Proposal Skripsi
Sarah Adelia
170901204
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2020
i
HUBUNGAN SELF-DISCLOSURE TERHADAP SELF-ESTEEM PADA
REMAJA YANG MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA “INSTAGRAM”
Oleh
Sarah Adelia
170901204
Tim Penguji
Proposal skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Dekan,
ii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Sarah Adelia, dengan disaksikan oleh
tim penguji proposal skripsi, dengan ini menyatakan bahwa:
1. Proposal skripsi ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Sejauh pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
2. Proposal skripsi ini adalah hasil karya ilmiah yang saya tulis dengan
dibimbing oleh dosen dari Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, dengan
demikian proposal skripsi ini merupakan karya intelektual UIN Ar-Raniry,
dan karenanya tidak akan saya publikasikan dalam bentuk apapun tanpa
seizin Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry.
Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya
bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.
Sarah Adelia
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
segenap kekuatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ini. Shalawat terhatur kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri
tauladan bagi ummatnya. Terima kasih yang berlimpah penulis ucapkan kepada
seluruh pihak yang membuat penulis menyelesaikan karya ini.
1. Kepada Ibu Dr. Salami, MA selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry
atas kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam memimpin Fakultas
Psikologi UIN Ar-Raniry.
2. Kepada Bapak Jasmadi Ali, S.Psi., MA., Psikolog selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi UIN Ar-Raniry atas segala kemudahan yang diberikan pada penulis
selama menjalankan pendidikan di Fakultas Psikologi.
3. Kepada Ibu Fatmawati Fadli, S.Psi., B.Psych (Hons), M.Sc selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia memberikan arahan, bimbingan, dukungan
dengan penuh kesabaran, pengertian dan keikhlasan dalam menyusun
karya ini.
4. Kepada Ibu (nama lengkap dengan gelar), Bapak (nama lengkap dengan
gelar) selaku dewan penguji yang telah memberikan banyak saran dan
bimbingan kepada penulis dalam proses penyelesaikan skripsi ini dari ujian
seminar proposal, seminar hasil hingga ujian skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry yang telah
memberikan bekal ilmu yang berharga.
6. Para staf pengelola Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, para staf
perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Ar-raniry dan para staf perpustakaan
UIN Ar-Raniry atas bantuan dan kerjasama yang diberikan.
7. Dan lain-lain
8. Keluarga
9. Teman-teman Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Angkatan 2017 lainnya
untuk bantuan dan perhatiannya.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan,
masukan dan dukungan do’a selama proses belajar dan penyusunan skripsi ini.
iv
Penulis berharap kekurangan dalam karya ini dapat diperbaiki dengan saran dan
kritik yang positif.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Banda Aceh, 10 September 2020
Sarah Adelia
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Rumusan Permasalahan .............................................................
C. Tujuan dan Manfaat .....................................................................
D. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ...............................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Self Disclosure.............................................................................
1. Pengertian Self Disclosure........................................................
2. Aspek-Aspek Self Disclosure ..................................................
3. Karakteristik Self Disclosure .....................................................
4. Tingkat Self Disclosure ............................................................
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Disclosure .................
B. Self Esteem.................................................................................
1. Pengertian Self Esteem ............................................................
2. Aspek-Aspek Self Esteem ........................................................
3. Karakteristik Self-Esteem
..........................................................
4. Tingkat self Esteem ..................................................................
5. Komponen Self Esteem ...........................................................
C. Remaja .......................................................................................
1. Pengertian Remaja ..................................................................
6
D. Pertanyaan penelitian/Hipotesis ................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Operasional variabel
B. Subjek Penelitian .........................................................................
C. Cara Pengumpulan Data .............................................................
D. Desain Penelitian .........................................................................
E. Cara Analisis Data .......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN
7
HUBUNGAN SELF-DISCLOSURE TERHADAP SELF-ESTEEM PADA
REMAJA YANG MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA “INSTAGRAM”
Abstract
8
HUBUNGAN SELF-DISCLOSURE TERHADAP SELF-ESTEEM PADA
REMAJA YANG MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA “INSTAGRAM”
Abstrak
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengungkapan diri adalah mengungkapkan aspek intim dari diri sendiri kepada
adalah suatu hal yang penting karena merupakan kemampuan yang harus
(Yuniar & Nurwidawati, 2013). Menurut Grene, Derlega, dan Mathews (Choi &
paling sedikit satu kali sehari, jika tidak mengungkapkan diri melalui media sosial
maka orang tersebut melakukan pengungkapan diri kepada orang lain (Choi &
Bazarova, 2014).
