parasocial friendship-support
(seven items, e.g., “I could have a warm relationship with Amy”); parasocial love-physical
attraction (four items, e.g., “I find Amy very attractive physically”); and parasocial love-
emotional response (seven items, e.g., “For me, Amy could be the perfect romantic partner”).
All items featured a Likert-type response set anchored by 1 (strongly disagree) and 5
(strongly agree). We analyzed each dimension separately *Parasocial Interaction and
Parasocial.pdf

Tukachinsky (2010) developed a scale to differentiate parasocial friendship from


parasocial love. This instrument successfully identified items that discriminate between the
two concepts, supported by factor analysis. The scales showed internal reliability and
construct validity, supporting the idea that not all PSRs can be evaluated in the same way
(https://sci-hub.hkvisa.net/10.1002/9781118783764.wbieme0069

Tukachinsky (2010) mengembangkan skala untuk membedakan persahabatan


parasosial dari cinta parasosial. Instrumen ini berhasil mengidentifikasi item-item yang
membedakan kedua konsep tersebut, didukung oleh analisis faktor. Timbangan menunjukkan
reliabilitas internal dan validitas konstruk, mendukung gagasan bahwa tidak semua PSR
dapat dievaluasi dengan cara yang sama

The present study aims to provide a richer and a more differentiated view of the
distinct types of PSR that viewers develop with media figures, thereby elucidating the
diversity and complexity of media involvement as well as the role media plays in viewers’
lives. More specifically, the present study examines parasocial love and parasocial friendship
as two, distinct facets of PSR. Parasocial friendship was chosen as a core form of PSR, given
the long-standing view of PSR as quasi-friendship (e.g., Rubin et al., 1985). This kind of PSR
is distinguished in this paper from parasocial love, because of their high prevalence in
society, as was discussed in the previous sections (e.g., Karniol, 2001). Tukachinsky (2010)

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pandangan yang lebih kaya dan lebih berbeda
tentang jenis-jenis PSR yang berbeda yang dikembangkan pemirsa dengan tokoh media,
sehingga menjelaskan keragaman dan kompleksitas keterlibatan media serta peran yang
dimainkan media dalam kehidupan pemirsa. Lebih khusus, penelitian ini meneliti cinta
parasosial dan persahabatan parasosial sebagai dua, aspek yang berbeda dari PSR.
Persahabatan parasosial dipilih sebagai bentuk inti dari PSR, mengingat pandangan lama
tentang PSR sebagai kuasi-persahabatan (misalnya, Rubin et al., 1985). Jenis PSR ini
dibedakan dalam makalah ini dari cinta parasosial, karena prevalensinya yang tinggi di
masyarakat, seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya (misalnya, Karniol, 2001).

Anda mungkin juga menyukai