Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mawadda Lukman

NIM : K11113357
No. Urut : 12
MODEL DASAR PERILAKU ORGANISASI
(ORGANIZATIONAL BEHAVIOR)

Perilaku Organisasi menurut Stephen P. Robbins adalah bidang studi yang


mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki efektivitas organisasi. Robbins menjelaskan bahwa perilaku organisasi
adalah studi yang mengambil pandangan mikro memberi tekanan pada individu-
individu dan kelompok-kelompok kecil. Perilaku organisasi memfokuskan diri kepada
perilaku di dalam organisasi dan seperangkat prestasi dan variabel mengenai sikap
yang sempit dari para pegawai, dan kepuasan kerja adalah yang banyak diperhatikan.
Definisi tersebut menegaskan kepada kita bahwa perilaku organisasi
menggambarkan sejumlah hal sebagai berikut :
1) Perilaku organisasi adalah cara berpikir. Perilaku ada pada diri individu,
kelompok, dan tingkat organisasi. Pendekatan ini menyarankan pada kita bahwa
pada saat mempelajari perilaku organisasi, maka harus diidentifikasi dengan jelas
tingkat analisisnya, apakah individu, kelompok dan/atau organisasi yang
digunakan.
2) Perilaku organisasi adalah multi disiplin. Yaitu menggunakan prinsip , model,
teori, dan metode-metode dari disiplin ilmu lain.
3) Perilaku organisasi berorientasi pada orientasi kemanusiaan. Manusia dan
perilaku mereka, persepsi, kapasitas pembelajar, perasaan, dan sasaran.
4) Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja. Sebuah organisasi akan berjalan
sesuai harapan apabila organisasi tersebut dapat memacu dan memaksimalkan
potensi individu didalamnya dengan baik dalam kinerja yang baik.
5) Lingkungan eksternal memberikan dampak signifikan terhadap perilaku
organisasi.
6) Metode ilmiah sangat penting dalam mempelajari perilaku organisasi, yaitu dalam
mempelajari variable dan keterkaitanya.
Model adalah abstraksi realitas, representasi sejumlah fenomena dunia nyata
yang disederhanakan. Berikut adalah gambar yang mendiskripsikan model OB
(Organizational Behavior).

Model ini mengusulkan bahwa ada 3 level analisis dalam OB yang ketika kita
beralih dari level individual ke level sistem organisasi, kita secara sistematis
menambah pemahaman kita tentang perilaku dalam organisasi, ketiga level dasar ini
dapat dianggap sebagai dasar pembentuk model. Setiap level dibangun diatas level
sebelumnya. Konsep-konsep kelompok tumbuh dari fondasi yang diletakkan dalam
bagian individu; kami meletakkan batasan-batasan struktural ke individual dan
kelompok untuk mendapatkan perilaku organisasi.
Disetiap tingkatan level dalam model diatas terdapat beberapa variable,
dimana variable tersebut terbagi atas variabel dependen dan variabel independen.
Variabel Dependen adalah faktor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau perkirakan
dan yang terpengaruh oleh faktor lain. Sedangkan Variabel Independen merupakan
dugaan penyebab dari sejumlah perubahan variabel dependen.
1. Variabel Dependen Perilaku Organisasi
Produktivitas
Organisasi dikatakan produktif jika ia mencapai sasarannya dan
melakukannya dengan mentransfer input ke output dengan biaya terendah.
Ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah
pencapaian sasaran, sementara efisiensi adalah rasio output efekif terhadap
input yg diperlukan untuk mencapainya.
Jika dikaitkan dengan implementasinya di rumah sakit (RS), maka
suatu rumah sakit dikatakan efisien ketika ia dapat melakukan hal itu dengan
biaya rendah. Jika rumah sakit dikelola untuk mencapai output lebih tinggi
dari para staffnya saat ini dengan mengurangi jumlah rata-rata hari seorang
pasien dirawat di tempat tidur atau dengan menaikkan jumlah kontak staff
pasien per hari, kita menyatakan rumah sakit tersebut meraih efisiesi
produktif.

Keabsenan
Keabsenan adalah tidak melapor untuk bekerja. Jelas sulit bagi
organisasi untuk beroperasi dengan mulus dan mampu meraih sasarannya
jika karyawan tidak melapor untuk pekerjaan mereka. Aliran kerja terganggu
dan sering keputusan-keputusan penting harus ditunda. Apakah semua absen
buruk, mungkin tidak.

Meski sebagian besar absen berdampak negatif pada organisasi, kita


dapat menyebutkan situasi yang didalamnya organisasi mungkin
mendapatkan manfaat jika karyawan secara sukarela memilih tidak datang ke
tempat kerja. Misalnya: sakit, kelelahan, atau stress berlebihan dapat secara
signifikan memangkas produktivitas karyawan.

Pengunduran diri
Pengunduran diri adalah pengunduran diri permanen sukarela atau
terpaksa dari organisasi. Tingkat pengunduran diri yang tinggi menghasilkan
peningkatan biaya perekruitan, seleksi, dan pelatihan.

Perilaku warga organisasi


Kewargaan Organisasi adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi
bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung
berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Organisasi menginginkan dan
membutuhkan karyawan yang bersedia melakukan semua hal yang bukan
tugasnya. Dan bukti menunjukkan organisasi yang mempunyai karyawan
semacam itu berkinerja melampui organisasi yang tidak memilikinya.
Hasilnya, OB memberi perhatian ke perilaku kewargaan organisasi sebagai
satu variabel dependen.

Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja pada poin ini, sebagai sikap umum individu terhadap
pekerjaannya. Dalam kepuasan kerja ini lebih mencerminkan sikap daripada
perilaku. Mengapa kemudian variabel itu menjadi variabel dependen utama?
Ada 2 alasan: variabel itu menunjukkan hubungan dengan faktor-faktor
kinerja dan kelabihsukaan terhadap nilai tertentu yang dipegang banyak
peneliti OB.

2. Variabel Independen Perilaku Organisasi


a) Variabel-variabel level individu:
Ciri biografis.
Kepribadian dan emosi.
Nilai.
Sikap.
Kemampuan.
Persepsi.
Motivasi.
Pembelajaran Individu.
Pengambilan keputusan.

b) Variabel-variabel level kelompok


Perilaku seseorang dalam kelompok melebihi jumlah total semua orang
tersebut yang bertindak sendiri. Kerumitan model kita meningkat ketika kita
mengakui bahwa perilaku manusia ketika mereka berada dalam kelompok
berbeda dari perilaku mereka ketika sendiri.
Adapun beberapa variabel dalam level kelompok adalah :
Komunikasi.
Konflik.
Kekuasaan dan politik.
Tim-tim kerja.
Struktur kelompok.
Pengambilan keputusan kelompok.
Kepemimpinan dan kepercayaan.

c) Variabel-Variabel level sistem organisasi


Perilaku organisasi menjangkau level tertinggi kecanggihan ketika
kita menambahkan struktur formal ke dalam pengetahuan kita sebelumnya
tentang individu dan kelompok.
Adapun beberapa variabel dalam level sistem organisasi adalah :
Struktur dan desain organisasi.
Desain kerja dan teknologi.
Budaya Organisasi.
Kebijakan dan praktek SDM.

Anda mungkin juga menyukai