keterbukaan diri adalah suatu proses menghadirkan diri yang terwujud dalam
tidak diceritakan kepada orang lain. Istilah keterbukaan diri mengacu pada
pengungkapan diri atau keterbukaan diri adalah kegiatan membagi perasaan dan
informasi yang akrab dengan orang lain. Keterbukaan diri bersifat deskriptif dan
10
evaluatif. Keterbukaan diri deskriptif adalah kegiatan melukiskan berbagai fakta
mengenai diri individu yang belum diketahui oleh orang lain yang berada di
Pengungkapan diri bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak,
remaja, sampai orang tua. Salah satu manfaat pengungkapan diri yaitu dapat
Disisi lain pengungkapan diri juga menimbulkan resiko, salah satunya seperti
orang yang dapat dipercaya agar tidak mengalami penolakan, karena tidak
menutup kemungkinan lawan bicara orang tersebut merasa tidak senang atau
Di era zaman yang serba instan dan cepat ini, kecanggihan teknologi
seperti adanya media sosial telah memfasilitasi manusia sebagai makhluk sosial
untuk berkomunikasi. Menurut Rogers dan Kincaid (Mailoor, Senduk, & Londa,
atau perasaannya agar orang lain memberikan tanggapan, serta orang tersebut
dapat mengekspresikan keunikan yang ada didalam dirinya. Melalui media sosial
11
dan secara serentak diterima oleh para pengguna media sosial, tanpa harus
Media sosial instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video
digital dan membagikannya keberbagai layan jejaring sosial. Salah satu fasilitas
instagram yang dimiliki adalah update status. Fasilitas update status menjadi
ke publik atau pengguna media sosial lainnya. Hal ini merupakan salah satu tipe
komunikasi dimana informasi diri sendiri (self) yang biasanya disembunyikan dari
orang lain kini dikomunikasikan kepada orang lain (Rakhmat, 2005). Boyd dan
identitas diri.
setelah orang lain mengetahui aktivitas apa saja yang dia lakukan.
“saya membuka media sosial sering banget, bisa dibilang hampir setiap 1
jam sekali. Media sosial khususnya instagram yang saya buka karena
disitu saya bisa meluapkan semua apa yang saya alami. Instagram itu
12
kan orang lain enggak tau yang mana saya, jadi saya enggak ada
ketakutan untuk orang lain tau muka saya, dari itu banyak orang yang
memperhatikan saya pada setiap unggahan saya. Saya merasa senang
jika orang lain tau tentang saya. Saya juga sering berkomentar tentang
orang lain. (W2. 12 november 2019)
rahasia kepada orang lain. Kesediaan membuka diri tersebut berawal dari
adanya penilaian positif terhadap orang lain (Sari, dkk, 2006). Semakin
harga diri rendah untuk melindungi diri dari umpan balik negatif.
B. Rumusan Masalah
media sosial akan berpengaruh terhadap harga diri yang bersifat positif dimana
individu akan merasa dihargai akan keberadaan nya atau bersifat negatif dengan
13
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi wawasan
keilmuan, khususnya di bidang Psikologi apa?. Manfaat praktis dari penelitian ini
Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut
sosial blackberry messenger, didapatkan hasil yang positif dan signifikan. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat self-esteem individu maka semakin tinggi tingkat
dimiliki individu maka semakin tinggi juga tingkat self esteem individu tersebut.
Working: Individuals With Low Self-Esteem Recognize but Do Not Reap the
Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan harga diri rendah lebih banyak
mengungkapkan hal-hal yang kurang positif dan lebih banyak mengungkap hal-
hal yang negatif dibanding dengan individu dengan harga diri tinggi. Individu
14
Penelitian Novi dan Rian (2017) mengenai “Hubungan Antara, Self-
berperilaku seseorang saat chatting pun tidak bisa lepas dari pengaruh self-
esteem orang itu sendiri. Seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi
akan mampu untuk menghargai dirinya sendiri tanpa harus tergantung pada
penilaian orang lain tentang sifat atau kepribadiannya baik itu positif maupun
negatif. oleh karena itu apabila orang berkomunikasi saat chatting, seseorang
yang memiliki self esteem akan cenderung mampu untuk menunjukkan self-
hubungan sosial.
informasi pribadi yang intim diyakini menjadi cara agar bisa diterima oleh
membuat seseorang tidak perlu khawatir akan penilaian orang lain (Ardi, 2004).
