Anda di halaman 1dari 3

Kesimpulan Ok

1. Instalasi Bedah Sentral memiliki visi dan misi yang telah memenuhi kriteria uji
checklist. Sedangkan dari segi tujuan, instalasi bedah sentral tidak memiliki batas
waktu untuk pencapaian tujuan tersebut.
2. Instalasi Bedah Sentral memiliki luas ± 450 m², dimana didalamnya terbagi atas
beberapa ruangan antara lain yakni ruang premedikasi, kamar operasi (ada sebanyak 4
kamar OK), ruang pemulihan (recovery room/RR), ruang dokter, ruang ganti pria,
ruang ganti wanita, serta ruang tunggu yang berada didepan ruang Instalasi Bedah
Sentral.
3. Beberapa pembagian zona ruang di Instalasi Bedah Sentral antara lain Zona tingkat
resiko rendah, Zona tingkat resiko sedang, Zona tingkat resiko tinggi, Zona tingkat
resiko sangat tinggi, dan Zona Nuklei Steril. Namun, lalu lintas didalam instalasi ini
masih ada yang tidak teratur dan agak simpang siur, karena terdapat ruangan yang
termasuk dalam zona tingkat resiko tinggi, namun apabila diakses harus melewati
ruangan dengan tingkat resiko rendah sehingga beresiko terjadinya keterpaparan
mikrobiologi, kuman, atau bakteri.
4. Komponen ruang operasi di Instalasi Bedah Sentral (seperti lantai, dinding, langit-
langit, dan pintu) belum memenuhi beberapa standar dalam Ketentuan Syarat
Bangunan Kamar Operasi Dalam Pedoman Teknis Ruang Operasi Kemenkes RI
Tahun 2012 karena tidak dilakukannya pengukuran terhadap ketahanan listrik lantai
tiap bulan. Selain itu, pintu di ruang operasi juga belum memenuhi standar karena
masih menggunakan pintu ayun (swing), serta tidak menggunakan sakelar injakan
kaki atau siku tangan atau menggunakan sensor, namun dalam keadaan listrik
penggerak pintu rusak, pintu dapat dibuka secara manual. Dinding dan langit-langit
kamar operasi juga tidak kedap air sehingga masih sering berjamur, dan pintu kamar
operasi juga belum dilengkapi dengan kaca pengintai, sehingga dokter atau pihak-
pihak yang berkepentingan lainnnya tidak dapat melakukan pengawasan terhadap
proses operasi dari luar kamar operasi.
5. Kondisi ruang Instalasi Bedah Sentral belum memenuhi beberapa standar persyaratan
yang telah ditetapkan Syarat Ruang Operasi dalam Pedoman Teknis Ruang Operasi
Kemenkes RI Tahun 2012 terkait syarat pencahayaan, temperatur, kebisingan, serta
sistem proteksi petir. Pencahayaan di ruang operasi RSUD Haji Prov.Sul-sel
maksimal hanya pada 250 Lux, dimana syarat pencahayaan berdasarkan ketetapan
diatas min.2000 Lux. Dari segi temperatur, masih ada 1 kamar operasi yang memiliki
suhu melebihi standar yaitu 27,10C. Selain itu, dari pihak rumah sakit juga tidak
melakukan pengukuran kebisingan ruang operasi, sehingga belum memenuhi standar.
Dan sistem proteksi petir di ruang operasi juga belum diterapkan sehingga masih
beresiko terjadinya kerusakan yang disebabkan sambaran petir terhadap bangunan
ruang operasi rumah sakit dan peralatan yang diproteksinya, serta melindungi
manusia di dalamnya.
6. Beberapa jenis ruangan yang terdapat di Instalasi Bedah Sentral RSUD Haji Prov.
Sul-Sel belum memenuhi Standar Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B
Menurut Kemenkes RI Tahun 2012 karena masih ada beberapa jenis ruangan yang
tidak ada dalam instalasi tersebut, dan untuk menanggulangi hal tersebut ada beberapa
ruangan yang memiliki beberapa fungsi sekaligus, seperti ruang registrasi yang
sekaligus menjadi ruang Depo farmasi, dan salah satu ruang dalam ruang operasi
dijadikan sebagai ruangan multifungsi sebagai ruang sterilisasi, sekaligus ruang untuk
penyimpanan barang-barang steril & instrumen. Dan dari beberapa ruangan yang ada,
sebagian besar memiliki luas ruangan yang telah memenuhi standar tersebut. Namun,
dari segi jenis peralatan yang seharusnya ada juga belum terpenuhi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sebagian besar ruangan dalam Instalasi Bedah Sentral ini belum
memenuhi standar.
7. Ruang operasi di RSUD Haji Prov. Sul-Sel tidak memenuhi standar Berdasarkan
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, dimana standar suhu ideal ruang operasi
adalah 19-240C. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran terlihat bahwa semua
runag operasi yan tersedia memiliki suhu yang melebihi standar. Dilihat dari segi
kelembaban, standar kelembaban berdasarkan Pedoman Teknis Bangunan Rumah
Sakit adalah 45-60%. Dan berdasarkan hasil pengukuran terlihat bahwa semua ruang
operasi telah memenuhi standar. Dari segi pencahayaan, standar berdasarkan
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit adalah pencahayaan 300-600 Lux.
Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran terlihat bahwa sebagian besar ruang operasi
belum memenuhi standar karena pencahayaan minimal di ruang operasi adalah 84,78
Lux dan maksimal adalah 250 Lux. Sehingga dapat dikatakan, di ruang operasi RSUD
Haji Prov.Sul-sel tidak memenuhi standar pencahayaan yang telah ditentukan.
8. Masih ada beberapa jenis peralatan yang belum tersedia di Instalasi Bedah Sentral
RSUD Haji Makassar, padahal seharusnya peralatan tersebut tersedia sesuai dengan
Standar Peralatan Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Kelas B Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
RS. Total peralatan yang tersedia hanya sekitar 41% dari total peralatan yang
seharusnya disediakan oleh instalasi bedah rumah sakit kelas B. Hal tersebut dapat
disebabkan karena ada beberapa jenis peralatan yang disimpan di instalasi lain seperti
alat C-arm, Syringe Pump, dan Infusion Pump yang ada di Instalasi ICU, serta ada
pula yang memang belum disediakan oleh instalasi tersebut.
9. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, jumlah kunjungan pasien operasi terbanyak
yaitu pada tahun 2013 sebanyak 1504 kunjungan. Dan pada tahun 2014, jumlah
kunjungan pasien operasi tersebut mengalami penurunan menjadi 1474. Adapun
kategori operasi yang sering dilakukan tiap tahunnya adalah operasi besar. Dan data
terakhir di RSUD Haji Prov. Sul-sel terkait jumlah kunjungan pasien operasi hingga
pada bulan September tahun 2015 ini sebanyak 861 kunjungan.

Anda mungkin juga menyukai