Individu akan merasa bebas mengekpresikan dirinya dengan membuka diri lebih
banyak. Orang yang berasal dari kebudayaan individual tidak terlalu melihat
15
facebook sebagai sarana untuk mendapatkan pengakuan kelompok dengan
membuka diri
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Self-Dislosure
1. Pengertian Self-Disclosure
dari pendengarnya.selain itu, ada nya indikasi resiko yang akan dihadapi jika
oranglain.
membagikan informasi tentang dirinya yang tidak diperoleh dari sumber lain
selain dari individu tersebut, sehingga memiliki resiko dapat dimanfaatkan oleh
17
Galvan, Dawn, dan Carma (2015) menjelaskan kepercayaan dalam
pengunkapan diri ditandai dengan perasaan aman dan nyaman saat berbagi
dengan orang lain, dengan kata lain individu akan merasa aman dan nyaman
saat orang lain mengetahui kelemahan, kekurangan serta ketakutan diri sendiri
2. Aspek-Aspek Self-Disclosure
aspek, yaitu :
1. Amount (Ukuran)
2. Valence (valensi)
Kualitas ini akan menimbulkan dampak berbeda, baik pada orang yang
ataupun berbohong.
18
4. Intention (tujuan dan maksud)
5. Intimancy (keintiman)
yang dipercaya.
3. Karakteristik Self-Disclosure
1. Self-disclosure adalah suatu tipe komunikasi tentang informasi diri yang pada
khusus adalah rahasia yang diungkapkan kepada orang lain secara pribadi
karena itu keterbukaan diri merupakan informasi yang harus diterima dan
19
4. Tingkatan Self-Disclosure
tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini
isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak
mengungkapkan diri.
c. Menyatakan gagasan atau pendapat: sudah mulai dijalin hubungan yang erat.
d. Perasaan: setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama
tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap
mendalam.
individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang
20
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-Disclosure
1. Efek Diadik
Self-disclosure itu bersifat timbal balik. Oleh karena itu, keterbukaan diri kita
interaksi antara kita dan lawan komunikasi bisa berlangsung. Keterbukaan diri
antara dua orang untuk membuka diri juga. Inilah yang dinamakan efek diadik
tersebut.
2. Ukuran Khalayak
pribadi. Oleh karena itu, self disclosure lebih besar kemungkinannya terjadi
khalayak komunikasi itu besar jumlahnya maka kita akan sulit mengontrol dan
menerima umpan balik dari lawan komunikasi kita. Apabila khalayaknya kecil
saja maka kita bisa mengontrol situasi komunikasi dan bisa melihat umpan
balik itu. Apabila lawan komunikasi kita memberikan respons yang baik
terhadap self disclosure kita, dengan melakukan self disclosure juga maka
proses komunikasi yang menyingkapkan diri kita itu akan terus berlangsung.
3. Topik Bahasan
Pada awalnya orang akan selalu berbicara hal-hal yang umum saja. Makin
akrab maka akan makin mendalam topik pembicaraan kita. Tidak mungkin kita
21
berbicara soal-soal yang sangat pribadi, misalnya kehidupan seksual kita,
pada orang yang baru kita kenal. Kita akan lebih memilih topik percakapan
yang umum, seperti soal cuaca, politik secara umum, kondisi keuangan
4. Valensi
Ini terkait dengan sifat positif atau negatif self-disclosure. Pada umumnya,
komunikasi kita bukanlah orang yang kita akrabi betul. Namun, apabila lawan
komunikasi kita itu adalah orang yang sudah akrab maka self-disclosure
5. Jenis Kelamin
Wanita lebih terbuka dibandingkan dengan pria. Bisa saja ungkapan tersebut
wanita mengungkapkan dirinya pada orang yang dia sukai maka pria
Ini juga bisa saja dipandang sebagai bentuk stereotip atas Ras, Nasionalitas,
dan usia. Namun, kenyataan menunjukkan memang ada ras-ras tertentu yang
22
lebih banyak dilakukan oleh orang yang berusia antara 17-50 tahun
B. Self Esteem
yang dibuat individu mengenai sesuatu yang berkaitan dengan dirinya, yang
diekspresikan dalam suatu bentuk sikap setuju atau tidak setuju dan
Kreitner dan kinicki (2000), harga diri adalah suatu keyakinan nilai diri
sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Orang dengan harga diri
yang tinggi memandang diri mereka sendiri berharga, mampu dan dapat
diterima. Orang dengan harga diri yang rendah memandang diri mereka sendiri
dalam pemahaman yang negatif. Mereka tidak merasa baik dengan diri mereka
sendiri dan dipenuhi dengan rasa sangsi akan dirinya sendiri. Frey dan Carlock
(dalam Simbolon, 2008) harga diri adalah penilaian yang mengacu pada
penilaian positif, negatif, netral dan ambigu yang merupakan bagian dari konsep
sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya. Dalam harga diri tercakup
23
Burn (1993) harga diri adalah penilaian terhadap diri yang dipengaruhi
oleh karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding. Harga diri
2. Aspek-Aspek Self-Esteem
yaitu:
1. Power (Kekuasaan).
Kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol tingkah laku diri sendiri dan
orang lain. Hal ini ditandai dengan adanya penghargaan dan penerimaan dari
2. Significance (Keberartian).
yang diterima individu dari orang lain, hal tersebut merupakan penghargaan
dan minat dari orang lain dan pertanda penerimaan dan popularitasnya. Hal
dirinya.
3. Virtue (Kebajikan).
ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang dilarang dan
melakukan tingkah laku yang diperbolehkan oleh moral, etika, dan agama.
pekerjaan dengan baik dari level yang tinggi dan usia yang berbeda.
24
3. Karakteristik Self-Esteem
a. Physical attribute
fisik yang ada pada dirinya. Kondisi fisik yang dibahas di sini diantaranya
c. Affective state
kepuasan terhadap diri sendiri. Individu dengan penilaian diri yang rendah
individu dengan penilaian diri yang tinggi memiliki kepercayaan diri yang
d. Self values
keberhargaan dirinya seseuai dengan nilai yang berlaku dan ideal self yang
dimilikinya.
25
Menurut Coopersmith (1967), individu dengan self-esteem yang berbeda
hidup dalam dunia yang berbeda. Menurutnya, individu yang memiliki penilaian
yang rentan terhadap dirinya terhambat oleh tingkat kecemasannya yang tinggi,
Individu yang memiliki self-esteem tinggi akan puas dengan karakter dan
dapat melakukan evaluasi secara positif serta memiliki self worth yang positif dan
(Coopersmith, 1967).
sesuatu. Gambaran dirinya akan menjelaskan bahwa dia adalah seorang yang
1967).
pendapat yang ia miliki (Coopersmith, 1967). Selain itu, mereka juga percaya diri
dengan padangan dan keputusan yang mereka buat, sikap-sikap positif yang
26
dimiliki oleh individu dengan harga diri tinggi akan membimbing mereka pada
penerimaan pribadi dan kepercayaan terhadap reaksi dan konklusi yang mereka
Ketika terlibat dalam sebuah diskusi mereka akan lebih senang untuk
yang baik tentang dirinya, dan sangat menyukai tantangan dan tugas-tugas baru
1967). Selain itu sikap-sikap positif mengenai diri mereka sendiri juga akan
1967).
self-esteem yang tinggi dalam hal penerimaan diri. Mereka memiliki penerimaan
yang relatif baik, pertahanan yang baik, serta pemahaman dan penghargaan
ragu-ragu dengan penghargaan yang mereka miliki dan cenderung tidak yakin
27
moderat dibanding yang lain. Mereka tidak menilai diri mereka sebagai yang
dirinya dan tidak mampu menilai kemampuan dan atribut-atribut dalam dirinya
(Coopersmith, 1967).
dalam dirinya secara negatif. Mereka mempunyai sikap yang negatif terhadap diri
mereka sendiri. Gambaran yang mereka buat cenderung memberi kesan depresi
dan pesimis. Mereka merasa bahwa mereka bukan orang penting dan pantas
disukai. Menurut mereka, mereka tidak bisa melakukan apapun yang mereka
ingin lakukan. Mereka tidak yakin dengan ide, kemampuan, dan pandangan
individu yang memiliki tingkat harga diri tinggi, individu ini memiliki self-
consciousness yang tinggi dan terlalu sibuk dengan masalah internal mereka.
Kesadaran mengenai diri mereka sendiri yang tinggi, mengganggu mereka untuk
bisa terlibat dengan orang lain dan isu-isu yang ada dan menyebabkan mereka
(Coopersmith, 1967).
diri sendiri. Mereka merasa terlalu lemah untuk melakukan konfrontasi dan
28
diri yang rendah memiliki perasaan ditolak, ragu-ragu, dan tidak berharga.
1967).
a. Successes
b. Nilai-Nilai (value)
dari orang tua dan figur-figur signifikan lainnya dalam hidup. Faktor-faktor seperti
penerimaan dan respek dari orang tua merupakan hal-hal yang dapat
memperkuat penerimaan nilai-nilai dari orang tua tersebut. Hal ini juga
29
Esteem akan berpengaruh pula dalam pembentukan nilai-nilai yang realistis dan
stabil.
c. Aspirasi-aspirasi
tingkah laku yang bernilai, maka individu akan menyimpulkan bahwa dirinya
Ada perbedaan esensial antara tujuan yang terikat secara sosial (public
goals) dan tujuan yang bersifat self significant yang ditetapkan individu. Individu-
individu yang berbeda tingkat Self Esteemnya tidak akan berbeda dalam public
goalnya, tetapi berbeda dalam personal ideals yang ditetapkan untuk dirinya
sendiri. Individu dengan Self Esteem tinggi menentukan tujuan yang lebih tinggi
esteem tinggi berharap lebih pada dirinya sendiri, serta memelihara perasaan
mencapai standar yang ditentukannya. Hal ini memunculkan sikap diri (self
attitude) yang lebih baik sehingga mereka tidak diasosiasikan dengan standar
personal yang rendah dan menilai sukses karena mencapai standar tersebut.
Tetapi karena standar tinggi yang secara objektif dapat dicapainya, individu
30
Pengharapan ini menunjukan suatu kepercayaan terhadap keadekuatan
segala macam cara yang dibutuhkan untuk berhasil. Keyakinan tersebut bersifat
ini ditunjukkan melalui sikap asertif, self trust, dan keinginan kuat untuk
bereksplorasi.
seperti individu dengan self-esteem tinggi, tetapi dia tidak yakni kesuksesan
tersebut akan terjadi pada dirinya. Sikap pesimis itu merupakan ekspresi
a. Defenses
sumber evaluasi diri yang positif, namun ada pula yang menghasilkan penilaian
diri yang negatif. Kenyataan ini tidak akan mudah diamati dan diukur pada tipe
diri tertentu yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri pada penilaian
31
Coopersmith (1967) mengungkapkan bahwa proses penilaian diri muncul
dan penilaian subjektif terhadap keberhasilan, yang dipengaruhi oleh nilai yang
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
kata adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah ini
tidak lagi merasa di bawah tingkatan orang-orang yang lebih tua, melainkan
32
perubahan besar mengenai fungsi rohaniah dan jasmaniah. Perubahan yang
sangat menonjol dalam periode ini adalah kesadaran yang mendalam mengenai
diri sendiri, dimana remaja mulai meyakini kemampuannya, potensi dan cita-
2. Karakteristik Remaja
Selain konsep tentang remaja, batasan usia untuk remaja juga tidak
individu yang dikatakan remaja ialah individu yang berusia 11-24 tahun dan
sudah menikah, pada usia berapa pun di anggap dan diperlakukan sebagai
orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat
dan keluarga (Sarwono, 2011). Meskipun rentang usia remaja dapat bervariasi
terkait dengan lingkungan, budaya dan historisnya, namun menurut salah satu
ahli perkembangan yakni Santrock menetapkan masa remaja dimulai sekitar usia
dapat berkisar mulai dari perkembangan fungsi seksual hingga proses berpikir
tersebut menjadi periode awal dan periode akhir. Masa remaja awal (early
atau sekolah menengah akhir dan pubertas besar terjadi pada masa ini. Masa
33
remaja akhir (late adolescence) kurang lebih terjadi pada pertengahan
dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Minat, karir, pacaran dan eksplorasi
identitas sering kali lebih menonjol di masa remaja akhir dibandingkan di masa
maka demi keperluan penelitian ini dapat disimpulkan untuk batas usia remaja
yakni, remaja merupakan individu yang tergolong dalam masa remaja akhir atau
D. Hipotesis
34
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Variabel Independen
Disclosure).
b. Variabel Dependen
a. Self-Disclosure
biasanya disembunyikan atau tidak diceritakan kepada orang lain. Aspek yang
b. Self-Esteem
35
empat aspek dalam harga diri, yaitu power (Kekuasaan), significance
tokoh
B. Subjek Penelitian
sifat yang sama yang ditetapkan peneliti untuk menjadi subjek penelitian dan
padanya akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian, ini tidak
c. Menggunakan isntagram
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dikenai langsung oleh suatu
1. Metode
acak.
36
ingin diukur (Noor, 2011). Penelitian ini penelitian menggunakan dua skala untuk
self-dislosure yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspek yang
dikemukakan oleh Devito (dalam Zuyina, 2010), yaitu amount (Ukuran), valence
bentuk aitem-aitem yang terdiri dari pernyataan yang favourable dan pernyataan
dari skala tersebut merupakan modifikasi skala Likert yang terdiri dari empat
pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS). Cara ini disebut dengan modifikasi skala likert, yaitu menyesuaikan
belum dapat memberi jawaban atau bersikap netral diri, dalam arti setuju tidak,
dalampenelitian ini adalah skala yang disusun penulis berdasarkan teori yang
37
Aspek-aspek skala self-esteem dalam penelitian ini dijabarkan dalam
bentuk aitem-aitem yang terdiri dari pernyataan yang favourable dan pernyataan
dari skala tersebut merupakan modifikasi skala Likert yang terdiri dari empat
pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS). Cara ini disebut dengan modifikasi skala likert, yaitu menyesuaikan
belum dapat memberi jawaban atau bersikap netral diri, dalam arti setuju tidak,
D. Desain Penelitian
meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain,
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data penelitian
berasal dari polpulasi dengan normal atau tidak. Data yang dinyatakan
terdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikan lebih besar dari alpha yaotu
38
0,05. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi yangdiperoleh lebih kecil dari alpha
windows.
b. Uji linearitas
Uji linear ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel terikat dan
terdapat korelasi yang linear antara kedua variabel. Korelasi linear terjadi apabila
dua variabel mempunyai nilai signifikansi (p) kurang dari 0,05 (p<0,05).
Sebaliknya jika nilai signifikansi (p) lebh besar dari 0,05 (p>0,05) maka
hubungan antar kedua variabel dikatakan tidak linear (Azwar, 2009). Pada
2. Uji Hipotesis
antara pengungkapan diri dengan harga diri pada remaja yang menggunakan
instagram. Hubungan negatif terhadi jika peningkatan nilai pada suatu variabel
akan diikuti oleh penurunan nilai pada variabel lainnya, atau sebaliknya (Prasetyo
dan Miftahul, 2005). Pada penelitian ini untuk menguji hipotetsis menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment dengan Program SPSS versi 16 for
windows.
39
Daftar Pustaka
Abdillah M.A.E. 2014. Hubungan Sensationa Seeking Dengan Self Esteem Pada
Cosplayer.Universitas Pendidikan Indonesia.
Choi H.Y & Bazarova N.N.2014. Self‐Disclosure in Social Media: Extending the
Functional Approach to Disclosure Motivations and Characteristics on
Social Network Sites.Volume 64. Issue 4.
Galvin, K, Dawn. O., & Carma, L. 2005. Family Communication Choesion and
Change. USA: Pearson Education.
Mailoor A, Senduk j.j, Londa J.W. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Sosial
Snapchat Terhadap Pengungkapan Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi.
Volume 4. Nomor 1. dimiringkan nama jurnalnya
40
Noo, Juliansyah.2001. metode penelitian: skripsi, tesis, disertasi dan karya
ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada media Group
Novi N.S,Rian D.2017. Hubungan Antara, Self Esteem dengan Self Disclosure
pada Saat Chatting di Facebook. Jurnal pendidikan. Volume 6. Nomor 1.
Prasetyo & Miftahul, L.J,.2005. Metode Penelitian Kuantitatif; Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sunjoyo, setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A.2013.
Aplikasi SPSS untuk Smart Riset: Program IBM SPSS 21.0. Bandung:
Alfabeta.
41
Perbaikan 3:
1. Warna kuning: tata tulis masih belum benar
3. Daftar isi ditulis isi dan halaman, begitu juga dengan proposal ditulis nomor.
Perbaikan 2:
1. A. Latar Belakang
-Datanya masih kurang, ditambah lagi teorinya
3. Daftar Pustaka
-Tulis sesuai abjad dan baris kedua masuk ke dalam dirapikan semuanya.
42